Anda di halaman 1dari 10

 

 
  Jurnal Ilmu Perpustakaan Vol.9. No.2 April (2020)

INOVASI PROGRAM BANK SAMPAH SEBAGAI UPAYA


PENGEMBANGAN PERPUSTAKAAN MUTIARA DESA KALISIDI
KECAMATAN UNGARAN BARAT SEMARANG

Titis Putri Albab*), Lydia Christiani

Program Studi S-1 Ilmu Perpustakaan, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Diponegoro,
Jl. Prof. Soedarto, SH. Kampus Undip Tembalang, Semarang, Indonesia 50275

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui inovasi program “Bank Sampah” sebagai upaya pengembangan
Perpustakaan Mutiara Desa Kalisidi Kecamatan Ungaran Barat Semarang. Penelitian ini menggunakan desain
penelitian kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Metode pengumpulan data pada penelitian ini ada dua, yaitu
observasi, wawancara. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa program inovasi Bank Sampah dalam pelayanan
perpustakaan Mutiara Desa Kalisidi Kecamatan Ungaran Barat dapat dikatakan tepat guna. Hal ini ditunjukkan dari
meningkatnya jumlah pengunjung dan juga banyaknya bentuk apresiasi masyarakat dan juga pihak luar terhadap
perpustkaan Mutiara Desa Kalisidi. perpustakaan Mutiara Desa Kalisidi Kecamatan Ungaran Barat Semarang
secara garis besar sudah memenuhi konsep pengembangan perpustakaan. Perpustakaan Mutiara berhasil
mengembangkan perpustakaan sesuai Visi dan Misi dengan mewujudkan perpustakaan sebagai sumber informasi,
pengembangan ilmu pengetahuan, sarana membentuk generasi cerdas, berprestasi, berbudaya dan mandiri.
Perpustakaan Mutiara pada dasarnya sudah melakukan pengembangan perpustakaan dalam segi infratruktur serta
memperhatikan pemenuhan kebutuhan informasi masyarakat. Perpustakaan sudah melakukan pengembangan
perpustakaan dalam hal pelayanannya sebagai bentuk strategi perpustakaan dalam pengembangan koleksi dan
layanan dalam kaitannya pertumbuhan informasi berbasis elektronik.

Kata kunci: Inovasi layanan perpustakaan, implementasi program Bank Sampah, pengembangan perpustakaan,
perpustakaan Desa Kalisidi Kecamatan Ungaran Barat

Abstract
[Tittle: The Waste Bank Program Innovation As an Effort To Develop Mutiara Library Kalisidi Village West
Ungaran District Semarang] This study is aimed to describe innovative program “waste bank” as an effort to
develop “Mutiara” library, Kalisidi Village, West Ungaran district, Semarang regency. This study used qualitative
research method with descriptive approach. Data collection method in this study were observation and interview.
The result of the study shows that innovative program “Waste Bank” is considered efficient. It is shown by the
increase of visitors and high appreciation of the program from society and outside community. “Mutiara” library
has been sufficiently fulfilled the concept of library development. The library has developed in accordance with its
visions and missions, such as making library as information source, knowledge development, facilities to create
smart, achievers, cultured and independent generation. “Mutiara” library has basically finished developing library
in terms of its infrastructure and has been paying enough attention on how to fulfil society information needs. The
library has developed its service as a strategy in developing collections and services in accordance with electronic
based information.

Keywords: Library Service Innovation, waste bank program implementation, library development, library of
Kalisidi Village West Ungaran district

____________________
*) Penulis Korespondensi
E-mail: titisputri.tp@gmail.com
 

 
64
 
Jurnal Ilmu Perpustakaan Vol.9. No.2 April (2020)

1. Pendahuluan
Pendidikan merupakan hal dasar yang harus dimiliki dan remaja sekitar untuk mengaktifkan kembali
oleh setiap manusia untuk mewujudkan kesuksesan, Perpustakaan Mutiara.
harapan dan cita-cita dalam hidupnya. Seperti yang Pemerintah Desa Kalisidi memiliki program
tertera dalam Undang-Undang Dasar 1945 dituliskan Bank Sampah yang sudah berjalan sejak tahun 2014
pada Pasal 28 C bahwa “Setiap orang berhak dalam rangka membantu menyukseskan program
mengembangkan diri melalui pemenuhan kebutuhan tersebut. Pengurus Perpustakaan Mutiara mencoba
dasarnya, berhak mendapat pendidikan dan untuk berkontribusi dengan menginisiasi sistem
memperoleh manfaat dari ilmu pengetahuan dan peminjaman buku dengan cara menukarnya dengan
teknologi, seni dan budaya, demi meningkatkan sampah. Adapun jenis sampah yang dikumpulkan
kualitas hidupnya dan demi kesejahteraan umat untuk ditukar dengan buku yang dipinjam dari
manusia”, dengan demikian untuk mewujudkan perpustakaan desa yaitu sampah plastik bekas
kualitas hidup masyarakat yang cerdas dan minuman botol atau plastik snack makanan ringan
berpengetahuan tinggi, perlu didukung dengan sebanyak dua buah.
adanya suatu perpustakaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
Perpustakaan dapat dikatakan sebagai salah inovasi program “Bank Sampah” sebagai upaya
satu tempat belajar non-formal untuk semua kalangan pengembangan Perpustakaan Mutiara Desa Kalisidi
tanpa adanya perbedaan umur, suku, ras dan agama. Kecamatan Ungaran Barat Semarang.
Selain sebagai tempat belajar (pendidikan),
perpustakaan memiliki fungsi lain yaitu sebagai
sumber informasi, penunjang penelitian, dan sebagai 2. Landasan Teori
wahana rekreasi. Kegiatan membaca dan memahami Perpustakaan desa merupakan suatu jenis
suatu buku mampu menambah pengetahuan, perpustakaan umum, peran perpustakaan dalam suatu
wawasan yang lebih luas, mengubah cara berpikir desa sangatlah penting. Mengingat bahwa dengan
atau berperilaku, serta mampu memberikan adanya perpustakaan desa dapat memperbaiki
keterampilan terapan untuk meningkatkan kualitas kesejahteraan hidup, meningkatkan kecerdasan
hidup. masyarakat sehingga dapat menjadi bekal dalam
Perpustakaan memiliki peran penting untuk pengembangan diri. Menurut definisi dari (Standar
mewujudkan kualitas hidup masyarakat. Untuk Nasional Perpustakaan, 2001), perpustakaan desa
memenuhi peran tersebut perpustakaan memberikan adalah perpustakaan yang diselenggarakan oleh
pelayanan secara merata pada seluruh lapisan pemerintah desa atau kelurahan yang mempunyai
masyarakat, khususnya pada masyarakat yang berada tugas pokok melaksanakan pengembangan
pada pelosok desa. Di Indonesia perpustakaan dibagi perpustakaan di wilayah desa atau kelurahan serta
menjadi beberapa jenis yaitu perpustakaan sekolah, melaksanakan layanan perpustakaan kepada
perpustakaan khusus, perpustakaan nasional, masyarakat umum yang tidak membedakan usia, ras,
perpustakaan perguruan tinggi dan perpustakaan agama, status sosial ekonomi dan gender.
umum. Perpustakaan desa merupakan salah satu Menurut (Sutarno NS, 2008) Perpustakaan
bentuk perpustakaan umum, dengan adanya desa adalah lembaga layanan publik yang berada di
perpustakaan desa diharapkan mampu menjadi desa. Sebuah unit layanan yang dikembangkan dari,
jembatan masuknya sebuah informasi ke desa, oleh dan untuk masyarakat tersebut. Tujuannya untuk
dengan demikian mampu menyediakan kebutuhan memberikan layanan dan memenuhi kebutuhan
informasi, menambah wawasan masyarakat desa, dan warga yang berkaitan dengan informasi, ilmu
mampu menambah pengalaman masyarakat. pengetahuan, pendidikan dan rekreasi kepada semua
Di negara Indonesia, jenis perpustakaan lapisan masyarakat. Masyarakat yang dilayani terdiri
desa memang sudah menyebar ke daerah-daerah atas semua penduduk yang beraneka ragam latar
pedalaman atau desa. Akan tetapi tidak semua belakangnya. Masyarakat tinggal di suatu desa
perpustakaan desa mampu bertahan dan berkembang dengan memiliki suatu ikatan yang erat dan
sesuai dengan harapan yang ada. Untuk itu perlu bervariasi. Berdasarkan uraian tersebut dapat dilihat,
adanya inovasi program baru yang membantu kinerja bahwa perpustakaan desa merupakan lembaga
perpustakaan desa dalam memenuhi kebutuhan pelayanan kepada masyarakat yang melayani dan
informasi masyarakat di sekitarnya. Salah satu bentuk memenuhi kebutuhan masyarakat dalam bidang
inovasi program perpustakaan desa adalah program informasi dan ilmu pengetahun, dalam rangka
peminjaman buku dengan cara menukar sampah. menunjang program pembelajaran sepanjang hayat
Program tersebut seperti yang diinisiasi oleh serta membantu menunjang kesejahteraan hidup
Perpustakaan Mutiara Desa Kalisidi Kecamatan masyarakat.
Ungaran Barat Semarang. Agar perpustakaan desa dapat melayani
Perpustakaan Mutiara sudah berdiri sejak masyarakat dengan baik maka perpustakaan harus
tahun 2009. Namun penyelenggaraan perpustakaan dikelola secara profesinal berdasarkan sistem dan
sempat vakum dan baru aktif kembali melayani ketentuan umum yang berlaku pada ruang lingkup
pemustaka pada tahun 2012 sebab Desa Kalisidi pengembangan, pembinaan, dan pemberdayaan
mendapatkan bantuan buku dari Pemerintah Provinsi masyarakat seperti dengan keluarnya intruksi
yang akhirnya mendorong pengurus perpustakaan Mendagri No 3 Tahun 2001 tentang Perpustakaan

