Kelompok etnik/etnis /suku bangsa : suatu golongan manusia yang anggotanya mengiden-
tifikasikan dirinya dengan sesama, biasanya berdasarkan garis keturunan.
Contoh : budaya, bahasa, agama, ras.
Kebiasaan pada masa kesultanan Bima yang selalu mengadakan rangkaian upacara adat, untuk
menyambut kedatangan tamu yang dilakukan dengan serangkaian acara, salah satunya adalah
dengan menaburkan Bongi Monca sebagai ucapan selamat datang kepada tamu. Wura Bongi Monca
pada awalnya merupakan upacara penyambutan tamu pada jaman kesultanan, di mana sekelompok
gadis yang merupakan kerabat dari Sultan berdiri berjajar untuk menyambut tamu yang berkunjung
ke Istana dengan Wura Bongi Monca. Kebiasaan Wura Bongi Monca juga
terlihat dalam kehidupan masyarakat Bima pada setiap kegiatan atau upacara Rawi Mori, seperti
upacara suna ro ndoso, upacara kiri loko, upacara peta kapanca dan upacara pernikahan diciptakan
pada tahun 1968, tarian ini diciptakan berdasarkan gerak dasar tari
istana putri yaitu tari Lenggo Siwe yang dikreasi dengan gerak-gerak lain tetapi masih mengacu pada
gerakan tradisi. Dari segi kostum dan aksesoris tari Wura Bongi Monca memakai kostum dan
aksesoris adat Bima. Atasan memakai baju bodo dan bawahan memakai tembe salungka, dalam
tarian ini ada satu properti yaitu wadah untuk menyimpan Bongi Monca. Rias yang digunakan yaitu
riasan dengan warna-warna lembut yang mencerminkan wanita Bima yang lembut dan anggun.
Tari Wura Bongi Monca sebagai bentuk seni pertunjukan yang tumbuh dan berkembang di daerah
Bima, Keberadaanya tidak dapat dipisahkan dari bagian kehidupan sosial masyarakat Mbojo. Dou
Mbojo merupakan sebagian kecil dari kelompok masyarakat di Indonesia yang gigih
mempertahankan dan menjaga budaya yang berkaitan dengan kepercayaan atau adat lokal yang
sudah menjadi kebiasaan turun temurun.
Selain itu juga tarian ini ditarikan karena tari Wura Bongi Monca saat ini menjadi simbol budaya
masyarakat Bima yang tidak dapat dipisahkan dari kebutuhan masyarakat untuk memenuhi hasrat
manusiawi termasuk untuk mencapai kepuasan dan kesenangan.
Meskipun zaman terus berkembang dengan pesat, pola kehidupan masyarakat serba modern akan
tetapi masyarakat Bima masih menganggap bahwa tari Wura Bongi Monca merupakan salah satu
bentuk kesenian yang mampu mengangkat derajat dan kelas masyarakat Bima.
JENIS – JENIS TARIAN
1. WURA BONGI MONCA 6. KARAENTA
2. LENGGO 7. KATUMBU
3. SERE 8. TOJA
4. HADRAH 9. LENGSARA
5. KANJA 10. MPA’A
Budaya tradisi dapat dikelompokkan menjadi budaya nonbenda dan artefak/objek budaya.
Budaya nonbenda di antaranya pantun, cerita rakyat, tarian dan upacara adat. Sedangkan
artefak/objek budaya diantaranya pakaian daerah, wadah tradisional, senjata dan rumah adat.
Pada kehidupan seharihari, produk budaya tradisional nonbenda maupun artefak tidak
dipisahpisahkan melainkan menjadi satu kesatuan dan saling melengkapi.
Sebuah tarian tradisional bisa saja membawakan cerita tradisional, dengan menggunakan
pakaian tradisional dan ditarikan pada sebuah upacara yang merupakan ritual tradisional.
Contohnya tarian Wura Mongi Monca.
Tarian, simbol, pakaian, musik dan alat musik tersebut dapat menjadi sumber inspirasi dari
pembuatan kerajinan. Tarian, simbol dan musik merupakan produk budaya nonbenda,
sedangkan pakaian, perlengkapan tari dan alat musik merupakan artifak/objek budaya. Setiap
jenis budaya tradisi baik nonbenda maupun artefak/objek budaya dapat menjadi sumber
inspirasi untuk dikembangkan menjadi produk kerajinan.
