Di susun Oleh:
AGUSTINA YEBLO
NIM. 201816 201102
SORONG 2023
COVER ............................................................................................................ i
LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................... ii
DAFTAR ISI ................................................................................................. iii
DAFTAR TABEL ......................................................................................... iv
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... v
6. Peraturan Menteri Desa, Pembangun Daerah Tertinggal, dan Tranmigrasi Revublik Indonesia Nomor 3
Tahun 2015
7. Perat uran Pemerintah Revublik Indonesia Nomor 47 Tahun 2015 Perubahan atas Peraturan
Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 Tentang Peraturan Pelaksanaan Undang –Undang Nomor 6 Tahun
2014 Tentang Desa
Desa sebagai salah satu ujung tombak organisasi pemerintahan Desa dalam
mencapai keberhasilan dari urusan pemerintahan yang asalnya dari pemerintah pusat.
Pemerintah Desa lebih dekat dengan masyarakat sehingga program dari pemerintah lebih
cepat di rasakan oleh masyarakatPeraturan Pemerintah No. 47 Tahun 2015 tentang
Perubahan Peraturan Pemerintah No. 43 Tahun 2014 tentang pelaksanaan Undang-Undang
No. 6 Tahun 2014 tentang desa dalam penyelengaraan pemerintahan desa, kerjasama desa,
pengembangan Badan Usaha Milik Desa (BUMDES). desa yang bertugas di Distrik Bikar
untuk mendampigi desa dalam penyelengaraannya.
pemerintah desa pengembangan BUMDES dan pembangunan yang berskala lokal
desa. Tenaga pendamping teknis yang bertugas di Distrik Bikar Kabupaten Tambrauw
untuk mendampigi desa dalam pelaksanaan program dan kegiatan sektoral. Tenaga ahli
pemberdayaan masyarakat yang bertugas.
Meningkatkan kapasitas masyarakat desa dalam rangka penyelengaraan
pemerintahan desa, pelaksanaan pembangunan desa, pembinaan kemasyarakatan desa dan
pemberdayaan masyarakat desa, berjenjang sesuai dengan kebutuhan yang berdasarkan
kebutuhan masing-masing desa.
pengelolaan dana desa sudah menjadi sebuah tuntutan bagi pemerintah desa.
Adanya tuntutan ini sebagai akibat implementasi Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014
tentang Desa. Pengelolaan dana desa di Kabupaten Tambrauw sesuai dengan organisasi
pemerintahan desa dalam komitmen, dan partisipasi masyarakat terhadap pengelolaan dana
desa di tingkat Desa Werbes dan tingka Kabupaten Tambrauw.
Upaya pemerintah Desa dalam mensukseskan pengelolaan Dana Desa adalah
merupakan bagian langkah aksi terhadap kebijakan Program Pembangunan dan
Pemberdayaan Masyarakat Desa yang berpedoman pada Undang-Undang Nomor 6 Tahun
2014 yang dapat mengatur tetang Dana Desa.
Sementara itu tujuan peneliti ini adalah untuk mengetahui peran Pemerintah desa
serta keberhasilan dan kegagalan dalam pengelolaan dana desa pada tahun anggaran 2022.
Peran pemerintah Desa telah terlaksana sesuai dengan standar operasional prosedur
desa dalam pengelolaan dana desa.
8. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah di paparkan di atas, maka dirumuskan dalam bentuk
penelitian ini dapat menyimpulkan sebagai berikut:
1. Bagaimana Pengelolahan Dana Desa dan Pertanggung Jawabkan Laporan Anggaran
Tahun 2022 di Desa Werbes Distrik Bikar Kabupaten Tambrauw ?
9. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Penelitian ini adalah Untuk mengetahui implementasi peran pemerintahan desa
sebagai fasilitas dalam pemberdayaan masyarakat.
2. Untuk mengetahui hambatan dalam Pengelolahan Dana Desa melalui Musyawarah atau
mufakat bersama.