65
 
 
  Jurnal Ilmu Perpustakaan Vol.9. No.2 April (2020)

 
desa atau kelurahan, yang menjelaskan mengenai sebuah perpustakaan desa yang dibentuk akan
pentingnya perpustakaan desa untuk mencerdaskan berwujud sebagai suatu lembaga atau unit kerja
dan memberdayakan masyarakat serta menunjang apabila memiliki unsur-unsur sebagai berikut:
pelaksanaan pendidikan nasional perlu 1. Ketenagaan
dikembangkan sebagai salah satu sumber belajar bagi 2. Anggaran
masyarakat dalam bentuk perpustakaan desa. Selain 3. Koleksi
intruksi tersebut, ada beberapa landasan hukum yang 4. Layanan
mendasari terbentuknya sebuah perpustakaan desa.
Landasan hukum adalah sebuah dasar hukum Adanya keempat unsur tersebut maka suatu
atau sebuah pondasi untuk membentuk, lembaga dapat dikatakan sebagai sebuah
menyelenggarakan, dan membina berdirinya suatu perpustakaan desa. Akan tetapi, keberadaan suatu
perpustakaan desa. Menurut Sutarno N.S.(2008) perpustakaan saja tidak cukup untuk menjadi
landasan hukum itu memberikan kepastian tentang indikator suatu perpustakaan tersebut mengalami
apa yang harus dan wajib dilakukan, apa yang perkembangan, melainkan harus diikuti dengan
dilarang atau tidak boleh dikerjakan dan akibat-akibat kemampuan sebuah perpustakaan dalam memenuhi
yang akan ditimbulkan. Landasan hukum kebutuhan informasi lembaga pendidikan, seperti
perpustakaan desa telah mengalami perubahan dan sekolah-sekolah di sekitar perpustakaan tersebut
penyempurnaan sesuai dengan berkembangnya berada dan komunitas mayoritas di sekitar
zaman dan kebutuhan. Hal tersebut memiliki perpustakaan, misalnya komunitas petani, meskipun
pengaruh dengan adanya keberadaan dan perpustakaan tersebut hanya memiliki perencanaan
perkembangan perpustakaan desa pada saat ini. strategis pengembangan layanan dan struktur
Landasan hukum yang mendasari yaitu: organisasi yang sederhana. Selain itu, menurut
1. Undang-undang nomor 43 tahun 2007 tentang (Valeda, 2015) tingginya frekuensi baca di suatu
perpustakaan, adalah produk hukum terbaru dan perpustakaan juga bisa menjadi indikator
komprehensif untuk perpustakaan keberhasilan suatu perpustakaan dalam melakukan
2. Undang-undang nomor 32 tahun 2004 tentang pengembangan layanan guna meningkatkan
pemerintah daerah. Berdasarkan UU ini maka pengetahuan sumber daya manusia di sekitarnya
wewenang untuk membentuk atau sebagaimana hasil penemuan di perpustakaan desa
menyelenggarakan perpustakaan di daerah berada Kitengesa yang menunjukkan pengaruh positif
pada pemerintah daerah. tingginya frekuensi baca para pelajar di sekitarnya
3. Peraturan pemerintah (PP) nomor 38 tahun 1953 kepada tingginya nilai akademik. Dengan demikian,
tentang penyerahan secara resmi urusan segala usaha yang mampu meningkatkan frekuensi
pemerintah pusat kepada pemerintah daerah. baca di suatu perpustakaan atau tingkat pemenuhan
Perpustakaan termasuk yang telah diserahka itu. kebutuhan informasi para pelajar atau komunitas
Peraturan itu merupakan landasan hukum yang mayoritas di sekitarnya bisa dikatakan sebagai salah
pertama kali untuk membentuk dan satu upaya pengembangan layanan perpustakaan.
menyelenggarakan perpustakaan kelurahan yang Pengembangan perpustakaan desa bisa
sudah ditindaklanjuti dengan peraturan yang lain. terwujud apabila seluruh pegawai perpustakaan telah
4. Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor 28 memiliki keahlian, kompetensi serta loyalitas
tentang pelaksanaan penyelenggaraan terhadap perpustakaan yang bertujuan untuk
perpustakaan desa. Peraturan itu telah direspon meningkatkan minat baca masyarakat desa. Selain itu
oleh pemerintah daerah dengan membentuk adanya anggaran yang dikelola dengan tepat serta
berbagai perpustakaan desa. koleksi yang mencukupi kebutuhan informasi
Adanya landasan hukum memiliki tujuan yaitu masyarakat merupakan sarana pendukung
untuk memenuhi asas formal dan legal, di samping terwujudnya perpustakaan desa yang maju. Untuk
menjadi kekuatan moral dari seluruh warga mewujudkan peningkatan minat baca pada
masyarakat. Sumber hukum juga menjadi alasan masyarakat perpustakaan perlu menentukan langkah
tentang apa, mengapa dan bagaimana perpustakaan inovatif berupa program pengembangan perpustakaan
itu ada dibentuk dan untuk siapa. Selain itu, landasan khususnya dalam hal pelayanan.
hukum merupakan sumber kekuatan dan alasan yang Inovasi program dapat menjadi salah satu
tepat untuk melakukan penggalian dana yang upaya pengembangan layanan perpustakaan. Hal ini
dibutuhkan untuk membiayai operasional dan dikarenakan beberapa penelitian menunjukkan
mengembangkan organisasi. bahwa inovasi program mampu memberikan
Sejak awal didirikan perpustakaan jenis apapun, dampak positif, baik bagi perpustakaan itu sendiri
perpustakaan memiliki kegiatan utama yaitu maupun bagi masyarakat sekitar. Salah satu
mengumpulkan semua jenis sumber informasi dalam contohnya adalah inovasi program berupa
berbagai bentuk, yakni bentuk tertulis, terekam, atau pengadaan pusat kebudayaan lokal di lingkungan
dalam bentuk yang lain, seperti halnya dengan perpustakaan desa terkait. Berdasarkan penelitian
perpustakaan desa. (Soekarman, 2000) menjelaskan yang dilakukan oleh (Ruksana, 2014), inovasi

