2 kebudayaan tersebut sebenarnya bermuasal dari 3 hal yaitu : Ide, Aksi, dan Hasil karya.
Sebelum kita bahas tentang Kerajinan Non Benda, maka ada baiknya kita perlu tahu terlebih
dahulu tentang definisi dan perbedaan dari 2 Kebudayaan diatas :
Budaya non benda adalah budaya yang mengacu pada hasil karya yang tak berwujud atau abstrak.
Contohnya, music, seni tari, tulisan, dll. Sedangkan objek budaya atau artefak adalah hasil kebudayaan
yang sifatnya konkret atau nyata. Contohnya adalah pakaian daerah rumah adat dll.
(musik angklung sebagai budaya non benda dari Indonesia yang mendunia, konser angklung
dengan recor piluhan ribu peserta beberapa kali diadakan di negara lain, seperti Amerika dan
Australia)
b. Kebudayaan Non Benda / Tak Benda
adalah kebudayaan yang mengacu pada hasil hasil karya bersifat abstract, bukan berupa benda,
diantaranya banyak yang di turunkan antar generasi.
Misalnya :
- Tari tarian tradisional, seni pertunjukan dan panggung, ondel ondel, wayang
- lagu daerah, musik angklung
- puisi, pantun, bahasa, isyarat kentongan tanda bahaya
- cerita rakyat, dongeng, mitos, simbol / lambang tertentu
- upacara adat, ritual, festival daerah, tradisi
- Teknik / kecakapan / keahlian khusus,
seperti teknik melukis, batik tulis, keahlian menempa keris
(Seni pertunjukan wayang sebagai budaya non benda yang unik, dengan waktu yang unik pula
yaitu semalam suntuk)
2. Lalu Apakah yang dimaksud Kerajinan tangan dengan Budaya lokal Non Benda ?
Yaitu … Usaha Kerajinan (benda) yang inspirasinya / ide pembuatannya berasal atau berkaitan
dengan kebudayaan lokal / tradisional dalam negeri yang bukan benda.
- Kerajinan seperti ini juga membantu masyarakat untuk lebih mencintai dan mengenal kembali
lebih dalam akan seni budaya tradisional, dan tidak hanya hobi menyukai seni moderen saja yang
belum tentu positif pengaruhnya.
Fashion modern dengan nuansa etnis
- Kerajinan Tangan budaya lokal non benda dewasa ini cukup nge-trend dan sangat digemari
masyarakat, mengingat tampilannya yang terkesan lebih unik dan memikat, meski pembuatannya
dibuat dengan cara cara modern namun setelah dikombinasikan dengan sentuhan sentuhan
kuno/lawas akhirnya dapat memberikan rasa interest tersendiri.
Proses perancangan kerajinan diawali dengan pemilihan sumber inspirasi dan pencarian ide produk
kerajinan, pembuatan sketsa ide, pembuatan studi model kerajinan, dilanjutkan dengan pembuatan
petunjuk produksi. Ide kerajinan dengan inspirasi budaya lokal akan dikembangkan menjadi produk
kerajinan yang akan diproduksi dan siap dijual. Dengan demikian produk yang dihasilkan harus memiliki
nilai estetik dan inovasi agar diminati pasar. Perancangan kerajinan dengan inspirasi budaya nonbenda
akan menerjemahkan sesuatu yang abstrak (tak berbenda) menjadi benda (berwujud). Misalnya,
inspirasi diambil dari sebuah cerita rakyat (tak berbenda) menjadi sebuah diorama mini yang
menggambarkan salah satu adegan dalam cerita rakyat tersebut. Contoh lain adalah mengambil inspirasi
dari kepercayaan simbolis (tak berbenda), burung enggang untuk dibuat menjadi ide untuk tekstil atau
busana (benda). Tahapan penerjemahan meliputi: pemahaman terhadap makna simbol; mencari kata
kunci yang dapat menjadi dasar dari pengembangan ide produk; mencari ide-ide fungsi dan bentuk
kerajinan.
Proses perancangan kerajinan diawali dengan pemilihan sumber inspirasi dan pencarian ide
produk kerajinan, pembuatan sketsa ide, pembuatan studi model kerajinan, dilanjutkan dengan
pembuatan petunjuk produksi. Ide kerajinan dengan inspirasi budaya lokal akan dikembangkan
menjadi produk kerajinan yang akan diproduksi dan siap dijual. Dengan demikian produk yang
dihasilkan harus memiliki nilai estetik dan inovasi agar diminati pasar.
Proses produksi kerajinan dengan inspirasi budaya lokal nonbenda berdasarkan daya dukung
yang dimiliki oleh daerah setempat. Kegiatan produksi diawali dengan persiapan produksi.
Persiapan produksi dapat berupa pembuatan gambar teknik (gambar kerja) atau gambar pola.
Gambar kerja atau pola akan menjadi patokan untuk kebutuhan pembelian dan persiapan bahan.
Tahap selanjutnya adalah pengerjaan. Kerjakan setiap tahap sesuai dengan perencanaan produksi
yang sudah dibuat sebelumnya. Tahapan produksi secara upromum terbagi atas pembahanan,
pembentukan, perakitan, dan finishing.
Pengemasan dapat dilengkapi dengan label yang memberikan informasi teknis maupun
memperkuat identitas atau brand. Kemasan dapat dibagi menjadi 3 (tiga), yaitu kemasan primer,
kemasan sekunder dan kemasan tersier. Kemasan yang melekat pada produk disebut sebagai
kemasan primer.