10. Manfaat Penelitian
Maka Penelitian ini diharapkan untuk dapat memberikan manfaat kepada beberapa pihak
sebagai berikut :
1. Secara Teoritis
Secara teoritis adalah penelitian ini di harapakan dapat memberikan manfaat bagi peneliti,
sebagai salah satu upaya untuk memenuhi tugas akhir program studi Pengembangan
Masyarakat juga diharapkan mampu menambah pengetahuan penelitian dalam bidang
Pengembangan Sumberdaya Masyarakat di tingkat Desa maupun Distrik.
Secara Teoritis Peran Pemerintah Desa Merupakan Suatu upaya atau strategi Pemerintah
untuk dapat membangun kemajuan di tanah papua.
2. Secara Praktis
Dari manfaat Teoritis tersebut dapat memberikan manfaat praktis. Sehingga dapat
dijadikan bahan rujukan sebagai masukan bagi pihak lainnya yang ingin membuat
Proposal/skripsi yang berkaitan dengan penelitian ini.
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Dana Desa
1. Pengertian Dana Desa
Menurut buku saku Dana Desa yang diterbitkan oleh Menteri Keuangan 2017
mendefinisikan dana desa sebagai anggaran yang berasal dari APBN yang ditujukan khusus
untuk desa dalam rangka untuk melakukan pembangunan dan pemberdayaan masyarakat
melalui dana APBD Kota/Kabupaten. Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2014
tentang Dana Desa adalah dana yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara yang diperuntukkan bagi Desa yang ditransfer melalui Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah Kabupaten/Kota dan digunakan untuk membiayai penyelenggaraan
pemerintahan, pelaksanaan pembangunan, pembinaan kemasyarakatan, dan pemberdayaan
masyarakat.
Pada program Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa ini pada
dasarnya bersifat kolektif yang di koordinir oleh seorang di antara Ketua Bamuskam Desa
itu sendiri dan dipilih oleh mereka sendiri dan atau di fasilitasi oleh ketua Bamuskam Desa
yang mempunyai tugas pokok dan tugas mendampingi desa dalam penyelenggaraan
pemerintah desa, kerjasama antar desa, pengembangan BUMDes, dan fasilitasi
pembangunan yang berskala lokal desa.
Berdasarkan dari pengertian-pengertian di atas dapat ditarik kesimpulannya bahwa
Di dalam organisasi Pemerintahan Desa ada yang sudah mempunyai amanat untuk
menjalankan tugas yang telah diberikan.
Pemerintahan Desa harus Paham pada program kerja dengan tugas pokok dan
fungsi pemerintahan desa, untuk meminta data yang diperlukan dalam penyusunan
laporan Pertanggung jawab Tahun Anggaran Dana Desa.
Kinerja Ketua Bamuskam Desa merupakan suatu istilah secara umum yang
digunakan untuk sebagaian atau seluruh tindakan atau aktivitas dari suatu organisasi pada
suatu periode dengan referensi pada sejumlah standar seperti biaya-biaya masa lalu atau
yang diproyeksikan, dengan dasar efisiensi, pertanggungjawaban anggaran tahunan dalam
setiap pencairan Dana Desa.
B. Konsep Pemerintah Desa
1. Peraturan Tentang Pemerintah Desa
Peraturan tentang pemerintah desa tertuang dalam Undang-undang Nomor 6 Tahun
2014 tentang Desa berdasarkan Peraturan Menteri Desa Nomor 3 Tahun 2015,
pendamping desa merupakan kegiatan yang dilakukan untuk melakukan tindakan
pemberdayaan kepada masyarakat melalui asistensi, pengordinasian, pengarahan dan
fasilitasi desa.
8. Direktorat Bantuan Sosial, Pedoman Pendamping pada Rumah Perlindungan dan Center, (Jakarta :
Departemen Sosial, 2007), hal.4
9. Deryanto Kusuma Adi Pandanga, Peranan Pendamping Desa Kecamatan Dalam Mendampingi
Perencanaan Pembangunan Dan Pemberdayaan Masyarakat Di Desa Wonokerto Kecamatan Turi Kabupaten
Sleman, (Skripsi Program Studi Ilmu Pemerintahan Sekolah Tinggi Pembangunan Masyarakat Desa “APMD”
Yogyakarta, 2019).hal.11
10 Pembinaan dan Pengendalian Tenaga Pendamping Profesional, Direktorat Jendral Pembangunan
dan Pemberdayaan masyarakat Desa dan Kementrian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan
Tranmigrasi.
