Anda di halaman 1dari 9

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.

id

Literasi Anak Usia Dini

Mainita Elisnawati1, Warananingtyas Palupi1, Nurul Kusuma Dewi1


1
Program Studi PG-PAUD, Universitas Sebelas Maret Surakarta
e-mail : mainitael@gmail.com, palupi@fkip.uns.ac.id, kusuma.dewi@staff.uns.ac.id

ABSTRAK:
Dewasa ini, anak lebih menyukai berkegiatan menggunakan alat elektronik dan semakin jarang
membudayakan membaca. Pentingnya pengenalan dan pembudayaan baca yang diterapkan sejak anak
usia dini diharpakan menjadikan anak menjadi generasi yang literat dan berwawasan luas. Pengenalan
dan pembudayaan baca dilakukan oleh orang terdekat anak (orang tua dan guru). Tujuan penelitian ini
untuk mengetahui program literasi yang dilakukan Dinas Perpustakaan dan Kearsipan dalam
mewujudkan literasi anak usia dini, serta fasilitas pendukung yang diberikan guna terlaksananya
program literasi. Penelitian ini dilakukan di Perpustakaan Daerah Kabupaten Bantul. Penelitian ini
menggunakan pendekatan kualitatif studi kasus. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui wawancara,
observasi, dan dokumentasi. Uji validitas data menggunakan triangulasi sumber dan triangulasi teknik
pengumpulan data. Model analisis data dilakukan secara interaktif dan terus menerus sampai data jenuh,
meliputi: 1) pengumpulan data, 2) reduksi data, 3) penyajian data, 4) simpulan. Bentuk program literasi
untuk anak usia dini meliputi: 1) Kunjungan ke perpustakaan dan membaca buku, 2) Pemutaran film, 3)
Workshop menulis. Program literasi tersebut tertuju pada pengenalan literasi awalan pada anak pra
sekolah.

Kata Kunci: literasi, anak usia dini

ABSTRACT:
Nowadays, children prefer to do activities using electronic devices and increasingly rarely cultivate
reading. The importance of introduction and reading culture applied since early childhood is expected to
make children a literate and broad-minded generation. Introduction and reading culture is done by the
nearest child (parents and teachers). The purpose of this research is to know the literacy program
conducted by Library and Archives Service in realizing the literacy of early childhood, as well as the
supporting facilities provided for the implementation of the literacy program. This research was
conducted at the Regional Library of Bantul Regency. This study uses a qualitative case study approach.
Data collection techniques are done through interviews, observation, and documentation. The data
validity test uses source triangulation and triangulation of data collection techniques. The data analysis
model is done interactively and continuously until the data is saturated, including: 1) data collection, 2)
data reduction, 3) data presentation, 4) conclusion. Literacy programs for early childhood include: 1)
Visits to the library and reading books, 2) Movie screenings, 3) Writing workshops. The literacy program
focuses on the introduction of pre-school pre-school literacy.

Keywords: literacy, library programs, early childhood


library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

PENDAHULUAN hanya 3% yang akrab dengan


PAUD adalah pendidikan yang perpustakaan dan dari 345.368
memfasilitasi perkembangan dan kunjungan untuk anak usia dini hanya
pertumbuhan anak dan juga berkisar 2.880 merupakan fakta yang
mengembangkan ragam potensi yang mengkhawatirkan. Berdasarkan data
dimiliki. Morrison (2013) anak bisa tersebut, pemerintah Kabupaten
disebut usia kritis, karena banyak Bantul dalam hal ini Dinas
potensi yang berkembang dan apabila Perpustakaan dan Kearsipan berupaya
tidak distimulasi dengan baik akan meningkatkan minat baca dan
menimbulkan masalah dalam membudayakan baca pada masyarakat
kehidupan selanjutnya. Literasi Kabupaten Bantul. Dinas
adalah kemampuan yang berkaitan Perpustakaan dan Kearsipan membuat
dengan membaca, menulis, program “OPERA MALAM BALI”
menyimak, dan berbicara. Sependapat yang merupakan singkatan dari
dengan Reese (2000) bahwa Optimalisasi Peran Masyarakat
pengalaman anak berinteraksi dengan Dalam Mewujudkan Bantul Literasi
literasi menyiapkan anak secara yang mana sasaran utamanya adalah
matang untuk mengikuti masyarakat umum dan masyarakat
pembelajaran pada sekolah formal. sekolah. Program literasi tersebut
Dapat disimpulakan bahwa PAUD bertujuan melahirkan generasi yang
merupakan fondasi dari pendidikan literat.
dan akan berkesinambungan terhadap
Berdasarkan pemaparan data
pendidikan selanjutnya.
diatas, peneliti memilih penelitian
Minat baca masyarakat dengan locus di Dinas Perpustakaan
Indonesia tergolong masih rendah. dan Kearsipan dimana Dinas
Suyadi (2010) mengatakan bahwa Perpustakaan berkomitmen untuk
indeks membaca masyarakat mempunyai program berkualitas,
Indonesia hanya 0,001 yang artinya humanis, dan mampu mewujudkan
dari seribu penduduk hanya satu literasi bagi anak-anak pra sekolah di
orang yang masih memiliki minat Kabupaten Bantul. Rumusan masalah
baca tinggi. Kabupaten Bantul sendiri dalam penelitian ini adalah
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

