Berkala Ilmu Perpustakaan dan Informasi, Vol. 17, No. 1, Juni 2021, Hal. 112-127
https://doi.org/10.22146/bip.v17i1.1298
ISSN 1693-7740 (Print), ISSN 2477-0361 (Online)
Tersedia online di https://journal.ugm.ac.id/v3/BIP
Pelayanan perpustakaan desa berbasis inklusi sosial di Perpustakaan Desa Jendela Dunia
Kabupaten Kuningan Jawa Barat
Naskah diterima:5 Februari 2021, direvisi:26 April 2021, disetujui: 24 Mei 2021
ABSTRAK
Kata kunci: layanan perpustakaan; inklusi sosial; perpustakaan desa; jendela dunia
ABSTRACT
Introduction. A village library is a public library that support rural community education activities. The village
library should be transformed into a sosial inclusion-based library. The paper aims to explore services and
activities of Jendela Dunia Village Library based on sosial inclusion.
Data Collection Method. This paper used a qualitatative research method with a case study approach.
Data Analysis. The data collection techniques were conducted through interviews, observations, and library
studies.
Results and Discussion. The Jendela Dunia Village Library has been run based on sosial inclusion considering
aspects of collection development to support the needs of the community with a web-based digital library. Several
activities have also been conducted such as organising training of computer, making handicrafts, arts, and
gymnastics, organisings innovative KOBOK services, managing mobile reading bicycles, and supporting health
literacy through Posyandu and Posbindu.
Conclusion. Jendela Dunia Village Library is a sosial inclusion-based library that is creatively managed and
has the full support of the village leader. This can be a model for other village libraries in utilizing the potential of
the village. Jendela Dunia Village Library also opens training sfor library managers outside the village.
112
Berkala Ilmu Perpustakaan dan Informasi, Vol. 17 No. 1, Juni 2021 ISSN 2477-0361
113
Berkala Ilmu Perpustakaan dan Informasi, Vol. 17 No. 1, Juni 2021 ISSN 2477-0361
Perpustakaan Desa Jendela Dunia menarik masih rendah. Namun, ada pula beberapa
untuk diteliti dan sebagai temuan penelitian perpustakaan desa yang sudah dikelola dengan
yang unik dari representasi sebuah perpustakaan baik sehingga dapat dikategorikan sebagai
desa. Penelitian mengenai perpustakaan desa perpustakaan yang sudah bertransformasi
memang telah dilakukan beberapa peneliti, menjadi perpustakaan desa berbasis inklusi
misalnya penelitian dari Strover et al. (2020), sosial.
Xia (2016), Omar et al. (2015), Griffis and Berdasarkan 5 rujukan penelitian terdahulu
Johnson (2014), dan Rodiah et al. (2018). di atas, terlihat bahwa perpustakaan desa
Penelitian pertama, Strover et al. (2020) memiliki peran membantu masyarakat desa di
meneliti mengenai peran 24 perpustakaan desa kehidupan sosialnya. Perpustakaan desa
yang memberikan fasilitas WiFi pada membantu masyarakat untuk literat dalam
masyarakat Kansas dan Maine. Masyarakat berbagai bidang sehingga dinamakan
terbantu dalam pemenuhan akses internet perpustakaan yang berbasis inklusi sosial.
melalui hostpot dari perpustakaan sehingga Demikian halnya dengan Perpustakaan Desa
menambah kepercayaan masyarakat lokal Jendela Dunia. Perpustakaan ini telah
kepada perpustakaan. Penelitian kedua dari Xia membantu memberdayakan masyarakat desa di
(2016) mengenai program Liren Rural Library kehidupan sosialnya. Pemberdayaan sendiri
(LRL) di Tiongkok. Program ini sebagai ruang dalam konteks pemikiran merupakan suatu
publik masyarakat secara offline mulai dari pembangunan yang berpusat pada rakyat.
