Anda di halaman 1dari 8

VISI PUSTAKA Vol. 21, No.

1, April 2019

PERPUSTAKAAN BERBASIS INKLUSI SOSIAL


UNTUK PEMBANGUNAN SOSIAL-EKONOMI MASYARAKAT

Dian Utami1 dan Wahyu Deni Prasetyo2

Abstrak
Pembangunan nasional yang bermuara pada kesejahteraan masyarakat harus didukung oleh
kegiatan-kegiatan yang bisa mempercepat pembangunan di sektorsosial-ekonomi. Pembangunan di
sektor sosial-ekonomi pada satu sisi serta pembangunan di dunia pendidikan dan literasi masyarakat
pada sisi lainnya pada hakikatnya merupakan dua buah variabel yang saling berhubungan dan
bertemali sangat erat untuk meningkatkan kualitas hidup manusia dan kesejahteraan masyarakat.
Dengan melakukan percepatan-percepatan pembangunan di sektor pendidikan dan literasi,
pemerintah berharap bisa memutus rantai kemiskinan masyarakat. Perpustakaan sebagai lembaga
yang membina literasi dalam masyarakat harus menerima tantangan pembangunan ini dengan
melakukan pembenahan-pembenahan agar apa yang menjadi tujuan dari pembangunan nasional
dapat dengan cepat bisa dicapai.Perpustakaan harus bisa mengarahkan kegiatan-kegiatan dan
program yang disusun untuk fokus pada layanan berbasis inklusi sosial. Transformasi pelayanan
perpustakaan berbasis inklusi sosial adalah suatu pendekatan yang dilakukan oleh perpustakaan
dengan pelayanan yang berkomitmen pada peningkatan tingkat kesejahteraan masyarakat.
Kata Kunci: pembangunan nasional, perpustakaan, inklusi social

Abstract
National development which culminates in the welfare of society must be supported by activities that
can accelerate the socio-economic development. Socio-economic development and education and
literacy development are, in fact, two interrelated variables and closely connected to improve the
human life and community welfare. By accelerating the two developments, the government hopes to
stop poverty. Library as an institution fostering literary community should face the challenge with
improvements in order to quickly achieve the goal of the national development. Library should be able
to focus its activities and programs on social inclusion-based services. The transformation of social
inclusion-based library services is an approach by library focused on services committed to increasing
the level of the community welfare.
Keywords: national development, library, social inclusion

1
Pusat Jasa Perpustakaan dan Informasi, Perpustakaan Nasional RI
2
Pusat Jasa Perpustakaan dan Informasi, Perpustakaan Nasional RI

Pendahuluan memberikan sumbangan langsung pada mening-


katnya kesejahteraan masyarakat.
Pembangunan nasional bermuara pada pe-
ningkatan kesejahteraan masyarakat. Kesejahte- Pembangunan di sektor sosial-ekonomi pada
raan masyarakat dapat tercapai dengan terpenu- satu sisi serta pembangunan di dunia pendidikan
hinya hak-hak dasar masyarakat. Tujuan pem- dan literasi masyarakat pada sisi lainnya pada
bangunan nasional seperti yang tertuang dalam hakikatnya merupakan dua buah variabel yang
pembukaan Undang-undang Dasar Negara saling berhubungan dan memiliki tujuan yang
Republik Indonesia adalahuntuk mencerdaskan sama yaitu untuk meningkatkan kualitas hidup
kehidupan bangsa. Indikator bangsa yang cerdas manusia dan masyarakat. Pembangunan per-
adalah meningkatnya kualitas pendidikan dan pustakaan dan pembangunan pada dunia pendi-
kemampuan literasi dimana kedua indikator ini dikan di Indonesia haruslah dimaknai sebagai

