Anda di halaman 1dari 27

Direktorat Pengembangan dan Pemanfaatan Kebudayaan

Direktorat Jenderal Kebudayaan


Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
PETUNJUK TEKNIS
PENYUSUNAN
DOKUMEN PEMAJUAN KEBUDAYAAN DESA
TAHUN 2023

Direktorat Pengembangan dan Pemanfaatan Kebudayaan


Direktorat Jenderal Kebudayaan
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
Petunjuk Teknis Penyusunan DPKD 2023

KATA PENGANTAR

Puji Syukur kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan hidayahNya sehingga tersusun Petunjuk Teknis Penyusunan
Dokumen Pemajuan Kebudayaan Desa tahun 2023. Buku Petunjuk Teknis ini disusun
sebagai acuan pelaksanaan anggaran kegiatan Penyusunan Dokumen Pemajuan
Kebudayaan Desa yang mengatur tentang ketentuan, tata cara, dan mekanisme
pelaksanaan Penyusunan Dokumen Pemajuan Kebudayaan Desa.

Hal-hal pokok yang diatur dalam petunjuk teknis ini mencakup latar belakang,
pengertian Pemajuan Kebudayaan Desa, Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah dan
Dokumen Pemajuan Kebudayaan Desa, maksud dan tujuan, dasar hukum, target sasaran,
organisasi pelaksana penyusunan DPKD, sumber pendanaan penyusunan DPKD,
penyusunan DPKD, publikasi, monitoring, evaluasi dan pelaporan.

Petunjuk teknis ini disusun secara ringkas dengan harapan lebih mudah dipahami,
sehingga pelaksanaan kegiatan Penyusunan Dokumen Pemajuan Kebudayaan Desa tahun
2023 ini dapat berjalan dengan baik dan lancar dalam mewujudkan pembangunan desa
yang berkelanjutan dengan gerakan dan partisipasi masyarakat guna mengembangkan
potensi dan aset desa untuk kesejahteraan bersama.

Semoga buku petunjuk teknis ini dapat digunakan sebagaimana mestinya, atas
perhatian dan kerjasama berbagai pihak, disampaikan terima kasih.

Jakarta, 7 November 2023


Direktur Pengembangan dan
Pemanfaatan Kebudayaan,

Irini Dewi Wanti, S.S, MSP

i
Petunjuk Teknis Penyusunan DPKD 2023

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...........................................................................................................................i
DAFTAR ISI.......................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................................................1
A. Latar Belakang.......................................................................................................................................1
B. Pengertian Pemajuan Kebudayaan Desa................................................................................................2
C. Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah (PPKD) dan Dokumen Pemajuan Kebudayaan Desa (DPKD).....3
D. Maksud dan Tujuan................................................................................................................................3
E. Dasar Hukum.........................................................................................................................................4
F. Target Sasaran........................................................................................................................................5
BAB II PENYUSUNAN DOKUMEN PEMAJUAN KEBUDAYAAN DESA (DPKD)............................6
A. Dokumen Pemajuan Kebudayaan Desa (DPKD)...................................................................................6
B. Organisasi Pelaksana Penyusunan DPKD.............................................................................................6
C. Sumber Pendanaan Penyusunan DPKD.................................................................................................7
D. Penyusunan DPKD.................................................................................................................................7
E. Publikasi DPKD..................................................................................................................................12
BAB III MONITORING, EVALUASI, DAN PELAPORAN.................................................................14
A. Monitoring...........................................................................................................................................14
B. Evaluasi................................................................................................................................................14
C. Pelaporan..............................................................................................................................................14
BAB IV PENUTUP...........................................................................................................................16
LAMPIRAN.......................................................................................................................................17
A. Format Penyusunan DPKD..................................................................................................................17
B. Contoh SK Penyusun DPKD...............................................................................................................18
C. Sistematika Penyusunan Laporan........................................................................................................22
D. Contoh Format RAB............................................................................................................................23
E. Surat Pernyataan Kesediaan dan Mempertanggungjawabkan Kegiatan Yang Ditandatangani Oleh
Ketua Tim Penyusun dan Diketahui Oleh Kepala Desa......................................................................24

ii
Petunjuk Teknis Penyusunan DPKD 2023

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

UU Pemajuan Kebudayaan mengakui dan menghargai keragaman budaya


masyarakat Indonesia. Terdapat lebih dari 700 suku bangsa dan bahasa beserta adat
istiadat yang membentuk masyarakat Indonesia. Keragaman inilah yang mendasari
kebudayaan nasional. Oleh karenanya, dibutuhkan perspektif yang adil dan tidak
mengkotak-kotakkan dalam melihat budaya masyarakat kita. Setiap unsur kebudayaan
perlu dipertimbangkan untuk dilindungi, dikelola, dan diperkuat. Itulah sebabnya UU
Pemajuan Kebudayaan menggunakan pengertian kebudayaan yang paling netral, ramah,
dan terbuka, yakni “segala sesuatu yang berkaitan dengan cipta, rasa, karsa, dan hasil
karya masyarakat”. Kebudayaan nasional diartikan sebagai “keseluruhan proses dan hasil
interaksi antarkebudayaan yang hidup dan berkembang di Indonesia. Kata “proses” dan
“hasil” sebagaimana dimaksud mengandung arti bahwa hal-hal yang diatur dalam UU
Pemajuan Kebudayaan tidak hanya membahas wujud-wujud yang tampak dari
kebudayaan, misalnya alat atau bangunan. Lebih dari itu, pengaturan tentang pemajuan
kebudayaan pada hakikatnya mencakup proses hidup masyarakat yang melatari lahirnya
setiap produk dan praktik kebudayaan seperti yang tergambar kuat dalam kehidupan desa.
Perkembangan Kebudayaan tak bisa dipisahkan dari perkembangan masyarakatnya.
UU Pemajuan Kebudayaan menempatkan masyarakat sebagai pemilik dan penggerak
kebudayaan nasional. Masyarakat berperan sebagai pelaku aktif kebudayaan, mulai dari
tingkat desa sampai tingkat nasional. Desa menjadi basis kebudayaan karena nilai-nilai
yang tersimpan dalam praktik kehidupan desa menjadikan desa sebagai “Lumbung
Budaya” dalam lini masa peradaban. Desa sebagai “Lumbung Budaya” di masa lalu telah
menjadikan manusia-manusia desa memiliki daya tahan yang kuat dalam membangun
kerja-kerja kolektif berupa kesukarelaan untuk berswadaya, bermusyawarah, dan
bergotong-royong demi kesejahteraan hidup bersama. Hal positif ini harus terus dijaga
sampai masa sekarang. Desa juga menjadi kampung halaman tempat memelihara identitas
yang kuat berakar pada kekayaan budaya, yang dibangun secara partisipatif oleh
warganya, dihidupi melalui kegiatan kebudayaan, serta diwariskan dari generasi ke
generasi.
Paradigma lama memandang desa sebagai objek pembangunan. Paradigma ini
memandang kemajuan desa seolah-olah hanya sebagai mesin saja, dan bukan sebagai
ruang hidup kreatif yang berkembang dinamis. Namun demikian, berdasarkan amanat
Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa (selanjutnya disebut sebagai UU
Desa), cara pandang paradigma lama telah digantikan dengan paradigma baru yaitu desa
merupakan subjek kebudayaan yang memiliki kewenangan mengatur dan mengurus
kebudayaan desa. Tujuan pengaturan desa antara lain: melestarikan dan memajukan adat,
tradisi, dan budaya masyarakat desa, serta memperkuat masyarakat desa sebagai
subjek

