Anda di halaman 1dari 23

PROPOSAL

ANALISIS PENGELOLAHAN DANA DESA PADA TAHUN ANGGARAN 2022

DI DESA WERBES DISTRIK BIKAR KABUPATEN TAMBRAUW

PROVINSI PAPUA BARAT DAYA

Di susun Oleh:

AGUSTINA YEBLO
NIM. 201816 201102

PROGRAM STUDI ILMU MANAJEMEN

FAKULTAS ILMU EKONOMI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SORONG

SORONG 2023
COVER ............................................................................................................ i
LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................... ii
DAFTAR ISI ................................................................................................. iii
DAFTAR TABEL ......................................................................................... iv
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... v

BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1


A. Latar Belakang Masalah ..................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .............................................................................. 5
C. Tujuan Penelitian ............................................................................... 5
D. Manfaat Penelitian .............................................................................. 5
BAB II KAJIAN TEORI................................................................................ 6
A. Pendampin Desa ................................................................................. 6
B. Konsep Pendampin Desa..................................................................... 9
C. Konsep Pembangunan Desa ............................................................... 10
D. Musyawarah Desa .............................................................................. 12
BAB II METODE PENELITIAN................................................................. 12
A. Tipe Penelitian..................................................................................... 12
B. Lokasi Penelitian ................................................................................ 13
C. Jenis dan Sumber Data........................................................................ 13
D. Teknik Pengumpulan Data.................................................................. 13
E. Teknis Analisis Data .......................................................................... 13
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Makalah
Pemerintah Desa Werbes merupakan sebuah jabatan dibawah pemerintahan
Distrik dan Kabupaten/kota di Provinsi Papua Barat Daya, sesuai dengan peraturan
perundang-undangan Desa dan peraturan Kementerian Desa, untuk dapat mengatur
arahnya proses pencairan Dana Desa melalu Dinas terkait dalam hal ini Dinas
Pemberdayaan Masyarakat di tingkat kabupaten Tambrauw Provinsi Papua Barat, agar
Kepala Desa dan aparat desa serta Ketua Bamuskam Desa untuk dapat mengelolahan
Keuangan/ Dana Desa untuk dapat menata dan membangun desa maupun masyarakat desa
yang ada di desa itu. Berdasarkan Undang-Undang Desa dan bertugas untuk meningkatkan
Pemberdayaan masyarakat di sebuah Desa dan proses pembangunan sumberdaya manusia
dalam menggali potensi pribadi masyarakat. Pemerintah desa adalah sebuah jabatan
dibawah Pemerintah Distrik dan kabupaten sesuai dengan peraturan Kementerian Desa,
Pembangunan Daerah berdasarkan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang
Desa yang bertugas mendampingi desa dalam penyelenggraan pembangunan desa dan
pemberdayaan masyarakat desa.
Berlakunya Undang-undang No. 6 Tahun 2014 tentang desa menjadi awal dari
sebuah desa untuk menentukan peran dan kewenangannya. Dengan adanya Undang-
undang tersebut diharapkan pemerintahan desa dapat membangun perekonomian
masyarakat desa menuju desa yang mandiri. Pemerintah Desa adalah sebuah peraturan
yang di atur sesuai dengan peraturan Perundang-undangan dan peraturan Kementerian
Desa sesuai dengan program Pembangunan di masing –masing desa tersebut..
Undang-undang Desa mengatur bangaimana pemberdayaan masyarakat di
sebuah Desa sesuai dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 6 Tahun
2014 tentang peraturan Pemerintahan Desa Werbes sebagai pimpinan yang lebih tertinggi
untuk dapat mengatur jalannya pembangunan desa yang betul berdampak dan sasaran
maupun mewujudkan kehidupan masyarakat dan kesejahteraan masyarakat kecil hingga
memenuhi

1 Soejono Soekanto, Patologi Sosial, (Jakarta: Rineka Cipta, 1986), h.220


2 David Barry, Pokok-pokok fikiran dalam sosiologi, (Jakarta: CV Rajawali Press,1984), h.268
3 Shabri Anwar dan Jamaluddin,Pendidikan Al-qur’an Kh Bustani Qadri (Indragiri Hilir: PT Indragiri,
2020), hal.76
4 Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar,Jakarta, 2002,hal.243
5 Chambers, Robert, (1987), Pembangunan Desa Mulai dari Belakang, Jakarta: LP3ES. Collier,
William. 1996, Pendekatan Baru dalam Pembangunan Pedesaan di Jawa, Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

kehidupan mereka semakin meningkatkan kehidupan manusia yang lebih


memilik kualitas dan bermutu.
Program Pemerintahan Desa Werbes perlu di atur dan di bahas bersama Ketua
Bamuskam Desa serta jajarannya untuk dapat membicarakan kepentingan pembangunan
yang bersifat umum digunakan oleh masyarakat di Desa Werbes seperti’ Pembangunan
Perumahan Masyarakat desa, Pembangunan Kantor Desa, Air Bersih, Listrik,/Lampu,
Penataan Ruang Desa, Pembangunan Desa Wisata Adat, Pembinaan Aparatur Desa,
Pembantuah Penyuruhan di bidang kesehatan bagia masyarakat, Pembiyaan Pendidikan
bagi Pelajar dan Mahasiswa, dan dalam tahapan berjalan dengan pembangunan yang ada
dalam Desa Werbes sesuai dengan kebutuhan sumber dana yang ada, agar masyarakat itu
rasa memilik fungsi dan manfaatnya maka setiap tahun perlu di buat dalam bentuk
Laporan Pertanggung Jawabkan Dana Desa sesuai dengan laporan dan pertanggung
jawabkan tahun aggaran 2022.
Desa adalah sebuah jabatan di bawah Pemerintahan Kabupaten melalui Dinas
Pemberdayaan Masyarakat dibawah pemerintahan Distrik sesuai dengan undang undang
Kementrian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Tranmigrasi Indonesia yang
pembentukannya berdasarkan undang-undang desa dan bertugas untuk meningkatkan
keberdayaan masyarakat di sebuah desa.
Undang-Undang Nomor 6 tahun 2014 tentang Desa pada Pasal 1 di jelaskan
pengertian Desa yakni Desa adalah desa atau yang disebut dengan nama lain, selanjutnya
disebut Desa yang memiliki batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus
urusan pemerintahan, kepentingan masyarakat setempat berdasarkan prakarsa masyarakat,
hak asal usul, dan/atau hak tradisional yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan
Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Desa memiliki kewenangan untuk mengatur dan mengurus kepentingan warganya
dalam segala aspek, baik dalam pelayanan publiK dan pemberdayaan masyarakat. Peranan
pemerintah Desa memang dirasa sangat dibutuhkan dalam berbagai aspek kehidupan
masyarakatnya, inovasi baru serta perhatian pemerintah Desa pada sarana prasarana Desa
juga sangat diperlukan demi terwujudnya pembangunan yang seutuhnya.