31
Utami, Prasetyo, Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial

bagian dari strategi kebudayaan yang keduanya ekonomi dan kesejahteraan masyarakat. Per-
haruslah saling bersinergi untuk mewujudkan pustakaan dapat mengambil bagian pada sisi
literate society melalui gerakan literasi yang ber- tersebut dengan mentransformasikan layanannya
sifat kolektif. Literacy dan literate society meru- kepada masyarakat dengan berbasis inklusi so-
pakan puncak pencapaian dari suatu proses sial. Transformasi layanan berbasis inklusi sosial
panjang dari dunia pendidikan baik itu pendidikan ini merupakan pendekatan dunia perpustakaan
formal dan pendidikan nonformal yang ditempuh untuk terlibat langsung dalam pembangunan
oleh masyarakat. ekonomi masyarakat dengan suatu metode pen-
dekatan pelayanan jasa perpustakaan yang ber-
Pembangunan melalui literasi bisa terlaksana
komitmen meningkatkan kualitas hidup dan ke-
melalui gerakan kebudayaan yang bersifat kolek-
sejahteraan masyarakatpenggunaperpustakaan.
tif yang bersifat massal, meluas dan bersifat na-
sional. Semua pemangku kepentingan yang ter-
kait baik itu dari unsur pemerintah dan masyara-
kat, perlu menjadikan literasi ini sebagai gerakan Metode Penulisan
sosial sekaligus juga gerakan kebudayaan, se-
Metode yang digunakan dalam penulisan
hingga memiliki resonansi yang kuat di
makalah ini adalah metode kualitatif dengan
masyarakat.
deskriptif analisis yang memiliki pengertian
Pemerintah Indonesia melalui Perpustakaan sebagai suatu metode penulisan dimana penulis
Nasional RI yang sudah merancang program- mendeskripsikan dan menganalisis fenomena,
program penguatan literasi untuk kesejahteraan aktifitas, laporan pelaksanaan program dan
sebagai salah satu kegiatan prioritas dalam kegiatan transformasi perpustakaan. Diskusi
prioritas nasional pembangunan manusia melalui dilakukan dengan pengambil kebijakan, aparatur
pengurangan kemiskinan dan peningkatan laya- sipil yang terkait literasi hingga praktisi, sehingga
nan dasar. Dari penguatan literasi ini, diharapkan dapat mengambil analisis literatur yang
lahir ide-ide kreatif untuk menggerakkan ekonomi berdasarkan teori dan konsep yang berhubungan
kreatif di masyarakat. Perpustakaan selain se- dengan transformasi layanan perpustakaan
bagai lembaga yang penyedia informasijuga berbasis inklusi yang bisa menaikkan kesejahte-
memiliki fungsi sebagai wahana untuk menum- raan masyarakat. Poin penting dari penulisan
buh kembangkan literasi. makalah ini adalah dilakukannya sintesa dan
menarik kesimpulan yang tersaji pada bagian
Literasi secara umum didefinisikan sebagai akhir tulisan.
kemampuan untuk dapat membaca dan menulis.
Terkait literasi, dalam dunia kepustakawanan Transformasi Perpustakaan
dikenal dengan konsep literasi informasi. Konsep
literasi informasi sebagaimana disebutkan dalam Dipandang dari susunan demografi
Dictionary for Library and Information Science penduduk, Indonesia memiliki potensi yang besar
oleh Reitz (2004) diartikan sebagai skill in finding dalam pembangunan nasional karena jumlah
the information one needs and understanding of penduduk Indonesia usia produktif per Juni 2017
how libraries are organized, familiarty,with yaitu sebanyak 192,08 juta penduduk berada
resource the provide (including information for- pada usia produktif. Jumlah tersebut lebih dari
mats and automated search tools) nad dua pertiga dari total komposisi demografi pen-
knowledges of commonly use tehniques. The duduk secara nasional sebesar 261,9 juta
concept also includes the effctively as well as penduduk. Selain itu, Indonesia juga didukung
understanding of the technological infrastructure oleh sumber daya alam yang melimpah terdiri
on which information transmission is based, in- dari ribuan jenis ikan, tumbuhan dan kandungan
cluding it social,and cultural context adn impact. sumber daya alam yang melimpah sehingga
Indonesia dijuluki sebagai island of diversity.
Pengertian tersebut menunjukan bahwa defi-
nisi dari literasi informasi adalah kemampuan Melihat potensi demografi penduduk dan
untuk menemukan informasi yang dibutuhkan, sumberdaya alam di Indonesia, maka
dan dapat memanfaatkan seluruh sumber daya perpustakaan bisa turut ambil bagian dalam
yang ada di perpustakaan termasuk didalamnya pembangunan, dengan memberikan layanan
kemampuan untuk mengevaluasi informasi dan berbasis inklusi guna menghadirkan masyarakat
memanfaatkannya secara efektif. yang literat (literacy society). Konsep masyarakat
literat tidak lagi sebatas masyarakat yang bebas
Melihat pemahaman tersebut sangat di- buta huruf dengan kemampuan untuk membaca
mungkinkan apabila konsep literasi informasi dan menulis, namun lebih dari itu masyarakat
yang sudah menjadi salah satu ranah kerja per- diharapkan mampu untuk mengidentifikasi,
pustakaan ditransformasikan ke dalam kegiatan- memahami, dan mengintepretasikan dokumen
kegiatan produktif yang dapat memberi manfaat mencakup di dalamnya kemampuan untuk

