IP1
Email: awie07adan@gmail.com
Perpustakaan sebagaimana yang ada dan berkembang sekarang, telah digunakan sebagai salah satu pusat informasi,
sumber ilmu pengetahuan, penelitian, rekreasi, pelestarian khazanah budaya bangsa, serta memberikan berbagai jasa
layanan lainnya. Pelayanan sumber informasi di perpustakaan desa merupakan ujung tombak kesuksesan kegiatan
perpustakaan. Perpustakaan desa yang sudah dibentuk merupakan subsistem dalam sistem nasional perpustakaan.
Tujuan utama pembentukan Perpustakaan Desa adalah sebagai satu sarana untuk meningkatkan pengetahuan dan
kemampuan membaca guna mencerdaskan kehidupan masyarakat desa. Nilai-nilai dasar yang ada dalam perpustakaan
desa bisa dijadikan sebagai sumber informasi utama bagi perpustakaan desa dalam melayani masyarakat, baik yang
mau belajar, meneliti, berkarya, memperluas wawasan, mencari pengetahuan baru serta informasi-informasi lainya
yang dibutuhkan. Keberhasilan suatu perpustakaan desa dapat diukur berdasarkan pada tinggi rendahnya kemampuan
perpustakaan tersebut dalam melaksanakan fungsinya sebagai pusat kegiatan belajar mandiri serta pusat pelayanan
informasi dan rekreasi masyarakat. Adapun kendala-kendala yang dihadapi perpustakaan desa adalah keberadaan
perpustakaan yang belum dikenal luas, kondisi perpustakaan yang serba terbatas, pengelolaan perpustakaan yang belum
optimal, akses informasi yang relatif sulit, cara memanfaatkan dan kegunaannya yang belum efektif dan pembinaan
perpustakaan desa yang belum diselenggarakan dengan baik.
1
Mahasiswa Ilmu Perpustakaan Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
Nilai-nilai dasar yang ada dalam perpustakaan desa Hakekat Perpustakaan Desa
tersebut bisa dijadikan sebagai sumber informasi utama Pada dasarnya perpustakaan mempunyai peran dan
bagi perpustakaan desa dalam melayani masyarakat, posisi yang sangat strategis di dalam kehidupan seluruh
baik yang mau belajar, meneliti, berkarya, memperluas lapisan masyarakat. Oleh karena itu, upaya pembentukan
wawasan, mencari pengetahuan baru serta informasi- dan penyelenggaraan, perpustakaan desa sudah sangat
informasi lainya yang dibutuhkan. Keberhasilan suatu mendesak. Namun, dalam praktiknya belum semua orang
perpustakaan desa dapat diukur berdasarkan pada tinggi menyadari tentang hal tersebut karena keterbatasan dan
rendahnya kemampuan perpustakaan tersebut dalam pemahaman. Faktanya belum semua pemerintah desa
melaksanakan fungsinya sebagai pusat kegiatan belajar menjabarkannya dalam kebijakan dan pelaksanaan untuk
mandiri serta pusat pelayanan informasi dan rekreasi mewujudkan atau membangun perpustakaan.
masyarakat. Perpustakaan ini merupakan suatu lembaga
pendidikan non formal dan sebagai sarana penunjang Menurut Sutarno (2006, hal. 46), perpustakaan desa
pendidikan formal. Sesuai dengan tujuan dan fungsi adalah sumber kekuatan, imajinasi, inspirasi untuk
perpustakaan desa yang cukup strategis, maka persyaratan berpikir, belajar, bekerja, berkarya dan berprestasi.
yang dituntut untuk petugas perpustakaan desa adalah Sebuah kemajuan kehidupan akan akan diwarnai atau
(Perpustakaan Nasional RI, 2000, hal. 8): tergangtung pada kemampuan atau pengembangan
berpikir. Untuk menciptakan ide-ide dan temuan-temuan
”.. baru yang bermanfaat bagi kemaslahatan umat manusia,
1. Persyaratan mental, seorang petugas perpustakaan bukan untuk merusak tatanan dan norma-norma yang
desa harus mempunyai jiwa mengabdi terhadap sudah ada.