kegiatan diskusi kebudayaan, pembacaan buku, Pemberdayaan lebih merujuk kepada aksi
ruang bertukar ide, dan kegiatan pendidikan bersama untuk memperbaiki kualitas hidup di
lainnya dengan Liren College. Namun dalam masyarakat dan hubungan di antara organisasi
kiprah Liren Rural Library di masyarakat, masyarakat. Perpustakaan yang melakukan
keberadaannya tidak ditoleransi oleh transfromasi ke layanan berbasis inklusi sosial
pemerintah dan digantikan perpustakaan dapat diamati dari koleksi, tempat atau lokasi,
lainnya sesuai kehendak pemerintak Tiongkok. profil atau visi misi perpustakaan, Teknologi
Penelitian ketiga, Omar et al. (2015) Informasi Dan Komunikasi (TIK), dan
mengenai peran perpustakaan desa di Malaysia pustakawan (Utami & Prasetyo, 2019).
dalam memenuhi kebutuhan informasi Idealnya perpustakaan desa merupakan
masyarakat desa khususnya generasi muda. perintis perpustakaan yang sudah
Hasil penelitiannya memperlihatkan adanya bertransformasi menjadi perpustakaan berbasis
keterkaitan antara penggunaan perpustakaan inklusi sosial, namun fakta di lapangan
dan ketersediaan koleksi. Perpustakaan desa di menunjukkan bahwa masih banyak
Malaysia harus merancang pengembangan perpustakaan desa dalam kondisi
koleksinya untuk disesuaikan dengan jumlah memprihatinkan karena dikelola seadanya
pemustaka dari kalangan muda. Penelitian dengan segala keterbatasan. Perpustakaan desa
keempat, Griffis and Johnson (2014), mengenai masih memiliki keterbatasan dalam berbagai hal
penelitian perpustakaan desa di Ontario, baik sumber daya manusia, fasilitas, maupun
Kanada. Perpustakaan desa telah memiliki sumber daya keuangan. Dengan demikian
program untuk membantu masyarakat secara pelayanan kepada masyarakat pun masih sangat
ekonomi dan sosial namun hal ini masih belum terbatas. Hal ini berakibat pada rendahnya
berjalan dengan baik/ Hal ini karena program pemanfaatan perpustakaan oleh masyarakat.
perpustakaan dengan program pemerintah yang Idealnya perpustakaan desa harus menjadi
serupa belum sinkron. Terakhir penelitian sumber informasi bagi masyarakat sehingga
Rodiah et al. (2018) mengenai beberapa masyarakat menjadi lebih berdaya. Berdasarkan
kelemahan yang dijumpai di perpustakaan desa, pada pengamatan di lapangan Perpustakaan
di antaranya staf perpustakaan yang tidak Desa Jendela Dunia Kabupaten Kuningan
profesional, fasilitas yang belum memadai, dana dengan segala keterbatasannya berusaha untuk
terbatas, dan minat kunjung perpustakaan yang terus mengembangkan pelayanan perpustakaan.
114
Berkala Ilmu Perpustakaan dan Informasi, Vol. 17 No. 1, Juni 2021 ISSN 2477-0361
Berbagai langkah dilakukan untuk membantu informasi masyarakat melalui berbagai koleksi
masyakat dalam memperoleh informasi. yang disediakannya. Pada umumnya koleksi
Perpustakaan Desa Jendela Dunia sumber informasi yang ada di perpustakaan desa
Kabupaten memanfaatkan koleksi perpustakaan dalam format cetak berupa buku, majalah, surat
yang telah didapatkan dari berbagai sumber, kabar, dan sebagainya. Dengan demikian
misalnya pembelian dan sumbangan. Pengelola masyarakat harus mengunjungi perpustakaan
perpustakaan mencoba tidak bergantung untuk memperoleh koleksi dan
menunggu kiriman sumbangan koleksi namun memanfaatkannya. Hal ini merupakan satu
harus memanfaatkan koleksi agar informasinya kelemahan yang dimiliki perpustakaan desa
tersampaikan kepada pemustaka. Bagi beberapa sehingga hanya kelompok masyarakat tertentu
perpustakaan, apabila tidak ada koleksi maka yang memiliki motivasi dan minat baca tinggi
pelayanan tidak akan berjalan. Perpustakaan datang ke perpustakaan desa.
