Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
menganugerahkan berbagai nikmat, sehingga kami dapat menye-lesaikan
penyusunan Petunjuk Teknis Pemajuan Kebudayaan Desa tahun 2021.
Hal-hal pokok yang diatur dalam petunjuk teknis ini mencakup latar
belakang, dasar hukum, tujuan. pengertian, keluaran, kriteria desa pe-
majuan kebudayaan, kriteria penggiat budaya, kriteria daya desa, struktur
pelaksana pemajuan kebudayaan desa, tugas dan tanggung-jawab, tahapan
kegiatan dan jadwal kegiatan
Petunjuk teknis ini disusun secara ringkas dengan harapan dapat lebih
mudah dipahami, sehingga pelaksanaan seluruh rangkaian kegiatan
Pemajuan Kebudayaan Desa dapat berjalan dengan baik dan lancar dalam
mewujudkan pembangunan desa yang berkelanjutan dengan gerakan dan
partisipasi masyarakat guna mengembangkan potensi dan aset desa untuk
kesejahteraan bersama.
Wassalamualaikum wr.wb
Restu Gunawan
i
zz
DAFTAR ISI
ii
zz
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
dengan lancar, maka perlu disusun Petunjuk Teknis Pemajuan
Kebudayaan Desa Tahun 2021.
B. Dasar Hukum
1. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional.
3. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2009 tentang Perfilman.
4. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya.
5. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa.
6. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah.
7. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2017 tentang Pemajuan
Kebudayaan.
8. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan
Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa.
9. Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2015 tentang Perubahan
Atas Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan
Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa.
10. Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2015 tentang Museum
11. Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2018 tentang Standar Pelayanan
Minimal.
12. Peraturan Presiden Nomor 65 Tahun 2018 tentang Tata Cara
Penyusunan Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah dan Strategi
Kebudayaan.
13. Peraturan Presiden Nomor 86 tentang Rencana Kerja Pemerintah
Tahun 2021.
14. Peraturan Presiden Nomor 18 Tahun 2020 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2020-2024.
15. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 44 Tahun 2016 tentang
Kewenangan Desa.
16. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 20 Tahun 2018 tentang
Pengelolaan Keuangan Desa.
2
17. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 45 Tahun
2018 tentang Pedoman Penyusunan Pokok Pikiran Kebudayaan
Daerah.
18. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 46 Tahun
2018 tentang Pedoman Penyusunan Strategi Kebudayaan.
19. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 205/PMK.07/2019 tentang
Pengelolaan Dana Desa.
20. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan
Transmigrasi Nomor 16 Tahun 2019 tentang Musyawarah Desa.
21. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan
Transmigrasi Nomor 17 Tahun 2019 tentang Pedoman Umum
Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa.
22. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan
Transmigrasi Nomor 18 Tahun 2019 tentang Pendampingan
Masyarakat Desa.
23. Permendikbud No. 45 Tahun 2019 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kemendikbud.
24. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan
Transmigrasi Nomor 13 Tahun 2020 tentang Prioritas Penggunaan
Dana Desa Tahun Anggaran 2021.
25. Permendikbud No. 22 Tahun 2020 tentang Rencana Strategis
Kemendikbud 2020-2024.
C. Tujuan
3
BAB II
GAMBARAN UMUM KEGIATAN
A. Pengertian
Dalam petunjuk teknis ini, yang dimaksud dengan
1. Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wil
ayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus urusan
pemerintahan, kepentingan masyarakat setempat berdasarkan
prakarsa masyarakat, hak asal usul, dan/atau hak tradisional yang
diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan
Republik Indonesia.
2. Pemerintah Desa adalah Kepala Desa atau yang disebut dengan
nama lain dibantu perangkat Desa sebagai unsur penyelenggara
Pemerintahan Desa
3. Desa Pemajuan Kebudayaan adalah desa yang seluruh pemangku
kepentingannya terlibat dalam imaji baru budaya lokal dalam upaya
pemajuan kebudayaan.
4. Pemajuan Kebudayaan Desa merupakan platform kerja bersama
membangun desa mandiri melalui peningkatan ketahanan budaya
dan kontribusi budaya desa di tengah peradaban dunia.
5. Pemberdayaan masyarakat dalam konteks pemajuan kebudayaan
desa adalah suatu proses dalam upaya fasilitasi yang bersifat
partisipatif guna menumbuhkan pengetahuan, kesadaran,
kemauan, kemampuan, kepedulian dan kebersamaan segenap
lapisan masyarakat untuk membangun kemandirian, kesejahteraan
dan penghidupan berkelanjutan dengan mesinergikan berbagai
sumber daya desa yang senantiasa berlandaskan pada nilai-nilai
kearifan lokal dan keanekaragaman budaya yang ada di desa.
