Oleh :
Destri Amelia Akbarri
DEFINISI
Pengolahan artinya Proses Pengawetan Pangan
Membuat atau menciptakan bahan adalah
dasar menjadi benda produk jadi Suatu cara untuk menjadikan hasil
agar dimanfaatkan secara luas. peternakan dan pertanian yang awalnya
Pada Prinsipnya, kerja pengolahan bersifat mudak rusak menjadi produk
adalah mengubah benda mentah makanan atau minuman (pangan) yang
menjadi produk matang dengan lebih awet dan sebisa mungkin tetap
mencampur, memodifikasi bahan mempertahankan sifat, fisik (tekstur dan
tersebut. warna) dan zat gizinya.
“
Tujuan utama pengawetan pangan adalah
untuk memperpanjang masa simpan
Faktor
Kerusakan
Serangga, parasit dan tikus
Bahan
Pangan
Suhu, termasuk suhu panas dan
dingin
PEMBUATAN PRODUK
PERENCANAAN PRODUKSI 03 04 PENGAWETAN DARI BAHAN NABATI
Hampir di setiap daerah di Indonesia mempunyai
makanan khas, misalnya Medan dengan Bika Dengan berbagai langkah yang telah dilakukan
Ambon dan Sirup Markisa; Padang dengan dadih saatnya melakukan pembuatan produk
dan rendang; Sukabumi terkenal dengan Mochi; pengawetan dari bahan nabati
Yogyakarta dengan bakpia; dan lainnya. Hal ini
bisa menjadi contoh perencanaan produksi.
Sistem Pengolahan Makanan Awetan
dari Bahan Nabati
“Cara pengolahan makanan awetan dari bahan
nabati pada umumnya cukup sederhana dengan
menggunakan metode dan alat yang sederhana pula.
Bahan baku yang digunakan diharapkan juga adalah
bahan baku lokal yang mudah didapatkan di
lingkungan sekitarnya. Sebagai contoh makanan
awetan dari bahan nabati yang akan dipaparkan
disini adalah minuman lidah buaya, untuk menjadi
gambaran dan acuan dalam pembelajaran wirausaha
makanan awetan dari bahan nabati”
1. 3. 5.
Lidah buaya yang akan Potongan lidah buaya dan
digunakan, diseset sirupnya dimasukkan ke 4. Setelah itu, dilakukan
kulitnya, kemudian dalam kemasan dengan pasteurisasi pada suhu 65oC
dipotong dan dicuci perbandingan tertentu Kemasan yang telah selama 55 menit. Untuk
2. (Proses pengisian ini harus menghindari over cooking dan
(Lakukan pencucian memperhatikan
terisi harus segera
menggunakan air hangat memberikan shock thermal
Potongan lidah keseragamannya, jumlah ditutup untuk pada bakteri termofilik, produk
untuk menghilangkan padatan (lidah buaya) dan
buaya dimasukkan menghindari yang telah dipasteurisasi
lendir. Jika masih tersisa cairan (sirup). Pada proses
lendir, bisa dilakukan ke dalam kemasan pengisian, sirup harus dalam kontaminasi. didinginkan dengan air
perendaman dalam air keadaan panas untuk mengalir sampai mencapai
menciptakan kondisi hot suhu 40oC.
kapur)
filling).
8.
6.
7. Pada karton, ditulis saran
Setelah dilakukan cara penanganan produk
proses pendinginan,
Kemudian, sebelum tersebut, yaitu harus
disimpan di suhu sejuk,
dan diangin-anginkan dipasarkan, dilakukan
tidak boleh terkena sinar
(agar airnya kering), inkubasi 2-3 hari, matahari langsung, tidak
dilakukan pemberian untuk melihat boleh langsung
label, setelah itu kestabilan mutu
berhubungan dengan
lantai/dinding, dan batas
dikemas ke dalam
produk tersebut maksimum penumpukan
karton karton adalah 10 karton.
Total biaya adalah jumlah Harga Pokok Produksi (HPP) adalah harga
keseluruhan biaya tidak tetap pokok dari suatu produk. Jika dijual dengan
dan biaya tetap. Pada proses harga tersebut, produsen tidak untung dan
produksi lidah buaya, total juga tidak rugi. HPP ditentukan untuk bisa
biaya yang dibutuhkan adalah: menentukan harga jual. Harga jual adalah
= Biaya variabel + Biaya tetap HPP ditambah margin keuntungan yang
= Rp 1.039.750 + Rp 369.200 akan diambil. Untuk produk lidah buaya ini,
= Rp 1.408.950 HPP-nya adalah Total Biaya / Jumlah
produksi
Rp 1. 408.950,- / 500 = Rp. 2.818,-
HARGA JUAL
Harga jual adalah harga yang harus dibayarkan pembeli untuk mendapatkan produk
tersebut. Harga jual bisa ditentukan dengan mempertimbangkan HPP dan juga produk
pesaing. Harga jual ini meliputi harga dari pabrik dan harga konsumen. Harga dari pabrik
tentu lebih murah karena saluran distribusi (agen, toko, counter, dll) tentu juga harus
mendapatkan keuntungan. Pada produk lidah buaya dalam kemasan mangkok ini, melihat
HPP-nya yaitu Rp2.818,- dan produk pesaing dengan volume yang relatif sama dijual berkisar
Rp5.000,- sampai Rp7.000,-, ditetapkan harga jual untuk minuman lidah buaya dari pabrik
adalah Rp 4.000,- (pada Tabel), dengan harapan di tingkat konsumen, harganya adalah Rp
4.500,- sampai Rp 6.000. Contoh perhitungan harga jual pada lidah buaya:
PENERIMAAN KOTOR
Penerimaan kotor adalah jumlah penerimaan uang yang didapatkan oleh
perusahaan, sebelum dipotong total biaya. Contoh perhitungan penerimaan
kotor pada lidah buaya:
PENDAPATAN BERSIH
Pendapatan bersih adalah jumlah penerimaan uang yang didapatkan oleh
perusahaan, setelah dipotong total biaya. Pada produksi lidah buaya ini,
jumlah penerimaan bersih adalah:
Pendapatan Bersih = Penerimaan kotor – Total biaya
= Rp2.000.000 – Rp1.408.950
= Rp591.050
Jadi perkiraan pendapatan untuk satu kali produksi, yaitu sebanyak 500
mangkok lidah buaya, akan mendapatkan laba/keuntungan sebesar Rp
591.050,- (lima ratus Sembilan puluh satu ribu lima puluh rupiah).
PEMASARAN LANGSUNG MAKANAN AWETAN DARI BAHAN NABATI
Tahap 1
Tahap 4 Kenalkan lidah buaya kepada
Gunakan penjualan yang kreatif yang teman teman dekat, teman
hanya sedikit orang menjalaninya. sekolah, tetangga di sekitar
Sebagai contoh bisa memanfaatkan komplek, atau teman bermain.
munculnya fenomena “pasar kaget” di Berilah sedikit tes produk agar
hampir setiap kota di Indonesia, juga mereka bisa mencicipi lidah buaya
saat ada momen “Car free day”, atau buah buatan anda supaya mereka
pada kesempatan lainnya tertarik membeli.