http://ojs.losari.or.id/index.php/losari
Volume 3 | Nomor 1 | Juni |2021
e-ISSN: 2684-8678 dan p-ISSN: 2684-9887
8
Ni Kadek Cintya Dewi, Ni Wayan Rustiarini. Penataan Perpustakaan Desa untuk Meningkatkan
Literasi Membaca
peradaban masyarakat di negara tersebut sangat jauh. Tidak dapat dipungkiri bahwa
(Kusmana, 2017; Permatasari, 2015). ketersediaan akses informasi merupakan faktor
Meskipun literasi memiliki peran penting penting untuk meningkatkan aktivitas literasi
dalam pembangunan kualitas suatu bangsa, (Miller & McKenna, 2016).
namun, masyarakat Indonesia memiliki literasi Demikian pula halnya dengan kajian yang
yang sangat rendah. Hasil kajian UNESCO dilakukan oleh Pusat Penelitian Kebijakan
menyebutkan bahwa minat baca masyarakat Pendidikan dan Kebudayaan pada 34 provinsi di
Indonesia hanya sebesar 0,001 persen. Angka ini Indonesia. Hasil perhitungan untuk Indeks
mencerminkan bahwa pada 1000 orang Aktivitas Literasi Membaca (Alibaca) secara
masyarakat Indonesia, hanya terdapat satu orang nasional masuk kriteria “aktivitas literasi rendah”
yang gemar membaca. Selain itu, hasil survey (Puslitjakdikbud, 2019). Indeks ini mencakup
juga menunjukkan bahwa rata-rata banyaknya empat dimensi, yaitu dimensi kecakapan,
buku yang dibaca per tahun oleh masyarakat dimensi akses, dimensi alternatif, dan dimensi
Indonesia adalah sebanyak nol sampai satu buku budaya. Hasil kajian untuk Indeks Alibaca
(Permatasari, 2015). Apabila dibandingkan disajikan pada Gambar 1.
dengan tingkat literasi dunia, angka ini Hasil kajian ini sekaligus menyajikan
menunjukkan kondisi yang sangat informasi bahwa apabila dibandingkan dengan
memprihatinkan. Riset lainnya yang dilakukan jumlah desa yang ada, jumlah perpustakaan desa
oleh Central Connecticut State Univesity pada masih sangat kurang. Jumlah perpustakaan
tahun 2016 juga menunjukkan bahwa minat dikatakan ideal apabila dalam setiap jenjang
membaca masyarakat Indonesia menduduki pemerintahan memiliki minimal satu
posisi nomor dua dari bawah, yaitu peringkat 60 perpustakaan (Puslitjakdikbud, 2019).
dari 61 negara (Kominfo.go.id, 2017). Salah satu Berdasarkan kajian tersebut, pemerintah
faktor yang menyebabkan rendahnya tingkat Indonesia gencar untuk melakukan upaya
literasi masyarakat adalah perbedaan rasio peningkatan literasi membaca melalui
ketersediaan bacaan dan jumlah penduduk yang pembangunan perpustakaan desa.
INDEKS ALIBACA
(BERDASARKAN DIMENSI)
75,92
40,49
28,5
23,09
Ketentuan ini juga menyatakan bahwa Rohmiyati, 2016), sarana pendidikan informal
perpustakaan tidak hanya sebagai wahana (Alam, 2015), serta fasilitator kebutuhan
pendidikan, namun juga sebagai wahana masyarakat desa (Berdesa.com, 2018). Meskipun
penelitian, pelestarian, informasi, dan rekreasi. demikian, pembangunan perpustakaan desa
Bertitiktolak dari regulasi ini, keberadaan bukanlah pekerjaan yang mudah. Terdapat
perpustakaan tidak hanya diperlukan dalam dunia beberapa kondisi yang harus dipenuhi agar
pendidikan namun juga berperan penting dalam perpustakaan desa dapat memberikan manfaat
mendukung pengembangan sumber daya yang maksimal kepada masyarakat. Dalam hal
manusia di pedesaan. Saat ini, perpustakaan desa ini, pemerintah desa berkewajiban untuk
telah bertransformasi menjadi pusat informasi merealisasikan keberadaan perpustakaan desa
pengembangan diri (Maskurotunitsa & sehingga meningkatkan literasi masyarakat.
9
Berdasarkan fenomena tersebut, kegiatan meningkatkan literasi membaca masyarakat desa.
pengabdian yang dilakukan di Desa Dangin Puri Target khususnya adalah melakukan penguatan
Kelod berkaitan dengan penataan perpustakaan fasilitas perpustakaan desa.
desa. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara Tahapan-tahapan kegiatan pengabdian
dengan aparatur pemerintah desa, terdapat adalah sebagai berikut. Pertama, melakukan
beberapa permasalahan yang menjadi prioritas, observasi untuk mengidentifikasi permasalahan-
seperti 1) keterbatasan ruangan perpustakaan permasalahan yang dialami pemerintah desa
sehingga membatasi jumlah masyarakat yang terkait dengan pengelolaan perpustakaan desa.