Desa Jendela Dunia berbeda dengan Perpustakaan desa sebagai sarana untuk
perpustakaan lainnya. Kepala perpustakaan dan meningkatkan minat membaca harus siap
pengelola perpustakaan bersama-sama aktif mendekatkan diri pada masyarakat. Artinya
memberdayakan masyarakat melalui layanan fungsi perpustakaan desa harus lebih
inklusi sosial. dioptimalkan dengan melakukan inovasi dalam
Penelitian mengenai pelayanan menyediakan berbagai layanan. Perpustakaan
perpustakaan desa berbasis inklusi sosial di desa harus melakukan transformasi dari
Perpustakaan Desa Jendela Dunia Kabupaten perpustakaan desa yang melayani kebutuhan
Kuningan Jawa Barat memiliki tujuan untuk administratif ke perpustakaan berbasis inklusi
mengkaji bagaimana proses pengelolaan sosial yang mampu memenuhi kebutuhan
perpustakaan Desa Jendela Dunia dilihat dari informasi, pendidikan, ekonomi, rekreasi, dan
aspek pengembangan koleksi, fasilitas dan kebutuhan sosial semua lapisan masyarakat.
teknologi informasi, inovasi layanan Menurut Irsan (2019), jika dahulu perpustakaan
perpustakaan sebagai upaya pemberdayaan sibuk dengan urusan teknik administratif maka
masyarakat, dan untuk menjelaskan kendala sekarang sudah saatnya perpustakaan diarahkan
yang dihadapi dalam pengelolaan perpustakaan agar inklusif memperhatikan aspek sosial
yang bersangkutan. Penelitian ini dirasa baru budaya sehingga diharapkan semua lapisan
dengan penelitian perpustakaan desa lainnya masyarakat akan tertarik untuk memanfaatkan
karena Perpustakaan Desa Jendela Dunia telah perpustakaan tersebut.
melakukan transformasi berbasis inklusi sosial Ayoung et al. (2020) menambahkan bahwa
sejalan dengan program Perpustakaan Nasional. perpustakaan umum telah mencoba berbagai
Dengan demikian, penelitian ini diharapkan cara inovatif untuk melayani atau menjangkau
menjadi rujukan bagi pengelola perpustakaan klien untuk mempromosikan pembelajaran
desa di tempat lain, dan penelitian-penelitian seumur hidup. Begitu pun perpustakaan desa
selanjutnya mengenai transformasi sebagai bagian dari perpustakaan umum yang
perpustakaan berbasis inklusi sosial. berada di desa. Kepala perpustakaan dan
pustakawan harus aktif mencari pemustaka atau
B. TINJAUAN PUSTAKA menarik pemustaka datang ke perpustakaan.
Perpustakaan desa merupakan Selain itu, perpustakaan umum memiliki peran
perpustakaan umum yang hadir di tengah penting membantu pemustaka yang memiliki
masyarakat dalam lingkungan suatu desa. Oleh hambatan secara sosial.
karena itu, target layanannya adalah masyarakat “[..] Public libraries can also offer free
yang bertempat tinggal di wilayah desa yang access to computers, information as well as
bersangkutan. Dengan demikian perpustakaan access to government, health and community
desa merupakan tempat sumber informasi yang resources, for example, updates on job
paling dekat dengan masyarakat. Perpustakaan opportunities. In short, public libraries can help
desa seharusnya mampu memenuhi kebutuhan resolve social exclusion and promote social
115
Berkala Ilmu Perpustakaan dan Informasi, Vol. 17 No. 1, Juni 2021 ISSN 2477-0361
inclusion by offering a safe place, and a safe beberapa strategi, yaitu melibatkan peran aktif
learning environment, as well as providing free pustakawan, mengeluarkan regulasi kebijakan
information and services” (Lo et al., 2019). dan pembentukan tim sinergi, melakukan
Perpustakaan dapat menawarkan akses Stakeholder Meeting, peluncuran Ipustaka
gratis komputer, informasi sebagai akses ke Jambi, dan melakukan kegiatan Peer Learning
sumber daya pemerintah, kesehatan dan Meeting” (Khairunisa, 2020). Dinas
komunitas, dan pembaruan tentang peluang Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Jambi
kerja. Perpustakaan umum dapat membantu menyelenggarakan kegiatan sedemikian rupa
masyarakat yang merasa terkucilkan melalui untuk mengenalkan pelayanan perpustakaan ke
inklusi sosial dengan menawarkan tempat yang masyarakat Jambi.
aman, lingkungan belajar yang aman, Utami dan Prasetyo (2019) menjelaskan
menyediakan informasi dan layanan yang dapat beberapa perbedaan perpustakaan dengan
diakses secara bebas. Walaupun demikian, paradigma lama dengan perpustakaan yang
Khairunisa (2020) mengutarakan bahwa dalam sudah melakukan transformasi menjadi
pengembangan perpustakaan berbasis inklusi perpustakaan berbasis inklusi sosial. Aspek
sosial masih memiliki kendala, misalnya di pertama adalah dari segi koleksi perpustakaan.