32
VISI PUSTAKA Vol. 21, No. 1, April 2019

berpikir logis serta kerampilan analitis hingga pembangunan nasional dan perpustakaan
sanggup untuk mengembangkan ilmu nasional RI sebagai pembina seluruh
pengetahuan. Masyarakat literat diharapkan bisa perpustakaan yang ada di Indonesia sudah
mentrasformasikan informasi-informasi yang mempersiapkan diri untuk menghadapi tantangan
didapatnya ke dalam kegiatan-kegiatan produktif pembangunan ini dengan membina
yang bisa memberi manfaat ekonomi dan perpustakaan-perpustakaan di Indonesia dengan
kesejahteraan. melakukan pendekatan konsep layanan
perpustakaan berbasis inklusi.
Melihat hal tersebut maka pembangunan
literasi sudah mendapat porsi dalam prioritas

Fasilitator Pengembangan Potensi


Pertumbuhan Ekonomi Melalui
Analisa Paradigma Lama Pemenuhan Kebutuhan Informasi
yang Relevan

Pengadaan Bahan Pustaka


tanpa mempertimbangkan
kebutuhan Informasi
Wahana Rujukan Informasi Untuk
Masyarakat
Pencarian Solusi Permasalahan

Perpustakaan sekadar
tempat tersimpannya buku-
buku dalam rak TRANSFORMASI Pusat Kegiatan Masyarakat dalam
PERPUSTAKAAN mengembangkan potensi diri
BERBASIS INKLUSI (Makerspace)
Ruang baca yang sepi oleh
pemustaka

Kemudahan Akses Sumberdaya


Minim sentuhan kemajuan Informasi di Perpustakaan Melalui
Teknologi Informasi Kemajuan TIK
Komunikasi

Pustakawan Pasif
Peran Aktif Pustakawan Sebagai
(Penjaga Perpustakaan)
Mediator Informasi
(Pustakawan Bergerak)