6. Peraturan Menteri Desa, Pembangun Daerah Tertinggal, dan Tranmigrasi Revublik Indonesia Nomor 3
Tahun 2015
7. Perat uran Pemerintah Revublik Indonesia Nomor 47 Tahun 2015 Perubahan atas Peraturan
Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 Tentang Peraturan Pelaksanaan Undang –Undang Nomor 6 Tahun
2014 Tentang Desa

Desa sebagai salah satu ujung tombak organisasi pemerintahan Desa dalam
mencapai keberhasilan dari urusan pemerintahan yang asalnya dari pemerintah pusat.
Pemerintah Desa lebih dekat dengan masyarakat sehingga program dari pemerintah lebih
cepat di rasakan oleh masyarakatPeraturan Pemerintah No. 47 Tahun 2015 tentang
Perubahan Peraturan Pemerintah No. 43 Tahun 2014 tentang pelaksanaan Undang-Undang
No. 6 Tahun 2014 tentang desa dalam penyelengaraan pemerintahan desa, kerjasama desa,
pengembangan Badan Usaha Milik Desa (BUMDES). desa yang bertugas di Distrik Bikar
untuk mendampigi desa dalam penyelengaraannya.
pemerintah desa pengembangan BUMDES dan pembangunan yang berskala lokal
desa. Tenaga pendamping teknis yang bertugas di Distrik Bikar Kabupaten Tambrauw
untuk mendampigi desa dalam pelaksanaan program dan kegiatan sektoral. Tenaga ahli
pemberdayaan masyarakat yang bertugas.
Meningkatkan kapasitas masyarakat desa dalam rangka penyelengaraan
pemerintahan desa, pelaksanaan pembangunan desa, pembinaan kemasyarakatan desa dan
pemberdayaan masyarakat desa, berjenjang sesuai dengan kebutuhan yang berdasarkan
kebutuhan masing-masing desa.
pengelolaan dana desa sudah menjadi sebuah tuntutan bagi pemerintah desa.
Adanya tuntutan ini sebagai akibat implementasi Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014
tentang Desa. Pengelolaan dana desa di Kabupaten Tambrauw sesuai dengan organisasi
pemerintahan desa dalam komitmen, dan partisipasi masyarakat terhadap pengelolaan dana
desa di tingkat Desa Werbes dan tingka Kabupaten Tambrauw.
Upaya pemerintah Desa dalam mensukseskan pengelolaan Dana Desa adalah
merupakan bagian langkah aksi terhadap kebijakan Program Pembangunan dan
Pemberdayaan Masyarakat Desa yang berpedoman pada Undang-Undang Nomor 6 Tahun
2014 yang dapat mengatur tetang Dana Desa.
Sementara itu tujuan peneliti ini adalah untuk mengetahui peran Pemerintah desa
serta keberhasilan dan kegagalan dalam pengelolaan dana desa pada tahun anggaran 2022.
Peran pemerintah Desa telah terlaksana sesuai dengan standar operasional prosedur
desa dalam pengelolaan dana desa.
8. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah di paparkan di atas, maka dirumuskan dalam bentuk
penelitian ini dapat menyimpulkan sebagai berikut:
1. Bagaimana Pengelolahan Dana Desa dan Pertanggung Jawabkan Laporan Anggaran
Tahun 2022 di Desa Werbes Distrik Bikar Kabupaten Tambrauw ?
9. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Penelitian ini adalah Untuk mengetahui implementasi peran pemerintahan desa
sebagai fasilitas dalam pemberdayaan masyarakat.
2. Untuk mengetahui hambatan dalam Pengelolahan Dana Desa melalui Musyawarah atau
mufakat bersama.
10. Manfaat Penelitian
Maka Penelitian ini diharapkan untuk dapat memberikan manfaat kepada beberapa pihak
sebagai berikut :
1. Secara Teoritis
Secara teoritis adalah penelitian ini di harapakan dapat memberikan manfaat bagi peneliti,
sebagai salah satu upaya untuk memenuhi tugas akhir program studi Pengembangan
Masyarakat juga diharapkan mampu menambah pengetahuan penelitian dalam bidang
Pengembangan Sumberdaya Masyarakat di tingkat Desa maupun Distrik.
Secara Teoritis Peran Pemerintah Desa Merupakan Suatu upaya atau strategi Pemerintah
untuk dapat membangun kemajuan di tanah papua.
2. Secara Praktis
Dari manfaat Teoritis tersebut dapat memberikan manfaat praktis. Sehingga dapat
dijadikan bahan rujukan sebagai masukan bagi pihak lainnya yang ingin membuat
Proposal/skripsi yang berkaitan dengan penelitian ini.