1
Petunjuk Teknis Penyusunan DPKD 2023

pembangunan. Karenanya, runtut dengan mandat UU Desa tersebut, pengelolaan


pemajuan kebudayaan desa dilakukan secara partisipatoris dengan memperkuat
masyarakat desa sebagai subjek pembangunan. Desa tidak hanya diposisikan sebagai
objek kebudayaan yang terus diatur dan diberi instruksi, tetapi desa juga diposisikan
sebagai subjek kebudayaan. Desa memiliki kewenangan untuk mengatur dan mengurus
pemajuan kebudayaan desa secara mandiri. Pemimpin dan masyarakat desa adalah pihak-
pihak yang paling paham tentang kebutuhan dan tantangan terkait ekosistem kebudayaan
desa maupun upaya memajukan kebudayaan desa.

B. Pengertian Pemajuan Kebudayaan Desa


Pemajuan kebudayaan desa adalah “upaya meningkatkan ketahanan budaya dan
kontribusi budaya desa di dalam kerangka pemajuan kebudayaan nasional melalui
Pelindungan, Pengembangan, Pemanfaatan, dan Pembinaan kebudayaan”. Gerakan
pemajuan kebudayaan desa bermaksud mempercepat pengarusutamaan kebudayaan
melalui cara-cara penyesuaian diri secara terus- menerus antara pola hidup tradisional
dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi modern. Oleh karenanya, secara praktis
Gerakan ini adalah upaya membangun platform (ruang kerja bersama) membangun desa
mandiri melalui jalan kebudayaan.
Langkah awalnya adalah dengan menjadikan kerja-kerja budaya menjadi bagian
dari kegiatan penyelenggaraan desa karena daya hidup desa terletak pada kebiasaan, adat-
istiadat dan tradisi. Oleh karena itu, kebudayaan harus menjadi haluan pembangunan desa
dengan menempatkan kebudayaan sebagai penentu arah kebijakan perencanaan
pembangunan desa. Hal ini sejalan dengan UU Pemajuan Kebudayaan bahwa diperlukan
upaya terus-menerus untuk melindungi, mengembangkan, memanfaatkan dan membina
kebudayaan. Kerja-kerja kebudayaan desa nantinya membutuhkan kader-kader
pembaharu desa sebagai motor penggerak pemajuan kebudayaan desa. Kader-kader ini
diharapkan agar menggerakkan warga desa untuk ikut serta melindungi, mengembangkan,
memanfaatkan, dan membina kebudayaan desa.
Pemajuan kebudayaan desa selalu berkaitan dengan sejarah dan tradisi yang telah
terikat kuat di dalam budaya setiap desa, sekaligus merupakan upaya strategis
mengantisipasi berbagai perubahan di masa depan. Masing-masing desa tentunya
memiliki identitas budayanya sendiri yang dipengaruhi oleh faktor kekerabatan,
lingkungan alam, pola permukiman, maupun pola mata pencaharian. Oleh karena itu,
setiap desa adalah unik dan memiliki ceritanya masing-masing. Keunikan ini menjadi
potensi kekayaan kebudayaan yang tersimpan yang perlu dipetakan dan dilestarikan
melalui upaya pelindungan, pengembangan, pemanfaatan, dan pembinaan kebudayaan.

2
Petunjuk Teknis Penyusunan DPKD 2023

C. Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah (PPKD) dan Dokumen


Pemajuan Kebudayaan Desa (DPKD)
UU Pemajuan Kebudayaan tidak mengatur pemajuan kebudayaan desa. Namun,
karena desa berkedudukan di wilayah kabupaten/kota, maka pemajuan kebudayaan desa
pada dasarnya merupakan bagian dari pemajuan kebudayaan daerah kabupaten/kota.
Namun demikian, desa tetap memiliki kewenangan untuk mengatur dan mengurus urusan
pemajuan kebudayaan desa secara mandiri. Desa memiliki kewenangan penuh untuk
menyusun Dokumen Pemajuan Kebudayaan Desa (DPKD). Desa menyusun DPKD
sesuai dengan kewenangannya dengan memperhatikan Pokok Pikiran Kebudayaan
Daerah (PPKD) kabupaten/kota. DPKD merupakan sumber dalam pemuktahiran Data
PPKD.
Keterpaduan DPKD dengan PPKD kabupaten/kota menjadi kunci bagi keberhasilan
pemajuan kebudayaan daerah. DPKD yang sarat dengan beragam data dan informasi
tentang kebudayaan desa akan memperkaya dokumen PPKD kabupaten/kota dan
provinsi, Strategi Kebudayaan, dan dokumen Rencana Induk Pemajuan Kebudayaan
(RIPK) Nasional. Dokumen PPKD kabupaten/kota yang terpadu dengan DPKD dapat
memudahkan desa menjalankan beragam kegiatan pemajuan kebudayaan daerah yang
diselenggarakan di desa. Pada akhirnya, pemajuan kebudayaan desa terikat erat dengan
dinamika pemajuan kebudayaan daerah maupun nasional.