6. Balai Pelestarian Nilai Budaya yang selanjutnya dalam Peraturan
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan ini disebut BPNB adalah unit
pelaksana teknis Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan di
bidang pelestarian nilai budaya yang berada di bawah dan
bertanggung jawab kepada Direktur Jenderal Kebudayaan.
7. Koordinator Wilayah adalah Kepala BPNB.
8. Pendamping Wilayah adalah pegawai BPNB dengan Jabatan
Fungsional Tertentu yang ditunjuk oleh Kepala BPNB
9. Penggiat budaya adalah orang yang ditugas oleh Direktorat Jenderal
Kebudayaan di daerah dalam rangka menyampaikan akses
informasi kebudayaan, mengonsolidasikan hal-hal yang berkaitan
dengan bidang kebudayaan dan melakukan pencatatan data
kebudayaan.
10. Daya Desa (Pendamping Kebudayaan Desa) adalah orang yang
memiliki kemampuan mendampingi, memfasilitasi, mendorong
semangat dan menggerakkan masyarakat desa untuk
menemukenali, mengembangkan dan memanfaatkan potensi
kekayaan alam dan budaya yang dimilikinya.
11. Daya Warga adalah warga yang berdaya, subjek pemajuan
kebudayaan desa yang berasal dari warga desa setempat yang
didampingi oleh Daya Desa.
12. Dokumen Pemajuan Kebudayaan Desa (DPKD) adalah dokumen
pengembangan potensi dan imaji budaya yang disusun oleh
Pemerintahan Desa bersama Warga Desa di damping oleh Daya
Desa dan Penggiat Budaya.
13. Training of trainer (ToT) Nasional adalah pelatihan yang
diperuntukkan bagi Daya Desa (Pendamping Pemajuan Kebudayaan
Desa) dengan materi bersumber dari Pedoman Pemberdayaan
Masyarakat dan Pedoman Pemajuan Kebudayaan Desa
14. Temukenali potensi budaya desa adalah proses menggali dan
mengungkap potensi budaya yang dimiliki desa dari sudut pandang
masyarakat atau komunitas desa itu sendiri sebagai pemilik
kebudayaannya.
15. Pengembangan budaya desa adalah proses mengkaji, memperkaya
keragaman, dan mempublikasi potensi budaya desa untuk
merumuskan solusi masalah di desa dengan memperluas jejaring
budaya antar desa, lokakarya (pelatihan) untuk menghasilkan
Rencana Aksi Pemanfaatan, Peningkatan Kapasitas SDM, dan
Penguatan Jaringan.
16. Pemanfaatan Potensi Budaya adalah proses perwujudan aktivitas
pemajuan kebudayaan untuk tujuan kesejahteraan dan ketahanan
5
budaya masyarakat desa melalui Festival Budaya Desa, Pasar
Budaya, Wisata Desa, Produk Budaya, E-commerce, perpustakaan
multimedia, sanggar seni dll.
B. Output / Keluaran
Keluaran kegiatan Pemajuan Kebudayaan di 359 Desa adalah:
1. Terwujudnya Pemberdayaan Masyarakat Desa.
2. Tersusunnya Dokumen Pemajuan Kebudayaan Desa (DPKD).
6
6. Tidak berstatus sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN).
7. Rekomendasi mitra program Desa Pemajuan Kebudayaan.
8. Memiliki jejaring ekonomi dan budaya.
7
BAB III
PELAKSANA
8
B. Tugas dan Tanggung jawab
1. Pengarah
Mengarahkan dan mengawasi kegiatan Pemajuan Kebudayaan
Desa untuk menjamin bahwa kegiatan dapat terlaksana sesuai
tujuan yang telah dirumuskan.
2. Penanggungjawab
a. Berkoordinasi dengan Kementerian/Lembaga (K/L) terkait.
b. Melakukan Sosialisasi Program Desa Pemajuan Kebudayaan.
c. Menyusun Pedoman Pemberdayaan Masyarakat Desa.
d. Menyusun Finalisasi Pedoman Pemajuan Kebudayaan Desa.
e. Menunjuk Balai Pelestarian Nilai Budaya (BPNB) sebagai
Koordinator Wilayah.
f. Menyusun Petunjuk Teknis Pemajuan Kebudayaan Desa.
g. Menetapkan 359 Desa Pemajuan Kebudayaan.
h. Menetapkan Daya Desa (Pendamping Kebudayaan Desa)
melalui Surat Keputusan Direktur Pengembangan dan
Pemanfaatan Kebudayaan selaku KPA (Kuasa Pengguna
Anggaran).
i. Memfasilitasi Training of Trainer (ToT) Nasional bagi Daya Desa
(Pendamping Kebudayaan Desa) di Jakarta.
j. Memfasilitasi Temukenali, Pengembangan dan Pemanfaatan
potensi budaya desa melalui Daya Desa (Pendamping
Kebudayaan Desa).
k. Melakukan monitoring serta evaluasi pelaksanaan kegiatan
Pemajuan Kebudayaan Desa.