11. Direktorat Bantuan Sosial, Pedoman Pendamping Pada Rumah Perlindungan dan trauma center,
(Jakarta: Departemen Sosial, 2007), hlm.
a. Bidang Pemberdayaan
Prioritas kegiatan yang akan dilaksanakan dibidang Pemerdayaan untuk tahun
Rencana
Rencana
b. No. Jenis egaitan Lokasi Volume Sumber
Anggaran (Rp)
Dana
Bantuan Desa
1. 1 tahun Rp. 90.000.000 Dana Desa
Pendidikan Werbes
Desa
2. Bantuan Kesehatan 1 tahun Rp. 30.000.000 Dana Desa
Werbes
Bidang Pembangunan
Untuk tahun anggaran 2022 di bidang Pembangunan ada beberapa kegiatan yang telah
Tabel 1
Kegiatan Bidang Pembangunan Tahun 2022
Besaran
No. Jenis Kegiatan Sumber Dana
Anggaran (Rp)
3. - Dana Desa
4. - Dana Desa
Tabel 2
Kegiatan Bidang Pembinaan Tahun 2022
Besaran
No. Jenis Kegiatan Sumber Dana
Anggaran (Rp)
Berdasarkan Permendagri No. 113 Tahun 2014 tentang pengelolaan keuangan desa, bahwa
sumber pendapatan desa terdiri atas 3 sumber, yaitu :
1. Pendapatan Asli Desa (PADes) Pendapatan ini terdiri atas jenis:
a. Hasil usaha adalah Hasil Bumdes, dana kas desa.
b. Hasil asset adalah Pasar desa, tempat pemandian umum.
b. Pendapatan lain-lain asli desa : hasil pungutan desa.
c. Swadaya , partisipasi, dan gotong royong : peran masyarakat berupa tenaga, barang
yang dinilai dengan uang.
d. Tujuan dan Manfaat Dana Desa
Tujuan dana desa menurut (dosenppkn.com diakses tanggal 25 Januari 2020) adalah:
1. Menciptakan ketentraman penduduk desa
2. Meningkatkan pelayanan dan prasarana umum di desa Sementara itu menurut UU No. 6
tahun 2014 menyebutkan tujuan dana desa adalah memberikan service kepada penduduk
umum di desa-desa, mengangkat kemiskinan , meningkatkan ekonomi desa,
menghilangkan perbedaan dalam bidang pembangunan antar desa, menguatkan penduduk
desa sebagai subyek pembaharuan.
Pengalokasian anggaran di desa dilakukan oleh seseorang yang memiliki wewenang
serta berguna dalam mempercepat rencana pembangunan infrastruktur agar sebanding
dengan pertumbuhan masyarakat yang bertambah pesat. Adapun manfaat dari adanya
anggaran desa adalah sebagai berikut :
1. Meningkatkan aspek ekonomi dan pembangunan
Adanya anggaran dana desa akan mempercepat penyaluran atau akses di desa-desa,
12. Sumodiningrat, Pembangunan Daerah dan Pemberdayaan Masyarakat, (Jakarta: PT. Bina Rena
Pariwara, 1997), hlm. 79
implementasi dan evaluasi serta tanggung jawab atas aktivitas yang telah dilakukan maka
dalam mengatur dana desa harus berdasarkan prinsip terbuka, tanggung jawab dan
partisipasi serta dikerjakan secara teratur dan patuh untuk mendorong terciptanya good
Tahun 2014). Sementara itu Lili (2018) menyatakan Alokasi dana desa yang dikenal
dengan ADD adalah dana yang dialokasikan oleh pemerintah kabupaten untuk desa yang
bersumber dari APBN (dana perimbangan) yang diterima oleh kabupaten setelah dikurangi
belanja pegawai.