bagaimana upaya Dinas Perpustakaan literasi anak merupakan kemampuan


untuk membudayakan literasi dan yang berkaitan dengan, membaca,
bagaimana wujud pelaksanaannya menulis, menyimak dan berbicara.
dalam lapangan. Tujuan penelitian Kern (2000) menambahkan bahwa
mendeskripsikan program dan literasi memerlukan setidaknya
kegiatan yang sudah berjalan dalam sebuah kepekaan yang tak terucap
mewujudkan program literasi serta tentang hubungan-hubungan antara
apa saja fasilitas pendukung program konvensi-konvensi tekstual dan
literasi. konteks penggunaanya serta idealnya
kemampuan untuk berefleksi secara
Literasi Anak Usia Dini
kritis tentang hubungan-hubungan itu.
Literasi berasal dari bahasa
Kemampuan literasi adalah landasan
latin littera yang berarti huruf,
awal penguasaan ilmu pengetahuan,
pengertiannya melibatkan penguasaan
kemampuan awal dalam hal baca dan
sistem tulisan dan baca. Grambell &
tulis. Cahyani (2015) mengatakan
Mazzoni (Beaty, 2013) mengkaji
bahwa literasi awal bukan berarti
perkembangan anak tentang
diajarkan membaca langsung, namun
kemunculan literasi dengan
terlebih dahulu menjadikan anak
berpendapat bahwa anak terlibat
mencintai membaca, membangun
dalam berbagai perilaku kemunculan
fondasi untuk membaca. Susanto
literasi, seperti mendengar cerita,
(2017) mengatakan bahwa literasi
membahas cerita, menyusun cerita,
dini termasuk dalam kemampuan
mencoretkan huruf, menuliskan
membaca dan menulis.
nama. Abidin (2017) mengatakan
masa perkembangan awal, literasi
Perpustakaan
didefinisikan sebagai kemampuan
Pengertian perpustakaan
mengungkapkan suatu bahasa dan
sendiri berubah sejalan dengan
gambar dalam bentuk membaca,
perkembangan zaman. Umumnya,
menulis, berbicara, menyajikan, dan
setiap terdapat kumpulan buku yang
berpikir kritis.
dikelola secara rapi dan teratur, bisa
Enggelbetus (2016) dalam
disebut perpustakaan. Menurut
penelitiannya mengemukakan bahwa
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Basuki (2003) perpustakaan adalah bahwa, berseminya budaya baca