Gambar 1. Transformasi Perpustakaan Berbasis Inklusisosial

Perpustakaan berbasis Inklusi Sosial adalah Pertama, koleksi bahan pustaka yang ada di
pendekatanberbasis sistem sosial yang perpustakaan tidak lagi menjadi koleksi yang
memandang perpustakaan sebagai sub sistem usang dan jarang dalam pemanfaatannya oleh
sosial dalam sistem kemasyarakatan. Dari masyarakat karena dalam proses pengadaan
definisi tersebut diketahui bahwa layanan bahan pustaka tidak memperhatikan kebutuhan
perpustakaan berbasis inklusi sosial adalah informasi kelompok masyarakat yang
transformasi layanan perpustakaan dengan dilayaninya, namun beralih menjadi wahana
melakukan pendekatan pelayanan perpustakaan rujukan informasi untuk pencarian solusi perma-
yang berkomitmen untuk meningkatkan kualitas salahan karena proses pengadaan koleksi bahan
hidup dan kesejahteraan masyarakat pengguna pustaka yang mementingkan kebutuhan
perpustakaan. Perubahan paradigma informasi pengguna dalam rumus pengadaanya.
perpustakaan berbasisi inklusi sosial adalah
Kedua, poin kedua ini masih berkaitan
mentransformasikan fungsi-fungsi perpustakaan
dengan poin pertama. Perpustakaan bukan
menjadi:
hanya sekedar tempat menyimpan buku-buku
dalam rak-rak panjang karena perpustakaan

33
Utami, Prasetyo, Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial

hadir sebagai fasilitator pengembangan potensi masyarakat dengan informasi yang


pertumbuhan ekonomi melalui penyediaan bahan dibutuhkannya (Konsep pustakawan bergerak).
informasi yang relevan. Pustakawan menjadi sosok sentral yang menjadi
penentu berhasil ataupun tidaknya program
Ketiga, perpustakaan tidak lagi menjadi
ini.Ledakan informasi yang pesat menuntut
tempat yang sunyi karena jarang ada masyarakat
pustakawan untuk berkolaborasi atau bekerja
yang berkunjung ke perpustakaan namun
tidak hanya dengan sesama pustakawan saja,
keberadaan perpustakaan sendiri sudahlah
melainkan menuntut pustakawan untuk
menjadi makerspace atau tempat masyarakat
bekerjasama dengan bidang profesi lain dalam
mengembangkan potensi diri (makerspace).
mengelola informasi.
Keempat, perpustakaan berubah dari yang
awalnya sebuah lembaga yang minim sentuhan
teknologi informasi menjadi perpustakaan yang Pengembangan Koleksi yang Tepat
memanfaatkan perkembangan teknologi Sasaran
informasi dalam melayani masyarakat yang
berkedudukan jauh dari lokasi perpustakaan. Tujuan utama dari perpustakaan adalah
Untuk bisa mengakses sumberdaya informasi untuk membantu masyarakat pengguna
yang ada diperpustakaan sudahlah bukan men- pengguna perpustakaan adalah membantu
jadi barang yang sulit karena perpustakaan bisa dalam kegiatan transfer informasi untuk
melayani masyarakat yang berlokasi jauh dari pengembangan ilmu pengetahuan. Evans (2000)
lokasi perpustakaan dengan menggunakan dalam Developing library and information center
internet sebagai media hubungnya. collection, menggambarkan proses transfer
informasi dengan 9 lingkaran kegiatan yang
Kelima, merubah paradigma pustakawan membentuk sebuah siklus yang terus berputar
yang pasif menjadi perpustakaan aktif yang secara berkesinambungan. Proses transfer
berperan sebagai agen informasi. Pustakawan informasi digambarkan sebagai berikut:
dituntut untuk selalu bisa menjembatani antara

Identifikasi
(Awal)
Seleksi
Penyebaran (Akhir)