Hingga saat ini, tercatat 4.156 warisan budaya nonbenda yang terdapat di seluruh Indonesia.
Setiap daerah dapat mengembangkan kerajinan khas daerah yang mengambil inspirasi dari
budaya tradisi daerahnya masingmasing.
Kekayaan budaya tradisi Indonesia adalah kearifan lokal (local genius) yang dapat menjadi
sumber inspirasi yang tidak ada habisnya.
Budaya Tradisional Non Benda Obyek Budaya
1. Cerita Rakyat 1. Pakian
2. Tarian 2. Senjata
3. Upacara Adat 3. Rumah adat
4. Bahasa 4. Makanan khas
5. Pantun 5. Wadah tradisional
Sumber Daya, Material, Teknik dan Ide Kerajinan dengan Inspirasi Budaya
Nonbenda
KD 2
5 x Pertemuan
Kegiatan wirausaha didukung oleh ketersediaan sumber daya manusia, material,
peralatan, cara kerja, pasar, dan pendanaan. Sumber daya yang dikelola dalam sebuah
wirausaha dikenal dengan sebutan 6 M, yakni Man (manusia), Money (uang), Material (bahan),
Machine (peralatan), Method (cara kerja), dan Market (pasar). Wirausaha kerajinan dengan
inspirasi budaya non benda dapat dimulai dengan melihat potensi bahan baku (Material),
keterampilan produksi (Man & Machine) dan budaya lokal yang ada di daerah setempat.
Wirausaha kerajinan dengan inspirasi budaya akan menawarkan karya-karya kerajinan inovatif
kepada pasaran. Pasar sasaran (Market) dari produk kerajinan ini adalah orang-orang yang
menghargai dan mencintai kebudayaan tradisional. Kemampuan mengatur keuangan (Money)
dalam kegiatan usaha akan menjamin keberlangsungan dan pengembangan usaha
Salah satu peralatan dan perlengkapan hidup yang sangat diperhatikan oleh masyrakat Bima
adalah “kani ro lombo” (pakaian). Pengadaan pakaian harus berpedoman pada adat
shahih
(adat yang baik). Cara berpakaian, warna, bentuk serta jenisnya tidak boleh bertentangan
dengan nilai dan normat adat Bagi Masyarakat Bima pakaian merupakan salah satu
kebutuhan yang mendasar bagi masyarakat. Fungsi utamanya adalah untuk menutup
aurat, memilihara kesehatan, sebagai symbol status sosial dan untuk menambah
kewibawaan bagi si pemakai.
Tata cara berpakaian, bentuk serta warna dan seni aksesorisnya harus sesuai dengan etika
dan estetika masyarakat . Pakaian harus harus diperoleh dengan cara halal, bukan dengan
cara yang dilarang oleh agama atau yang haram. Pakaian yang memenuhi persyaratan
seperti itulah yang dinilai “kani ro lombo ma ntika raso” (pakaian yang indah dan bersih)
oleh masyarakat.
Bentuk dan warna pakaian beserta kelengkapannya mengundang nilai luhur lagi mulia,
Seperti pada masyarakat suku – suku lain, masyarakat Bima mengenal bermacam –
macam jenis pakaian adat, yaitu sebagai berikut :
1). Pakain adat harian, dipakai ketika menghadiri upacara adat dan upacara peringatan
hari – hari besar kesultanan dan hari – hari besar agama.
2). Pakaian adat untuk upacara daur hidup mulai dari upacara salama loko sampai dengan
upacara pernikahan dan kematian.
3). Pakaian adat utuk penari Pakai digunakan untuk penari dalam acara-acara istana dan
penyambutan tamu
4). Pakaian untuk pejabat majelis hadat di gunakan untuk kegiatan keagamaan di istana
5. Rimpu
Disamping mengenakan rimpu, wanita Bima juga mengenal beberapa jenis pakaian,
perhiasan dan cara berbusana harian yang telah lama dikenakan turun temurun sejak
berabad-abad lamanya. Cara berpakaian tersebut juga berkaitan dengan Tata rambut dan
penggunaan Aksesoriesnya.