kepentingan masyarakat. Apalagi dana yang
Dengan adanya perpustakaan, kita mengetahui apa “…Informasi yang dapat disajikan dan dilayankan di
yang pernah terjadi dimasa lalu dan apa yang pernah perpustakaan desa antara lain:
dilakukan oleh para pendahulu sehingga menjadi seperti 1. Peta yang memuat tentang kondisi geografi wilayah
sekarang ini yang bisa kita alami dan nikmati. Jika tidak dan luas wilayah, iklim, akses jalan, potensi alam/
ada perpustakaan yang menghimpun semua informasi daerah, kekayaan, keunggulan, kelebihan, produk
dan mengoleksikannya, mungkin sekarang sejarah, masyarakat dan keunikan lainnya.
pengetahuan, budaya dan lainnya akan hilang sedikit 2. Jumlah penduduk disertai data lengkap tentang
sedikit. Melalui perpustakaan, sejarah kehidupan dan buah jenis kelamin, tingkat pendidikan, etnis, agama
karya umat manusia akan terus berproses berkelanjutan dan kepercayaan, sumber mata pencaharian dan
untuk menjadi yang terbaik dan menuju kesempurnaan. informasi penting lainnya.
3. Objek tertentu yang dapat dikembangkan, seperti
Perpustakaan desa yang berfungsi dengan baik objek wisata dan kerajinan pedesaan.
mempunyai peran yang sangat penting dalam kehidupan 4. Aset dan kekayaan pemerintah desa yang dapat
budaya umat manusia. Perpustakaan memberikan dimanfaatkan oleh umum.
sumber aspirasi, inspirasi dan intuisi dalam memperkaya, 5. Upacara adat atau kehidupan adat istiadat, benda
memperluas ilmu pengetahuan dan pengalaman anggota pusaka, kesenian dan nilai-nilai kedaerahan
masyarakat yang mau belajar dan instropeksi atas yang menjadi ciri khas, kebanggaan yang perlu
kekurangannya. Pada gilirannya akan berkembang pula dilestarikan.“ Sutarno (2006, hal. 51)
kehidupan budaya nusantara yang menjadi kebanggaan
dan ciri khas masyarakat setempat. Sementara untuk Hermawan (2010, hal. 183) berpendapat bahwa
membentuk budaya membaca dan belajar masyarakat untuk dapat memberikan pelayanan yang baik kepada
pedesaan masih dalam tahap upaya penekanan intensitas masyarakat, maka petugas perpustakaan desa harus
atau pembudayaan dan masih butuh waktu dan kesabaran. memiliki sikap sebagai berikut:
1. Mengenal masyarakat pengguna, ini merupakan
Layanan Masyarakat bagian penting dan tak dapat dipisahkan dari
Layanan pengguna (masyarakat) merupakan tolak perpustakaan, sehingga informasi yang disediakan
ukur keberhasilan sebuah perpustakaan. Perpustakaan sesuai dengan kebutuhan masyarakat pengguna.
akan dinilai baik oleh masyarakat jika mampu memberikan 2. Luwes dalam melayani, pustakawan harus bersikap
layanan yang terbaik, dan dinilai buruk secara keseluruhan luwes dalam melayani masyarakat pengguna, karena
jika layanan yang diberikan buruk (Rahayuningsing, 2007, minat masyarakat desa untuk ke perpustakaan masih
hal. 84). minim.
Daftar Pustaka
Hermawan, Rachman & Zen, Zulfikar. 2010. Etika Lasa, HS. (2008a). Membina Perpustakaan Desa. Jakarta:
Kepustakawanan. Jakarta: Sagung Seto Sagung Seto
Indonesia. (2007). Undang-undang Republik Indonesia Lasa, HS. (2008b). Manajemen Perpustakaan. Yogyakarta:
Nomor 43 tahun 2007 tentang Perpustakaan Gama Media
Kartosedono, Soekarman dkk. (2000). Pedoman Lasa, HS. (2013). Manajemen Perpustakaan Sekolah/
Penyelenggaraan Perpustakaan Desa. Jakarta: Madrasah, Yogyakarta: Penerbit Ombak
Perpustakaan Nasional RI Rahayuningsih, F. 2007. Pengelolaan Perpustakaan.
Lasa, HS. (1994). Jenis-Jenis Pelayanan Informasi Yogyakarta: Graha Ilmu
Perpustakaan. Yogyakarta: Gajah Mada University Sulistyo-Basuki. 1991. Pengantar Ilmu Perpustakaan,
Press Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
Lasa, HS. (2007). Manajemen Perpustakaan Sekolah. Sutarno. 2006. Perpustakaan dan Masyarakat. Jakarta:
Yogyakarta: Pinus Sagung Seto.