Pengadaan

Pemanfaatan

Organisasi
Interpretasi
Pengolahan
Penyimpanan

Gambar 2. Diagram Transfer Informasi

Berdasarkan diagram transfer informasi menjadi dua buah kegiatan pokok yang harus
diatas maka kegiatan diawali dengan 2 kegiatan direncanakan dengan matang agar dana yang
pokok perencanaan kegiatan transfer informasi dialokasikan untuk pengembangan koleksi
yaitu kegiatan identifikasi dan seleksi. Kegiatan menjadi efektif dalam penggunaannya karena
perencanaan ini apabila dipersiapkan dengan membeli koleksi yang tepat guna terhadap
baik bisa menjadi indikator keberhasilan seluruh kebutuhan informasi para pengguna perpusta-
program perpustakaan karena kegiatan ini kaan. Dalam dunia perpustakaan, kegiatan
merupakan kegiatan induk perpustakaan yang identifikasi, seleksi dan pengadaan bahan
bisa menentukan kualitas pelayanan jasa pustaka dikenal dengan istilah pengembangan
informasi kepada masyarakat pengguna koleksi.
perpustakaan. Kegiatan identifikasi memiliki
Sebagai sebuah lembaga yang mengelola
pengertian yaitu perumusan kebutuhan informasi
informasi, perpustakaan dituntut sebagai
masyarakat pengguna sedangkan seleksi berarti
lembaga yang menyediakan informasi untuk bisa
memilih informasi yang sesuai dengan hasil
menunjang kebutuhan informasi masyarakat
identifikasi kebutuhan informasi masyarakat
pengguna perpustakaan. Berdasarkan hal
pengguna.Pada era ledakan informasi seperti
tersebut, maka kegiatan pengembangan koleksi
sekarang ini, kegiatan identifikasi dan seleksi