hendak berkunjung; 2) buku-buku masih Kedua, melakukan wawancara dan diskusi untuk
ditumpuk pada sudut ruangan tertentu dan jumlah menetapkan permasalahan yang menjadi
buku masih terbatas; 3) belum melakukan prioritas, serta membahas rencana kegiatan
inventarisasi jumlah dan jenis buku sehingga sulit pengabdian yang akan dilakukan untuk
untuk mendata buku-buku bacaan yang tersedia mengatasi permasalahan tersebut. Ketiga,
di perpustakaan desa. Kegiatan pengabdian merupakan tahap inti pengabdian, yaitu
masyarakat ini merupakan salah satu bentuk melaksanakan penataan perpustakaan desa
kerjasama Universitas Mahasaraswati Denpasar dengan melibatkan para aparatur pemerintah
dan Desa Dangin Puri Kelod yang direalisasikan desa. Tahap terakhir merupakan tahap sosialisasi
dalam bentuk Kuliah Kerja Nyata. kehadiran perpustakaan desa kepada masyarakat
Adapun tujuan kegiatan pengabdian ini desa. Tahapan kegiatan pengabdian disajikan
adalah untuk menata pengelolaan perpustakaan pada Gambar 2.
desa sebagai upaya meningkatkan budaya literasi
masyarakat desa. Peningkatan literasi membaca Hasil dan Pembahasan
tidak hanya dapat meningkatkan kreativitas dan Rendahnya tingkat literasi membaca
daya saing masyarakat namun juga masyarakat mencerminkan kualitas sumber daya
meningkatkan pemahaman masyarakat akan manusia Indonesia. Fakta ini tidak hanya menjadi
realitas kehidupan. Selain itu, peningkatan tanggung jawab pemerintah pusat namun juga
literasi juga diharapkan mengarahkan masyarakat perlu mendapatkan perhatian dari seluruh level
untuk memperbaiki taraf hidup masyarakat. Oleh pemerintahan, termasuk pemerintah desa.
karena itu, kehadiran perpustakaan desa Meskipun demikian, upaya peningkatan literasi
diharapkan dapat meningkatkan literasi dan membaca bukanlah perkara mudah. Masyarakat
budaya membaca, bahkan menjadikan sebagai harus mendapatkan fasilitas yang mampu
gaya hidup masyarakat Indonesia. mengakomodasikan kebutuhan dan keinginan
masyarakat untuk membaca (Maulida, 2016).
Metode Menurut Fuad Hasan, terdapat tiga komponen
Kegiatan pengabdian ini dilakukan di yang harus dipenuhi untuk menumbuhkan
pemerintah Desa Dangin Puri Kelod, Kecamatan budaya baca masyarakat, yaitu 1) kemampuan
Denpasar Timur, Kotamadya Denpasar, Propinsi membaca, 2) ketersediaan bahan bacaan, dan 3)
Bali. Kegiatan pengabdian ini dikemas dalam membina atau menumbuhkan kebiasaan
Kuliah Kerja Nyata yang dilaksanakan secara membaca (Sutarno, 2003). Mengingat ketiga
efektif selama dua bulan. Pelaksanaan kegiatan komponen ini memiliki arti penting yang sama,
meliputi metode partisipasi yang melibatkan kegagalan dalam memenuhi salah satu kriteria
peran serta aktif aparatur pemerintah desa, civitas tersebut akan menyulitkan pemerintah untuk
akademika, dan masyarakat. Target umum mewujudkan budaya gemar membaca. Hubungan
kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah untuk komponen tersebut disajikan pada Gambar 3.
Ketersediaan
Bacaan dan
Sarana
Pendukung
Proficien
cy
Alternativ Acces
e s
Culture
11
Ni Kadek Cintya Dewi, Ni Wayan Rustiarini. Penataan Perpustakaan Desa untuk Meningkatkan
Literasi Membaca
perpustakaan desa sebagai penyedia informasi, oleh Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota
pengelolaan perpustakaan desa harus melibatkan Denpasar. Kegiatan selanjutnya adalah
aparatur desa selaku penyelenggara perpustakaan pembuatan profil perpustakaan desa Dangin Puri
desa dan masyarakat lokal selaku pengguna Kelod yang bernama “Vidyanata Pustaka”.
(Sukoco & Winarni, 2018). Pembuatan profil perpustakaan desa memuat
Perpustakaan desa dapat dikategorikan identitas, tugas dan fungsi, serta sumber
sebagai perpustakaan umum yang didirikan di pendanaan, dan sumber daya perpustakaan.
setiap desa atau kelurahan. Keberadaan Kegiatan yang dilakukan disajikan pada Gambar
perpustakaan desa memiliki legalitas yang 5 dan 6.