Berikut adalah pakaian adat harian perempuan Bima pada masa lalu yaitu :
I. Pakaian Baju Bodo atau Baju Poro,baju berlengan pendek terdiri dari :
Baju poro, bewarna merah(kala) untuk para gadis,
bewarna hitam (me’e) ungu (keta) bagi para kaum ibu,
warna kuning (monca) dan hijau ( jao) hanya untuk para keluarga sultan.
Di ujung lengan baju di pasang “satampa baju”, berfungsi sebagai penutup lengan
dan juga sebagai asesoris.
1. Tembe goli/su’i atau tembe songke (sarung songket), warna dasar merah, coklat dan
hitam. Dengan motif garis – garis kecil, (kakando dan pado waji) dihiasi dengan sulaman
benang emas dan perak. Boleh juga memakai “tembe bali mpida” (sarung bermotif
nggusu upa segi empat dengan ukuran kecil).
2. Giwa Mpida dan Karabu To’i
Giwa (giwang) ukuran kecil, dan boleh juga memakai karabu to’I atau karabu ukuran kecil
(karabu jenis giwang berbentuk bunga samobo).
Menurut adat kaum ibu termasuk gadis, tidak dibenarkan memakai perhiasan dari
emas atau perak yang berlebih – lebihan, walau permaisuri dan putri sultan sekalipun.
Sebagai seorang ibu harus berpenampilan sederhana, tidak boleh memamerkan
kekayaan dan dilarang untuk memakai gelang kalung dari emas atau perak.
Samu’u Cangga (Sanggul Khas Bima), pada sanggul dipasang tiga tangkai bunga
jampaka (cempaka) berwarna kuning symbol kejayaan kaum ibu. (Dari Ragam Pakaian
Adat Masyarakat Bima-Dompu )
Bentuk baju bodo
Baju bodo adalah baju yang berbentuk segi empat, biasanya berlengan pendek yaitu
setengah atas bagian siku lengan.
Adapun pembagian warna pada pemakaian baju bodo karena pada mulanya penduduk
merupakan campuran dari berbagai ras maka dalam perkembangannya kemudian terdapat
jumlah kesatuan social.
Kain yang dipergunakan untuk kain bodo merupakan kain sutra yang tipis atau dari serat nanas
namun tidak tembus pandang.
Warna
Setiap warna baju bodo yang dipakai oleh perempuan menunjukkan usia ataupun martabat
pemakainya.
Warna Arti
Jingga dipakai oleh anak perempuan berumur 10 tahun.
Jingga dan merah dipakai oleh gadis berumur 10-14 tahun.
Merah dipakai oleh perempuan berumur 17-25 tahun.
Putih dipakai oleh para pembantu dan dukun.
Hijau dipakai oleh perempuan bangsawan.
Ungu dipakai oleh para janda.
Penggunaan
Pakaian ini kerap dipakai untuk acara adat seperti upacara pernikahan. Tetapi kini, baju bodo
mulai direvitalisasi melalui acara lainnya seperti lomba menari atau menyambut tamu agung.
Berikut adalah pakaian adat harian Laki-laki Bima pada masa lalu yaitu :
1. Pria Mbojo memiliki ragam tata busana baik busana harian, upacara adat, seperti khitanan,
khataman alqur’an maupun tata busana pria sebagai pejabat di kesultanan bima
Pakian adat harian untuk pria mbojo yaitu : menggunakan jas tutup putih, kancingnya
terbuat dari perunggu atau perak, bagi para bangsawan tinggi menggunakan warna emas.
Destar songket atau sambolo songket dengan warna dasar hitam dan merah tua,
bawahannya kadang dengan mengunakan celana hitam maupun dengan sarung.
2. Destar atau sambolo motif
Cara pemakian destar atau sambolo berdasarkan status social pemakiannya. Cara
memakai sambolo ada dua bentuk :
1. Toho leme (memasang dalam bentuk kerucut) di bagian depannya dipasang seperti
kerucut dengan posisi miring kanan, untuk para bangsawan.