D. Maksud dan Tujuan


1. Maksud
a. Memberikan pedoman pemerintah daerah kabupaten/kota agar mampu
memfasilitasi penyelenggaraan pemajuan kebudayaan desa;
b. Memberikan pedoman bagi pemerintah desa dalam memfasilitasi yang terpadu
dengan pemajuan kebudayaan daerah;
c. Memberikan pedoman bagi kementerian/lembaga non kementerian dan para
stakeholder dalam merumuskan kebijakan yang bersifat terpadu tentang
pemajuan kebudayaan desa melalui DPKD.

2. Tujuan
a. Mengintegrasikan pemajuan kebudayaan daerah kabupaten/kota dengan
pemajuan kebudayaan desa;
b. Mengembangkan dialog kebudayaan antara daerah dan desa;
c. Memfasilitasi penyusunan Dokumen Pemajuan Kebudayaan Desa (DPKD) dan
memajukan kebudayaan desa sebagai haluan pembangunan desa.

3
Petunjuk Teknis Penyusunan DPKD 2023

E. Dasar Hukum
Petunjuk Teknis Dokumen Pemajuan Kebudayaan Desa dilandasi oleh:
1. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional;
3. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2009 tentang Perfilman;
4. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya;
5. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa;
6. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah;
7. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan;
8. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan
Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa;
9. Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2015 tentang Perubahan Atas Peraturan
Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang
Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa;
10. Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2015 tentang Museum;
11. Peraturan Pemerintah Nomor 87 Tahun 2021 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-
undang Nomor 5 Tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan;
12. Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 2022 tentang Register Nasional dan
Pelestarian Cagar Budaya;
13. Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2018 tentang Standar Pelayanan Minimal;
14. Peraturan Presiden Nomor 65 Tahun 2018 tentang Tata Cara Penyusunan Pokok
Pikiran Kebudayaan Daerah dan Strategi Kebudayaan;
15. Peraturan Presiden Nomor 61 Tahun 2019 tentang Rencana Kerja Pemerintah Tahun
2020;
16. Peraturan Presiden Nomor 18 Tahun 2020 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional 2020-2024;
17. Peraturan Presiden Nomor 114 Tahun 2022 tentang Strategi Kebudayaan;
18. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 44 Tahun 2016 tentang Kewenangan Desa;
19. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 20 Tahun 2018 tentang Pengelolaan
Keuangan Desa;
20. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 45 Tahun 2018 tentang
Pedoman Penyusunan Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah;
21. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 46 Tahun 2018 tentang
Pedoman Penyusunan Strategi Kebudayaan;
22. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 205/PMK.07/2019 tentang Pengelolaan Dana
Desa;

4
Petunjuk Teknis Penyusunan DPKD 2023

23. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Nomor
16 Tahun 2019 tentang Musyawarah Desa;
24. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Nomor
17 Tahun 2019 tentang Pedoman Umum Pembangunan dan Pemberdayaan
Masyarakat Desa; dan
25. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Nomor
18 Tahun 2019 tentang Pendampingan Masyarakat Desa;
26. Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Nomor 1 tahun
2022 tentang Tata Cara Pemantauan dan Evaluasi PPKD;
27. Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Nomor 6 tahun
2023 tentang Perubahan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 45
Tahun 2018 tentang Pedoman Penyusunan Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah.

F. Target Sasaran
Penyusunan Dokumen Pemajuan Kebudayaan Desa (DPKD) tahun 2023 dilaksanakan
dengan target 230 desa yang masuk dalam program Pemajuan Kebudayaan Desa.

5
Petunjuk Teknis Penyusunan DPKD 2023

BAB II
PENYUSUNAN
DOKUMEN PEMAJUAN KEBUDAYAAN DESA (DPKD)

A. Dokumen Pemajuan Kebudayaan Desa (DPKD)


Untuk mengidentifikasi dan merancang strategi pemajuan kebudayaan desa
berdasarkan kerangka kerja pemajuan kebudayaan, maka Pemerintah Desa dapat
menyusun Dokumen Pemajuan Kebudayaan Desa (DPKD). Dokumen Pemajuan
Kebudayaan Desa (DPKD) adalah sebuah perencanaan desa berbasis kebudayaan yang
dituangkan ke dalam sebuah naskah atau dokumen. Dalam menyusun DPKD , Pemerintah
desa dapat membentuk tim penyusun DPKD yang bertugas mengidentifikasi dan
menganalisis Objek Pemajuan Kebudayaan (OPK) yang yang telah dimiliki termasuk
Infrastruktur (tempat latihan, tempat pertunjukan, sanggar, tempat produksi apa yang
tersedia atau telah ada di desa), SDM Kebudayaan para pelaku dan pegiat kebudayaan,
segala potensi budaya baik individu maupun lembaga, juga berbagai situs, cagar budaya,
dan berbagai potensi pada wilayah masing-masing desa beserta permasalahan dan usulan
dari warga desa.
Adapun inti dari penyusunan DPKD adalah pemetaan potensi kebudayaan lokal
berskala desa sehingga didapatkan data yang lebih rinci, dengan cara mencari atau
melacak potensi kebudayaan baik yang dulu pernah ada namun sekarang sudah punah
ataupun yang sekarang masih ada dan berkembang, serta mengidentifikasi setiap jenis
Objek Pemajuan Kebudayaan (OPK), yakni; (1) tradisi lisan, (2) manuskrip, (3) adat
istiadat, (4) ritus, (5) pengetahuan tradisional, (6)
teknologi tradisional, (7) seni, (8) bahasa, (9) permainan rakyat, (10) olahraga tradisional,
dan (11) Cagar Budaya.
Keseluruhan atau pun masing-masing dari Obyek Pemajuan Kebudayaan yang ada
dan tersedia di desa memiliki narasi yang saling berhubungan, berikut sumber-sumber
biodiversitas yang membentuknya. Gambaran kait-mengkait ini perlu ditampilkan di
dalam DPKD agar ekosistem kebudayaan desa bisa terungkap dengan jelas. Merujuk pada
Undang-undang Desa, maka hal ekosistem ini juga bagian dari hak asal usul desa.
Dengan tersusunnya DPKD dapat menjadi dasar dalam penyusunan Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJMDesa), Rencana Kerja Pemerintah Desa
(RKPDesa), serta Angaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDesa). Agar DPKD dapat
dijadikan dasar dalam penyusunan RPJMDesa, RKPDesa dan APBDesa maka DPKD
juga dapat ditetapkan dengan Peraturan Desa, sehingga strategi pemajuan kebudayaan
desa dapat dibiayai dengan keuangan desa.