34
VISI PUSTAKA Vol. 21, No. 1, April 2019

bahan pustaka haruslah sesuai dengankebijakan Selain melayani masyarakat dengan


pengembangan koleksi yang telah ditetapkan menyediakan ruang baca yang nyaman untuk
oleh pustakawan dan pihak-pihak yang membaca, perpustakaan juga diharapkan juga
berkompeten menentukan arah perkembangan berperan sebagai mediator untuk bisa lebih
perpustakaan. Seperti semua rencana yang baik, mendekatkan buku kepada masyarakat. Salah
kebijakan pengembangan koleksi haruslah satu caranya adalah dengan menggunakan
merefleksikan dan berkaitan dengan dengan sistem perpustakaan keliling. Kendaraan yang
rencana jangka pendek maupun jangka panjang digunakan untuk melakukan layanan
perpustakaan. perpustakaan keliling tidak hanya terbatas
dengan mobil perpustakaan keliling saja. Banyak
Dalam kaitannya dengan pelayanan
kelompok ataupun individu yang peduli dengan
perpustakaan berbasiskan inklusi sosial,
literasi di masyarakat melakukan terobosan-
pengembangan koleksi yang ada di per-
terobosan dengan bergerak melayani
pustakaan haruslah memperhatikan koleksi-
masyarakat dengan memodifikasi motor, becak,
koleksi bahan pustaka yang kandungan
bahkan kudanya untuk membawa koleksi bahan
informasinya bisa diharapkan dapat menstimulan
pustaka. Perpustakaan keliling adalah perpus-
masyarakat untuk bergerak dalam ekonomi
takaan yang bergerak (mobile library) dengan
kreatif sehingga terciptalah masyarakat madani
membawa koleksi seperti buku, majalah, koran,
yang mapan secara kondisi sosial ekono-
dan koleksi lainnya untuk mendekatkan
minya.Pengembangan koleksi bahan pustaka
masyarakat dengan koleksi bahan pustaka milik
dilakukan haruslah selaras dengan tujuan
perpustakaan.
pelayanan perpustakaan berbasis inklusi yaitu
harus mengedepankan komitmen pelayanan Jasa layanan ini dapat berpindah-pindah dari
untuk meningkatkan kualitas hidup dan suatu lokasi ke lokasi lain dengan sasaran utama
kesejahteraan masyarakat pengguna yaitu kelompok masyarakat yang memiliki
perpustakaan. kesulitan untuk datang langsung ke gedung
perpustakaan. Dalam kaitannya dengan layanan
Koleksi yang ada di perpustakaan tidaklah
jasa perpustakaan berbasis inklusi, pendekatan
harus banyak secara kuantitas namun koleksi
layanan perpustakaan dengan menggunakan
tersebut memiliki tingkat keterpakaian yang
perpustakaan keliling sangatlah mendukung
tinggi. Dengan koleksi bahan pustaka tersebut
suksesnya program perpustakaan pembangunan
maka dapat dimasukkan rencana jangka panjang
sosial ekonomi masyarakat melalui gerakan
perpustakaan yaitu menjadikan perpustakaan se-
literasi. Namun dalam pelaksanaannya tenaga
bagai wahana pembelajaran bersama dalam
perpustakaan ahli atau pustakawan diharapkan
masyarakat untuk mengembangkan potensi
perannya dengan melakukan mempersiapkan
pertumbuhan perekonomian. Pada perspektif ini,
koleksi bahan pustaka yang ingin dibawa agar
perpustakaan bisa dikatakan menjadi institusi
sesuai dengan target masyarakat yang dilayani
pelopor gerakan literasi untuk kesejahte-
oleh perpustakaan keliling. Hal ini sangatlah
raan.Perpustakaan dapat menegaskan eksistensi
penting dan mendasar karena koleksi bahan
dirinya dan tidak lagi dipandang dengan sebelah
pustaka yang dilayankan dalam perpustakaan
mata karena perpustakaan dapat memberi
keliling jumlahnya sangatlah terbatas secara
manfaat yang besar untuk pembangunan sosial
kuantitas, maka dari itu haruslah di imbangi
ekonomi masyarakat.
dengan koleksi-koleksi yang dibawa adalah
Bergerak Melayani koleksi-koleksi yang bisa memenuhi kebutuhan
informasi masyarakat pengguna dan tentunya
Untuk mensukseskan program pem- dapat memberi stimultan untuk menggerakkan
bangunan sosial ekonomi masyarakat melalui roda perekonomian masyarakat.
perpustakaan berbasis inklusi sosial, maka
perpustakaan sebagai leading sector Untuk dapat lebih menjangkau banyak
keberhasilan program ini haruslah bisa membina masyarakat lagi diperlukan adanya penambahan
literasi dalam masyarakat (literate society). Untuk armada perpustakaan bergerak sekaligus
keberhasilan program ini maka gerakan literasi peningkatan koleksi bahan pustaka yang
haruslah menjadi gerakan kolektif yang bersifat dilayankan dalam perpustakaan keliling baik
masal, meluas, dan berskala nasional. Seluruh secara kuantitas maupun secara kualitas.
pemangku kepentingan baik itu dari elemen Gerakan perpustakaan keliling ini juga dapat
pemerintah maupun masyarakat haruslah dilakukan dengan merangkul kelompok-kelompok
bersinergi agar gerakan literasi untuk masyarakat yang peduli dengan literasi dan
pembangunan sosial ekonomi masyarakat ini memfasilitasi mereka dengan koleksi-koleksi
dapat menjadi gerakan sosial sekaligus gerakan bahan pustaka maupun pemberian armada
kebudayaan, sehingga memiliki resonansi yang perpustakaan keliling gratis. Kemudahan akses
kuat di seluruh lapisan masyarakat. masyarakat pengguna perpustakaan terhadap

35
Utami, Prasetyo, Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial

bahan bacaan merupakan tantangan mengaksesnya dengan menggunakan internet.