14. Nurus Sayyida dan Ikhsan Budi Riharjo, “Peran Akuntansi Dalam Proses Perencanaan Pembagunan
Dan Penganggaran,” Jurnal Ilmu Dan Riset Akuntansi (JIRA) 9, no. 10 (2020):
15. Muhammad Nur Aziiz and Sawitri Dwi Prastiti, “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Akuntabilitas
Dana Desa,” Jurnal Akuntansi Aktual 6, no. 2 (July 29, 2019):
16. Nafadhila Eka Indraswari dan Yuliastuti Rahayu, “Pengaruh Kompetensi Pemerintah Desa ,
Partisipasi Masyarakat Dan Pemanfaatan Teknologi Informasi Terhadap Akuntabilitas Pengelolaan
Dana Desa,” Jurnal Ilmu Dan Riset Akuntansi 10, no. 4 (2021):
17. Arsyad, Lincolin. 2011, Strategi Pembangunan Pedesaan Berbasis Lokal, Yogyakarta: UPP STIM –
YKPN Yogyakarta.
Berdasarkan penjelasan diatas dapat diketahui jika pengelolaan dana desa adalah
kegiatan yang meliputi proses penyelenggaraan anggaran yang berasal dari APBN yang
akan disalurkan kesetiap Desa untuk program kerja dan selanjutnya akan di awasi dan di
pertanggung jawabkan lapaoran setiap penggunaan dana yang dikelolah oleh kepala desa
merangkap aparat dan Ketua Bamuskam Desa dalam pengawasan setiap pencairan dana
untuk setiap program dalam bentuk pembangunan fisik maupun kegiatan lainnya.
b. Prinsip Pengelolaan Dana Desa
Menurut Roberto, Lutfi, dan Nurnaningsih (2015), menyatakan
Desa yaitu:
1. Semua aktivitas yang dibiayai Dana Desa diprogramkan, diimplementasikan serta
dimonitoring dengan transparan sesuai prinsip dari masyarakat, oleh masyarakat, dan
untuk masyarakat.
2. Semua aktivitas wajib akui menurut manajerial, umum serta undang-undang.
3. Dana Desa dilakukan dilaksanakan melalui dasar ekonomis, teratur serta terarah.
4. Aktivitas yang didanai oleh Dana Desa sungguh transparan guna menambah prasarana
umum yang berguna untuk melayani masyarakat dalam hal mencukupi kebutuhan
pokok, memperkokoh organisasi desa dan aktivitas lainnya yang diperlukan oleh warga
masyarakat yang diputuskan lewat musyawarah.
5. Dana Desa wajib ditulis di APBDesa dan proses penganggarannya mengikuti
mekanisme yang berlaku.
6. Dana desa digunakan setiap Desa juga pakai bayar material bentuk tenagah kerja, hak
pemilik tanah seperti bantu, pasar dan kayu.
B. Kerangka Berfikir
Berdasarkan kajian teori dalam tinjauan pustaka diatas untuk dapat mengetahui
bagaimana keterkaitan antar variabel penelitian ini maka ditunjukan dalam kerangka
berpikir dengan gambaran pola sebagai berikut:
18. Edi Suharto, Membangun Masyarakat memberdayakan rakyat, (Bandung: Refika Aditama, 2005),
hlm.200
19. Antlov, Hans. 2000, Pemerintahan Desa di Indonesia, Masa Lalu, Sekarang dan Tantangan Masa
Depan, Yogyakarta: Makalah Konferensi Percik Dinamika Politik Lokal di Indonesia, Yogyakarta, 3-4
Juli 2000.
20. Asy’ari, Safari Imam. 1993, Sosiologi Kota dan Desa, Surabaya: Usaha Nasional. Badan Kesejahteraan
Sosial Nasional, 2000, Penelitian Permasalahan Kesenjangan Sosial di Beberapa Wilayah Indonesia,
Jakarta: Pusat Litbang Kesejahteraan Sosial.