B. Organisasi Pelaksana Penyusunan DPKD


Penyusun DPKD adalah Perangkat Desa: Kepala Desa, Sekretaris Desa; perwakilan
Balai Pelestari Kebudayaan (BPK), Pegiat Budaya; perwakilan

6
Petunjuk Teknis Penyusunan DPKD 2023

pemerintah daerah (dinas terkait seperti misalnya Dinas Kebudayaan dan Pariwisata,
Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa, dll); perwakilan Perguruan Tinggi, Pendamping
Kebudayaan Desa (Daya Desa), serta warga desa yang berkompeten atau berpengalaman
dalam kegiatan kebudayaan dan dipercaya mampu untuk melaksanakan tugasnya.

C. Sumber Pendanaan Penyusunan DPKD


Sumber Pendanaan dalam penyusunan DPKD adalah APBN yang diberikan oleh
Direktorat Pengembangan dan Pemanfaatan, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian
Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), dan atau APBDes.

D. Penyusunan DPKD
1. Pembentukan Tim Penyusun:
a. Kepala Desa dan menunjuk anggota Tim Penyusun dengan Koordinator adalah
Sekretaris Desa.
b. Tim Penyusun bersifat sementara.
c. Jumlah anggota Tim Penyusun berjumlah gasal dan paling sedikit 5 (lima)
orang.
d. Anggota Tim Penyusun terdiri dari dua unsur:
i. Unsur Pemerintah Desa
ii. Unsur Pemerintah Daerah
iii. Unsur Pemerintah Pusat
iv. Unsur Para Ahli yang mewakili masyarakat
e. Unsur Para Ahli dapat dipilih dari para ahli yang memiliki kompetensi dan
kredibilitas dan pengalaman yang berkaitan dengan Objek Pemajuan
Kebudayaan di desa. Para ahli tersebut dapat dipilih dari unsur:
i. Penggiat budaya, Daya Desa, Pendamping Desa, pendidik atau
akademisi di bidang Kebudayaan;
ii. budayawan atau seniman;
iii. perwakilan organisasi kemasyarakatan yang bergerak di bidang
Kebudayaan;
iv. pemangku adat atau kepala suku; dan/atau
v. orang yang pekerjaannya memiliki kaitan erat dengan Objek Pemajuan
Kebudayaan.
f. Kepala Desa mengesahkan Tim Penyusun berdasarkan Surat Keputusan

2. Rincian Tugas Tim Penyusun


Tim Penyusun memiliki tugas utama: Menyusun DPKD melalui proses dan
membuat laporan DPKD yang diarahkan oleh Direktorat Jenderal

7
Petunjuk Teknis Penyusunan DPKD 2023

Kebudayaan, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi.

3. Tahapan Kerja Tim


Penyusun Tahap I:
Persiapan
a. Koordinator dan Tim Penyusun menyusun rincian rencana kerja dan jadwal kerja;
b. Mengidentifikasi berbagai pihak (individu/lembaga) yang dinilai menguasai
pengetahuan dan pemahaman mendalam tentang satu atau lebih objek pemajuan
kebudayaan, atau dinilai memiliki data terkait objek pemajuan kebudayaan dan
cagar budaya;
c. Membentuk Tim Survei lapangan terkait data objek pemajuan kebudayaan dan
cagar budaya. Pembentukan Tim Survei tersebut dapat melibatkan/bekerja sama
dengan Perguruan Tinggi, atau Komunitas Budaya di Desa jumlah anggota Tim
Survei disesuaikan dengan kebutuhan. Tim Survei bertanggung jawab langsung
dan bekerja di bawah koordinasi Tim Penyusun.

Tahap II: Pengumpulan data


Proses pengumpulan data merupakan proses paling penting dalam keseluruhan
penyusunan DPKD . Tujuan utama pengumpulan data adalah untuk mendapatkan
data faktual yang dapat menggambarkan keadaan OPK dalam wilayah desa. Yang
dimaksud dengan data faktual adalah data berdasarkan fakta sebenarnya yang
terjadi/terdapat di wilayah tersebut. Data yang dikumpulkan terdiri dari data teks dan
visual mengenai:
a. Setiap jenis Objek Pemajuan Kebudayaan (OPK), yang telah dijabarkan yakni:
(1) tradisi lisan, (2) manuskrip, (3) adat istiadat, (4) ritus, (5)
pengetahuan tradisional, (6) teknologi tradisional, (7) seni, (8) bahasa,
(9) permainan rakyat, (10) olahraga tradisional, dan (11) Cagar Budaya;
b. Sarana dan prasarana kebudayaan seperti misalnya tempat latihan, tempat
pertunjukan, tempat produksi apa yang tersedia atau telah ada di desa;
c. Pelaku budaya, seperti misalnya seniman, tetua adat, dan sebagainya;
d. Identifikasi lembaga budaya desa, seperti misalnya lembaga adat desa.

Pengumpulan data teks dan visual dalam penyusunan DPKD dapat


menggunakan dua cara yaitu:
a. Survei lapangan
b. Pengelolaan data dari aplikasi web desabudaya.kemdikbud.go.id
c. Forum diskusi terbuka bersama ahli dan warga desa

Tim Penyusun DPKD diwajibkan untuk:


a. Mengidentifikasi kembali Program Pembangunan Desa (PPD) yang mendukung
rekomendasi PPKD yang telah disusun oleh kabupaten/kota,

8
Petunjuk Teknis Penyusunan DPKD 2023

dan perlu diidentifikasi juga apakah sebelumnya sudah ada program- program
yang menunjang kegiatan Pemajuan Kebudayaan di desa di masa lalu atau yang
masih berjalan;
b. Membaca kembali Peraturan Desa yang telah ditetapkan untuk memahami
kegiatan kebudayaan yang telah diatur sebagai bahan acuan;
c. Mencari dan mengumpulkan penelitian-penelitian sebelumnya (seperti yang
tersedia di BPK, Perguruan tinggi ) dan literatur dari lembaga lainnya bila ada
yang berkaitan dengan kebudayaan di desa tersebut.