 
 
66
 
Jurnal Ilmu Perpustakaan Vol.9. No.2 April (2020)

program tersebut dapat memperbaiki faktor 5. Berusaha mengikuti perkembangan ilmu


anggaran sebuah perpustakaan. Dari penelitian pengetahuan dan teknologi tepat guna yang
tersebut, pendapatan perpustakaan jauh lebih besar bermanfaat bagi masyarakat setempat
dibandingkan pengeluaran perpustakaan dalam 6. Berusaha menggalang kekuatan dan semangat
menyediakan pelayanannya. Hal itu dapat bersama untuk mengembangkan perpustakaan
berdampak pada semakin kuatnya kekuatan desa sebagai salah satu pusat belajar masyarakat
anggaran perpustakaan yang bisa digunakan untuk
mengembangkan desa, misalnya melalui
7. Pembinaan perpustakaan desa menganut asas
manfaat, untuk sebesar-besarnya melayani
penambahan koleksi buku-buku terkini yang
kepentingan masyarakat banyak secara
disesuaikan dengan kebutuhan terkini dari
demokratis, adil, merata, partisipatif dan tidak
masyarakat sekitar.
memihak kepada siapapun
Namun demikian untuk menciptakan suatu
Sebuah perpustakaan desa dibentuk dengan
inovasi program dalam suatu layanan perpustakaan
program untuk melayani dan memenuhi kebutuhan
desa, maka harus memperhatikan strategi
masyarakat dalam bidang informasi dan ilmu
pengembangan perpustakaan desa. Hal ini
pengetahuan. Menurut (Sutarno, 2008) menjelaskan
dikarenakan tidak semua ide yang inovatif dalam
bahwa pelayanan dari perpustakaan akan berjalan
layanan perpustakaan desa mampu memberikan
baik apabila perpustakaan dapat menghimpun,
dampak yang positif baik bagi perpustakaan maupun
mengolah, memelihara, dan mendayagunakan koleksi
masyarakat sekitar. Berikut adalah strategi
bahan pustaka. Tersedianya fasilitas, sarana dan
pengembangan perpustakaan desa menurut (Wilson,
prasarana, petugas yang mempunyai kemampuan,
2004), diantaranya:
pengalaman dan ketrampilan dalam melayani
1. Peran dan misi
masyarakat pengguna jasa yang membutuhkan
2. Pengembangan infrastruktur
informasi dan bahan pustaka.
3. Hak masyarakat dalam hal informasi
4. Kendala yang di hadapi masyarakat
mendapatkan informasi 3. Metode Penelitian
5. Etika tanggung jawab penyedia informasi Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian
6. Perpustakaan harus tetap eksis dan berkembang adalah menggunakan metode kualitatif. Menurut
7. Strategi perpustakaan dalam pengembangan (Bogdan dan Taylor dalam Moleong, 2007) yang
koleksi dan layanan dalam kaitannya dengan dimaksud penelitian kualitatif adalah prosedur
pertumbuhan informasi berbasis elektronik penelitian yang menggunakan data deskriptif berupa
8. Perkembangan teknologi informasi, khususnya kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan
akses informasi secara online perilaku yang diamati. Penelitian kualitatif bertujuan
9. Sistem perpustakaan & pustakawan yang untuk memperoleh gambaran seutuhnya mengenai
potensial sesuai dengan kebutuhan masyarakat suatu hal berdasarkan sudut pandang manusia yang
dimasa yang akan dating diteliti (Sulistyo-Basuki,2006). Penelitian ini
Pendapat lain mengenai teori dalam strategi menggunakan desain penelitian kualitatif, sebab data
pengembangan perpustakaan desa menurut (Sutarno, dan analisis penelitian yang digunakan dalam
2008) menjelaskan beberapa poin yang perlu penelitian bersifat kualitatif. Peneliti memilih
diperhatikan, yaitu sebagai berikut : menggunakan desain penelitian kualitatif
diakarenakan hasil dari pengolahan data penelitian
1. Berusaha mengembangkan perpustakaan desa
berupa data kualitatif dan dapat menjawab rumusan
sebagai perangkat layanan publik yang ramah,
masalah penelitian secara lengkap.
asri, nyaman, dan menarik bagi penduduk desa
Penelitian ini juga merupakan penelitian
yang bersangkutan. Menurut Sinambela dalam
yang menggunakan metode deskriptif.. Menurut
(Riza, 2013) Pelayanan publik adalah suatu
(Suryabrata,2013) Penelitian deskriptif adalah
kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah
penelitian yang bermaksud untuk memberikan
terhadap sejumlah manusia yang memiliki
deskripsi mengenai situasi-situasi atau kejadian-
setiap kegiatan yang mengungtungkan dalam
kejadian secara sistematis, faktual, dan akurat
suatu kumpulan atau kesatuan, dan menawarkan
mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat populasi atau
kepuasan meskipun hasilnya tidak terikat pada
daerah tertentu. Oleh karena itu peneliti memilih
suatu produk secara fisik.
jenis penelitian deskriptif dikarenakan peneliti
2. Meningkatkan kemampuan dan ketrampilan berharap dapat mengungkapkan fakta-fakta yang
petugas pengelola agar dapat berkerja dengan berkaitan dengan objek atau tema penelitian secara
jujur, sepenuh hati, ikhlas dan proposional. rinci dan lengkap.
3. Berusaha mengembangkan koleksi bahan Jenis data dalam penelitian ini adalah data
pustaka sesuai dengan kemampuan kualitatif karena data yang diungkapkan dalam
penyelenggara, kebutuhan pemakai dan penelitian ini berupa kata-kata atau narasi dan
mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan berpijak dari hasil wawancara. Jenis data dalam
teknologi penelitian ini diperoleh dari sumber data primer dan
4. Meningkatkan peran perpustakaan desa sebagai sekunder. Sumber data adalah sumber-sumber yang
wahana belajar, dialog, diskusi dan dimungkinkan seorang peneliti mendapatkan
pengembangan wawasan masyarakat setempat sejumlah informasi atau data-data yang dibutuhkan