BAB II
KAJIAN TEORI
A. Dana Desa
1. Pengertian Dana Desa
Menurut buku saku Dana Desa yang diterbitkan oleh Menteri Keuangan 2017
mendefinisikan dana desa sebagai anggaran yang berasal dari APBN yang ditujukan khusus
untuk desa dalam rangka untuk melakukan pembangunan dan pemberdayaan masyarakat
melalui dana APBD Kota/Kabupaten. Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2014
tentang Dana Desa adalah dana yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara yang diperuntukkan bagi Desa yang ditransfer melalui Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah Kabupaten/Kota dan digunakan untuk membiayai penyelenggaraan
pemerintahan, pelaksanaan pembangunan, pembinaan kemasyarakatan, dan pemberdayaan
masyarakat.
Pada program Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa ini pada
dasarnya bersifat kolektif yang di koordinir oleh seorang di antara Ketua Bamuskam Desa
itu sendiri dan dipilih oleh mereka sendiri dan atau di fasilitasi oleh ketua Bamuskam Desa
yang mempunyai tugas pokok dan tugas mendampingi desa dalam penyelenggaraan
pemerintah desa, kerjasama antar desa, pengembangan BUMDes, dan fasilitasi
pembangunan yang berskala lokal desa.
Berdasarkan dari pengertian-pengertian di atas dapat ditarik kesimpulannya bahwa
Di dalam organisasi Pemerintahan Desa ada yang sudah mempunyai amanat untuk
menjalankan tugas yang telah diberikan.
Pemerintahan Desa harus Paham pada program kerja dengan tugas pokok dan
fungsi pemerintahan desa, untuk meminta data yang diperlukan dalam penyusunan
laporan Pertanggung jawab Tahun Anggaran Dana Desa.
Kinerja Ketua Bamuskam Desa merupakan suatu istilah secara umum yang
digunakan untuk sebagaian atau seluruh tindakan atau aktivitas dari suatu organisasi pada
suatu periode dengan referensi pada sejumlah standar seperti biaya-biaya masa lalu atau
yang diproyeksikan, dengan dasar efisiensi, pertanggungjawaban anggaran tahunan dalam
setiap pencairan Dana Desa.
B. Konsep Pemerintah Desa
1. Peraturan Tentang Pemerintah Desa
Peraturan tentang pemerintah desa tertuang dalam Undang-undang Nomor 6 Tahun
2014 tentang Desa berdasarkan Peraturan Menteri Desa Nomor 3 Tahun 2015,
pendamping desa merupakan kegiatan yang dilakukan untuk melakukan tindakan
pemberdayaan kepada masyarakat melalui asistensi, pengordinasian, pengarahan dan
fasilitasi desa.

8. Direktorat Bantuan Sosial, Pedoman Pendamping pada Rumah Perlindungan dan Center, (Jakarta :
Departemen Sosial, 2007), hal.4
9. Deryanto Kusuma Adi Pandanga, Peranan Pendamping Desa Kecamatan Dalam Mendampingi
Perencanaan Pembangunan Dan Pemberdayaan Masyarakat Di Desa Wonokerto Kecamatan Turi Kabupaten
Sleman, (Skripsi Program Studi Ilmu Pemerintahan Sekolah Tinggi Pembangunan Masyarakat Desa “APMD”
Yogyakarta, 2019).hal.11
10 Pembinaan dan Pengendalian Tenaga Pendamping Profesional, Direktorat Jendral Pembangunan
dan Pemberdayaan masyarakat Desa dan Kementrian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan
Tranmigrasi.
11. Direktorat Bantuan Sosial, Pedoman Pendamping Pada Rumah Perlindungan dan trauma center,
(Jakarta: Departemen Sosial, 2007), hlm.

a. Bidang Pemberdayaan
Prioritas kegiatan yang akan dilaksanakan dibidang Pemerdayaan untuk tahun

anggaran 2022, yaitu sebagaimana dalam tabel berikut :

Rencana
Rencana
b. No. Jenis egaitan Lokasi Volume Sumber
Anggaran (Rp)
Dana
Bantuan Desa
1. 1 tahun Rp. 90.000.000 Dana Desa
Pendidikan Werbes

Desa
2. Bantuan Kesehatan 1 tahun Rp. 30.000.000 Dana Desa
Werbes

Bidang Pembangunan

Untuk tahun anggaran 2022 di bidang Pembangunan ada beberapa kegiatan yang telah

dilaksanakan, yaitu sebagaimana dalam tabel berikut :

Tabel 1
Kegiatan Bidang Pembangunan Tahun 2022
Besaran
No. Jenis Kegiatan Sumber Dana
Anggaran (Rp)

Pembangunan Sarana dan


1. Rp. Dana Desa
Prasarana Air Bersih

2. Rumah Rp. 409.399.000 Dana Desa

3. - Dana Desa

4. - Dana Desa

c. Bidang Pembinaan Masyarakat


Untuk tahun anggaran 2022 di bidang Pembinaan Masyarakat ada beberapa

kegiatan yang dilaksanakan, yaitu sebagaimana dalam tabel berikut :

Tabel 2
Kegiatan Bidang Pembinaan Tahun 2022
Besaran
No. Jenis Kegiatan Sumber Dana
Anggaran (Rp)

Pelatihan Bagi Aparat


1. Dana Desa
Kampung Werbes

Berdasarkan Permendagri No. 113 Tahun 2014 tentang pengelolaan keuangan desa, bahwa
sumber pendapatan desa terdiri atas 3 sumber, yaitu :
1. Pendapatan Asli Desa (PADes) Pendapatan ini terdiri atas jenis:
a. Hasil usaha adalah Hasil Bumdes, dana kas desa.
b. Hasil asset adalah Pasar desa, tempat pemandian umum.
b. Pendapatan lain-lain asli desa : hasil pungutan desa.
c. Swadaya , partisipasi, dan gotong royong : peran masyarakat berupa tenaga, barang
yang dinilai dengan uang.
d. Tujuan dan Manfaat Dana Desa
Tujuan dana desa menurut (dosenppkn.com diakses tanggal 25 Januari 2020) adalah:
1. Menciptakan ketentraman penduduk desa
2. Meningkatkan pelayanan dan prasarana umum di desa Sementara itu menurut UU No. 6
tahun 2014 menyebutkan tujuan dana desa adalah memberikan service kepada penduduk
umum di desa-desa, mengangkat kemiskinan , meningkatkan ekonomi desa,
menghilangkan perbedaan dalam bidang pembangunan antar desa, menguatkan penduduk
desa sebagai subyek pembaharuan.
Pengalokasian anggaran di desa dilakukan oleh seseorang yang memiliki wewenang
serta berguna dalam mempercepat rencana pembangunan infrastruktur agar sebanding
dengan pertumbuhan masyarakat yang bertambah pesat. Adapun manfaat dari adanya
anggaran desa adalah sebagai berikut :
1. Meningkatkan aspek ekonomi dan pembangunan
Adanya anggaran dana desa akan mempercepat penyaluran atau akses di desa-desa,
12. Sumodiningrat, Pembangunan Daerah dan Pemberdayaan Masyarakat, (Jakarta: PT. Bina Rena
Pariwara, 1997), hlm. 79