Tahap III: Analisis Data


Menyelenggarakan rangkaian diskusi untuk:
a. Melakukan Identifikasi dan kurasi atas hasil-hasil temuan data OPK dari
rangkaian survei, pertemuan terbuka dan aplikasi web
desabudaya.kemdikbud.go.id;
b. Membuat gambaran ekosistem pemajuan kebudayaan desa;
c. Memilih (minimal 2) program kebudayaan prioritas untuk dikembangkan
berdasarkan gambaran ekosistem;
d. Merumuskan permasalahan objek pemajuan kebudayaan melalui analisis atas
data yang terkumpul serta mengidentifikasi permasalahan Pemajuan Kebudayaan
apakah termasuk ke dalam masalah pelindungan, pengembangan, pemanfaatan,
dan pembinaan kemudian menggali ide sebagai usulan pemecahan masalah yang
sejalan dengan karakteristik desa sesuai dengan kewenangan pemerintah desa
dan masukan dari warga desa;
e. Referensi untuk masing masing permasalahan dapat merujuk pada penjelasan
berikut:
i. PELINDUNGAN meliputi upaya-upaya menjaga keberlanjutan
kebudayaan sebagai warisan bagi dunia dan generasi penerus.
• Inventarisasi, terwujud melalui upaya pencatatan dan
pendokumentasian, penetapan, serta pemuktahiran data Objek
Pemajuan Kebudayaan. Segenap data dan informasi dihimpun
dalam Sistem Pendataan Kebudayaan Terpadu, yang dikelola
oleh pemerintah dan bisa diakses oleh masyarakat.
• Pengamanan, terwujud melalui pengenalan dan pengelolaan hak
masyarakat Indonesia atas kekayaan intelektual Objek Pemajuan
Kebudayaan. Tujuannya adalah untuk memperjuangkan
kebudayaan nasional sebagai warisan bagi dunia dan generasi
penerus
• Pemeliharaan, terwujud melalui pemantauan dan penanganan
kondisi Objek Pemajuan Kebudayaan.

9
Petunjuk Teknis Penyusunan DPKD 2023

Pemeliharaan dilakukan untuk mencegah kerusakan, kehilangan,


bahkan kemusnahan unsur-unsur yang menghidupi ekosistem
kebudayaan di Indonesia
• Penyelamatan, terwujud melalui revitalisasi, repatriasi, dan
restorasi Objek Pemajuan Kebudayaan. Revitalisasi berkenaan
dengan upaya-upaya menghidupkan kembali unsur-unsur
kebudayaan yang telah atau hampir musnah dengan peninjauan,
penggalian, perekaan ulang, hingga penggunaan dalam
kehidupan sehari-hari. Repatriasi merupakan upaya-upaya
pengembalian unsur-unsur kebudayaan nasional yang berada di
luar wilayah Republik Indonesia ke dalam negeri melalui
pembelian, kerjasama pengembalian, hingga advokasi di tingkat
internasional. Sementara restorasi adalah upaya-upaya
pemulihan unsur- unsur kebudayaan yang rentan atau rusak ke
kondisi semula.
• Publikasi, terwujud melalui penyebaran informasi tentang Objek
Pemajuan Kebudayaan kepada publik, di dalam maupun di luar
negeri, melalui berbagai bentuk media.
ii. PENGEMBANGAN meliputi upaya-upaya memberdayakan ekosistem
kebudayaan serta meningkatkan, memperkaya, dan menyebarluaskan
kebudayaan
• Penyebarluasan, dilakukan melalui diseminasi dan diaspora.
Diseminasi dilakukan, antara lain, melalui penyebaran nilai-nilai
budaya ke luar negeri, pertukaran budaya, pameran, dan festival.
Diaspora dilakukan, antara lain, melalui penyebaran pelaku
budaya dan identitas budaya ke luar negeri.
• Pengkajian, adalah yang dilakukan melalui penelitian ilmiah dan
metode-metode kajian lainnya untuk mengenali dan mendalami
makna dan nilai atas unsur-unsur kebudayaan di Indonesia. Hasil
dari pengkajian akan berguna bagi rencana dan upaya
pengembangan kebudayaan pada masa mendatang.
• Pengayaan Keragaman, adalah yang dilakukan melalui
penggabungan budaya (asimilasi), penyesuaian budaya sesuai
dengan konteks ruang dan waktu (adaptasi), penciptaan kreasi
baru atau kreasi hasil dari pengembangan budaya sebelumnya
(inovasi), dan penyerapan budaya asing menjadi bagian dari
budaya Indonesia (akulturasi).
iii. PEMANFAATAN, meliputi upaya-upaya pendayagunaan Objek

10
Petunjuk Teknis Penyusunan DPKD 2023

Pemajuan Kebudayaan untuk memperkuat ideologi, politik, ekonomi,


sosial, budaya, pertahanan, dan keamanan dalam mewujudkan tujuan
nasional. Ada tiga hal cakupannya:
• Pertama, untuk membangun karakter bangsa dan ketahanan
budaya. Lingkupnya ada pada kehidupan bersama warga
Indonesia. Pemanfaatan untuk tujuan ini dilakukan melalui
internalisasi nilai budaya, inovasi, peningkatan adaptasi
menghadapi perubahan, komunikasi lintas budaya, dan
kolaborasi antarbudaya.
• Kedua, untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Lingkupnya ada pada daya dan ketangguhan ekonomi.
Pemanfaatan untuk tujuan ini dilakukan melalui pengolahan
Objek Pemajuan Kebudayaan menjadi produk industri,
perdagangan, dan pariwisata. Idealnya, pengolahan dilakukan
dengan memperhatikan dan menjaga nilai keluhuran serta
kearifan unsur-unsur kebudayaan terkait. Selain itu, demi
menghidupkan dan menjaga ekosistem kebudayaan, pemerintah
harus memastikan industri besar dan/atau pihak asing yang
memanfaatkan Objek Pemajuan Kebudayaan untuk membagi
keuntungan yang diperoleh dengan komponen-komponen
masyarakat terkait. Pihak swasta atau asing yang hendak
memanfaatkan Objek Pemajuan Kebudayaan harus mendapat
izin dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
• Ketiga, untuk meningkatkan peran aktif dan pengaruh Indonesia
dalam hubungan internasional. Lingkupnya ada pada posisi
Indonesia sebagai bagian dari warga dunia dan relasinya dengan
kebudayaan-kebudayaan bangsa lain. Pemanfaatan untuk tujuan
ini dilakukan melalui diplomasi budaya dan peningkatan
kerjasama internasional di bidang kebudayaan.