67
 
 
  Jurnal Ilmu Perpustakaan Vol.9. No.2 April (2020)

 
dalam sebuah penelitian (Mukhtar, 2013). Sumber 1. Observasi
data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: Penelitian ini menggunakan observasi jenis
1. Data Primer observasi non partisipasif, sehingga peneliti tidak
Data primer diperoleh dari hasil wawancara yang terlibat dalam aktifitas yang diteliti. Dalam observasi
dilakukan peneliti kepada informan mengenai non partisipasif, peneliti terpisah dari kegiatan yang
implementasi program Bank Sampah sebagai upaya diobservasi, peneliti hanya mengamati dan mencatat
untuk pengembangan layanan Perpustakaan Mutiara apa yang terjadi di lapangan (Sulistyo-Basuki, 2006).
Desa Kalisidi Kecamatan Ungaran Barat Semarang. Penelitian dilakukan dengan mengamati dan mencatat
2. Data Sekunder temuan-temuan penting yang relevan dengan fokus
Peneliti menggunakan sumber sekunder dengan utama penelitian yaitu berkaitan dengan
tujuan memperkuat penelitian dan melengkapi implementasi program Bank Sampah sebagai upaya
informasi penelitian. Sumber sekunder yang pengembangan layanan perpustakaan di perpustakaan
digunakan peneliti berupa buku, dan jurnal yang Mutiara Desa Kalisidi Kecamatan Ungaran Barat
berhubungan dengan topik penelitian. Semarang.
Penelitian ini menggunakan informan 2. Wawancara
sebagai sumber data penelitian. Informan sebagai Teknik wawancara yang digunakan dalam
sumber informasi akan memberikan gambaran bukti penelitian ini adalah wawancara semi-terstruktur.
dan keadaan nyata berupa jawaban dari hasil Wawancara semi-terstruktur adalah wawancara
wawancara. Informan penelitian dipilih dengan dengan menggunakan pedoman sebagai patokan
menggunakan teknik purposive sampling dengan dalam alur, urutan, dan penggunaan kata; pertanyaan
mempertimbangkan kriteria tertentu. terbuka namun ada batasan tema; serta tergantung
Penelitian ini dibutuhkan dua sudut pandang pada situasu-kondisi alur pembicaraan (Herdiansyah,
yaitu sudut pandang pihak perpustakaan yang 2012).
bertanggungjawab terhadap pengembangan layanan Setelah melakukan pengumpulan data,
Perpustakaan Mutiara Desa Kalisidi Kecamatan seluruh data kemudian diolah dan dianalisis. Data
Ungaran Barat Semarang serta sudut pandang dalam penelitian kualitatif diolah dalam sebuah
pemustaka yang memanfaatkan layanan Perpustakaan catatan lapangan. Penemuan pengetahuan atau teori
Mutiara Desa Kalisidi Kecamatan Ungaran Barat serta penentuan kepercayaan dan keabsahan data
Semarang. didasarkan atas data yang terdapat dalam catatan
Dua sudut pandang yang dibutuhkan dalam lapangan
penelitian ini membutuhkan kriteria informan yang Tahap selanjutnya yaitu melakukan analisis
berbeda. Kriteria informan yang dibutuhkan dari data sehingga dapat ditarik kesimpulan yang mudah
sudut pandang pihak perpustakaan merupakan dipahami. Menurut Miles dan Huberman (1992)
seseorang yang mengetahui dan terlibat dalam terdapat tiga aktivitas analisis data sebagai berikut:
aktivitas pengembangan layanan di Perpustakaan 1. Data Reduction (Reduksi Data)
Mutiara Desa Kalisidi Kecamatan Ungaran Barat Langkah dilakukan dalam tahap ini adalah
Semarang. Adapun informan yang merupakan mengumpulkan data yang ada saat penelitian melalui
pemustaka pada Perpustakaan Mutiara Desa Kalisidi wawancara, observasi, maupun studi dokumen;
Kecamatan Ungaran Barat Semarang diperlukan mengelompokkan dan menganalisa jawaban
untuk perolehan data dari sudut pandang pemustaka informan berdasarkan jawaban yang sama; serta
yang memanfaatkan layanan Perpustakaan Mutiara memilih data yang relevan dengan tujuan penelitian.
Desa Kalisidi Kecamatan Ungaran Barat Semarang. 2. Data Display (Penyajian Data)
Adapun informan dalam penelitian ini adalah: Dalam penelitian ini, data hasil wawancara dari para
1. Informan merupakan kepala perpustakaan informan disajikan dalam bentuk teks yang bersifat
Mutiara Desa Kalisidi Kecamatan Ungaran Barat naratif berdasarkan pengelompokkan sesuai
Semarang; permasalahannya.
2. Informan merupakan petugas pengelola 3. Conclusion Drawing/ Verification (Kesimpulan/
perpustakaan yang mengelola Perpustakaan Verifikasi)
Mutiara Desa Kalisidi Kecamatan Ungaran Barat Kesimpulan dalam penelitian kualitatif
Semarang; merupakan temuan baru yang sebelumnya belum
3. Informan merupakan tenaga relawan pernah ada. Temuan dapat berupa deskripsi atau
perpustakaan yang bertugas untuk melayani gambaran suatu obyek yang sebelumnya masih
pemustaka Perpustakaan Mutiara Desa Kalisidi remang-remang atau gelap sehingga setelah diteliti
Kecamatan Ungaran Barat Semarang; menjadi jelas, dapat berupa hubungan kausal atau
4. Informan merupakan pemustaka yang sudah interaktif, hipotesis atau teori (Sugiyono, 2011: 253).
menjadi anggota Perpustakaan Mutiara Desa Setelah dilakukan analisis data penelitian,
Kalisidi Kecamatan Ungaran Barat Semarang. peneliti perlu menyampaikan keabsahan data agar
Metode pengumpulan data yang digunakan penelitian tersebut hasilnya benar-benar akurat. Ada
pada penelitian ini adalah: beberapa strategi yang digunakan dalam validitas

