Anda di halaman 1dari 19

Kewirausahaan Pengolahan

Makanan Awetan dari Bahan Nabati

Oleh :
Destri Amelia Akbarri
DEFINISI
Pengolahan artinya Proses Pengawetan Pangan
Membuat atau menciptakan bahan adalah
dasar menjadi benda produk jadi Suatu cara untuk menjadikan hasil
agar dimanfaatkan secara luas. peternakan dan pertanian yang awalnya
Pada Prinsipnya, kerja pengolahan bersifat mudak rusak menjadi produk
adalah mengubah benda mentah makanan atau minuman (pangan) yang
menjadi produk matang dengan lebih awet dan sebisa mungkin tetap
mencampur, memodifikasi bahan mempertahankan sifat, fisik (tekstur dan
tersebut. warna) dan zat gizinya.

Tujuan utama pengawetan pangan adalah
untuk memperpanjang masa simpan

Dengan kemajuan ilmu dan teknologi pangan, berbagai


jenis makanan dapat dibuat lebih awet, lebih menarik
penampilannya, lebih enak serta lebih praktis bagi
konsumen, dan lebih aman untuk dimakan
Pertumbuhan dan aktivitas mikroba
(bakteri, khamir dan kapang)

Aktivitas enzim-enzim didalam


bahan pangan

Faktor
Kerusakan
Serangga, parasit dan tikus
Bahan
Pangan
Suhu, termasuk suhu panas dan
dingin

Kadar air dan udara, termasuk


oksigen, sinar dan jangka waktu
penyimpanan
Bahan Nabati adalah
Bahan yang diperoleh dari tumbuhan seperti sayuran, buah-
buahan, rempah-rempah, umbi-umbian, rumput laut dan
serelia (padi, jagung, dan kacang-kacangan)
6
Perencanaan Usaha Pengolahan Makanan
Awetan dari Bahan Nabati
Pilihan wirausaha pada produk makanan awetan
Kewirausahaan bidang makanan awetan dari dari bahan nabati adalah pilihan yang tepat,
bahan nabati bisa menjadi ide alternatif yang karena banyak faktor kemudahan dan peluang
sangat menjanjikan. Makanan awetan dari bahan yang bisa didapat dari wirausaha bidang ini.
nabati adalah makanan yang dibuat dari SDA Dengan melakukan diversifikasi produk atau
nabati mempunyai umur simpan yang lebih pengembangan produk maka percobaan pada
panjang. bahan nabati bisa berjalan dengan baik.
01 02
MENCARI IDE PERCOBAAN

PEMBUATAN PRODUK
PERENCANAAN PRODUKSI 03 04 PENGAWETAN DARI BAHAN NABATI
Hampir di setiap daerah di Indonesia mempunyai
makanan khas, misalnya Medan dengan Bika Dengan berbagai langkah yang telah dilakukan
Ambon dan Sirup Markisa; Padang dengan dadih saatnya melakukan pembuatan produk
dan rendang; Sukabumi terkenal dengan Mochi; pengawetan dari bahan nabati
Yogyakarta dengan bakpia; dan lainnya. Hal ini
bisa menjadi contoh perencanaan produksi.
Sistem Pengolahan Makanan Awetan
dari Bahan Nabati
“Cara pengolahan makanan awetan dari bahan
nabati pada umumnya cukup sederhana dengan
menggunakan metode dan alat yang sederhana pula.
Bahan baku yang digunakan diharapkan juga adalah
bahan baku lokal yang mudah didapatkan di
lingkungan sekitarnya. Sebagai contoh makanan
awetan dari bahan nabati yang akan dipaparkan
disini adalah minuman lidah buaya, untuk menjadi
gambaran dan acuan dalam pembelajaran wirausaha
makanan awetan dari bahan nabati”
1. 3. 5.
Lidah buaya yang akan Potongan lidah buaya dan
digunakan, diseset sirupnya dimasukkan ke 4. Setelah itu, dilakukan
kulitnya, kemudian dalam kemasan dengan pasteurisasi pada suhu 65oC
dipotong dan dicuci perbandingan tertentu Kemasan yang telah selama 55 menit. Untuk
2. (Proses pengisian ini harus menghindari over cooking dan
(Lakukan pencucian memperhatikan
terisi harus segera
menggunakan air hangat memberikan shock thermal
Potongan lidah keseragamannya, jumlah ditutup untuk pada bakteri termofilik, produk
untuk menghilangkan padatan (lidah buaya) dan
buaya dimasukkan menghindari yang telah dipasteurisasi
lendir. Jika masih tersisa cairan (sirup). Pada proses
lendir, bisa dilakukan ke dalam kemasan pengisian, sirup harus dalam kontaminasi. didinginkan dengan air
perendaman dalam air keadaan panas untuk mengalir sampai mencapai
menciptakan kondisi hot suhu 40oC.
kapur)
filling).
8.
6.
7. Pada karton, ditulis saran
Setelah dilakukan cara penanganan produk