sebuah gedung yang digunakan untuk adalah kebiasaan membaca,
menyimpan buku dan terbitan yang sedangkan kebiasaan membaca
disimpan menurut susunan tertentu. terpelihara dengan tersedianya bahan
Undang-Undang Nomor 20 bacaan yang baik, menarik, memadai,
Tahun 2003 menyebutkan bahwa baik jenis, jumlah maupun mutunya
perpustakaan meupakan sarana dan tidak ketinggalan dukungan dari
penunjang proses belajar mengajar di pemerintah maupun masyarakat di
sekolah. Keberadaan perpustakaan daerah. Literasi merupakan gerakan
sebagai salah satu komponen sosial dengan dukungan kolaboratif
pendidikan merupakan suatu dari berbagai elemen, upaya yang
keharusan. Perpustakaan adalah salah ditempuh untuk mewujudkannya
satu sarana penunjang proses berupa pengenalan, pembiasaan dan
pendidikan. Darmono (2007) pembudayaan membaca pada anak-
mengungkapkan bahwa perpustakaan anak sejak dini.
berfungsi tidak hanya sebagai sumber
informasi, melainkan dapat sebagai METODE
Pengambilan data dilakukan
sarana pengembangan kreatifitas,
di wilayah Kabupaten Bantul yang
karkter, dan hiburan. Sehingga dapat
terfokuskan di Perpustakaan Umum
disimpulkan bahwa, perpustakaan
Daerah Kabupaten Bantul,
adalah tempat untuk mencari,
beralamatkan di Jalan Jendral
mengembangkan informasi, sekaligus
Sudirman 1 Bantul. Penelitian
sebagai sarana edukatif dimana
berlangsung selama bulan Januari-
mewujudkan perpustakaan yang aktif
Mei 2018. Subjek penelitian adalah
dan mandiri dalam menyelenggarakan
anak pra sekolah yang mengikuti
pendidikan dalam menyediakan
program literasi di perpustakaan
sumber-sumber informasi akurat.
umum Kabupaten Bantul yang
Perpustakaan adalah sebagai bentuk
didampingi guru dan orang tua, selain
wujud kepedulian pemerintah dan
itu juga orang tua anak-anak pra
masyrakat terhadap generasi-generasi
penerus. Saepudin (2017) menyatakan
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

sekolah yang mengunjungi pojok OPERA MALAM BALI memuat


baca. beberapa program literasi yang salah
Jenis penelitian ini satunya terfokus pada anak usia dini.
menggunakan pendekatan kualitatif Program-program tersebut meliputi
studi kasus. Teknik pengumpulan kunjungan anak pra sekolah ke
data dilakukan melalui wawancara, perpustakaan untuk membaca buku,
obesrvasi, dan dokumentasi dari menonton film edukasi, dan
beberapa program literasi yang workshop menulis dari KPCB
dimunculkan oleh Dinas (Komunitas Penulis Cilik Bantul).
Perpustakaan dan Kearsipan Dari program tersebut di harapkan
Kabupaten Bantul. Sumber data agar masyarakat Kabupaten Bantul
diperoleh dari informan, narasumber, terlebih orang tua dan guru anak-
dan partisipan adalah orang tua dan anak pra sekolah mengetahui bahwa
guru dari anak TK yang berkunjung Perpustakaan Kabupaten Bantul saat
ke perpustakaan, dan pengelola ini sedang berusaha untuk
perpustakaan. Analisis data kualitatif memakmurkan masyarakat dengan
menggunakan pengumpulan data, memfasilitasi sebaik mungkin dengan
reduksi data, penyajian data dan harapan anak-anak di Kabupaten
simpulan. Bantul menajdi generasi yang literat
dan dapat berpikir secara kritis.
HASIL PENELITIAN DAN Setelah launchingnya Bantul
PEMBAHASAN Literasi dengan program “OPERA
Launchingnya Bantul Literasi
MALAM BALI” angka pemustaka
pada tanggal 13 Juni 2017 membuat
naik dari tahun sebelumnya, dimana
Dinas Perpustakaan dan Kearsiapan
pada tahun 2016 sekitar 24.000 orang
menginovasi program literasi dengan
telah menjadi anggota tetap
memunculkan program literasi
perpustakaan. Dalam kurun waktu
“OPERA MALAM BALI” yang
satu tahun pada tahun 2016
mana singkatan dari Optimalisasi
setidaknya ada 345.368 orang
Peran Masyarakat Dalam
pemustaka (selain anak PAUD) yang
Mewujudkan Bantul Literasi.
berkunjung di perpustakaan, untuk
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