Dinas Perpustakaaan dan Arsip Daerah Provinsi Perpustakaan dalam paradigma lama proses
Jambi menghadapi kendala terbatasnya pengadaan koleksi biasanya belum
anggaran dana dan jaringan internet yang belum memperhatikan kebutuhan informasi
kuat. Kemudian Dinas Perpustakaaan dan Arsip masyarakat sehingga banyak koleksi yang tidak
Daerah Provinsi Jambi dalam menghadapi relevan. Adapun pada perpustakaan yang sudah
kendala ini melakukan kerjasama dengan para melakukan transformasi, perpustakaan harus
stakeholder dan memanfaatkan anggaran yang berperan sebagai fasilitator dalam pertumbuhan
ada. ekonomi. Maka, perpustakaan harus
Inklusi sosial sendiri dikatakan sebagai menyediakan koleksi yang dapat memenuhi
masyarakat yang mampu mendapatkan sumber kebutuhan informasi masyarakat.
daya yang ada, peluang, dan mendapatkan Aspek kedua yaitu perpustakaan sebagai
kesempatakan untuk belajar, bekerja, terlibat, tempat. Pada perpustakaan dalam paradigma
dan bersuara (Bridge & Carnemolla, 2014). lama, perpustakaan hanya sebagai tempat
Ozili (2020) memaparkan bahwa ada 7 indikator menyimpan buku-buku di rak. Adapun pada
inklusi sosial yang diidentifikasi dari kebijakan perpustakaan yang sudah melakukan
dan literatur akademik, yakni kualitas gender, transformasi, perpustakaan sebagai wahana
keadilan penggunaan sumber daya publik, rujukan informasi dalam mencari solusi
pembangunan sumber daya manusia, permasalahan. Aspek ketiga adalah dari segi
perlindungan sosial, diskriminasi, kelestarian keadaan atau fungsi perpustakaan.
lingkungan, dan teknologi sosial. Ada pula 3 Perpustakaan dalam paradigma lama pada
indikator tambahan seperti keahlian umumnya hanya berfungsi sebagai ruang baca
pengembangan sosial, teknologi sosial, dan yang sepi. Adapun pada perpustakaan yang
penciptaan ruang rekreasi yang dibutuhkan sudah melakukan transformasi akan menjadi
masyarakat. pusat kegiatan masyarakat dalam
Untuk itu, perpustakaan harus menciptakan pengembangan potensi diri. Aspek keempat
pelayanan berbasis inklusi sosial sebagai bentuk adalah dari segi pemanfaatan Teknologi
pemberdayaan masyarakat dan tentunya Informasi dan Komunikasi (TIK). Perpustakaan
menarik masyarakat mau menggunakan dalam paradigma lama minim sentuhan TIK
pelayanan perpustakaan. Setiap perpustakaan sedangkan perpustakaan yang sudah melakukan
provinsi, kota, kabupaten, bahkan desa mulai transformasi sudah memanfaatkan TIK sebagai
membangun pelayanan perpustakaan berbasis sarana akses sumber informasi. Aspek kelima
inklusi. Salah satunya pada Dinas Perpustakaan adalah dari segi staf perpustakaan (pustakawan).
dan Arsip Daerah Provinsi Jambi, “Melalui Perpustakaan dalam paradigma lama,
116
Berkala Ilmu Perpustakaan dan Informasi, Vol. 17 No. 1, Juni 2021 ISSN 2477-0361
pustakawan bersikap pasif, hanya sebagai semangat untuk berubah dari para pengambil
penjaga buku. Perpustakaan yang sudah kebijakan atau pihak-pihak lain dalam
melakukan transformasi, pustakawan memiliki ekosistem perpustakaan.