iv. PEMBINAAN, meliputi upaya-upaya sumber daya manusia dalam


meningkatkan dan memperluas peran aktif dan inisiatif masyarakat dalam
pemajuan kebudayaan. Pembinaan dilakukan untuk meningkatkan jumlah
dan kapasitas pelaku, lembaga, dan pranata kebudayaan
• peningkatan pendidikan dan pelatihan di bidang
kebudayaan;
• standardisasi dan sertifikasi pelaku dan pekerja di bidang
kebudayaan; dan
• peningkatan tata kelola lembaga dan pranata di bidang
kebudayaan.

11
Petunjuk Teknis Penyusunan DPKD 2023

f. Membuat usulan untuk permasalahan kebudayaan yang telah dirumuskan dan


tahapan-tahapan kerja yang perlu dijalankan untuk mencapai tujuan dan sasaran
tersebut; dan menuangkannya pada program usulan Rencana Program Jangka
Menengah desa, atau Rencana Kerja desa beserta capaian indikatornya.

Tahap IV: Penyusunan Draft DPKD


a. Pembagian kerja penulisan dan pengelolaan data dari aplikasi web
desabudaya.kemdikbud.go.id yang ditempatkan sesuai dengan format yang
sudah diberikan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan
Teknologi
b. Penyelenggaraan forum-forum diskusi terbuka untuk memverifikasi dan
memvalidasi data data OPK
c. Penyelenggaraan forum-forum diskusi terbuka untuk memverifikasi dan
memvalidasi gambaran ekosistem pemajuan kebudayaan desa
d. Penyelenggaraan forum-forum diskusi terbuka untuk menyusun rencana
pemajuan kebudayaan desa.

Tahap V: Finalisasi
a. Menyunting naskah final DPKD
b. Mengajukan DPKD untuk dibahas dalam musyawarah desa dan
ditetapkan oleh Kepala Desa
c. Memilih 2 (dua) orang perwakilan dari anggota Tim Penyusun DPKD
sebagai contact person yang dapat dihubungi
d. Naskah final DPKD diserahkan kepada Direktorat PPK, Balai Pelestarian
Kebudayaan, dan dinas terkait di daerah

4. Linimasa

November Desember
No Kegiatan Minggu 1 Minggu 2 Minggu 3 Minggu 4 Minggu 1 Minggu 2
1 Sosialisasi Direktorat
Pengembangan dan
Pemanfaatan Kebudayaan
kepada BPK dan Daya
Desa
2 Persiapan
3 Pengumpulan Data
4 Analisis Data
5 Penyusunan Draft
DPKD
6 Finalisasi DPKD
7 Monitoring dan
Evaluasi
8 Pelaporan

E. Publikasi DPKD
Publikasi diharapkan dapat memberikan informasi tentang berjalannya penyusunan
DPKD ke seluruh warga desa melalui pengumuman di website, mading, media sosial
dan media desa lainnya dengan tetap menerima masukan

12
Petunjuk Teknis Penyusunan DPKD 2023

dari warga desa untuk memperkaya data. Tahapan kegiatan yang merupakan momen
penting dalam proses penyusunan DPKD juga ikut didokumentasikan hingga proses final.

13
Petunjuk Teknis Penyusunan DPKD 2023

BAB III
MONITORING, EVALUASI, DAN PELAPORAN

A. Monitoring
Direktorat Pengembangan dan Pemanfaatan Kebudayaan melaksanakan monitoring
secara daring maupun luring dan menyiapkan instrumen untuk monitoring dan evaluasi.
Direktorat Pengembangan dan Pemanfaatan Kebudayaan akan melakukan monitoring
pelaksanaan kegiatan Penyusunan Dokumen Pemajuan Kebudayaan Desa untuk
mengetahui keberhasilan kegiatan Penyusunan Dokumen Pemajuan Kebudayaan Desa.
Monitoring ini sebagai bahan dalam melakukan evaluasi dan tindak lanjut pada
kegiatan Penyusunan Dokumen Pemajuan Kebudayaan Desa selanjutnya. Format
monitoring diisi sesuai dengan pertanyaan dan jawaban yang telah disiapkan, serta
membuat deskriptif untuk memberikan saran, masukan perbaikan, dan rekomendasi.
Monitoring dapat dikembangkan sesuai dengan kondisi lapangan apabila dalam format
tidak tersedia pertanyaan yang relevan.

B. Evaluasi
Evaluasi dilakukan untuk mengetahui kendala dan permasalahan dari kegiatan
Penyusunan Dokumen Pemajuan Kebudayaan Desa yang telah dilakukan. Evaluasi yang
dilakukan Direktorat Pengembangan dan Pemanfaatan Kebudayaan, Direktorat Jenderal
Kebudayaan, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi dengan
membandingkan antara kesesuaian perencanaan dengan pelaksanaan yang telah
dilakukan.

C. Pelaporan
Untuk memberi gambaran bentuk pertanggungjawaban mengenai kegiatan
Penyusunan Dokumen Pemajuan Kebudayaan Desa (DPKD), Direktorat Pengembangan
dan Pemanfaatan Kebudayaan membuat laporan yang memuat informasi seluruh
rangkaian kegiatan. Laporan dilengkapi evaluasi dan kesimpulan atas pelaksanaan dengan
melampirkan dokumentasi pelaksanaan, baik berupa foto, video, dan data dukung lainnya
antara lain bukti-bukti pembelanjaan sesuai dengan alokasi yang diberikan oleh Direktorat
Pengembangan dan Pemanfaatan Kebudayaan.
Laporan Penyusunan Dokumen Pemajuan Kebudayaan Desa (DPKD) disampaikan
selambat-lambatnya 15 (lima belas) hari kerja setelah seluruh pekerjaan dilaksanakan.