kategori Anak Usia Dini (AUD) pada pengenalan program literasi. Literasi
tahun 2016 hanya berkisar 2.880 untuk anak usia dini sendiri adalah
anak yang berkunjung ke proses pembelajaran baca dan tulis.
perpustakaan umum kabupaten. Pada Minat literasi dasar anak usia dini
tahun 2017 setidaknya bertambah adalah kesenangan atau
menjadi 518.693 pemustaka yang kecenderenungan seorang anak usia
berkunjung, atau naik lima puluh dini dalam kegiatan literasi.
persen (50%). Pemustaka kategori Terbentuknya minat literasi dasar
anak usia dini pada tahun 2016 ada anak usia dini tidak dapat terjadi
2.880 anak dan pada tahun 2017 ada dalam waktu singkat, tetapi
4.320 dengan demikian pemustaka pembentukan itu karena pembiasaan,
kategori anak usia dini naik lima mengenalkan dan membelajarkan
puluh persen (50%) dari tahun anak literasi dalam kehidupan sehari-
sebelumnya. Adapun mengenai hari. Senada dengan penelitian
jumlah yang menjadi anggota tetap Nutbrown & Claugh (2015) bahwa
perpustakaan untuk tahun 2017 pengenalan literasi bagi anak sangat
bertambah menjadi 28.029 orang penting dan sudah dilakukan sejak
anggota. tahun 1980 karena melihat
Program literasi yang dibuat pentingnya mengenalkan atau
oleh Dinas Perpustakaan dan membelajarkan literasi membaca dan
Kearsipan mendapat tanggapan menulis bagi anak usia dini. Setelah
positif dan dukungan dari seluruh adanya program literasi, anak gemar
lapisan masyarakat. Orang tua dan membaca meningkat dengan
guru, bahkan anak pra sekolah sangat bertambahnya pemustaka anak usia
antusias ketika sedang berkegiatan dini di Perpustakaan Daerah. 2)
literasi di Perpustakaan Daerah. Pemutaran Film. Anak belajar
Program literasi untuk anak usia dini membaca di perpustakaan termasuk
meliputi: 1) Kunjungan Perpustakaan salah satu proses belajar diluar
dan membaca di Ruang Baca Anak. sekolah, dengan tujuan untuk melatih
Anak pra sekolah yang berkunjung kemampuan berbicara dan
ke perpustakaan adalah untuk menambah pembendaharaan kosa
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

kata. Suyadi (2010) berpendapat program tersebut secara tidak


bahwa anak mengembangkan langsung dapat mengembangkan
kemampuan membaca dengan cara kemampuan menulis anak. Workshop
yang menakjubkan. Selain diadakan guna menjaring anak-anak
kemampuan literasi anak usia dini dengan kemampuan istimewa yang
yang mencakup kemampuan nantinya dapat melahirkan generasi
membaca dan menulis, juga penulis berbakat dan menghasilkan
mencakup kemampuan berbicara dan karya. Kemampuan menulis anak
menyimak. Sependapat dengan usia dini tidak boleh berpusat pada
Whitehead (2004) literasi anak pembenahan tulisan, melainkan
merupakan kemampuan yang susunan huruf menjadi kata barulah
berkaitan dengan membaca, menulis, kata menjadi kalimat. Hal ini wajar
menyimak, berbicara. Pemutaran film karena pada dasarnya anak baru bisa
membuat anak mengasah memegang pensil. Nutbrown &
kemampuan literasi menyimak dan Clough (2015) mengemukakan
berbicara, pasalnya setelah bahwa kemampuan menulis pada
pemutaran film, anak diharapkan anak usia dini termasuk proses untuk
mampu menyampaikan kembali menghasilkan lambang bunyi. Anak
pesan moral yang terdapat dalam menulis kata dengan cara yang sesuai
film. Secara tidak langsung anak dengan bunyi huruf, anak mampu
dapat melatih rasa percaya diri hanya menuliskan sebuah kata menjadi
dengan berbicara di depan umum. sebuah kalimat.
Selesai kegiatan membaca buku di Karenanya, literasi anak usia
ruang baca anak kembali dini setidaknya memerlukan
mencritakan apa saja yang sudah serangkaian kemampuan berbahasa,
dilakukan, anak menceritakan di kognitif, sosial emosional, bahkan
depan teman-teman lain dan guru. 3) pengetahuan berbudaya. Oleh
Workshop Menulis. Workshop karenanya, pengenalan literasi sejak
menulis adalah program literasi yang dini diperlukan guna mengasah
bekerjasama dengan Komunitas kecerdasan anak sedini mungkin,
Penulis Cilik Bantul (KPCB) menambah pengetahuan anak dimana
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