peran sebagai mediator yang aktif dalam
membantu para pencari informasi dalam C. METODE PENELITIAN
menemukan informasi yang dibutuhkannya Penelitian ini menggunakan metode studi
(Utami et al., 2019). kasus melalui pendekatan kualitatif.Studi kasus
Selanjutnya perpustakaan dikembangkan membantu menggambarkan fenomena
menjadi tempat masyarakat melakukan kegiatan pelayanan perpustakaan desa berbasis inklusi
berbagi pengetahuan dan keahlian sehingga bisa sosial di Perpustakaan Desa Jendela Dunia
melakukan kreasi dan menghasilkan sesuatu Kabupaten Kuningan Jawa Barat melalui
yang bernilai (makerspace).Makerspace pertanyaan mengapa Perpustakaan Desa
didefinisikan sebagai, “tempat orang berkumpul Jendela Dunia memberikan pelayanan desa
untuk berbagi sumber daya dan pengetahuan, berbasis inklusi sosial dan bagaimana proses
mengerjakan proyek, jaringan, dan membangun pengelolaan perpustakaan Desa Jendela Dunia
(Nihayati & Wijayanti, 2019). Sementara Burke dilihat dari aspek pengembangan koleksi,
(2015) mengungkapkan bahwa, makerspaces fasilitas dan teknologi informasi, inovasi
adalah kombinasi dari komunitas pengguna, layanan perpustakaan sebagai upaya
kumpulan alat, dan keinginan untuk membuat, pemberdayaan masyarakat, dan untuk
bertukar pengetahuan, dan berbagi apa saja. menjelaskan kendala yang dihadapi dalam
Adapun dalam konteks perpustakaan, Burke pengelolaan perpustakaan yang bersangkutan.
(2015) menekankan bahwa otoritas ada pada Jenis studi kasus yang digunakan ialah single
perpustakaan tergantung bagaimana case, di mana kasus yang ditemui merupakan
perpustakaan menafsirkan dan fenomena yang unik atau khas dan kasus yang
mengembangkan bentuk makerspace akan umum untuk menambah pemahaman
seperti apa. Utami and Prasetyo (2020) pengetahuan (Prihatsanti etal., 2018).
menambahkan bahwa konsep perpustakaan Pelayanan berbasis inklusi sudah banyak
sebagai makerspace diartikan sebagai diadakan di setiap perpustakaan. Namun, sedikit
perpustakaan yang dikondisikan sebagi tempat perpustakaan yang konsisten melakukannya
komunitas sosial masyarakat dalam saling hingga mendapatkan predikat juara tingkat Jawa
berbagi keahlian dan pengetahuan. Barat.
Du (2019) menulis bahwa sesuai demografi Teknik pengumpulan data dalam penelitian
pemuda, perpustakaan desa harus dirancang ini menggunakan wawancara, observasi
untuk menarik generasi muda. Hal ini berawal langsung, dan studi pustaka. Pertama, kegiatan
dari perkembangan teknologi pembelajaran, wawancara telah dilakukan pada 4 orang
kurangnya persiapan remaja yang memadai informan, yaitu kepala desa Pasayangan sebagai
untuk angkatan kerja, pentingnya pembelajaran penanggung jawab Perpustakaan Desa Jendela
yang terhubung, dan perlunya kesempatan Dunia, Kepala Perpustakaan Desa Jendela
belajar interaktif bagi kaum muda. Kesulitan Dunia, dan 2 orang staf perpustakaan Desa
menjangkau remaja di komunitas pedesaan Jendela Dunia. Kedua, kegiatan observasi
dapat diatasi melalui pengembangan pelatihan, langsung dilakukan peneliti dengan berkunjung
membuat model makerspace, dan menghasilkan ke Perpustakaan Desa Jendela Dunia untuk
kegiatan pembelajaran yang terhubung untuk mengamati aktivitas perpustakaan tersebut.
generasi muda. Dengan demikian, perpustakaan Ketiga, kegiatan studi pustaka yaitu mem-
yang sudah bertransformasi menjadi pelajari berbagai literatur baik tercetak maupun
perpustakaan berbasis inklusi sosial telah dalam format digital yang relevan dengan tema
melakukan perubahan dirinya secara total. penelitian. Data penelitian dianalisis secara
Walaupun demikian, pustakawan dan pengelola deskriptif dengan didukung melalui konsep
perpustakaan membutuhkan motivasi dan yang relevan sebagai hasil kajian pustaka.