 
 
68
 
Jurnal Ilmu Perpustakaan Vol.9. No.2 April (2020)

pada penelitian kualitatif. Salah satu strategi tersebut koleksi. Peminjaman buku yang ada di perpustakaan
yaitu triangulasi data. Strategi validitas yang Mutiara Desa Kalisidi Kecamatan Ungaran Barat
digunakan oleh peneliti yaitu dengan mentriangulasi Semarang, pemustaka diwajibkan membawa sampah
(triangulate) sumber-sumber data yang berbeda. plastik. Setiap satu buku pemustaka harus membawa
Triangulasi dilakukan dengan memeriksa bukti-bukti tiga buah sampah plastik misalnya bungkus snack
dari berbagai sumber yang kemudian makanan ringan, bungkus permen dan lainnya.
menggunakannya untuk membangun justifikasi Adapun untuk sampah yang berupa botol, botol jenis
secara koheren. apapun cukup membawa 1 buah sampah plastik.
Setelah sampah plastik terkumpul banyak, sampah
4. Hasil dan Pembahasan plastik di jual ke pengepul sampah, dan hasilnya di
gunakan untuk membeli alat tulis sebagai intensif
Pada tahun 2013, berawal dari keprihatinan kepala bagi pemustakan yang sering meminjam atau
desa Kalisidi terhadap kesadaran masyarakat dalam berkunjung keperpustakaan. Setiap pemustaka yang
hal kebersihan yang masih rendah, adanya sampah- sudah meminjam buku sebanyak 10 kali diberi hadiah
sampah plastik berserakan ditepi jalan, membuat berupa alat tulis misalnya pensil, bolpoin, buku, dan
kepala desa Kalisidi khawatir akan citra desa Kalisidi lain sebagainya.
yang terkenal dengan keindahan alamnya lambat laun Perpustakaan Mutiara Desa Kalisidi
akan berubah menjadi kumuh lantaran tumpukan Kecamatan Ungaran Barat memiliki rencana
sampah plastik. Untuk itu kepala desa Kalisidi kedepan, bahwa sampah yang telah terkumpul di daur
memiliki inisiatif untuk membuat sistem peminjaman ulang menjadi suatu kerajinan yang memiliki nilai
buku dengan membawa sampah plastik. Dengan jual, adanya hal tersebut perpustakaan Mutiara Desa
kesederhanaannya pada tahun 2014 Perpustakaan Kalisidi Kecamatan Ungaran Barat harus memiliki
Mutiara Desa Kalisidi Kecamatan Ungaran Barat kerjasama dengan salah satu pihak yang bergerak di
Semarang memenangkan lomba perpustakaan desa bidang daur ulang sampah untuk memberikan
tingkat kabupaten dengan meraih piala juara dua, pelatihan kepada anggota perpustakaan khususnya
karena perkembangannya yang cukup baik serta ibu rumah tangga dan anak-anak remaja. Sehingga
respon masyarakat yang cukup antusias, kepala desa adanya kegiatan tersebut mampu memikat para ibu
Kalisidi mengajukan dana ke pemerintah untuk rumah tangga dan anak remaja untuk datang ke
melakukan perbaikan gedung perpustakaan, sehingga perpustakaan.
pada tahun 2016 karena mendapatkan dana dari Upaya pengembangan perpustakaan
pemerintah, gedung Perpustakaan Mutiara Desa dilakukan dengan banyak cara dalam rangka
Kalisidi Kecamatan Ungaran Barat Semarang yang meningkatkan kesadaran lingkungan hidup di Desa
awalnya sederhana dirombak menjadi lebih baik. Kalisidi. Pegembangan perpustakaan dilakukan
Dengan kondisi gedung yang mendukung, membuat dengan melakukan sosialisasi, publikasi, dan promosi
pemustaka juga lebih nyaman dan bersemangat untuk perpustakaan dengan cara berikut:
berkunjung. 1. Membuat papan nama dan papan petunjuk ke
Pada tahun 2017, perpustakaan Mutiara perpustakaan.
Desa Kalisidi Kecamatan Ungaran Barat Semarang 2. Mengadakan kegiatan menarik yang
mendapatkan bantuan dari Coca-cola Foundation, melibatkan masyarakat dengan cara
bantuan ini berupa tiga unit komputer. Dua komputer mengadakan kegiatan seperti penyuluhan
digunakan untuk layanan teknologi informasi, satu kesehatan, pelatihan menulis, dan pelatihan
digunakan untuk mengolah data perpustakaan. Selain kewirausahaan.
mendapatkan bantuan, perpustakaan Mutiara Desa 3. Membuat sarana publikasi (Promosi) melalui
Kalisidi Kecamatan Ungaran Barat Semarang juga media cetak dan elektronik.
berkerja sama dengan Coca-cola Foundation. Coca- 4. Mengadakan pameran perpustakaan
cola Foundation memiliki harapan, adanya tiga unit bersamaan dengan pameran kesenian yang
komputer tersebut mampu dijadikan sebagai layanan diadakan oleh Desa Kalisidi.
bagi 5. Mengadakan perlombaan-perlombaan seperti
Program Bank Sampah pada perpustakaan lomba mewarnai, menulis dan membaca puisi.
Mutiara Desa Kalisidi Kecamatan Ungaran Barat pengembangan perpustakaan dalam hal
Semarang sudah ada sejak tahun 2014 hingga edukasi masyarakat (Publik) ini diadakan dengan
sekarang. Program Bank Sampah ini merupakan tujuan menginformasikan, menarik perhatian dan
suatu cara yang dilakukan oleh pemerintah setempat menumbuhkan minat masyarakat dalam
untuk mengajarkan masyarakat peduli terhadap memanfaatkan perpustaaan sebagai tempat belajar
sampah serta memicu timbulnya minat baca. Program putra-putrinya dan juga sebagai sarana pendukung
ini berjalan dengan baik, faktanya adanya program dalam mencari informasi. Bentuk dari edukasi
ini masyarakat mampu menerima dan ikut serta perpustakaan Mutiara adalah adanya pelatihan
dalam menjalankan program Bank Sampah. wirausaha kepada masyarakat berupa pelatihan
Program Bank Sampah dalam perpustakaan budidaya kopi dan juga sekaligus pengolahannya.
memiliki banyak manfaat, selain menanamkan nilai Sehingga masyarakat mampu mengasah kreativitas
moral akan kepedulian dengan sampah, juga dan tidak lagi bergantung pada produk tertentu
menanamkan nilai pendidikan yaitu dengan melainkan dapat memproduksi dari hasil alam.
berkunjung ke perpustakaan serta memanfaatkan