nantinya bisa membantu anak setelah merasa bosan berkunjung ke


memasuki tingkat pendidikan perpustakaan. Program workshop
selanjutnya. Pengenalan literasi pada menulis juga tidak kalah peminat,
anak usia dini adalah suatu proses orangtua ataupun guru yang
aktivitas yang memperkenalkan menginginkan anak bisa menulis dan
kemampuan membaca, menulis, menghasilkan suatu karya, tidak
berbicara, berpikir kritis pada anak melewatkan kesempatan untuk
usia dini tanpa adanya intimidasi dan mengikutsertakan anak dalam
paksaan. Pengenalan literasi pada kegiatan literasi yang satu ini.
anak usia dini dapat dilakukan Pengenalan literasi awalan untuk anak
dengan cara yang menyenangkan, jauh lebih baik dilakukan sejak usia
sehingga anak tidak merasa bosan dini, dengan harapan kelak saat anak
untuk mempelajari sesuatu hal yang sudah dewasa mampu menerapkan
baru. apa yang sudah diperoleh sejak kecil
dan memiliki rasa kecintaan terhadap
SIMPULAN membaca.
Berdasarkan hasil analisis data
yang dilakukan bahwa ketiga
DAFTAR PUSTAKA
program literasi yang fokus pada anak Abidin, Y., Mulyati, T., & Yunansah,
pra sekolah berhasil secara bertahap, H. (2017). Pembelajaran
Literasi. Jakarta: Bumi Aksara
hingga mampu mendambah daftar Amariana, Ainin. (2012). Keterlibatan
jumlah pemustaka anak pra sekolah Orang Tua dalam
Perkembangan Literasi Anak
yang berkunjung ke perpustakaan dan Usia Dini. Naskah Publikasi,
membaca di perpustakaan. Lebih lagi, Hlm 9. Diperoleh pada 13
Januari, dari
adanya program pemutaran film yang http://eprints.ums.ac.id/20334/1
menjadi daya tarik tersendiri bagi 3/NASKAH_PUBLIKASI.pdf
Andriani, Faricha. (2017). Peran Guru
anak-anak pra sekolah juga guru dan dan Orang Tua dalam
orangtua. Walaupun tidak semua anak Mengembangkan Literasi Anak
Usia Dini. Naskah Publikasi, 6-
langsung instan gemar membaca buku 8. Diperoleh pada 17 Januari,
namun setidaknya anak merasa dari
http://eprints.ums.ac.id/54223/1
senang membaca buku dan tidak
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

2/NASKAH%20PUBLIKASI.p Nutbrown, Cathy., & Clough, Peter.


df. (2015). Pendidikan Anak Usia
Basuki, S. (2003). Manajemen Arsip Dini, Sejarah, Filosofi dan
Dinamis. Jakarta: Gramedia Pengalaman.Yogyakarta:
Pustaka Pustaka Belajar
Beaty, J.J. (2013). Perkembangan Reese, L. dkk. (2000). Longitudinal
Anak Usia Dini Edisi ke-7. analysis of the antecedents of
Jakarta: Kencana Group emergent Spanish literacy and
Cahyani, I.R. (2015). Peran Orang Middle-School English reading
Tua dan Guru dalam achievement of Spanish-
Mengembangkan Literasi Dini Speaking students, American
(Early Literacy) Di Kabupaten Educational Research Journal
Sidoharjo. Universitas Fall 2000, Vol. 3 7, No. 3, PP.
Airlangga. Skripsi. 633-662
Darmono. (2007). Perpustakaan Saepudin, E., Sukaesih., & Rusmana,
Sekolah: Pendekatan Satu A. (2017). Peran Taman Bacaan
Aspek Manajemen dan Tata Masyarakat Bagi Anak Usia
Kerja. Jakarta: Gramedia Dini. Jurnal Kajian Informasi
Widiasmara Indonesia. & Perpustakaan, Vol.V/No.1,
Enggelbetus. (2016). Urgensi Juni 2017, hlm. 1-12. Diperoleh
Pengenalan Literasi bagi AUD. pada 17 Januari 2018, dari
Universitas Negeri Surabaya. http://jurnal.unpad.ac.id/jkip.
Skripsi. Susanto, Ahmad. (2017). Pendidikan
Kern, R. (2000). Literacy and Anak Usia Dini. Jakarta: Bumi
Language Teaching. Oxford: Aksara.
Oxford University Press. Suyadi. (2010). Psikologi Belajar
Morrison, S.G. (2012). Dasar-Dasar PAUD. Jogjakarta: Pedagogia.
Pendidikan Anak Usia Dini. Whitehead, M. (2004). Children”s
Jakarta: PT Indeks Early Literacy. London. SAGE
Publications Company

Anda mungkin juga menyukai