117
Berkala Ilmu Perpustakaan dan Informasi, Vol. 17 No. 1, Juni 2021 ISSN 2477-0361
118
Berkala Ilmu Perpustakaan dan Informasi, Vol. 17 No. 1, Juni 2021 ISSN 2477-0361
119
Berkala Ilmu Perpustakaan dan Informasi, Vol. 17 No. 1, Juni 2021 ISSN 2477-0361
internet untuk dewasa dan anak-anak. Pelatihan tentang bagaimana memanfaatkan informasi
diselenggarakan empat kali dalam sebulan atau yang ada di internet untuk belajar dan
disesuaikan dengan permintaan dengan pelatih menambah pengetahuan, serta dibangun
staf desa yang memiliki keahlian dalam kesadaran bahwa tidak semua yang ada di
teknologi informasi. Pelatihan komputer untuk internet itu baik.
dewasa bertujuan agar mereka mampu Pelatihan komputer yang diselenggarakan
menggunakan perangkat teknologi informasi di Perpustakaan Desa Jendela Dunia merupakan
dengan baik sehingga mereka memiliki contoh bahwa perpustakaan desa telah
keterampilan yang bisa dimanfaatkan untuk berkontribusi dalam menyiapkan masyarakat
berkinerja dengan lebih baik. Selain itu, untuk menghadapi era industri 4.0.
pelatihan komputer bertujuan meningkatkan Perpustakaan yang melakukan transformasi
literasi digital masyarakat sehingga mereka telah berkontribusi dalam mendukung era
mampu beraktivitas sosial dengan lebih baik. industri 4.0. (Harususilo, 2019). Keterampilan
Masyarakat yang tinggal di desa memang menggunakan komputer/internet merupakan
masih harus berjuang dalam mendapatkan akses bagian dari literasi digital yang merupakan salah
internet yang bisa didapatkan secara terbuka satu keterampilan yang harus dimiliki oleh
tanpa ditarik bayaran. Hadirnya Perpustakaan masyarakat dalam menghadapi era industri 4.0.
Desa Jendela Dunia yang memberikan akses Jadi pelatihan komputer dan internet di
internet secara terbuka telah membantu perpustakaan desa merupakan wujud peran
masyarakat desa terutama siswa/siswi sekolah transformasi perpustakaan dalam menghadapi
yang media belajarnya menggunakan akses era industri 4.0. Kegiatan inovatif lainnya
internet. Dikatakan bahwa, “As more adalah pendidikan keterampilan pembuatan
information migrates to the Internet, and as kerajinan dari limbah kertas dan plastik,
preferences for how one accesses information pembuatan pupuk organik, dan makanan olahan
and culture change, libraries are chal- lenged to hasil pertanian. Para peserta pelatihan adalah
incorporate both the Internet and new user ibu kader PKK dan rumah tangga. Pelaksanaan
information-seeking behaviors into their pelatihan ini bekerja sama dengan perguruan
operations and philosophy” (Strover et al., tinggi.
2020, p. 244). Semakin banyak informasi yang Selanjutnya diselenggarakan pelatihan seni
bermigrasi ke internet dan sebagai preferensi degung, seni drama, dan seni tari untuk remaja
seorang individu mengakses informasi maka yang bertempat di ruang serbaguna
budaya pun berubah. Perpustakaan tertantang Perpustakaan Desa Jendela Dunia. Pelatihan
untuk menyediakan akses internet dan perilaku seni diselenggarakan empat kali sebulan dengan
pencarian informasi pemustaka masih sesuai pelatih professional pelaku seni dengan
filosofi perpustakaan. honorarium dari dana perpustakaan. Kegiatan
Perpustakaan Desa Jendela Dunia ini bertujuan agar para remaja lebih mengenal
menyediakan literasi digital agar pemustaka dan menyukai seni tradisional sehingga mereka
mampu mengikuti perkembangan sosial, mampu melestarikan budaya yang ada di
ekonomi, dan politik dengan baik. Sebagai lingkungan mereka sebagai warisan dari para
contoh, dengan mengikuti pelatihan komputer leluhur. Hal ini sangat penting mengingat para
dan internet mereka mampu melakukan usaha remaja sekarang banyak yang lebih menyukai