69
 
 
  Jurnal Ilmu Perpustakaan Vol.9. No.2 April (2020)

 
Selain kopi Perpustakaan Mutiara juga Pelaksanaan sosialialisasi bertahap dengan bantuan
pernah diadakan pelatihan terkait pembuatan perangkat Desa dan anggota PKK Desa Kalisidi.
kerajinan tangan yang terbuat dari sampah plastik Selanjutnya sosialisasi dilakukan pada beberapa
yang biasanya hasilnya dipamerkan pada acara-acara masyarakat sekitar perpustakaan yang bersedia
tertentu dan dibuat semacam lomba dalam rangka menghadiri sosialisasi tersebut sebagai langkah
menarik antusias masyarakat terhadap pentingnya perpustakaan dalam meningkatkan minat baca pada
kesadaran lingkungan. Kegiatan edukasi publik di masyarakat. Kegiatan sosialisasi berjalan dengan
Desa Kalisidi diperkuat dengan adanya spanduk dan baik dan banyak respon antusias siswa MTS
brosur pada sepanjang jalan menuju kelurahan Desa Hasyimiyah Ungaran. Melalui sosialisasi tersebut
Kalisidi yang berisi ajakan untuk membuang sampah akhirnya banyak dari siswa tergabung menjadi
pada tempatnya. Tidak jauh berbeda dengan kegiatan tenaga relawan perpustakaan dan memanfaatkan
edukasi publik di Perpustakaan Mutiara dimana perpustakaan sebagi tempat membaca dan belajar
terpasang gambar-gambar poster yang berisi anjuran yang menyenangkan. Melalui kegiatan sosialisasi
untuk menjaga lingkungan hidup seperti gambar. juga banyak dari masyarakat khususnya siswa MTS
Hisyamiyah yang akhirnya tertarik untuk datang dan
4.1 Penerapan Inovasi Program Bank Sampah berkunjung ke Perpustakaan Mutiara dan mengikuti
Seluruh anggota perpustakaan pada dasarnya program inovasi bank sampah.
memiliki tanggung jawab dalam melakukan Dalam keberjalanannya program inovasi
pengelolaan perpustakaan. Pengelolaan perpustakaan bank sampah ini tidak selalu berjalan mulus, karena
seharusnya dilakukan dengan pengembangan berupa terdapat adanya pro dan kontra. Perpustakaan adalah
langkah-langkah inovatif agar perpustakaan menjadi organisasi publisitas publik, kota dan negara.
lebih maju. Salah satu bagian yang perlu dilakukan Perpustakaan adalah ruang sosial, pertukaran
pengembangan dalam perpustakaan adalah pelayanan pengetahuan fisik, dan imajinatif. Perpustakaan
perpustakaan. Pengembangan tersebut dilakukan dituntut mampu mendukung kebijakan pemerintah
dengan maksud agar perpustakaan mampu dalam memajukan negara dari bidang pendidikan.
mengimbangi pola perkembangan kebutuhan Oleh karena itu pasti banyak menjumpai hambatan
informasi masyarakat pengguna perpustakaan. yang akan dialami. Akan tetapi sering dijumpai
Perpustakaan Mutiara Desa Kalisidi pustakawan adalah pribadi yang cerdas dan pasti
Kecamatan Ungaran Barat Semarang juga memiliki akan menemukan solusi terbaik. Karena pustakawan
program inovasi sebagai bentuk mengembangkan mempunyai komunitas yang tersebar di seluruh
perpustakaan. Program ini diawali pada tahun 2013. dunia yang saling terhubung untuk mendukung
Inovasi program Bank Sampah di latarbelakangi pembelajaran seumur hidup dan memecahkan
adanya perhatian dari Kepala Desa Kalisidi terhadap masalah dalam bidang perpustakaan.
kebersihan lingkungan Desa. Awal mulanya program Pada tahun 2014 pengelola perpustakaan
ini akan dimasukkan sebagai program kerja mendapatkan kritik dari orang tua siswa yang
perangkat Desa dalam hal pelestarian kebersihan berkeberatan Karena dalam menjalankan program
lingkungan. Akan tetapi dengan adanya musyawarah Bank Sampah mengaharuskan calon peminjam buku
program ini dimasukkan kedalam program inovasi membakwa sampah plastik sebagai alat tukar untuk
perpustakaan dalam hal pelayanan dengan tujuan meminjam buku, maka banyak orang tua yang
menghidupkan kembakli fungsi perpustaakaan. hawatir mengenai dampak dari segi kesehatan anak-
Selain itu program ini ditujukan untuk meningkatkan anaknya, adapula kritik dari masyarakat yang
minat baca pada masyarakat Desa sekaligus beranggapan bahwa pemerintah desa hanya
mengajak masyarakat untuk melestarikan lingkungan memanfaatkan anak-anak untuk membantu
sekitar Desa agar tetap asri. membersihkan jalan desanya. Selain itu juga ada juga
Langkah awal yang dilakukan setelah masukan dari masyarrakat yang berpendapat bahwa
rencana inovasi program bank sampah selesai program inovasi bank sampah ini lebih cocok dilakukan
dilakukan yaitu melakukan kegiatan sosialisasi. sebagai program desa bukan sebagai program
Pengaplikasikan program inovasi layanan perpustakaan. Langkah pengelola perpustakaan terkait
perpustakaan oleh Perpustakaan Mutiara terlebih adanya kritik dan masukan dari masyarakat.
dahulu dilakukan kegiatan sosialisasi kepada Pertama yaitu berkordinasi dengan perangkat desa,
masyarakat Desa. Target utama pengelola dan anggota PKK untuk memberikan pengarahan
perpustakaan terkait program ini adalah anak-anak kembali. Pengarahan tersebut berisi informasi untuk
usia sekolah. Pada kenyataannya banyak antusias memberikan pembatasan jumlah sampah yang akan
para pelajar dan masyarakat untuk ikut aktif dalam digunakan sebagai syarat untuk meminjam buku.
mewujudkan program inovasi Bank Sampah di Memberikan pengarahan kepada anak-anak yang
perpustakaan Mutiara Desa Kalisidi Kecamatan akan memungut sampah terlebih dahulu memakai
Ungaran Barat Semarang. Program inovasi Bank lotion anti nyamuk agar terhindar dari gigitan
Sampah ini awal mula dilakukan sosialisasi kepada nyamuk. Memberikan pengarahan kepada
siswa sekolah MTS Hasyimiyah Ungaran Barat. masyarakat terkhusus kepada anak-anak dalam
mencari sampah yang ada di jalanan untuk tetap
 