H1
Akuntabilitas (X1) H2
H3
Transparansi (X2) Pengelolaan Dana Desa
(Y)
Partisipasi (X3)
H4
Ket :
: Pengaruh Parsial
: Pengaruh Simultan
Akuntabilitas adalah cara dalam menyampaikan kewajibannya tentang
kegiatan dan kemampuan yang dimiliki suatu organisasi terhadap golongan yang
memiliki keperluan dengan organisasi tersebut (Mahmudi, 2015: 9). Pelaksanaan
prinsip akuntabilitas dalam pemerintahan desa yang berjalan dengan baik mampu
menaikkan prestasi dari pemerintah desa karena akuntability merupakan suatu
kewajiban dalam mengendalikan sumber daya umum dan menjalankan keputusan yang
telah diamanatkan kepadanya untuk menggapai harapan yang sudah dirumuskan
sebelumnya, sehingga akuntabilitas memiliki pengaruh terhadap Pengelolaan Dana
Desa (Nasehatun dan Nur Anisa, 2017).
Transparansi merupakan peraturan langsung yang dibuat untuk melakukan
pengontrolan (Bappenas, 2003). Penerapan transparasi dalam pengelolaan dana desa
dapat dipakai menjadi sarana yang berguna untuk mengekang penyelewengan
sebab diterapkannya prinsip keterbukaan dalam fakta-fakta yang ada khususnya
tentang penyelenggaraan dana desa karena kecurangan tidak mungkin dapat ditutupi,
maka transparansi memiliki pengaruh terhadap pengelolaan dana desa (Kumalasari
dan Ikhsan Budi Riharjo, 2016).
Pemerintah desa harus menerapakan partisipasi dalam pengelolaan dana desa
terhadap pembangunan dan pengelolan keuangan di desa sangat diperlukan untuk
memastikan penyelenggaraan pembangunan dapat berjalan dengan baik sesuai UU
yang berlaku, dengan demikian partisipasi memiliki pengaruh terhadap pengelolaan
dana desa (Herli dan Hafidhah, 2017).
Penerapan dari akuntabilitas, transparansi, dan partisipasi akan membuat
pengelolaan Dana Desa dapat berjalan dengan baik karena penerapan prinsip ini dapat
mengurangi penyelewengan dan pemborosan penggunaan dana desa. Sejalan dengan
hal ini pemerintah mengharapkan adanya akuntabilitas, transparasi, dan partisipasi
dalam pengelolaan keuangan desa karena aspek penting dalam menciptakan good
govermance, maka akuntabilitas, transparasi dan partisipasi berpengaruh terhadap
pengelolaan dana desa (Puji dan Yulianto, 2016).
C. Hipotesis
1. Pengaruh Terhadap Pengelolaan Dana Desa.
Akuntabiltas adalah pertanggung jawaban kepada publik atas setiap
aktivitas yang dilakukan. Akuntabilitas publik adalah kewajiban pihak
pemegang amanah (agent) untuk memberikan pertanggung jawaban,
menyajikan, melaporkan, dan mengungkapkan segala aktivitas dan kegiatan
yang menjadi tanggung jawabnya kepada pihak pemberi amanah (principal)
yang memiliki hak dan kewenangan untuk meminta pertanggung jawaban
tersebut (Mahmudi, 2015: 9). Sejalan dengan hal ini pemerintah mengharapkan
adanya akuntabilitas, transparansi dan partisipasi dalam pengelolaan keuangan
desa karena merupakan aspek dalam menciptakan ( Puji dan Yulianto, 2016).
21. Huyula,” JSAP : Journal Syariah and Accounting Public 4, no. 1 (July 15, 2021):
22. Sri Karlinayani dan Endang Surasetyo Ningsih, “Akuntabilitas Pemerintah Desa Dalam
Pengelolaan Anggaran Pendapatan Dan Belanja Desa (Studi Pada Alokasi Dana Desa Di
Kabupaten Gayo Lues),” Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Akuntansi (JIMEKA) 3, no. 2 (2018): 3
23. Nur Asia Usman Betan dan Paskah Ika Nugroho, “Akuntabilitas Dan Transparansi
Pengelolaan Dana Desa,” Jurnal Penelitian Dan Pengembangan Sains Dan Humaniora 5, no. 1
(2021):
24. Lilis Saidah Napisah dan Cecep Taufiqurachman, “Model Pengelolaan Dana Desa Melalui
Prinsip Akuntabilitas Publik Dan Transparansi Di Kabupaten Bandung,” JRAK (Jurnal Riset Akuntansi
Dan Bisnis) 6, no. 2 (July 31, 2020): 2
25. Muhammad Sapril Sardi Juardi, Mustakim Muchlis, dan Reski Amalia Putri,
“Evaluasi Penggunaan Aplikasi Siskeudes Dalam Upaya Peningkatan Kualitas Akuntabilitas
Keuangan Desa,” Jurnal Ilmiah Akuntansi Peradaban 4, no. 1 (july 30, 2018):3
BAB III
METODE PENELITIAN
26. Wahyudin Darmalaksana, “Metode Penelitian Kualitatif Studi Pustaka Dan Studi Lapangan,” Pre-
Print Digital Library UIN Sunan Gunung Djati Bandung, 2020: 37.