1. Toho biasa (memasang dalam bentuk biasa) bagian depan tidak dipasang dalam bentuk
kerucut tetapi dipasang dalam keadaan biasa saja dengan posisi miring kiri, untuk
rakyat biasa
2. Weri (ikat pinggang tradisional Bima) Kain tenun dengan warna dasar merah tua dan
kuning emas, bermotif ragam hias kakando dan pado waji diberi hiasa benang emas dan
perak dikedua ujungnya dalam bentuk umbaian dalam bahasa bima disebut jambo ukuran
weri panjangnya sadupa waru (sedelapan ditambah satu telapak tangan dan tiga jari) Kalau
pemakianya berstatus suami maka jambo weri harus turun di kiri kanan kedua paha si
pemakai , kalau masih berstatus jejaka jambo (umbai) hanya satu yang boleh turun ke
paha.
3. Pelengkap atau akseseoris yang menonjol : pisau yang dikenal dengan piso mone, piso
mone adalah senjata pusaka yang bentuknya mirip golok dibuat dari besi bertuah hulunya
terbuat dari gading atau kayu kuning dengan ragam hias bungan samobo atau setangkai
bagian atasnya dilapisi dengan lapisan perak begitu pula dengan sarung pisaunya. Piso
mone merupakan senjata pusaka sebagai symbol keperkasaan si pemakai dan di pasang
pada bagian rusuk kiri.
4. Untuk khataman alqu’an atau khata qaro’a pria mbojo memakai pakian : kale nae yaitu
pakian model timur tengah yang biasa dipakai oleh orang dewasa yang sudah melakukan
ibadah haji. Pakian kale nae terdiri dari Songko kale, baju kuru dan jumba (jubah) putih,
hijau, merah tua dan coklat.
BAHAN
Kerajinan adalah Sebuah karya yang dibuat dari bahan (limbah). Untuk
membuat kerajinan ini yaitu mendesain dan merancang produk tersebut.
Bahan : diklasisifikasikan menjadi dua bagian yaitu bahan utama dan bahan pelengkap.
Secara umum bahan utama yang dapat dipergunakan dalam pembuatan produk
kerajinan tekstil adalah bahan tekstil yang tebuat dari serat alam atau serat polyester
baik itu berupa kain tenun, rajut, kempa, ataupun berupa benang/tali, contoh bahan-
bahan tekstil yang dapat dipergunakan dalam pembuatan produk kriya tekstil adalah
kain katun, kain satin, benang katun, benang nylon, tali koor, kain flanel, dan pita.
Pada pembuatan produk kerajinan tekstil bahan pelengkap memiliki fungsi memperindah
atau menyempurnakan tampilan benda yang dibuat. Penggunaan bahanpelengkap pun
sama dengan bahan utama yaitu harus disesuaikan dengan jenis bendayang dibuat,fungsi
benda, serta teknik pembuatan yang digunakan.
Bahan pelengkap adalah bahan sebagai pelengkap dari bahan utama di dalam
pembuatan kerjainan tekstil seperti kain pelapis/pengeras, busa pelapis, dakron, kain
furing, renda, pita dan retsluiting.
Alat :
Alat tenun bukan mesin yaitu alat ini masih tradisional terbuat dari kayu dan bambu, Alat
utamanya
1. Tandi, alat ini sebuah konstruksi kayu berukuran 2x15 meter tempat merentangkan
benang yang akan ditenun
2. Tampe : dari kayu jati memiliki ukuran panjang 1,2, meter dan lebar 20 cm Fungsi untuk
menggulung benang yang sudah di tentangkan dan diatur posisi.