mengatasi permasalahan yang pelan-pelan dapat diselesaikan khususnya dalam hal


pembangunan prasarana umum karena pendistribusian anggaran dilaksanakan secara adil
dan merata.
1. Memajukan SDM yang ada di desa
Semakin besarnya anggaran dana desa yang diberikan oleh pemerintah pusat setiap
tahunnya, menuntut SDM yang ada di desa untuk lebih berkualitas dalam mengelola dana
tersebut.
Oleh karena itu selain dana tersebut digunakan bagi pembangunan desa seperti
infrastruktur serta sarana dan prasarana, akan tetapi juga digunakan untuk pembangunan
SDM yang berkualitas. (dosenppkn.com diakses tanggal 25 Januari 2020).
Kesimpulan yang diperoleh dari penjelasan diatas adalah bahwa pada dasarnya
tujuan dan manfaat dari adanya dana desa tidak lain dan tidak bukan adalah untuk
kesejahteraan masyarakat desa baik dibidah pembangunan dan juga ekonomi.

C. Konsep Pembangunan Desa


Pembangunan Dalam kamus bahasa Indonesia pembangunan berasal dari kata
“Bangun” yang artinya bangkit. Pembangunan sebagai upaya peningkatan kapasitas untuk
mempengaruhi masa depan mempunyai beberapa implikasi diantaranya sebagai berikut:
1.Ia berarti memberikan perhatian terhadap “kapasitas” terhadap apa yang ingin dilakukan
untuk mengembangakan kemampuan dan tenaga guna membuat perubahan.
2. Penumbuhan kekuasaan dan wewenang dalam pengertian bahwa jika masyarakat
mempunyai kekuasaan dan wewenang tertentu maka mereka akan menerima manfaat
pembangunan.
Menurut Sondang P. Siagian (2001:4) pembangunan adalah suatu rangkaian usaha
mewujudkan pertumbuhan dan perubahan secara terencana dan sadar yang ditempuh oleh
suatu Negara bangsa menuju modernitas dalam rangka pembinaan bangsa. Menurut
Listyaningsih (2014:18) pembangunan didefinisikan sebagai rangkaian usaha mewujudkan
pertumbuhan dan perubahan secara terencana dan sadar yang ditempuh oleh suatu Negara
menuju arah yang lebih baik.
Menurut Tjokroamidjojo dalam Listyaningsih (2014:44) istilah pembangunan belum
menemukan suatu kesepakatan arti seperti halnya 11 modernisasi. Pembangunan biasanya
13. Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2001).
22 Masdar Helmi, Dakwah dalam Alam Pembangunan I, (Semarang Toha Putra, 1973). 23 Ahmad
Tanzeh, Pengantar Metode Penelitian, (Yogyakarta : Teras, 2009), hal. 144

secara umum didefinisikan sebagai rangkaian usaha mewujudkan pertumbuhan dan


perubahan secara terencana dan sadar yang ditempuh oleh suatu Negara dan bangsa
menuju modernitas. Pembangunan juga diarahkan kepada perubahan paradigm atau
mindset masyarakat dari tradisional menuju modern.
Maka inti dari arti pembangunan menurutnya adalah sebuah proses yang harus
dilalui sebuah Negara dalam rangka pencapaian tujuan Negara yang bersangkutan.
Sedangkan menurut Joseph. J. Spengler dalam Listyaningsih berpendapat bahwa
pembangunan adalah suatu peningkatan kenikmatan. Pembangunan dapat dilihat sebagai
ekonomi maupun pembangunan politik. Pembangunan ekonomi adalah kemampuan untuk
memanfaatkan sumber-sumber daya alam dalam rangka memenuhi produksi barang dan
jasa.
Menurut Joseph banyak para ahli politik yang memberi perhatian terhadap
pembangunan politik. Jika dilihat dari tujuannya, pembangunan politik menuju pada suatu
tujuan, misalnya demokrasi, stabilitas, legitimasi, partisipasi dan sebagainya.
Sementara itu pembangunan tidak hanya diarahkan pada stabilitas politik saja melainkan
pertumbuhan ekonomi yang tinggi, dan peningkatan kesejahteraan masyarakat baik dari
sisi pendidikan, kesehatan dan ekonomi.
D. Badan Permusyawaratan Desa (BPD)
a. Pengertian Badan Permusawaratan Desa (BPD)
Menurut Wardoyo (2010) mendefinisikan BPD sebagai perwakilan warga
masyarakat yang ada di desa yang berfungsi mengayomi adat istiadat, membuat peraturan
desa, menampung dan menyalurkan aspirasi masyarakat serta melakukan pengawasan
terhadap penyelenggaraan Pemerintahan Desa. Sementara itu Saputra (2014) menyatakan
bahwa Badan Permusawaratan Desa (BPD) merupakan suatu badan atau mitra kerja dari
kepala desa dalam proses urusan penyelenggaraan pemerintah desa.
Badan Permusyawaratan Desa yang selanjutnya disingkat BPD adalah badan
Permusyawaratan yang terdiri atas pemuka-pemuka masyarakat di Desa yang berfungsi
membuat peraturan desa, menampung dan menyalurkan aspirasi masyarakat desa, serta
melakukan pengawasan terhadap penyelenggaraan Pemerintahan Desa (Widjaya, 1993
dalam Assegaf, 2017)
b. Fungsi Badan Permusawaratan Desa (BPD)
Menurut Agustin (2013) menyebutkan bahwa Badan Permusawaratan Desa
(BPD) memiliki fungsi sebagai berikut:
a. Menjalankan fungsi legislatif yaitu dengan (penyusunan peraturan desa)
b. Konsultatif yaitu (perencanaan pembangunan desa)
c. Menyerap aspirasi masyarakat
d. Kontrol terhadap pemerintah desa.
Sementara itu Pasal 55 Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa
menjelaskan bahwa Badan Permusyawaratan Desa mempunyai fungsi:
1. Membahas dan menyepakati Rancangan peraturan desa bersama Kepala desa
2. Menampung dan menyalurkan aspirasi masyarakat desa
3. Melakukan pengawasan kinerja Kepala Desa
Berdasarkan keterangan mengenai fungsi Badan Permusawaratan Desa (BPD)
yang telah disebutkan diatas dapat diketahui bahwa pada dasarnya Badan Permusawaratan
Desa (BPD) memiliki fungsi legislatif yaitu membahas, menyepakati dan menyusun
peraturan desa dan fungsi pengendalian yaitu mengawasi penyelenggaraan pemerintah
desa serta menyerap, menampung, dan menyalurkan aspirasi masyarakat.
3.Pengelolaan Dana Desa
a. Pengertian Pengelolaan Dana Desa
Mengatur dana desa adalah serangkaian aktivitas yang terdiri dari perencanaan,