27. Darna, Nana And Herlina Elin. “Memilih Metode Penelitian Yang Tepat: Bagi Penelitian Bidang
Ilmu Manajemen.” Jurnal Ilmu Manajemen 5, No. 1 (2018): 28
Suharto, Edi. 2006. Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat, Bandung:
28. Adisasmita, Rahardjo. 2006, Pembangunan Pedesaan dan Perkotaan , Yogyakarta: Graha Ilmu.
29. Akbar, Bahrullah. 2016, Dashboard Keuangan Daerah, Makalah dipresentasikan di IPDN Kampus
Sulawesi Selatan.
30. Asy’ari, Safari Imam. 1993, Sosiologi Kota dan Desa, Surabaya: Usaha Nasional. Badan
Kesejahteraan Sosial Nasional, 2000, Penelitian Permasalahan Kesenjangan Sosial di Beberapa
Wilayah Indonesia, Jakarta: Pusat Litbang Kesejahteraan Sosial.
PENUTUP
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
A. Jurnal-Jurnal
Soejono Soekanto, Patologi Sosial, (Jakarta: Rineka Cipta, 1986), h.220
Direktorat Bantuan Sosial, Pedoman Pendamping pada Rumah Perlindungan dan Center,
(Jakarta : Departemen Sosial, 2007), hal.4
Deryanto Kusuma Adi Pandanga, Peranan Pendamping Desa Kecamatan Dalam Mendampingi
Perencanaan Pembangunan Dan Pemberdayaan Masyarakat Di Desa Wonokerto Kecamatan Turi Kabupaten
Sleman, (Skripsi Program Studi Ilmu Pemerintahan Sekolah Tinggi Pembangunan Masyarakat Desa “APMD”
Yogyakarta, 2019).hal.11
Direktorat Bantuan Sosial, Pedoman Pendamping Pada Rumah Perlindungan dan trauma center,
(Jakarta: Departemen Sosial, 2007), hlm. 4
Sumodiningrat, Pembangunan Daerah dan Pemberdayaan Masyarakat, (Jakarta: PT. Bina Rena
Pariwara, 1997), hlm. 79
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2001).
