Anda di halaman 1dari 3

MERAWAT ONDEL-ONDEL SEBAGAI BAGIAN DARI TRADISI LUHUR ORANG BETAWI

Ondel-Ondel Sebagai Bagian dari Tradisi Luhur Orang Betawi

Masyarakat adat Betawi atau lebih populer dengan sebutan orang Betawi, memiliki
budaya dan juga kesenian unik seperti Ondel-ondel. Ondel-ondel merupakan kesenian Betawi
yang berbentuk boneka dalam ukuran besar, boneka Ondel-ondel terbuat dari anyaman
bambu dan rambut yang terbuat dari bahan ijuk dan kemudian boneka tersebut dipasangkan
pakaian menyerupai manusia. Asal-usul Ondel-ondel pada awalnya memiliki nama barongan
yang dipercaya sebagai perwujudan leluhur penjaga desa yang digunakan untuk menolak bala
dan mendapatkan keselamatan, olah karena itu barongan atau Ondel-ondel harus dibuat
terlihat berwibawa dan menakutkan (Indonesiakaya. 2022). Penggunaan barongan atau
Ondel-ondel sebagai simbol penjaga, tolak bala, dan untuk mendapatkan keselamatan
merupakan bentuk tradisi luhur yang dimilki oleh orang Betawi, untuk memberikan
penghormatan terhadap leluhur.
Penampilan Ondel-ondel juga memiliki makna simbolik, wajah Ondel-ondel pria dicat
dengan warna merah serta mata melotot, kumis dan senyuman dan Ondel-ondel wanita dicat
dengan warna putih dengan mulut tersenyum dan riasan gincu sebagai simbol kekuatan baik
dan kesucian, dan dalam pertunjukan Ondel-ondel harus ditampilkan berpasangan sebagai
bentuk keseimbangan kekuatan baik dan buruk (Nasiri. 2016). Pertunjukan Ondel-ondel
dilakukan dengan diiringi oleh musik tradisional khas Betawi seperti tanjidor, orkes kampung
yang terdiri dari alat musik gendang tepak, gendang kempul, gong, kenong kemong, krecek,
terompet, bas, dan sukong, namun pertunjukan Ondel-ondel juga dapat dilakukan dengan
menggunakan musik modern dan dipadukan dengan pertunjukan khas Betawi seperti Lenong,
dan pertunjukan pencak silat.
Dalam perkembanganya, Ondel-ondel menjadi budaya populer dikalangan orang
Betawi, yang dimana Ondel-ondel kini ditampilkan sebagai pertunjukan untuk memeriahkan
berbagai acara masyarakat.
Komodifikasi Ondel-Ondel Sebagai Media Mengamen

Sebagai upaya melestarikan Ondel-ondel yang merupakan bagian dari budaya orang
Betawi, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta telah menetapkan Ondel-ondel sebagai ikon
kebudayaan Betawi, penetapan tersebut tertuang dalam Peraturan Gubernur DKI Jakarta No
11 Tahun 2017. Peraturan Gubernur DKI Jakarta No 11 Tahun 2017 juga memuat tiga fungsi
Ondel-ondel, diantaranya adalah:
1. Sebagai dekorasi acara seremonial pemerintah DKI Jakarta, pentas artis asing,
festival, pameran, industri pariwisata, pusat perbelanjaan, gedung pertemuan, dan area
publik.
2. Ondel-Ondel sebagai pelengkap berbagai upacara adat dari masyarakat Betawi.
3. Ondel-ondel ditempatkan di sisi kiri dan kanan pintu masuk, di lobi sebagai
perlengkapan foto, di panggung pementasan atau dalam bentuk visual lainnya. 
Akan tetapi meskipun status dan fungsi Ondel-Ondel sebagai ikon kebudayaan Betawi
telah diatur oleh Peraturan Gubernur, namun pada kenyataanya Ondel-Ondel kini marak
digunakan sebagai media untuk mengamen di jalanan.

Foto Pengamen Ondel-Ondel


Sumber: Pahrevi, D (2020). Perajin Mengaku Bangga Ondel-ondel Dipakai Mengamen.
https://megapolitan.kompas.com/read/2020/02/16/18522771/perajin-mengaku-bangga-ondel-
ondel-dipakai-mengamen.
Penggunaan Ondel-ondel sebagai media mengamen telah menciptakan keresahan bagi
warga, hal ini dikarenakan aktivitas mengamen dengan menggunakan Ondel-ondel telah
menciptakan kemacetan dijalan, kecelakaan lalu lintas, kebisingan suara, hingga terjadinya
tindak kejahatan. Selain itu praktik mengamen dengan menggunakan Ondel-Ondel sebagai
media juga merusak citra Ondel-Ondel sebagai ikon kebudayaan Betawi, dan juga merusak
tradisi luhur yang ada pada Ondel-Ondel yang telah dipercaya sebagai bentuk penghormatan
kepada leluhur untuk meminta perlindungan atau tolak bala dan untuk mendapatkan
keselamatan oleh orang Betawi.
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta telah melarang penggunaan Ondel-ondel sebagai
media mengamen, larangan tersebut dilakukan dengan menggunakan Peraturan Gubernur
DKI Jakarta No 11 Tahun 2017 sebagai dasar, yang dimana dalam aturan tersebut tidak
menjelaskan fungsi Ondel-ondel untuk digunakan dalam aktivitas mengamen. Selain itu,
berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 8 Tahun 2007, aktivitas mengamen dengan
menggunakan Ondel-ondel sebagai media masuk kedalam kategori Tindak Pidana Ringan
(Tipiring), dengan pemberian sanksi bagi pemilik atau pihak yang menyewakan Ondel-ondel
sebagai media mengamen (Qodar. 2021).
Akan tetapi, meskipun telah ada aturan yang melarang aktivitas mengamen dengan
menggunakan Ondel-ondel sebagai media, namun pada kenyataanya masih ditemukan
banyak pengamen yang menggunakan Ondel-ondel sebagai media mengamen. Perlu adanya
upaya untuk mencegah atau menindak penggunaan Ondel-ondel sebagai media mengamen,
hal ini dilakukan guna menjaga tradisi luhur dan citra positif yang melekat pada Ondel-ondel
sebagai bagian dari budaya Betawi.

Indonesia Kaya (2022). Ondel-Ondel, Bukan Sekadar Boneka Raksasa.


https://indonesiakaya.com/pustaka-indonesia/ondel-ondel/
Nasiri, M (2016). "Mengenal Makna Simbolik Ondel-Ondel".
https://www.cnnindonesia.com/hiburan/20160622182515-241-140178/mengenal-makna-
simbolik-ondel-ondel.
Qodar, N (2021). HEADLINE: Larangan Pengamen Ondel-Ondel di Jakarta, Ada Solusi Alih
Profesi?. https://www.liputan6.com/news/read/4515391/headline-larangan-pengamen-ondel-
ondel-di-jakarta-ada-solusi-alih-profesi

Anda mungkin juga menyukai