3. Koordinator Wilayah
a. Berkoordinasi dengan Direktorat Pengembangan dan
Pemanfaatan Kebudayaan.
b. Menunjuk satu orang pegawai dengan Jabatan Fungsional
Tertentu (JFT) sebagai Pendamping Wilayah.
9
c. Berkoordinasi dengan Pemerintah Provinsi/Kabupaten,
Perguruan Tinggi, Lembaga Swadaya Masyarakat di wilayah
kerja masing-masing Balai Pelestarian Nilai Budaya (BPNB).
d. Mengusulkan Desa Pemajuan Kebudayaan.
e. Mengusulkan Daya Desa (Pendamping Kebudayaan Desa)
berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan.
f. Bertanggung jawab atas pelaksanaan pemberdayaan
masyarakat desa dan penyusunan Dokumen Pemajuan
Kebudayaan Desa (DPKD) dan melaporkan secara periodik ke
Direktorat Pengembangan dan Pemanfaatan Kebudayaan.
4. Pendamping Wilayah
a. Memantau pelaksanaan pemajuan kebudayaan desa di
wilayah kerja Balai Pelestarian Nilai Budaya (BPNB)
berdasarkan Pedoman Pemberdayaan Masyarakat Desa,
Pedoman Pemajuan Kebudayaan Desa dan Petunjuk Teknis
Pemajuan Kebudayaan Desa.
b. Melaporkan secara periodik perkembangan pendampingan
desa ke Koordinator Wilayah
5. Penggiat Budaya
a. Melakukan Koordinasi dengan Balai Pelestarian Nilai Budaya
(BPNB) dalam program Pemajuan Kebudayaan Desa di wilayah
kerjanya.
b. Bersama dengan Daya Desa mendampingi pemerintah desa
menyusun hasil pendampingan ke dalam Dokumen Pemajuan
Kebudayaan Desa (DPKD).
c. Melaporkan secara periodik setiap bulan sekali kepada
Koordinator Wilayah.
10
6. Daya Desa
11
7. Daya Warga
8. Pemerintah Desa
a. Menyusun Dokumen Pemajuan Kebudayaan Desa (DPKD)
berdasarkan Pedoman Pemberdayaan Masyarakat desa,
Pedoman Pemajuan Kebudayaan Desa dan Petunjuk Teknis
Pemajuan Kebudayaan Desa.
b. Menfasilitasi upaya pemajuan kebudayaan melalui
musyawarah desa sebagai persiapan penyusunan RPJMDes
dan RKP Desa.
12
BAB IV
TAHAPAN DAN JADWAL KEGIATAN
A. Tahapan Kegiatan
1. Persiapan
a. Rapat Persiapan;
b. Sosialisasi Program Desa Pemajuan Kebudayaan;
c. Menyusun Pedoman Pemberdayaan Masyarakat Desa;
d. Finalisasi Pedoman Pemajuan Kebudayaan Desa;
e. Menyusun Petunjuk Teknis Pemajuan Kebudayaan Desa;
f. Penetapan Desa Pemajuan Kebudayaan;
g. Penetapan Daya Desa (Pendamping Kebudayaan Desa)
2. Pelaksanaan
a. Koordinasi dan konsolidasi dengan Kementerian/Lembaga,
Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota;
b. Koordinasi dengan Balai Pelestarian Nilai Budaya (BPNB);
c. Lokakarya Nasional;
d. Pendampingan Pemajuan Kebudayaan Desa
i. Temukenali Potensi Budaya Desa;
ii. Pengembangan Potensi Budaya Desa;
iii. Pemanfaatan Potensi Budaya Desa;
iv. Penyusunan Dokumen Pemajuan Kebudayaan Desa
(DPKD);
e. Pelaporan Kegiatan
13
B. Jadwal Kegiatan
14
BAB V
PENUTUP
Agar kebijakan dan program pemerintah dapat berjalan sesuai dengan yang
diharapkan, dalam pelaksanaannya membutuhkan perangkat kegiatan
sebagai pedoman. Petunjuk Teknis ini diharapkan dapat mengakomodir
ketentuan-ketentuan dalam pelaksanaan program Pemajuan Kebudayaan
Desa Direktorat Pengembangan dan Pemanfaatan Kebudayaan, Direktorat
Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia.
15
16