fundamental dalam literasi yang harus bisa Dua kelebihan diatas dapat dimanfaatkan dalam
dipecahkan dengan menggunakan seluruh kaitannya membangun sosial ekonomi masyara-
sumberdaya perpustakaan yang ada. kat melalui perpustakaan.
Potensi Menjangkau Lebih Jauh Lagi Dengan memanfaatkan perpustakaan digital,
Dengan Koleksi Digital koleksi bahan pustaka berpotensi menjangkau
lebih jauh untuk melayani masyarakat tanpa
Memasuki abad ke-21, terjadi perkembangan batasan ruang dan waktu layanan. Ini menjadi
yang pesat dalam bidang teknologi komunikasi peluang dan tantangan untuk perpustakaan agar
dan informasi terutama setelah ditemukannya memperluas jangkauan layanan perpustakaan
teknologi internet sebagai media hubung antara berbasis inklusi sosial dengan memanfaatkan
satu individu dengan individu lainnya. Telah ter- perpustakaan digital internet, karena
jadinya konvergensi teknologi komunikasi dan berdasarkan survei APJII (Asosiasi Pengguna
informasi memiliki domino efek terhadap seluruh Jasa Internet Indonesia) kita melihat fenomena
aspek kehidupan manusia. Manusia menjadi tak pemanfaatan internet di Indonesia tahun 2017
bisa dipisahkan dengan pemanfaatan internet sudah melebihi separuh dari populasi penduduk
dimulai dari manusia bangun tidur hingga manu- indonesia. Persentase sebesar 54,68% atau
sia tersebut tidur kembali.Dapat dikatakan pe- 143,26 juta jiwa penduduk dari total 262 juta jiwa
manfaatan internet dalam kehidupan sehari-hari penduduk Indonesia sudah akrab dengan
sudah menjadi sebuah gaya hidup. penggunaan internet dalam kesehariannya.
Perkembangan teknologi informasi ini juga me-
nimbulkan ledakan.
Dengan kemajuan dunia teknologi, jenis ko- Kesimpulan
leksi bahan pustaka menjadi semakin kaya
Perpustakaan dapat ikut berpartisipasi lang-
variasi dari yang tadinya hanya didominasi oleh
sung terhadap pembangunan sosial ekonomi
bahan pustaka yang direkam dengan menggu-
masyarakat dengan bertransformasi menjadi
nakan media kertas menjadi koleksi bahan pus-
perpustakaan berbasis inklusi sosial. Perpusta-
taka dalam format virtual atau elektronik. Perla-
kaan harus melakukan pembenahan-pembena-
han, perpustakaan pun berkembang menjadi
han guna merubah paradigma lama dan ber-
perpustakaan hibrid yaitu perpaduan dari per-
transformasi menjadi motor penggerak pereko-
pustakaan konvensional dan perpustakaan digital
nomian dengan melayani kebutuhan informasi
untuk hadir melayani pemustaka. Kehadiran per-
yang menitik beratkan pada pertumbuhan eko-
pustakaan untuk melayani dalam bentuk fisik
nomi masyarakat atau perpustakaan berbasis
ataupun virtual adalah wujud dari komitmen per-
inklusi. Dengan menjadi perpustakaan berbasis
pustakaan untuk menjaring segmentasi peminat
inlusi, maka kegiatan layanan perpustakaan
pengunjung perpustakaan yang berbeda-beda.
berfokus pada peningkatan kesejahteraan
Digital Library Federation dalam pendit masyarakat dengan tetap memainkan perannya
(2007) mendefinisikan perpustakaan digital se- sebagai lembaga penyedia informasi namun
bagai organisasi yang menyediakan sumber- lebih mengedepankan informasi-informasi yang
sumber termasuk staf ahli untuk menyeleksi, dapat menunjang naiknya perekonomian masya-
membentuk, menawarkan akses intelektual, rakat.
menginterpretasikan, mendistribusi, memelihara
Beberapa transformasi yang harus dilakukan
integritas, dan menjaga serta memastikan secara
perpustakaan antara lain dengan mengembang-
terus menerus koleksi digital dapat dimanfaatkan
kan koleksi bahan pustaka dengan berorientasi
sehingga selalu siap sedia dan ekonomis untuk
pada subjek-subjek yang bisa menunjang kebu-
digunakan oleh masyarakat terbatas atau seke-
tuhan informasi masyarakat pengguna perpus-
lompok masyarakat.
takaan guna peningkatan ekonominya.
Secara konsep pelayanan jasa perpusta-
Pengembangan koleksi harus tepat sasaran
kaan, perpustakaan digital memiliki kesamaan
sehingga koleksi perpustakaan tidaklah banyak
dengan perpustakaan keliling yang melayani
secara kuantitas namun memiliki tingkat keterpa-
masyarakat perpustakaan tanpa batasan dinding
kaian yang tinggi oleh masyarakat pengguna
gedung perpustakaan. Ada sedikit kelebihan lagi
perpustakaan. Selain memperbaiki dari sisi
dari perpustakaan digital jika dibandingkan
pengembangan koleksi, perpustakaan juga harus
dengan perpustakaan keliling secara konsep
gencar bergerak melayani masyarakat pengguna
layanan yaitu waktu layanan perpustakaan digital
perpustakaan dengan datang langsung ke titik-
yang tidak memiliki batasan atau dapat dikatakan
titik lokasi berkumpulnya masyarakat dan mela-
jam layanan perpustakaan digital adalah 24 jam
kukan pelayanan ditempat tersebut.
asalkan memiliki media hubung untuk dapat