secara online sehingga dapat memperoleh bermain game online atau menonton drama di
penghasilan yang lebih baik dan meningkatkan YouTube sehingga mereka lebih mengenal
tingkat ekonomi. Adapun pelatihan tokoh-tokoh dan budaya asing daripada
komputer/internet untuk anak-anak bertujuan budayanya sendiri. Perpustakaan Desa Jendela
agar anak-anak memiliki literasi digital sejak Dunia melalui kegiatan pelatihan seni telah
dini yaitu mereka mampu menggunakan menunjukkan fungsi pentingnya dalam
teknologi dengan lancar dan mampu mengakses pelestarian budaya. Hal ini sebagaimana yang
internet dengan tepat dan sehat. Mereka dibekali dijelaskan Yusup et al. (2017), bahwa
120
Berkala Ilmu Perpustakaan dan Informasi, Vol. 17 No. 1, Juni 2021 ISSN 2477-0361
121
Berkala Ilmu Perpustakaan dan Informasi, Vol. 17 No. 1, Juni 2021 ISSN 2477-0361
Perpustakaan Desa Jendela Dunia dalam karang taruna, relawan, dan masyarakat Desa
aplikasi teknologi informasi telah memiliki Pasayangan pada umumnya. Kegiatan
perpustakaan digital berbasis Simpusdes Web kerjasama yang telah dilakukan
dan pengelolaan koleksi menggunakan SLIMS. menggambarkan bahwa Kepala Desa
Pemustaka dalam penelusuran koleksi Pasayangan terlibat aktif dalam upaya
perpustakaan menggunakan Online Public pengembangan Perpustakaan Desa Jendela
Access Catalog (OPAC) agar mudah Dunia. “Perpustakaan desa dikembangkan
menemukan sumber informasi yang mereka dalam rangka mendukung visi dan misi
butuhkan. Perpustakaan Desa Jendela Dunia pengembangan Desa Pasayangan dalam bidang
pun telah memiliki fasilitas WiFi sehingga Pendidikan masyarakat” (N. Juandana,
pemustaka dapat mengakses internet secara wawancara, December 15, 2020). Oleh karena
gratis melalui empat unit komputer yang bisa itu, visi dari Perpustakaan Desa Jendela Dunia
dimanfaatkan saat mengakses internet. adalah menjadikan perpustakaan sebagai
Disamping itu, pemustaka bisa memanfaatkan jantung pembelajaran, pusat layanan informasi
komputer tersebut untuk mengerjakan dan pengetahuan, serta sebagai sumber belajar
pekerjaannya, contohnya anak sekolah yang warga desa guna mendukung kegiatan belajar
harus mengerjakan tugas sekolahdapat mandiri dan sebagai investasi pengetahuan yang
memanfaatkan komputer yang ada di lengkap. Untuk mencapai visi tersebut maka
perpustakaan desa. kerjasama antara perpustakaan, dalam hal ini
dilaksanakan oleh kepala desa dengan berbagai
Kerjasama pihak, maka mutlak harus dilakukan.
Pengelola perpustakaan dalam Perpustakaan dapat menjalin kerjasama
pengembangan perpustakaan tidak mungkin dengan pihak di luar perpustakaan untuk
bekerja sendirian. Perpustakaan harus membantu terlaksananya kegiatan di
melakukan kerjasama dengan berbagai pihak perpustakaan. Prasetyawan and Suharso (2015)
yang relevan sebagai stakeholder perpustakaan. menulis bahwa kerjasama atau kolaboratif
Perpustakaan Jendela Dunia melakukan merupakan salah satu contoh dalam kegiatan
kerjasama secara formal dengan STIKes perencanaan dan penyampaian layanan.
Kuningan di mana nota kesepahaman Perpustakaan Desa Jendela Dunia dapat
ditandatangani pada bulan Agustus 2020. tergabung dengan komunitas perpustakaan desa
Bentuk kerjasamanya antara lain penempatan lainnya sebagai wadah komunikasi sesama
buku-buku tentang kesehatan dan alat peraga pengelola perpustakaan. Komunitas menjadi
kesehatan di perpustakaan desa. Hal ini sangat tempat keluh kesah atau tempat saling
bermanfaat untuk menunjang kegiatan melengkapi di antara perpustakaan desa dengan
penyuluhan kesehatan yang dilaksanakan di banyak kendala. Komunitas membantu
Posyandu dan Pos Bina Terpadu oleh kader pengelola perpustakaan memberikan informasi
PKK Desa Pasayangan. Selanjutnya dilaksana- mengenai pengelolaan perpustakaan desa.