3. Pusu dan saraja pusu fungsi sebagai tempat benang yang akan dipalet. Saraja pusu :
merupakan tempat benang yang siap hani (merentangkan dan mengatur posisi benang)
4. Ngane : kegiatan menghani benang
5. Sadike : Mengencangkan kain agar jarak kain dan posisi sama
6. Cau dan sisi : untuk memasukkan benang , sisi : memasang benang pada cau (sisi)> cau
panjang 2,6 cm dan lebar 9 cm
7. Dapo : alat untuk menggulung kain sarung atau kain yang sudah ditenun
8. Lira : nama tera mange untuk merapatkan benang panjangnya sekitar 1,41 cm
9. Sadanta lira : merupakan sandaran lira dr kayu papan P 55 cm T 22 cm
10. Janta : memalet benang (pusu kain kafa)
11. Taropo wila : memasukan benang pakan ke tenunan
12. Taliri : menempatkan pusu agar sama panjang dengan teropo
FC
BEP unit=
P−VC
Berdasarkan penjualan dalam Rupiah:
FC
BEP rupia h=
VC
1−
P
Keterangan:
FC : Biaya tetap (fixed cost)
VC : Biaya variabel per unit (variable cost)
P : Harga jual per unit
Contoh:
Dalam usaha aneka jus buah, biaya tetap yang harus dikeluarkan adalah Rp. 250.000,- dan biaya
variabelnya sebesar Rp. 3.000,- per unit. Direncanakan produk dijual dengan harga Rp. 5.000,- per
gelas. Maka titik-impas atau BEP usaha tersebut adalah:
FC 250.000 250.000
BEP unit= = = =125unit
P−VC 5.000−3.000 2.000
Atau:
RENCANA PEMASARAN
Secara garis besar ada 9 komponen rencana pemasaran:
1. Ringkasan eksekutif (executive summary) isinya meliputi: memperkenalkan perusahaan,
produk, pernyataan visi misi dan tujuan perusahaan, ringkasan dari tujuan dan strategi
pemasaran.
2. Gambaran situasi saat ini (curret situation) menyajikan informasi tentang situasi pasar,
situasi produk, situasi pesaing, situasi distribusi, situasi lingkungan makro dan lainnya.
3. Analisis pesaing dan isu-isu (competitor an isues analysis) analisis persaingan
menginformasikan mengenai perusahaan lain. yang menawarkan produk sama.
4. Tujuan pemasaran disajikan untuk meningkatkan kesadaran akan keberadaan produk
barang/jasa yang ditawarkan perusahaan pada pasar.
5. Strategi pemasaran (marketing strategy) secara populer dikenal sebagai 4P . product,
price, place, promotion.
6. Program
7. Anggaran
8. Pengukuran/ evaluasi
9. Dokumen pendukung (supporting documents)
MEDIA PEMASARAN
Berbagai media bisa kita gunakan untuk mengenalkan merek kita, diantaranya
1. Media cetak,
2. Audio visual, dan
3. Yang sedang trend saat ini adalah media sosial semacam facebook, twitter, dan linkedin.
Media-Media Promosi
Promosi adalah salah satu cara untuk memperkenalkan produk usaha kita. Dengan promosi
maka produk akan lebih mudah dikenal masyarakat dan mudah mencapai ke target
konsumen. Oleh karena itu promosi sangatlah penting bagi perkembangan sebuah usaha.
Tidak ada bisnis yang sukses tanpa melakukan promosi.
1. Promosi Media Cetak
Promosi melalui media cetak adalah cara promosi yang paling banyak digunakan.
Promosi ini biasanya dilakukan dengan membuat spanduk, banner, iklan di koran,
majalah, buku, sticker, pamflet, flyer, dan lain sebagai. Promosi jenis ini sangat mudah
dijangkau oleh masyarakat kalangan atas hingga bawah. Biaya untuk promosi
menggunakan media cetak ini cukup terjangkau dan dapat menghemat biaya.
2. Promosi Media Elektronik
Media elektronik juga menjadi salah cara ampuh untuk melancar pemasaran produk.
Dengan menggunakan televisi misalnya, atau melalui radio. Promosi menggunakan
media elektronik ini membutuhkan budget yang tidak sedikit.
3. Promosi Media Internet
Ini adalah kemajuan dari promosi melalui media elektronik. Promosi menggunakan
media internet ini dilatarbelakangi oleh meningkatnya pengguna internet di jaman
sekarang ini. Perkembangan teknologi telah merubah segalanya termasuk dalam bidang
bisnis. Namun ini sangat menjadi kemudahan untuk melancarkan proses jual beli.
Beriklan melalui media internet ini biasanya melalui media banner website dan juga
program iklan berbayar lainnya seperti Google AdWordsd dan facebook ads.
4. Promosi Media Produk
Maksud adalah promosi yang dilakukan melalui sebuah produk seperti tas, kaos, topi,
dll. Nah, biasanya ketika Anda mengikuti seminar, Anda akan mendapatkan sebuah tas
dengan logo sebuah perusahaan. Itu selain sebagai souvenir juga dapat dimanfaatkan
sebagai media promosi. Biasanya tas-tas semacam ini bisa dipesan di pabrik tas,
sehingga dapat memesan sesuai selera.