implementasi dan evaluasi serta tanggung jawab atas aktivitas yang telah dilakukan maka

dalam mengatur dana desa harus berdasarkan prinsip terbuka, tanggung jawab dan

partisipasi serta dikerjakan secara teratur dan patuh untuk mendorong terciptanya good

governance dalam pelaksanaan pemerintahan di masyarakat desa (Permendagri No.113

Tahun 2014). Sementara itu Lili (2018) menyatakan Alokasi dana desa yang dikenal

dengan ADD adalah dana yang dialokasikan oleh pemerintah kabupaten untuk desa yang

bersumber dari APBN (dana perimbangan) yang diterima oleh kabupaten setelah dikurangi

belanja pegawai.

14. Nurus Sayyida dan Ikhsan Budi Riharjo, “Peran Akuntansi Dalam Proses Perencanaan Pembagunan
Dan Penganggaran,” Jurnal Ilmu Dan Riset Akuntansi (JIRA) 9, no. 10 (2020):
15. Muhammad Nur Aziiz and Sawitri Dwi Prastiti, “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Akuntabilitas
Dana Desa,” Jurnal Akuntansi Aktual 6, no. 2 (July 29, 2019):
16. Nafadhila Eka Indraswari dan Yuliastuti Rahayu, “Pengaruh Kompetensi Pemerintah Desa ,
Partisipasi Masyarakat Dan Pemanfaatan Teknologi Informasi Terhadap Akuntabilitas Pengelolaan
Dana Desa,” Jurnal Ilmu Dan Riset Akuntansi 10, no. 4 (2021):
17. Arsyad, Lincolin. 2011, Strategi Pembangunan Pedesaan Berbasis Lokal, Yogyakarta: UPP STIM –
YKPN Yogyakarta.

Berdasarkan penjelasan diatas dapat diketahui jika pengelolaan dana desa adalah
kegiatan yang meliputi proses penyelenggaraan anggaran yang berasal dari APBN yang
akan disalurkan kesetiap Desa untuk program kerja dan selanjutnya akan di awasi dan di
pertanggung jawabkan lapaoran setiap penggunaan dana yang dikelolah oleh kepala desa
merangkap aparat dan Ketua Bamuskam Desa dalam pengawasan setiap pencairan dana
untuk setiap program dalam bentuk pembangunan fisik maupun kegiatan lainnya.
b. Prinsip Pengelolaan Dana Desa
Menurut Roberto, Lutfi, dan Nurnaningsih (2015), menyatakan
Desa yaitu:
1. Semua aktivitas yang dibiayai Dana Desa diprogramkan, diimplementasikan serta
dimonitoring dengan transparan sesuai prinsip dari masyarakat, oleh masyarakat, dan
untuk masyarakat.
2. Semua aktivitas wajib akui menurut manajerial, umum serta undang-undang.
3. Dana Desa dilakukan dilaksanakan melalui dasar ekonomis, teratur serta terarah.
4. Aktivitas yang didanai oleh Dana Desa sungguh transparan guna menambah prasarana
umum yang berguna untuk melayani masyarakat dalam hal mencukupi kebutuhan
pokok, memperkokoh organisasi desa dan aktivitas lainnya yang diperlukan oleh warga
masyarakat yang diputuskan lewat musyawarah.
5. Dana Desa wajib ditulis di APBDesa dan proses penganggarannya mengikuti
mekanisme yang berlaku.
6. Dana desa digunakan setiap Desa juga pakai bayar material bentuk tenagah kerja, hak
pemilik tanah seperti bantu, pasar dan kayu.
B. Kerangka Berfikir
Berdasarkan kajian teori dalam tinjauan pustaka diatas untuk dapat mengetahui
bagaimana keterkaitan antar variabel penelitian ini maka ditunjukan dalam kerangka
berpikir dengan gambaran pola sebagai berikut:

18. Edi Suharto, Membangun Masyarakat memberdayakan rakyat, (Bandung: Refika Aditama, 2005),
hlm.200
19. Antlov, Hans. 2000, Pemerintahan Desa di Indonesia, Masa Lalu, Sekarang dan Tantangan Masa
Depan, Yogyakarta: Makalah Konferensi Percik Dinamika Politik Lokal di Indonesia, Yogyakarta, 3-4
Juli 2000.
20. Asy’ari, Safari Imam. 1993, Sosiologi Kota dan Desa, Surabaya: Usaha Nasional. Badan Kesejahteraan
Sosial Nasional, 2000, Penelitian Permasalahan Kesenjangan Sosial di Beberapa Wilayah Indonesia,
Jakarta: Pusat Litbang Kesejahteraan Sosial.

Gambar 2.1. Kerangka Berfikir

Variabel Independen Variabel Dependen

H1

Akuntabilitas (X1) H2

H3
Transparansi (X2) Pengelolaan Dana Desa
(Y)

Partisipasi (X3)