dituangkan dalam Surat Keputusan Menteri Selanjutnya, pemerintah desa melakukan
Dalam Negeri Nomor 3 Tahun 2001 Tentang pengadaan koleksi buku-buku bacaan sesuai
Perpustakaan Desa/Kelurahan. Dengan dengan kebutuhan masyarakat. Pengadaan
demikian, dapat disimpulkan bahwa koleksi buku didasarkan atas kebutuhan
perpustakaan desa menjadi bagian integral atau pemberdayaan masyarakat dan upaya
kesatuan dari kegiatan pembangunan yang pengembangan diri masyarakat. Kecukupan
dilakukan di wilayah desa atau kelurahan bahan bacaan merupakan syarat utama yang
(Darmono, 2016). Mengacu pada regulasi harus dipenuhi agar perpustakaan desa dapat
tersebut, ada empat poin utama dalam memaknai berfungsi secara maksimal. Salah satu upaya
perpustakaan desa. Pertama, pengelolaan untuk memenuhi kecukupan bahan bacaan adalah
perpustakaan dilakukan dengan berbasis dengan cara memanfaatkan buku-buku yang
kebutuhan masyarakat. Kedua, perpustakaan telah tersedia sebelumnya namun belum tertata
harus berfungsi sebagai media atau sarana untuk dalam rak buku. Oleh karena itu, civitas
proses pembelajaran. Ketiga, perpustakaan akademika bersama-sama dengan aparatur
berperan untuk mendukung dan meningkatkan pemerintah desa membersihkan buku-buku lama
aktivitas pendidikan masyarakat. Terakhir, yang ditumpuk di sudut ruangan. Aktivitas
keberadaan perpustakaan desa merupakan bagian selanjutnya adalah melakukan inventarisasi
integral pembangunan, khususnya pembangunan buku-buku bacaan yang berjumlah 573 buku.
desa (Darmono, 2016). Tahap selanjutnya adalah mengelompokkan buku
Dalam kegiatan pengabdian ini, sesuai dengan kategori, yaitu kategori umum
pelaksanaan kegiatan penataan perpustakaan sebanyak 32 buku, kategori filsafat sebanyak 53
desa dilakukan secara bersama-sama oleh buku, kategori agama sebanyak 42 buku, kategori
aparatur pemerintah desa dan civitas akademika. sosial sebanyak 247 buku, kategori bahasa
Kegiatan ini diawali dengan sosialisasi atau sebanyak 5 buku, kategori teknologi sebanyak 67
penyuluhan tentang tata cara penataan buku dan buku, kategori seni sebanyak 83, dan kategori
pengelolaan perpustakaan desa yang diberikan sains dan matematika sebanyak 44 buku,
sebagaimana ditunjukkan pada Gambar 7 dan 8.
12
Ni Kadek Cintya Dewi, Ni Wayan Rustiarini. Penataan Perpustakaan Desa untuk Meningkatkan
Literasi Membaca
Aktivitas selanjutnya adalah melakukan penataan sosialisasi keberadaan perpustakaan desa dalam
administrasi perpustakaan, seperti katalogisasi setiap kegiatan desa.
dan pengecapan. Tahap terakhir adalah
melakukan penataan buku-buku bacaan sesuai Simpulan dan Saran
dengan klasifikasinya. Hal ini bertujuan untuk Secara umum dapat disimpulkan bahwa
memudahkan masyarakat mencari buku bacaan kegiatan penataan perpustakaan desa telah
yang sesuai dengan minat mereka. Aktivitas terlaksana sesuai dengan rencana dan target yang
pengabdian ini disajikan pada Gambar 9 dan 10. ditetapkan, seperti menambah koleksi buku,
Tahap terakhir adalah melakukan melakukan inventarisasi, klasifikasi, dan
sosialisasi mengenai fasilitas perpustakaan desa. administrasi perpustakaan. Adapun rekomendasi
Upaya ini untuk mempromosikan kehadiran yang bisa diberikan dalam kegiatan ini adalah
perpustakaan sehingga dapat meningkatkan agar aparatur pemerintah desa senantiasa
minat masyarakat untuk berkunjung. Meskipun mempromosikan keberadaan perpustakaan desa
demikian, hasil evaluasi mengungkapkan salah dalam setiap kegiatan masyarakat. Hal ini
satu tantangan dalam meningkatkan literasi dilakukan agar perpustakaan desa dapat berperan
membaca masyarakat saat ini adalah hadirnya untuk meningkatkan literasi membaca
teknologi informasi. Di satu sisi, penguasaan masyarakat desa. Agar fungsi perpustakaan desa
teknologi informasi yang tepat dapat membantu dapat berkelanjutan, perangkat desa hendaknya
masyarakat untuk mendapatkan informasi dan menugaskan salah satu staf pemerintah desa
pengetahuan secara cepat dan mudah. Di sisi lain, untuk mengelola perpustakaan desa secara
keberadaaan teknologi justru menimbulkan profesional. Selain itu, di masa mendatang, para
anggapan bahwa membaca merupakan aktivitas aparatur desa hendaknya dapat
yang membosankan (Suragangga, 2017). mentransformasikan perpustakaan desa
Generasi muda umumnya memilih informasi konvensional menjadi perpustakaan berbasis
yang bersifat visual sehingga fenomena ini justru digital (online). Dengan demikian, perpustakaan
mengurangi keinginan masyarakat untuk dapat menjangkau masyarakat secara lebih luas,
membaca buku. Oleh karena itu, berdasarkan tanpa dibatasi tempat dan waktu
hasil evaluasi kegiatan yang dilakukan,
pemerintah desa harus senantiasa melakukan
15