proses pendinginan,
Kemudian, sebelum tersebut, yaitu harus
disimpan di suhu sejuk,
dan diangin-anginkan dipasarkan, dilakukan
tidak boleh terkena sinar
(agar airnya kering), inkubasi 2-3 hari, matahari langsung, tidak
dilakukan pemberian untuk melihat boleh langsung
label, setelah itu kestabilan mutu
berhubungan dengan
lantai/dinding, dan batas
dikemas ke dalam
produk tersebut maksimum penumpukan
karton karton adalah 10 karton.

Proses Pengolahan Makanan Awetan dari Bahan Nabati


PERHITUNGAN
Biaya Makanan Awetan dari Bahan Nabati
INVESTASI ALAT DAN MESIN
Investasi alat dan mesin, yaitu
pembelian perlengkapan alat
dan mesin produksi yang
dibutuhkan untuk proses
produksi. Alat dan mesin
produksi yang dibeli harus
sesuai dengan kapasitas
produksi, dan hal teknis
lainnya, seperti ketersediaan
daya listrik, dan lainnya.
Contoh investasi alat dan
mesin pada lidah buaya :
BIAYA TIDAK TETAP (VARIABEL)
Biaya tidak tetap adalah biaya yang dikeluarkan sesuai dengan jumlah produksi. Jadi,
sifatnya tidak tetap, bisa berubah sesuai jumlah produksinya. Biaya tidak tetap ini, biasanya
meliputi biaya bahan baku, bahan pembantu dan bahan kemasan.
Contoh perhitungan biaya tidak tetap
Pada lidah buaya:
Biaya tetap adalah biaya yang dikeluarkan yang jumlahnya tetap
setiap bulannya, berapa pun jumlah produksinya. Biaya tetap
BIAYA TETAP meliputi biaya tenaga kerja, listrik/air, gas, penyusutan alat, dan
lainnya. Contoh perhitungan biaya tetap pada lidah buaya:
TOTAL BIAYA HARGA POKOK PRODUKSI (HPP)