22 Masdar Helmi, Dakwah dalam Alam Pembangunan I, (Semarang Toha Putra, 1973). 23 Ahmad Tanzeh,
Pengantar Metode Penelitian, (Yogyakarta : Teras, 2009), hal. 4
Nurus Sayyida dan Ikhsan Budi Riharjo, “Peran Akuntansi Dalam Proses Perencanaan Pembagunan Dan
Penganggaran,” Jurnal Ilmu Dan Riset Akuntansi (JIRA) 9, no. 10 (2020):2
Muhammad Nur Aziiz and Sawitri Dwi Prastiti, “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Akuntabilitas
Dana Desa,” Jurnal Akuntansi Aktual 6, no. 2 (July 29, 2019):5
Nafadhila Eka Indraswari dan Yuliastuti Rahayu, “Pengaruh Kompetensi Pemerintah Desa ,
Partisipasi Masyarakat Dan Pemanfaatan Teknologi Informasi Terhadap Akuntabilitas Pengelolaan Dana
Desa,” Jurnal Ilmu Dan Riset Akuntansi 10, no. 4 (2021):2
Edi Suharto, Membangun Masyarakat memberdayakan rakyat, (Bandung: Refika
Aditama, 2005), hlm.200
Huyula,” JSAP : Journal Syariah and Accounting Public 4, no. 1 (July 15, 2021):
Sri Karlinayani dan Endang Surasetyo Ningsih, “Akuntabilitas Pemerintah Desa
Dalam Pengelolaan Anggaran Pendapatan Dan Belanja Desa (Studi Pada Alokasi Dana
Desa Di Kabupaten Gayo Lues),” Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Akuntansi (JIMEKA)
3, no. 2 (2018): 3
Nur Asia Usman Betan dan Paskah Ika Nugroho, “Akuntabilitas Dan Transparansi
Pengelolaan Dana Desa,” Jurnal Penelitian Dan Pengembangan Sains Dan Humaniora 5,
no. 1 (2021): 12
Lilis Saidah Napisah dan Cecep Taufiqurachman, “Model Pengelolaan Dana Desa
Melalui Prinsip Akuntabilitas Publik Dan Transparansi Di Kabupaten Bandung,” JRAK
(Jurnal Riset Akuntansi Dan Bisnis) 6, no. 2 (July 31, 2020):6
Muhammad Sapril Sardi Juardi, Mustakim Muchlis, dan Reski Amalia Putri,
“Evaluasi Penggunaan Aplikasi Siskeudes Dalam Upaya Peningkatan Kualitas
Akuntabilitas Keuangan Desa,” Jurnal Ilmiah Akuntansi Peradaban 4, no. 1 (july 30,
2018):3
Wahyudin Darmalaksana, “Metode Penelitian Kualitatif Studi Pustaka Dan Studi Lapangan,” Pre-
Print Digital Library UIN Sunan Gunung Djati Bandung, 2020: 37.
Darna, Nana And Herlina Elin. “Memilih Metode Penelitian Yang Tepat: Bagi Penelitian Bidang Ilmu
Manajemen.” Jurnal Ilmu Manajemen 5, No. 1 (2018): 28
Adisasmita, Rahardjo. 2006, Pembangunan Pedesaan dan Perkotaan , Yogyakarta: Graha Ilmu.
Akbar, Bahrullah. 2016, Dashboard Keuangan Daerah, Makalah dipresentasikan di IPDN Kampus
Sulawesi Selatan.
Antlov, Hans. 2000, Pemerintahan Desa di Indonesia, Masa Lalu, Sekarang dan Tantangan Masa
Depan, Yogyakarta: Makalah Konferensi Percik Dinamika Politik Lokal di Indonesia, Yogyakarta, 3-4 Juli
2000.
Arsyad, Lincolin. 2011, Strategi Pembangunan Pedesaan Berbasis Lokal, Yogyakarta: UPP STIM –
YKPN Yogyakarta.
Asy’ari, Safari Imam. 1993, Sosiologi Kota dan Desa, Surabaya: Usaha Nasional. Badan Kesejahteraan
Sosial Nasional, 2000, Penelitian Permasalahan Kesenjangan Sosial di Beberapa Wilayah Indonesia, Jakarta:
Pusat Litbang Kesejahteraan Sosial.
Chambers, Robert, (1987), Pembangunan Desa Mulai dari Belakang, Jakarta: LP3ES. Collier,
William. 1996, Pendekatan Baru dalam Pembangunan Pedesaan di Jawa, Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.
B. Peraturan Perundang-Undangan
Undang-Undang Republik Indonesia. No 32 Tahun 2004.Tentang Otonomi
Daerah.2009.Fokusmedia. Undang -Undang No 6 Tahun 2016 Tentang Desa.
Peraturan Menteri No. 3 Tahun 2015 Pendampingan Desa.
Peraturan Menteri Desa, Pembangun Daerah Tertinggal, dan Tranmigrasi Revublik
Indonesia Nomor 3 Tahun 2015
Peraturan Pemerintah Revublik Indonesia Nomor 47 Tahun 2015 Perubahan
atas Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 Tentang Peraturan Pelaksanaan
Undang –Undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa
LEMBAR PENGESAHAN
AGUSTINA YEBLO
NIM. 201816 201102
,
DAFTAR TABEL