H4

Ket :
: Pengaruh Parsial
: Pengaruh Simultan
Akuntabilitas adalah cara dalam menyampaikan kewajibannya tentang
kegiatan dan kemampuan yang dimiliki suatu organisasi terhadap golongan yang
memiliki keperluan dengan organisasi tersebut (Mahmudi, 2015: 9). Pelaksanaan
prinsip akuntabilitas dalam pemerintahan desa yang berjalan dengan baik mampu
menaikkan prestasi dari pemerintah desa karena akuntability merupakan suatu
kewajiban dalam mengendalikan sumber daya umum dan menjalankan keputusan yang
telah diamanatkan kepadanya untuk menggapai harapan yang sudah dirumuskan
sebelumnya, sehingga akuntabilitas memiliki pengaruh terhadap Pengelolaan Dana
Desa (Nasehatun dan Nur Anisa, 2017).
Transparansi merupakan peraturan langsung yang dibuat untuk melakukan
pengontrolan (Bappenas, 2003). Penerapan transparasi dalam pengelolaan dana desa
dapat dipakai menjadi sarana yang berguna untuk mengekang penyelewengan
sebab diterapkannya prinsip keterbukaan dalam fakta-fakta yang ada khususnya
tentang penyelenggaraan dana desa karena kecurangan tidak mungkin dapat ditutupi,
maka transparansi memiliki pengaruh terhadap pengelolaan dana desa (Kumalasari
dan Ikhsan Budi Riharjo, 2016).
Pemerintah desa harus menerapakan partisipasi dalam pengelolaan dana desa
terhadap pembangunan dan pengelolan keuangan di desa sangat diperlukan untuk
memastikan penyelenggaraan pembangunan dapat berjalan dengan baik sesuai UU
yang berlaku, dengan demikian partisipasi memiliki pengaruh terhadap pengelolaan
dana desa (Herli dan Hafidhah, 2017).
Penerapan dari akuntabilitas, transparansi, dan partisipasi akan membuat
pengelolaan Dana Desa dapat berjalan dengan baik karena penerapan prinsip ini dapat
mengurangi penyelewengan dan pemborosan penggunaan dana desa. Sejalan dengan
hal ini pemerintah mengharapkan adanya akuntabilitas, transparasi, dan partisipasi
dalam pengelolaan keuangan desa karena aspek penting dalam menciptakan good
govermance, maka akuntabilitas, transparasi dan partisipasi berpengaruh terhadap
pengelolaan dana desa (Puji dan Yulianto, 2016).
C. Hipotesis
1. Pengaruh Terhadap Pengelolaan Dana Desa.
Akuntabiltas adalah pertanggung jawaban kepada publik atas setiap
aktivitas yang dilakukan. Akuntabilitas publik adalah kewajiban pihak
pemegang amanah (agent) untuk memberikan pertanggung jawaban,
menyajikan, melaporkan, dan mengungkapkan segala aktivitas dan kegiatan
yang menjadi tanggung jawabnya kepada pihak pemberi amanah (principal)
yang memiliki hak dan kewenangan untuk meminta pertanggung jawaban
tersebut (Mahmudi, 2015: 9). Sejalan dengan hal ini pemerintah mengharapkan
adanya akuntabilitas, transparansi dan partisipasi dalam pengelolaan keuangan
desa karena merupakan aspek dalam menciptakan ( Puji dan Yulianto, 2016).

21. Huyula,” JSAP : Journal Syariah and Accounting Public 4, no. 1 (July 15, 2021):
22. Sri Karlinayani dan Endang Surasetyo Ningsih, “Akuntabilitas Pemerintah Desa Dalam
Pengelolaan Anggaran Pendapatan Dan Belanja Desa (Studi Pada Alokasi Dana Desa Di
Kabupaten Gayo Lues),” Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Akuntansi (JIMEKA) 3, no. 2 (2018): 3
23. Nur Asia Usman Betan dan Paskah Ika Nugroho, “Akuntabilitas Dan Transparansi
Pengelolaan Dana Desa,” Jurnal Penelitian Dan Pengembangan Sains Dan Humaniora 5, no. 1
(2021):
24. Lilis Saidah Napisah dan Cecep Taufiqurachman, “Model Pengelolaan Dana Desa Melalui
Prinsip Akuntabilitas Publik Dan Transparansi Di Kabupaten Bandung,” JRAK (Jurnal Riset Akuntansi
Dan Bisnis) 6, no. 2 (July 31, 2020): 2
25. Muhammad Sapril Sardi Juardi, Mustakim Muchlis, dan Reski Amalia Putri,
“Evaluasi Penggunaan Aplikasi Siskeudes Dalam Upaya Peningkatan Kualitas Akuntabilitas
Keuangan Desa,” Jurnal Ilmiah Akuntansi Peradaban 4, no. 1 (july 30, 2018):3

BAB III
METODE PENELITIAN

Dalam bahasa Inggris Penelitian berarti “research”yang berarti “pekerjaan atau


usaha untuk mencari kembali suatu metode tertentu dengan cara Hati-hati, sistimatis,
sempurna terhadap permasalahan yang dapat digunakan untuk penyelesaian suatu
problem.
Metode penelitian menurut Sugiyono adalah “cara-cara ilmiah untuk mendapatkan
data yang valid, dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan dan dibuktikan, suatu
pengetahuan tertentu sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk memahami,
memecahkan, dan mengantisipasi masalah.
A. Tipe Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian normatif
empiris dengan mengkaji dan menentukan ketentuan peraturan Perundang-undangan
yang berlaku sebagai dasar untuk kemudian melihat perkembangan di dalam
masyarakat.
B. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Desa Werbes Distrik Bikar Kabupaten Tambrauw Provinsi
Papua Barat Daya. Selain itu penelitian ini juga mencari data di informasi yang perlukan
berkaitan dengan permasalahan yang di bahas dalam kausu ini guna mempermudah
pembahasan dan penyelesaian penulisan yaitu Buku Panduan dan Jurnal-jurnal dan
peraturan peraturan lainnya.
C. Sumber Data
Sumber data dan bahan yang dapat digunakan oleh penulisan dapat dibagi menjadi
dua bagian yaitu :
1. Sumber Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari lapangan yang dilakukan
dengan cara pengamatan atau observasi langsung, selain itu, wawancara kepada
pengunaan dan pengelolaan keuangan dana desa juga sangat membutuhkan data terkait
judul penulisan ini.
1. Sumber Data Sekunder
Literatur-literatur yang berkaitan dengan Peraturan Desa seperti, Undang-Undang
Desa, Internet, Wawancara terhadap Pengunaan atau Pengelolaan Dana Desa, ini
merupakan sumber data sekunder yang dapat membantu penulisan dalam penyelesaian
permasalahan yang ada.
A. Teknik Pengumpulan Data
Dalam teknik pengambilan data, penulisan menggunakan tiga motode penelitian yaitu:
1. Penelitian pustaka yang dilaksanakan meliputi, bahan pustaka yang bersumber dari buku
dan dokumen perkara serta peraturan yang berkaitan dengan penelitian ini.
2. Wawancara.
Wawancara (interview) untuk melengkapi data, wawancara ditujukan kepada Pihak
yang menggunakan sumber keuangan dana desa untuk dapat membantu dan
memberikan informasi yang berkaitan dengan judul yang ditulis.
3. Observasi Langsung.
Adalah aktiviatas yang dilakukan untuk mengamati secara langsung dalam bentuk
penulisan terkait permasalahan hak atas Pengelolaan Dana Desa yang terus terjadi di
Kabupaten Tambrauw.
Teknik pengumpulan data yang dilakukan oleh seorang peneliti dalam mengumpulkan
data yang ada di lapangan.Pengumpulan data sangatlah penting untuk mengetahui
masalah-masalah yang ada di lapangan.
4. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif di gunakan untuk
menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul
sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan.
Deskriptif Kualitatif adalah penelitian yang menggambarkan dan mengintrpretasikan
kondisi atau hubungan yang ada, pendapat yang sedang tumbuh, Proses yang sedang
berlangsung, akibat yang sedang terjadi atau kecenderungan yang sedang berkembang.