Dikirimkan kepada:
Direktur Pengembangan dan Pemanfaatan Kebudayaan Direktorat
Jenderal Kebudayaan
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi

14
Petunjuk Teknis Penyusunan DPKD 2023

Jl. Jend. Sudirman, Senayan 10270 Komplek


Kemendikbud Gedung E lantai 9

15
Petunjuk Teknis Penyusunan DPKD 2023

BAB IV
PENUTU
P

Dokumen Pemajuan Kebudayaan Desa (DPKD) adalah sebuah naskah atau dokumen
yang dapat digunakan Pemerintah Desa untuk mengidentifikasi dan merancang strategi
pemajuan kebudayaan desa berdasarkan kerangka kerja pemajuan kebudayaan. Agar
kebijakan dan program dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan, dalam pelaksanaannya
membutuhkan perangkat kegiatan sebagai pedoman. Petunjuk teknis kegiatan Penyusunan
Dokumen Pemajuan Kebudayaan Desa (DPKD) tahun 2023 ini disusun dengan harapan agar
dapat dipergunakan sebagai pedoman bagi semua pihak yang terlibat dalam seluruh
rangkaian kegiatan, sehingga kegiatan Penyusunan Dokumen Pemajuan Kebudayaan Desa
dapat berjalan dengan baik, efektif dan efisien.

16
Petunjuk Teknis Penyusunan DPKD 2023

LAMPIRAN
A. Format Penyusunan DPKD

Penulisan Dokumen Pemajuan DPKD disusun dengan struktur sebagai berikut :

BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Tujuan
1.3 Landasan Hukum

BAB 2 GAMBARAN UMUM DESA


2.1 Sejarah Desa
2.2 Aspek Geografi dan Demografi Penduduk
2.3 Penggunaan Tanah
2.4 Kondisi Sosial-Ekonomi Desa

BAB 3 POTENSI DESA


3.1 Keragaman Jenis Objek Pemajuan Kebudayaan Desa
3.2 Identifikasi Lembaga Kebudayaan Desa
3.3 Identifikasi SDM Kebudayaan Desa
3.4 Identifikasi Sarana dan Prasarana Kebudayaan Desa

BAB 4 TANTANGAN PEMAJUAN KEBUDAYAAN DESA


4.1 Masalah di Bidang Pelindungan Kebudayaan (terkait Pendataan, Pemeliharaan,
Pengamanan Objek Budaya)
4.2 Masalah di Bidang Pengembangan Kebudayaan (terkait Pengkajian dan
Pengayaan Beragaman Objek Budaya)
4.3 Masalah di Bidang Pemanfaatan Kebudayaan (terkait Pemberdayaan Objek Budaya
untuk Penguatan Karakter atau Pemanfaatan Ekonomis)
4.4 Masalah di Bidang Pembinaan Lembaga dan SDM Budaya (terkait Pelatihan dan
Regenerasi SDM Budaya serta Tata Kelola Lembaga Budaya)

BAB 5 RENCANA PEMAJUAN KEBUDAYAAN DESA


Berisi rekomendasi hasil dari kajian untuk menyelesaikan permasalahan dalam upaya
memajukan kebudayaan. Program usulan Pemajuan Kebudayaan tersebut selanjutnya dituangkan
dalam bentuk matriks disertai capaian indikatornya, (Indikator Capaian, yakni perangkat pengukur
yang dapat digunakan untuk memantau perwujudan rekomendasi setiap lima tahun) sehingga
dapat masuk kedalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJMDes) dan Rencana
Kerja Pemerintah Desa (RKPDes).

BAB 6 PENUTUP

LAMPIRAN

17
Petunjuk Teknis Penyusunan DPKD 2023

B. Contoh SK Penyusun DPKD

KEPALA DESA ……. (diisi Nama Desa) KABUPATEN


.............................................( diisi Nama Kabupaten/Kota)
PROVINSI................(diisi Nama Provinsi)

KEPUTUSAN KEPALA DESA … ( diisi Nama Desa)


NOMOR ….. TAHUN …E.E1/HK/2018
TENTANG
TIM PENYUSUN DOKUMEN PEMAJUAN KEBUDAYAAN DESA …. ( diisi Nama Desa)
KEPALA DESA …, ( diisi Nama Desa)

Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan sebagaimana tercantum


dalam Pasal 4 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2017 tentang
Pemajuan Kebudayaan dan Pasal 4 huruf c Undang-Undang Nomor 6
Tahun 2014 tentang Desa, perlu dilaksanakan Program Pemajuan
Kebudayaan Desa;
b. bahwa untuk melaksanakan Program Pemajuan Kebudayaan Desa,
perlu dilakukan penyusunan dokumen pemajuan kebudayaan desa ….
(Nama Desa);
c. bahwa untuk menyusun dokumen pemajuan kebudayaan desa
…. (Nama Desa), perlu dibentuk Tim Penyusun Dokumen Pemajuan
Kebudayaan Desa …. (Nama Desa);
d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf
a, b, dan c perlu menetapkan Keputusan Kepala Desa … (Nama Desa)
tentang Tim Penyusun Dokumen Pemajuan Kebudayaan Desa ….
(Nama Desa);
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 104, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6055);
2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 104,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6055);
3. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 80 Tahun 2015 tentang
Pembentukan Produk Hukum Daerah (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2015 Nomor 2036);
4. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 20 Tahun 2018 tentang
Pengelolaan Keuangan Desa (Berita Negara Republik Indonesia Tahun
2015 Nomor 2036);

18
Petunjuk Teknis Penyusunan DPKD 2023

5. Kesepahaman Bersama antara Kementerian Dalam Negeri Nomor


140/655.A/SJ dan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah
Tertinggal, dan Transmigrasi Nomor 01/M/HK.07.01/II/2021 dan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 03/II/NK/2021
tentang Kesinergisan Program Pembinaan Penyelenggaraan Pemerintah
Desa, Pembangunan Desa, Daerah Tertinggal, dan Kawasan
Transmigrasi;