36
VISI PUSTAKA Vol. 21, No. 1, April 2019

Pendayagunaan kemajuan teknologi infor- dung perpustakaan yang statis dan keterbatasan
masi juga dapat dimanfaatkan oleh perpustakaan jam layanan perpustakaan. Dengan perpusta-
guna menjangkau lebih jauh lagi. Perpustakaan kaan digital, perpustakaan memiliki potensi untuk
dapat mengembangkan perpustakaan digital menjangkau lebih jauh dan melayani lebih lama
guna melayani masyarakat pengguna perpusta- jika dibandingkan dengan perpustakaan
kaan tanpa batasan-batasan yang dimiliki oleh konvensional.
perpustakaan konvensional yaitu batasan ge-

Daftar Pustaka

Alhumami, Amich. (2018). Kebijakan Pembangunan


Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial dalam Biro Pusat Statistik (2018). Statistik Indonesia Dalam
Mendukung Pencapaian SDGs. Disampaikan Infografis 2018 = Statistical Yearbook of
pada Kongres IPI XIV, Tanggal 10 Oktober: Indonesia in Infografics 2018. Penerbit BPS.
Surabaya. Jakarta availabe at:
https://www.bps.go.id/publication/2018/12/24/39
APJII (Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet b2ed48b00f0e785046d37d/statistik-indonesia-
Indonesia). (2018). Infografis Penetrasi & dalam-infografis-2018.htmlDiakses pada
Perilaku Pengguna Internet Indonesia: Survey tanggal 31 Desember 2018 pukul 21.30 WIB
2017. Available
athttps://web.kominfo.go.id/sites/default/files/La Evans, G.Edward and Margaret R. Zarnosky. (2000).
poran%20Survei%20APJII_2017_v1.3.pdf Developing library and Information Center
diakses pada tanggal 12 Agustus 2018 pukul Collections. Englewood, Colorado: Libraries
10.06 WIB Unlimited

Bappenas. (2018). Literasi dan Pembangunan Sosial Pendit, Putu Laxman. (2007). Perpustakaan Digital:
Ekonomi. Disampaikan pada Seminar Nasional Perspektif Perpustakaan Perguruan Tinggi
tanggal 27 Februari 2018: Jakarta. Indonesia. Sagung Seto, Jakarta
https://www.bappenas.go.id/files/3715/2410/914 Reitz, Joan M. (2004). Dictionary for Library and
2/Siaran_Pers__Seminar_Nasional_Literasi_da Information Science. Westport: Libraries
n_Pembangunan_Sosial-Ekonomi.pdf Unlimited
Diakses pada tanggal 15 Desember 2018 pukul
20.30 WIB

37
Utami, Prasetyo, Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial

38

Anda mungkin juga menyukai