Total biaya adalah jumlah Harga Pokok Produksi (HPP) adalah harga
keseluruhan biaya tidak tetap pokok dari suatu produk. Jika dijual dengan
dan biaya tetap. Pada proses harga tersebut, produsen tidak untung dan
produksi lidah buaya, total juga tidak rugi. HPP ditentukan untuk bisa
biaya yang dibutuhkan adalah: menentukan harga jual. Harga jual adalah
= Biaya variabel + Biaya tetap HPP ditambah margin keuntungan yang
= Rp 1.039.750 + Rp 369.200 akan diambil. Untuk produk lidah buaya ini,
= Rp 1.408.950 HPP-nya adalah Total Biaya / Jumlah
produksi
Rp 1. 408.950,- / 500 = Rp. 2.818,-
HARGA JUAL
Harga jual adalah harga yang harus dibayarkan pembeli untuk mendapatkan produk
tersebut. Harga jual bisa ditentukan dengan mempertimbangkan HPP dan juga produk
pesaing. Harga jual ini meliputi harga dari pabrik dan harga konsumen. Harga dari pabrik
tentu lebih murah karena saluran distribusi (agen, toko, counter, dll) tentu juga harus
mendapatkan keuntungan. Pada produk lidah buaya dalam kemasan mangkok ini, melihat
HPP-nya yaitu Rp2.818,- dan produk pesaing dengan volume yang relatif sama dijual berkisar
Rp5.000,- sampai Rp7.000,-, ditetapkan harga jual untuk minuman lidah buaya dari pabrik
adalah Rp 4.000,- (pada Tabel), dengan harapan di tingkat konsumen, harganya adalah Rp
4.500,- sampai Rp 6.000. Contoh perhitungan harga jual pada lidah buaya:
PENERIMAAN KOTOR
Penerimaan kotor adalah jumlah penerimaan uang yang didapatkan oleh
perusahaan, sebelum dipotong total biaya. Contoh perhitungan penerimaan
kotor pada lidah buaya:
PENDAPATAN BERSIH
Pendapatan bersih adalah jumlah penerimaan uang yang didapatkan oleh
perusahaan, setelah dipotong total biaya. Pada produksi lidah buaya ini,
jumlah penerimaan bersih adalah:
Pendapatan Bersih = Penerimaan kotor – Total biaya
= Rp2.000.000 – Rp1.408.950
= Rp591.050
Jadi perkiraan pendapatan untuk satu kali produksi, yaitu sebanyak 500
mangkok lidah buaya, akan mendapatkan laba/keuntungan sebesar Rp
591.050,- (lima ratus Sembilan puluh satu ribu lima puluh rupiah).
PEMASARAN LANGSUNG MAKANAN AWETAN DARI BAHAN NABATI

Tahap 1
Tahap 4 Kenalkan lidah buaya kepada
Gunakan penjualan yang kreatif yang teman teman dekat, teman
hanya sedikit orang menjalaninya. sekolah, tetangga di sekitar
Sebagai contoh bisa memanfaatkan komplek, atau teman bermain.
munculnya fenomena “pasar kaget” di Berilah sedikit tes produk agar
hampir setiap kota di Indonesia, juga mereka bisa mencicipi lidah buaya
saat ada momen “Car free day”, atau buah buatan anda supaya mereka
pada kesempatan lainnya tertarik membeli.

Manfaatkanlah teknologi internet dan


social network seperti facebook dan
twitter sebagai sarana penjualan yang
lain, perbanyaklah teman dan follower, Bila lidah buaya mulai bisa diterima
untuk memperluas pemasaran. Bisa juga dan banyak penggemar, mulailah
dengan membuat blog gratis atau merambah pasar baru dengan
website yang berbayar dengan relatif
menitipkannya di warung, di toko,
terjangkau harganya.
atau di kantin sekolah.
Tahap 3 Tahap 2
KESIMPULAN
Pangan secara umum bersifat mudah rusak
(perishable), karena kadar air yang terkandung di
dalamnya sebagai faktor utama penyebab kerusakan
pangan itu sendiri. Semakin tinggi kadar air suatu
pangan, akan semakin besar kemungkinan
kerusakannya baik sebagai akibat aktivitas biologis
internal (metabolisme) maupun masuknya mikroba
perusak.
Untuk mengawetkan makanan dapat dilakukan
dengan beberapa teknik baik yang menggunakan
teknologi tingi maupun teknologi sederhana.
Caranya pun beragam dengan berbagai tingkat
kesulitan. Namun inti dari pengawetan makanan
adalah suatu upaya untuk menahan laju
pertumbuhan mikroorganisme pada makanan.
THANKS!
Any questions?

Anda mungkin juga menyukai