 
70
 
Jurnal Ilmu Perpustakaan Vol.9. No.2 April (2020)

berhati-hati. Himbauan juga dilakukan dengan untuk memenuhi kegiatan sehari-hari yang ada di
memberikan larangan kepada anak-anak untuk tidak Perpustakaan, dan bangunan tempat berdirinya
mendekati tempat pembuangan sampah yang ada di Perpustakaan Mutiara tergolong bangunan yang baru
sekitar rumah warga. Selain memberikan arahan sehingga nyaman digunakan untuk aktivitas
kepada anak-anak juga, pada pengrahan ini orangtua pengembangan perpustakaan.
diberikan edukasi untuk ikut memantau dan Implementasi program Bank Sampah
mengingatkan anak-anaknya untuk menjaga terbukti dalam layanan perpustakaan yang sudah
kebersihan diri khususnya setelah aktivitas dilakukan diantaranya adalah sebagai berikut;
memegang sampah.
Selain mendapatkan kontra dalam bentuk 1. Perpustakaan Mutiara berhasil mengembangkan
penolakan, ada juga pihak yang pro dan menunjukan perpustakaan sesuai Visi dan Misi dengan
dukungannya untuk program ini. Hal ini dibuktikan mewujudkan perpustakaan sebagai sumber
dengan adanya beberapa pihak dari luar lingkup desa informasi, pengembangan ilmu pengetahuan,
turut serta mbemberikan bentuk apresiasi kepada sarana membentuk generasi cerdas, berprestasi,
perpustakaan Mutiara. Bentuk apresiasi didapatkan berbudaya dan mandiri. Perpustakaan Mutiara
dalam wujud diberikannya bantuan berupa komputer, sudah berhasil membantu anak-anak Desa
kipas angin, rak buku, dan perlengkapan administrasi Kalisidi dalam berprestasi dibidang studi dan juga
lain yang berguna untuk mendukung keberjalanan membantu masyarakat desa dengan
layanan di Perpustakaan Mutiara. Adanya bentuk menumbuhkan jiwa wirausaha masyarakat Desa
apresiasi menunjukkan keberhasilan perpustakaan sekitar. Pemanfaatan perpustakaan juga dinilai
Mutiara dalam menjalankan program inovasi Bank sudah baik melihat banyaknya antusias dari
Sampah dalam pelayanan sirkulasi. Dari adanya masyarakat khususnya masyarakat usia sekolah
beberapa apresiasi masyarakat inilah yang untuk memanfaatkan buku dan sumber informasi
menjadikan perpustakaan Mutiara Desa Kalisidi lain yang ada di Perpustakaan Mutiara dan juga
untuk terus mengembangkan perpustakaan dari hasil dengan diadakanya program-program pelatihan
inovasi-inovasi dalam menjalankan tugas pokok dan wirausaha untuk masyarakat, sehingga diharapkan
fungsinya sebagai penyedia informasi. membawa manfaat ekonomi bagi masyarakat
yang mengikutinya.
4.2 Implementasi Program Bank Sampah Sebagai 2. Perpustakaan Mutiara Desa Kalisidi kecamatan
Inovasi Pengembangan Perpustakaan Mutiara Ungaran Barat pada dasarnya sudah melakukan
Keberhasilan pengembangan perpustakaan pengembangan perpustakaan dalam segi
Desa dapat dilihat dari kejelasan mengenai struktur infratruktur serta memperhatikan pemenuhan
konsep dasar pembangunan yang bersifat universal. kebutuhan informasi masyarakat. Hal ini terlihat
Artinya pengembangan perpustakaan memperhatikan dengan sudah dimilikinya gedung Perpustakaan
kepentingan umum dan juga mempunyai ciri khas, Mutiara yang tergolong sebagai gedung yang baru
karakteristik dan mengikuti kultur budaya Desa sehingga nyaman dan mencukupi untuk
tersebut, sehingga berbeda dengan perpustakaan Desa melakukan kegiatan-kegiatan perpustakaan
lainnya. Hal ini juga yang telah diterapkan oleh maupun inovasi-inovasi bank sampah yang akan
perpustakaan Mutiara Desa Kalisidi Kecamatan dilakukan. Perpustakaan Mutiara Desa kalisidi
Ungaran Barat. Kecamatan Ungaran Barat Pada dasarnya telah
Perpustakaan Mutiara Desa Kalisidi telah mempunyai rencana yang terobosan yang sangat
melakukan pengembangan perpustakaan sesuai bagus yaitu dengan bekerja sama dengan
dengan visi dan misi yang telah dibentuk pada mula perangkat Desa untuk membangun Perpustakaan
perpustakaan diadakan. Informan mengatakan bahwa Pos kampling. Kedepannya diharapkan para
perpustakaan dikembakngkan dengan berdasarkan warga dapat memanfaatkan dengan maksimal
visi perpustakaan yaitu mewujudkan perpustakaan fasilitas yang disediakan tersebut. Rencana
sebagai sumber informasi, pengembangan ilmu pembangunan tersebut direalisasikan pada tahun
pengetahuan, sarana menuju generasi cerdas, depan 2021.
berprestasi, mandiri dan berbudaya. Adapun 3. Perpustakaan Mutiara Desa Kalisidi Kecamatan
implementasinya dalam sehari-hari perpustakaan Ungaran Barat untuk mempertahankan
memberikan pelayanan membaca kepada masyarakat, eksistensinya, perpustkaan merangkul masyarakat
mengajarkan dan menyediakan sarana teknologi dengan mengadakan dan mengimplementasikan
sebagai sarana pencarian informasi digital dan program-program kerjanya yaitu memberikan
memberikan pelatihan kewirausahaan sebagai bentuk pelatihan wirausaha kepada masyarakat. Langkah
peningkatan mutu dan penghasilan masyarakat secara ini dilakukan guna membentuk dan meningkatkan
mandiri. Hal ini dapat ditunjukan dengan antusiasnya kualitas SDM Desa Kalisidi yang mampu
masyarakat khususnya anak-anak usia sekolah dalam berkarya dan berpenghlan secara mandiri.
memanfaatkan buku-buku dan layanan yang ada di Langkah yang sudah dilakukan diantaranya yaitu
Perpustakaan Mutiara serta diwujudkan pula dengan dengan menimplemtasikan dalam pelatihan
di adakannya banyak pelatihan pelatihan wirausaha wirausaha untuk masyarakat dengan tema
yang dilakukan di Perpustakaan Mutiara. Selain itu pengolahan biji kopi dan membuat batik tulis.
juga, jika dilihat dari segi fasilitas fisik yang ada, 4. Perpustakaan sudah melakukan pengembangan
fasilitas pada Perpustakaan Mutiara ini sudah cukup perpustakaan dalam hal pelayanannya sebagai