26. Wahyudin Darmalaksana, “Metode Penelitian Kualitatif Studi Pustaka Dan Studi Lapangan,” Pre-
Print Digital Library UIN Sunan Gunung Djati Bandung, 2020: 37.
27. Darna, Nana And Herlina Elin. “Memilih Metode Penelitian Yang Tepat: Bagi Penelitian Bidang
Ilmu Manajemen.” Jurnal Ilmu Manajemen 5, No. 1 (2018): 28
Suharto, Edi. 2006. Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat, Bandung:
28. Adisasmita, Rahardjo. 2006, Pembangunan Pedesaan dan Perkotaan , Yogyakarta: Graha Ilmu.
29. Akbar, Bahrullah. 2016, Dashboard Keuangan Daerah, Makalah dipresentasikan di IPDN Kampus
Sulawesi Selatan.
30. Asy’ari, Safari Imam. 1993, Sosiologi Kota dan Desa, Surabaya: Usaha Nasional. Badan
Kesejahteraan Sosial Nasional, 2000, Penelitian Permasalahan Kesenjangan Sosial di Beberapa
Wilayah Indonesia, Jakarta: Pusat Litbang Kesejahteraan Sosial.

PENUTUP
KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dapatlah ditarik kesimpulan bahwa peran pemerintahan


desa desa dalam penggunaan dan pengelolaan anggaran dana desa di Desa Werbes
Kabupaten Tambrauw sudah dilaksanakan dengan baik namun belum maksimal dilihat dari
beberapa hal yaitu:
1. Dalam perencanaan dalam setiap pembahasan Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Desa (RPJMD) yang di bahas pada musyawarah desa. Namun penulis melihat
bahwa dalam proses gagasan dalam prioritas penggunaan anggaran masih jauh yang di
harapkan.
2. Dalam pelaksanaan pemerintah Desa dalam setiap pelaksanaan pembangunan dan
pemberdayaan masyarakat masih kurang di sebabkan kemampuan seseorang pemimpin
dalam pemerintahan Desa yang kurang membangun.
3. Dalam pemantauan: peran dalam pemantauan pada realisasi program yang berupa
infrastruktur yang kemudian di tuangkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa
(RPJMD), pelaksanaan dalam setiap pembahasan Rencana Pembangunan Tahunan Desa
atau Rencana Kerja Pembangunan Desa (RKPDesa) memastikan pelaksanaannya tepat
sesuai rencana.
Peran pada sisi ini belum maksimal karena jarak tempat pemerintahan desa juga
mengadapi jangkauan sehingga menghambat pembangunan yang dapat merata kepada
masyarakat karena dipapua menghadapi gunung dan sunggai yang cukup jauh dan jalannya
kurang memadai untuk mengakseskan barang barang ke dalam pedalaman.
A. Saran
Peran Pemerintah desa dalam pengelolaan anggaran dana desa untuk dapat
menyukseskan pembangunan bagi masyarakat di Desa Werbes Distrik Bikar Kabupaten
Tambrauw sehingga perlu ditingkatkan.
Pemerintah Distrik harus bener-benar mampu dan memahami mekanisme dan
bekerja sama dengan pemerintah Desa untuk dapat prioritaskan kebutuhan masyarakat.
Pemerintah desa harus merupakan orang-orang yang punya kemampuan baik pada
aspek pengetahuan/Pendidikan (spesialis kemampuan teknik), pengalaman, sikap mental,
serta punya komitmen dan integritas yang tinggi dalam menjalan tugas dan fungsi sebagai
pemerintahan Desa untuk dapat mengambil bijakannya.

DAFTAR PUSTAKA

A. Jurnal-Jurnal
Soejono Soekanto, Patologi Sosial, (Jakarta: Rineka Cipta, 1986), h.220

David Barry, Pokok-pokok fikiran dalam sosiologi, (Jakarta: CV Rajawali


Press,1984), h.268

Shabri Anwar dan Jamaluddin,Pendidikan Al-qur’an Kh Bustani Qadri (Indragiri


Hilir: PT Indragiri, 2020), hal.76

Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar,Jakarta, 2002,hal.243

Direktorat Bantuan Sosial, Pedoman Pendamping pada Rumah Perlindungan dan Center,
(Jakarta : Departemen Sosial, 2007), hal.4

Deryanto Kusuma Adi Pandanga, Peranan Pendamping Desa Kecamatan Dalam Mendampingi
Perencanaan Pembangunan Dan Pemberdayaan Masyarakat Di Desa Wonokerto Kecamatan Turi Kabupaten
Sleman, (Skripsi Program Studi Ilmu Pemerintahan Sekolah Tinggi Pembangunan Masyarakat Desa “APMD”
Yogyakarta, 2019).hal.11

Pembinaan dan Pengendalian Tenaga Pendamping Profesional, Direktorat Jendral Pembangunan


dan Pemberdayaan masyarakat Desa dan Kementrian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan
Tranmigrasi

Direktorat Bantuan Sosial, Pedoman Pendamping Pada Rumah Perlindungan dan trauma center,
(Jakarta: Departemen Sosial, 2007), hlm. 4

Sumodiningrat, Pembangunan Daerah dan Pemberdayaan Masyarakat, (Jakarta: PT. Bina Rena
Pariwara, 1997), hlm. 79

Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2001).
22 Masdar Helmi, Dakwah dalam Alam Pembangunan I, (Semarang Toha Putra, 1973). 23 Ahmad Tanzeh,
Pengantar Metode Penelitian, (Yogyakarta : Teras, 2009), hal. 4

Nurus Sayyida dan Ikhsan Budi Riharjo, “Peran Akuntansi Dalam Proses Perencanaan Pembagunan Dan
Penganggaran,” Jurnal Ilmu Dan Riset Akuntansi (JIRA) 9, no. 10 (2020):2

Muhammad Nur Aziiz and Sawitri Dwi Prastiti, “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Akuntabilitas
Dana Desa,” Jurnal Akuntansi Aktual 6, no. 2 (July 29, 2019):5

Nafadhila Eka Indraswari dan Yuliastuti Rahayu, “Pengaruh Kompetensi Pemerintah Desa ,
Partisipasi Masyarakat Dan Pemanfaatan Teknologi Informasi Terhadap Akuntabilitas Pengelolaan Dana
Desa,” Jurnal Ilmu Dan Riset Akuntansi 10, no. 4 (2021):2
Edi Suharto, Membangun Masyarakat memberdayakan rakyat, (Bandung: Refika
Aditama, 2005), hlm.200

Huyula,” JSAP : Journal Syariah and Accounting Public 4, no. 1 (July 15, 2021):
Sri Karlinayani dan Endang Surasetyo Ningsih, “Akuntabilitas Pemerintah Desa
Dalam Pengelolaan Anggaran Pendapatan Dan Belanja Desa (Studi Pada Alokasi Dana
Desa Di Kabupaten Gayo Lues),” Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Akuntansi (JIMEKA)
3, no. 2 (2018): 3

Nur Asia Usman Betan dan Paskah Ika Nugroho, “Akuntabilitas Dan Transparansi
Pengelolaan Dana Desa,” Jurnal Penelitian Dan Pengembangan Sains Dan Humaniora 5,
no. 1 (2021): 12
Lilis Saidah Napisah dan Cecep Taufiqurachman, “Model Pengelolaan Dana Desa
Melalui Prinsip Akuntabilitas Publik Dan Transparansi Di Kabupaten Bandung,” JRAK
(Jurnal Riset Akuntansi Dan Bisnis) 6, no. 2 (July 31, 2020):6

Muhammad Sapril Sardi Juardi, Mustakim Muchlis, dan Reski Amalia Putri,
“Evaluasi Penggunaan Aplikasi Siskeudes Dalam Upaya Peningkatan Kualitas
Akuntabilitas Keuangan Desa,” Jurnal Ilmiah Akuntansi Peradaban 4, no. 1 (july 30,
2018):3
Wahyudin Darmalaksana, “Metode Penelitian Kualitatif Studi Pustaka Dan Studi Lapangan,” Pre-
Print Digital Library UIN Sunan Gunung Djati Bandung, 2020: 37.

Darna, Nana And Herlina Elin. “Memilih Metode Penelitian Yang Tepat: Bagi Penelitian Bidang Ilmu
Manajemen.” Jurnal Ilmu Manajemen 5, No. 1 (2018): 28

Suharto, Edi. 2006. Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat, Bandung:7

Adisasmita, Rahardjo. 2006, Pembangunan Pedesaan dan Perkotaan , Yogyakarta: Graha Ilmu.
Akbar, Bahrullah. 2016, Dashboard Keuangan Daerah, Makalah dipresentasikan di IPDN Kampus
Sulawesi Selatan.

Antlov, Hans. 2000, Pemerintahan Desa di Indonesia, Masa Lalu, Sekarang dan Tantangan Masa
Depan, Yogyakarta: Makalah Konferensi Percik Dinamika Politik Lokal di Indonesia, Yogyakarta, 3-4 Juli
2000.
Arsyad, Lincolin. 2011, Strategi Pembangunan Pedesaan Berbasis Lokal, Yogyakarta: UPP STIM –
YKPN Yogyakarta.

Asy’ari, Safari Imam. 1993, Sosiologi Kota dan Desa, Surabaya: Usaha Nasional. Badan Kesejahteraan
Sosial Nasional, 2000, Penelitian Permasalahan Kesenjangan Sosial di Beberapa Wilayah Indonesia, Jakarta:
Pusat Litbang Kesejahteraan Sosial.

Chambers, Robert, (1987), Pembangunan Desa Mulai dari Belakang, Jakarta: LP3ES. Collier,
William. 1996, Pendekatan Baru dalam Pembangunan Pedesaan di Jawa, Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

B. Peraturan Perundang-Undangan
Undang-Undang Republik Indonesia. No 32 Tahun 2004.Tentang Otonomi
Daerah.2009.Fokusmedia. Undang -Undang No 6 Tahun 2016 Tentang Desa.
Peraturan Menteri No. 3 Tahun 2015 Pendampingan Desa.
Peraturan Menteri Desa, Pembangun Daerah Tertinggal, dan Tranmigrasi Revublik
Indonesia Nomor 3 Tahun 2015
Peraturan Pemerintah Revublik Indonesia Nomor 47 Tahun 2015 Perubahan
atas Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 Tentang Peraturan Pelaksanaan
Undang –Undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa

LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN PROPOSAL PENELITIAN

ANALISIS PENGELOLAHAN DANA DESA PADA TAHUN


ANGGARAN 2022 DI DESA WERBES DISTRIK BIKAR
KABUPATEN TAMBRAUW PROVINSI PAPUA BARAT DAYA

Di Susun Dan Di Ajukan Oleh:

AGUSTINA YEBLO
NIM. 201816 201102
,

Telah Di Periksa Dan Disetujui

Pada Tanggal 26 Mei 2023

Dosen Pengmpuh Mata Kuliah Manajemen Karir


Universitas Muhammadiyah Sorong Sorong 2023

Rais Dera pua Rawi, S.E., M.M


NIDN: 14417038801

DAFTAR TABEL

Tabel 1.2 Tinjauan Empiris …………………………………………………………….iv


DAFTAR GAMBAR

Tabel Gambar 2.1. Kerangka Berfikir………………………………………………… iv

Anda mungkin juga menyukai