INDEKS AKTIVITAS
LITERASI MEMBACA
34 PROVINSI
PUSLITJAKDIKBUD BALITBANG KEMENDIKBUD RI
“Demokrasi hanya
P
embangunan bidang pendidikan di Indonesia telah memungkinkan
akan berkembang di perluasan akses pendidikan dan pemberantasan buta aksara dengan
suatu masyarakat yang hasil yang signifikan. Proyek SD Inpres (Instruksi Presiden) sejak
para warganya adalah 1973, telah meningkatkan angka partisipasi anak usia sekolah serta mampu
menekan angka buta aksara (Panji Hidayat, 2016). Buta aksara turun dari
pembaca, adalah
39,1 persen pada 1971 menjadi 28,8 persen pada 1980, kemudian menjadi
individu-individu yang 15,9 persen pada 1990. Keberhasilan itu berlanjut di era Reformasi sehingga
merasa perlu untuk tersisa 4,4 persen pada 2014 (Statistik 70 Tahun Indonesia Merdeka, 2015).
membaca, bukan
sekadar pendengar dan Keberhasilan itu sayangnya belum diikuti dengan keberhasilan dalam
gemar berbicara.” menumbuhkan budaya baca, sehingga tingkat literasi masyarakat tergolong
rendah. Berbagai survei menunjukkan hasil yang kurang menggembirakan
(lihat misalnya hasil survei PISA, AKSI, dan Central Connecticut State
Daoed Joesoef, University). Dalam rangka meningkatkan literasi masyarakat, sejak 2016
dalam Bukuku Kakiku, pemerintah melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan telah
2004. meluncurkan program Gerakan Literasi Nasional (GLN) yang terdiri dari
Gerakan Literasi Sekolah (GLS), Gerakan Literasi Keluarga, dan Gerakan
Literasi Bangsa.
Untuk mendukung program GLN, diperlukan sokongan kajian yang
memadai terutama untuk memetakan persoalan literasi secara nasional,
sehingga program GLN dapat lebih tepat sasaran. Merespon kebutuhan itu,
Pusat Penelitian Kebijakan Pendidikan dan Kebudayaan (Puslitjakdikbud),
Balitbang Kemendikbud telah melakukan kajian yang bertujuan untuk (1)
menelaah dimensi dan indikator yang dapat merepresentasikan aktivitas
literasi membaca; dan (2) menyusun indeks untuk mengukur tingkat
aktivitas literasi membaca. Hasil kajian ini ialah Indeks Aktivitas Literasi
Membaca (Indeks Alibaca) tingkat provinsi.
© Puslitjakdikbud 2019
Indeks Aktivitas Literasi Membaca
Kerangka Konseptual
I ndeks Alibaca mengadopsi konsep Miller dan McKenna (2016) dalam buku
World literacy: How countries rank and why it matters, mengenai faktor-faktor
yang memengaruhi aktivitas literasi, yaitu: (1) Proficiency merupakan syarat
awal agar seseorang dapat mengakses bahan literasi; (2) Access ialah sumber
daya pendukung di mana masyarakat mendapatkan bahan literasi, seperti
perpustakaan, toko buku, dan media massa; (3) Alternatives yaitu beragam pilihan
perangkat teknologi informasi dan hiburan untuk mengakses bahan literasi; dan
(4) Culture ialah kebiasaan yang turut membentuk habitus literasi.
Perpustakaan sekolah
Tenaga pengelola perpus sekolah
Perpustakaan umum
Perpustakaan Komunitas Membeli surat kabar/koran, majalah/tabloid
6
(OECD, 2008):
Melakukan Agregasi
22
Pusat Penelitian Kebijakan Pendidikan dan Kebudayaan
23.09%
80,01 – 100,00 Sangat tinggi
Dimensi Akses
40.49%
Dimensi Alternatif
37.32%
28.50%
Dimensi Budaya
Indeks Alibaca Nasional
menurut Dimensi
3
Indeks Aktivitas Literasi Membaca
4
Pusat Penelitian Kebijakan Pendidikan dan Kebudayaan
Nasional
DKI Jakarta 58.16
DI Yogyakarta 56.20
Kep. Riau 54.76
Kalimantan Timur 46.01
Bali 44.58
Kalimantan Utara 42.86
Kep. Bangka Belitung 41.97
Banten 40.81
Sulawesi Utara 40.20
Jawa Barat 39.47
Sulawesi Selatan 38.82
Riau 38.71
Sumatera Barat 38.57
Bengkulu 37.41
Jambi 37.32
Kalimantan Selatan 37.00
Sumatera Selatan 36.06
Sumatera Utara 35.73
Gorontalo 34.99
Sulawesi Tenggara 34.37
Aceh 34.37
Kalimantan Tengah 33.86
Nusa Tenggara Barat 33.64
Maluku 33.52
Jawa Tengah 33.30
Jawa Timur 33.19
Sulawesi Barat 32.92
Sulawesi Tengah 31.55
Maluku Utara 31.33 0 - 20,00 Sangat rendah
Lampung 30.59
20,01 – 40,00 Rendah
Nusa Tenggara Timur 29.83
Kalimantan Barat 40,01 – 60,00 Sedang
28.63
Papua Barat 28.25 60,01 – 80,00 Tinggi
Papua 19.90 80,01 – 100,00 Sangat tinggi
5
Indeks Aktivitas Literasi Membaca
6
Pusat Penelitian Kebijakan Pendidikan dan Kebudayaan
Rekomendasi
7
Indeks Aktivitas Literasi Membaca
Indeks Alibaca
Pusat Penelitian Kebijakan Pendidikan dan Kebudayaan Vector Image dan foto:
Badan Penelitian dan Pengembangan ‘macrovector’ freepik; pxhere
8 Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
2019