kan kegiatan silang layan, yaitu anggota Selain itu, Perpustakaan Desa Jendela
Perpustakaan Desa Jendela Dunia boleh Dunia pun dapat menjalin kerjasama dengan
meminjam koleksi yang dimiliki Perpustakaan sekolah-sekolah di Desa Pasayangan dalam
STIKes dan begitu pula sebaliknya. menyebarkan informasi pelayanan
Perpustakaan Desa Jendela Dunia pun perpustakaan. Hal ini sesuai penelitian Smith
melakukan kerjasama dengan Bapusipda Jawa (2014) mengenai kerjasama perpustakaan desa
Barat dan Disarsipus Kuningan dalam dan sekolah. Perpustakaan desa dapat
menerima pembinaan dan bantuan koleksi serta melakukan kolaborasi dengan siswa/siswi
fasilitas perpustakaan lainnya. Di samping itu, sekolah dalam kegiatan perpustakaan. Maka,
dalam rangka pengembangan perpustakaan pihak sekolah dapat membuat nota kerjasama
desa, Kepala Desa Pasayangan selalu dengan kepala perpustakaan. Pengelola
bekerjasama dengan para tokoh masyarakat, perpustakaan dan guru di sekolah dapat
122
Berkala Ilmu Perpustakaan dan Informasi, Vol. 17 No. 1, Juni 2021 ISSN 2477-0361
123
Berkala Ilmu Perpustakaan dan Informasi, Vol. 17 No. 1, Juni 2021 ISSN 2477-0361
124
Berkala Ilmu Perpustakaan dan Informasi, Vol. 17 No. 1, Juni 2021 ISSN 2477-0361
125
Berkala Ilmu Perpustakaan dan Informasi, Vol. 17 No. 1, Juni 2021 ISSN 2477-0361
Rodiah, S., Budiono, A., & Komariah, N. Utami, D., & Prasetyo, W. D. (2020).
(2018). Penguatan peran perpustakaan desa Transformasi perpustakaan dalam rangka
dalam diseminasi informasi kesehatan mewujudkan layanan perpustakaan yang
lingkungan. Dharmakarya, 7(3), 197–202. inklusif: Studi kasus di Perpustakaan
https://doi.org/10.24198/dharmakarya.v6i Umum Daerah Kabupaten Pulang Pisau.
3.19350 VisiPustaka: Buletin Jaringan Informasi
Smith, D. (2014). Collaboration between rural Antar Perpustakaan, 22(1), 39–46.
school and public youth services librarians. https://doi.org/10.37014/visi%20pustaka.v
New Library World, 115(3), 160–174. 22i1.681
https://doi.org/10.1108/NLW-01-2014- Xia, Y. (2016). More than book reading: A case
0014 study on Liren Rural Library.
Strover, S., Whitacre, B., Rhinesmith, C., & Communication and the Public, 1(3),
Schrubbe, A. (2020). The digital inclusion 351–355. https://doi.org/10.1177/2057047
role of rural libraries: Social inequalities 316666085
through space and place. Media, Culture Yusup, P. M., Winoto, Y., Komariah, N., &
and Society, 42(2), 242–259. https:// Saepudin, E. (2017). Functional values of
doi.org/10.1177/0163443719853504 village library in inheritance works of local
Strover, S., Whitacre, B., Rhinesmith, C., & culture (Nilai-nilai fungsional
Schrubbe, A. (2020). The digital inclusion perpustakaan desa dalam pewarisan hasil
role of rural libraries: social inequalities karya budaya lokal). EDULIB: Jurnal of
through space and place. Media, Culture Library and Information Science, 7(2),
and Society, 42(2), 242–259. https:// 1–16. 10.17509/edulib.v7i2.9194.g5685
doi.org/10.1177/0163443719853504
Utami, D., & Prasetyo, W. D. (2019).
Perpustakaan berbasis inklusi sosial untuk
pembangunan sosial-ekonomi masyarakat.
VisiPustaka: Buletin Jaringan Informasi
Antar Perpustakaan, 21(1), 31–38.
https://doi.org/10.37014/visi%20pustaka.
v21i1.74
126
Berkala Ilmu Perpustakaan dan Informasi, Vol. 17 No. 1, Juni 2021 ISSN 2477-0361
DAFTAR GAMBAR
127