71
 
 
  Jurnal Ilmu Perpustakaan Vol.9. No.2 April (2020)

 
bentuk strategi perpustakaan dalam Inovasi program Bank Sampah telah terbukti
pengembangan koleksi dan layanan dalam dapat mendorong pengembangan perpustakaan
kaitannya pertumbuhan informasi berbasis Mutiara Desa Kalisidi Kecamatan Ungaran Barat.
elektronik. Yaitu dengan menyediakan pelayanan Hal ini dapat dibuktikan dengan adanya inovasi
kepada pengguna berupa penelusuran informasi program Bank Sampah ini dapat menarik minat
dengan di dukung tersedianya fasilitas berupa kunjung pemustaka. Banyak warga sekitar dan anak-
komputer dan juga wifi dengan membuka anak usia sekolah tertarik mencoba meminjam buku
pelayanan online gratis, sehingga dengan adanya dan ternyata seiring berjalannya waktu anak-anak
fasilitas berupa pelayanan online gratis dan wi-fi tersebut senang belajar di perpustakaan. Inovasi
gratis, masyarakat akan lebih terbantu dan dapat program Bank Sampah juga berhasil menarik
menggunakan dengan maksimal untuk perhatian organsasi swasta seperti COCA-COLA
kepentingan pengembangan informasi dan Foundation melalui program PerpuSeru yang
pengetahuan masyarakat dan membuat mayarakat akhirnya memberikan apresiasi berupa satu unit
lebih mengenal dan memanfaatkan internet secara komputer. Selain itu inovasi program Bank Sampah
bijak, demi menuju masyarakat yang modern. juga menarik perhatian dari Perpusda Ungaran yang
Berdasarkan teori pengembangan pada akhirnya memberikan hibah rak buku dan juga
perpustakaan yang dilakukan di atas, maka dapat buku-buku bacaan untuk koleksi anak.
diketahui bahwa teori tersebut relevan jika dijadikan Berdasarkan hal tersebut perpustakaan
sebagai acuan dalam pengembangan perpustakaan Mutiara semakin terpacu dalam mengembangkan
Mutiara. Hal ini dapat dibuktikan berdasarkan hasil perpustakaan tentang Sembilan pokok strategi
pembahasan dalam penelitian ini membuktikan pengembangan perpustakaan Desa. Perpustakaan
sembilan pokok teori pengembangan perpustakaan Mutiara Desa Kalisidi Kecamatan Ungaran Barat
menurut Wilson bisa mencakup secara menyeluruh Semarang secara garis besar sudah memenuhi
tentang aspek-aspek yang perlu dibenahi dalam konsep pengembangan perpustakaan. Perpustakaan
pengembangan perpustakaan. Inovasi program Bank Mutiara berhasil mengembangkan perpustakaan
Sampah juga terbukti mendorong adanya sesuai Visi dan Misi dengan mewujudkan
pengembangan perpustakaan Mutiara untuk lebih perpustakaan sebagai sumber informasi,
terpacu dalam berinovasi dan mengembangkan pengembangan ilmu pengetahuan, sarana
perpustakaan. membentuk generasi cerdas, berprestasi, berbudaya
Inovasi yang dimaksud yaitu seperti adanya dan mandiri. Perpustakaan Mutiara pada dasarnya
program pelatihan pengolahan biji kopi di sudah melakukan pengembangan perpustakaan
perpustakaan, pelatihan membatik dan inovasi yang dalam segi infratruktur serta memperhatikan
akan direalisasikan pada Tahun 2021 nanti adalah pemenuhan kebutuhan informasi masyarakat.
program perpustakaan pos kampling. Hal ini di Perpustakaan sudah melakukan pengembangan
dukung dengan yang dikemukakan menurut (Sutarno, perpustakaan dalam hal pelayanannya sebagai
2008) menjelaskan bahwa pelayanan dari bentuk strategi perpustakaan dalam pengembangan
perpustakaan akan berjalan baik apabila perpustakaan koleksi dan layanan dalam kaitannya pertumbuhan
dapat menghimpun, mengolah, memelihara, dan informasi berbasis elektronik
mendayagunakan koleksi bahan pustaka. Tersedianya
fasilitas, ruang baca, sarana dan prasarana, petugas Daftar Pustaka
yang mempunyai kemampuan, pengalaman dan
ketrampilan dalam melayani masyarakat pengguna Creswell, Jhon W. 2014. Research Design: Penelitian
jasa yang membutuhkan informasi dan bahan Kualitatif Kuantitatif dan Mixed. Yogyakarta:
pustaka. Pustaka Pelajar.
Herdiansyah. 2012. Metodologi Penelitian Kualitatif.
4. Simpulan Jakarta: Salemba.
Program Bank Sampah awal mula Moleong, Lexy J. 2007. Metodologi Penelitian
diterapkan pada tahun 2013. Implementasi program Kualitatif. Edisi Revisi. Bandung: PT Remaja
Bank Sampah terealisasikan pada layanan Rosdakarya.
Perpustakaan Mutiara. Yaitu dengan mengharuskan Riduwan, Sunarto. (2008). Pengantar Statistika untuk
pemustaka menukarkan sampah sejumlah 3 buah Penelitian Pendidikan Sosial, Ekonomi,
untuk meminjam 1 buku. Target utama pengelola Komunikasi dan Bisnis. Bandung: Alfabeta.
perpustakaan terkait program ini adalah anak-anak Ruksana. 2014. Rural Library Services: Lessons
usia sekolah. Banyak antusias para pelajar dan From Five Rural Public Libraries In West
masyarakat untuk ikut aktif dalam mewujudkan Bengal. Vol.3 Issue 10(27-30). International
program inovasi Bank Sampah di perpustakaan Journal of Humanities and Social Science
Mutiara Desa Kalisidi Kecamatan Ungaran Barat Invention.
Semarang.

 
 
72
 
Jurnal Ilmu Perpustakaan Vol.9. No.2 April (2020)

Sinambela. 2013. Badan Layanan Umum: Dari Wilson, Alane. 2004. The 2003 OCLC Environmental
Birokrasi Menuju Karporasi. Jakarta: PT Bumi Scan: Pattern Recognition: A Report to the
Aksara. OCLC Membership. Dublin, Ohio USA
Standar Nasional Perpustakaan (SNP). 2001. Yin, Robert K. 2013. Studi Kasus Desain & Metode.
Manajemen dan Tata Kerja Perpustakaan. Jakarta: Rajawali Pres
Jakarta : Grasindo Jaya.
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif
Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Sulistyo-Basuki. 2006. Metode Penelitian. Jakarta:
Wedatama.
Suryabrata. 2013. Metodologi Penelitian. Jakarta: PT.
Raja Grafindo.
Sutarno. 2008. Manajemen Perpustakaan: Suatu
Pendekatan Praktik. Jakarta: Sagung Seto.
Valeda. 2006. Modelling The Rural Community
Library Characteristics of the Kitengesa
Library In Rural Uganda. Journal Emerald
Group Publishing.

73

Anda mungkin juga menyukai