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA DESA … (Nama Desa) TENTANG TIM


PENYUSUN DOKUMEN PEMAJUAN KEBUDAYAAN DESA ….
(Nama Desa).
KESATU : Membentuk Tim Penyusun Dokumen Pemajuan Kebudayaan Desa
…. (Nama Desa) yang selanjutnya disebut Tim Penyusun dengan susunan
keanggotaan sebagaimana tercantum dalam Lampiran yang merupakan
bagian tidak terpisahkan dari Keputusan Kepala Desa ini.
KEDUA : Tim Penyusun sebagaimana dimaksud pada Diktum KESATU terdiri atas:
1. Koordinator; dan
2. Anggota.
KETIGA : Tim Penyusun bertugas menyusun rancangan Dokumen Pemajuan
Kebudayaan Desa …. (diisi Nama Desa) sesuai dengan format yang
ditentukan oleh Direktur Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan Republik Indonesia
KEEMPAT : Tim Penyusun dalam melaksanakan tugasnya sebagaimana dimaksud pada
Diktum KETIGA menyelenggarakan fungsi:
a. Penyusunan rincian rencana kerja dan rincian jadwal kerja Tim
Penyusun;
b. Pengidentifikasian keadaan faktual objek-objek pemajuan kebudayaan
di Desa … (diisi Nama Desa), termasuk pendataan sumber daya
manusia kebudayaan, lembaga kebudayaan, pranata kebudayaan, sarana
dan prasarana kebudayaan;
c. Pengkonsolidasian data hasil identifikasi;
d. Analisis atas data yang telah terkonsolidasi, perumusan permasalahan
atas setiap objek pemajuan kebudayaan, serta perumusan rekomendasi
atas setiap permasalahan;
e. Penyusunan laporan akhir dalam bentuk Rancangan Dokumen
Pemajuan Kebudayaan Desa …. (diisi Nama Desa)…dengan
menggunakan format yang ditentukan oleh Dirjen Kebudayaan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, dan

19
Petunjuk Teknis Penyusunan DPKD 2023

f. Pengajuan Rancangan Dokumen Pemajuan Kebudayaan Desa


…. (Nama Desa) Kepada Kepada Sekretariat Direktorat Jendral
Kebudayaan Kemendikbud selanjutnya ditetapkan melalui Keputusan
Kepala Desa
KELIMA : Tim Penyusun dalam melaksanakan tugas dan fungsinya bertanggung
jawab kepada Kepala Desa… (Nama Desa).
KEENAM : Biaya yang dikeluarkan untuk pelaksanaan Keputusan Kepala Desa ini
dibebankan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Pemerintah Desa ….
(Nama Desa)
KETUJUH : Keputusan Kepala Desa ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di ………… pada


tanggal ……………
KEPALA DESA …., ( diisi Nama Desa)

(Diisi Nama Kepala Desa )

20
Petunjuk Teknis Penyusunan DPKD 2023

LAMPIRAN
KEPUTUSAN KEPALA DESA … (diisi Nama Desa)
NOMOR :
TENTANG TIM PENYUSUN DOKUMEN PEMAJUAN KEBUDAYAAN
DESA …. (diisi Nama Desa)

SUSUNAN KEANGGOTAAN
TIM PENYUSUN DOKUMEN PEMAJUAN KEBUDAYAAN DESA
…. (Nama Desa)

NO. NAMA JABATAN DALAM KEANGGOTAAN


1. ……………………………………….. Koordinator
2. ……………………………………….. Anggota
3. ……………………………………….. Anggota
4. ……………………………………….. Anggota
5. ……………………………………….. Anggota
6. ……………………………………….. Anggota
7. ……………………………………….. Anggota
…. ……………………………………….. Anggota

*(diisi dengan nama anggota dan koordinator berjumlah gasal dan paling sedikit Lima Orang
( disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing Desa)

KEPALA DESA …., (diisi Nama Desa)

(diisi Nama Kepala Desa )

21
Petunjuk Teknis Penyusunan DPKD 2023

C. Sistematika Penyusunan Laporan

A. HALAMAN JUDUL
B. DAFTAR ISI
C. BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
2. Maksud dan Tujuan
3. Sasaran
4. Ruang Lingkup
5. Hasil yang dicapai
6. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan
7. Sumber Anggaran
D. BAB II PELAKSANAAN KEGIATAN
1. Persiapan
2. Pelaksanaan
E. BAB III PENUTUP
1. Kesimpulan
2. Saran
F. LAMPIRAN
1. Dokumentasi Kegiatan
2. Bukti-bukti pertanggungjawaban keuangan

22
Petunjuk Teknis Penyusunan DPKD 2023

D. Surat Pernyataan Kesediaan dan Mempertanggungjawabkan Kegiatan


Yang Ditandatangani Oleh Ketua Tim Penyusun dan Diketahui Oleh Kepala
Desa

SURAT PERNYATAAN
KESEDIAAN DAN MEMPERTANGGUNGJAWABKAN KEGIATAN

Yang bertandatangan di bawah ini:

Nama : ..............................................................................……….................
Alamat : ..............................................................................……….................
..............................................................................……….................
Telp/HP/Email : ..............................................................................……….................

Menyatakan sanggup/tidak sanggup* melaksanakan kegiatan penyusunan Dokumen


Pemajuan Kebudayaan Desa dari Direktorat Pengembangan dan Pemanfaatan Kebudayaan,
Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
sesuai dengan juknis yang telah ditetapkan.

Apabila terbukti tidak melaksanakan kegiatan penyusunan DPKD sesuai dengan juknis, dan
adanya temuan hasil audit akan dikenakan sanksi berupa pengembalian uang ke rekening kas
negara sesuai dengan anggaran yang telah diterima.

Demikian pernyataan ini dibuat dan ditandatangani dengan penuh kesadaran, tanpa adanya
paksaan dari pihak manapun.

......................................,..........................., 2023
Yang Menyatakan Kesanggupan,

(Materai Rp. 10.000)


Ttd

(Nama lengkap)

Mengetahui,

Kepala Desa ………………………

Ttd

(Nama lengkap)

23

Anda mungkin juga menyukai