Anda di halaman 1dari 8

Domestic Case Study 2018

Sekolah Tinggi Pariwasata Ambarrukmo Yogyakarta

MENGENAL KEBUDAYAAN ONDEL-ONDEL BETAWI


DI TAMAN MINI INDONESIA INDAH JAKARTA
Siti Nurul Ashikin Suriyadarma
173280

Sekolah Tinggi Pariwasata Ambarrukmo Yogyakarta

Abstract: Ondel-ondel is a large puppet figure featured in Betawi folk performance of Jakarta, Indonesia.
Ondel-ondel is an icon of Jakarta. ondel-ondel are utilized for livening p festivals or for welcoming guest of
honor, usually in pairs. Ondel-ondel is one of a few Indonesian dolk performance that has survived
modernization and is still being regularly performed. The musical accompaniment for the ondel-ondel
performance varies with regions, occasions and groups of performance.

Keywords: Ondel-ondel; Jakarta; Betawi; Taman mini Indonesia indah

1. Pendahuluan
1.1 Latar Belakang dan Identitas
Jurnal ini merupakan bagian dari program domestic case study yang merupakan salah satu tugas di
semester 3. Domestic case study adalah kegiatan akademik untuk mahasiswa D3 dan S1 yang dikemas
diluar kelas sambil melakukan suatu seminar dan observasi dilapangan untuk wilayah dalam negeri
dengan berorientasi pada 3 pilar pengembangan pariwisata nasional (pemerintah, industry, dan
masyarakat). Pembuatan jurnal ini dilakukan di semester 3 pada prodi S1 Hospitality Sekolah Tinggi
Pariwisata Ambrrukmo Yogyakarta

1.2 Data seminar untukmelengkapi domestic case study


Untuk melengkapi jurnal domestic case study maka saya melampirkan data seminar yang
diadakan di aula amata Sekolah Tinggi Pariwisata Ambarukmo pada tanggal 17 januari 2018 yang
bertema “cinta tanah air untuk membangun pariwisata” dimana juga dilaksanakannya pelantikan
UKM satmabara Sekolah Tinggi Pariwisata Ambarrukmo dan dibawakan oleh bapak kapolda Daerah
Istimewa Yogyakarta yaitu Brigjen.Pol.Drs. Ahmad Dofiri,M.Si. Yang berisikan tentang peran sentral
perguruan tinggi yaitu perguruan tinggi menciptakan sumber daya manusia yang handal dibidang
masing-masing, melahirkan karya riset unggul, dan menjawab tantangan zaman [2].
Pariwisata merupakan salah satu penyumbang devisa negara dan banyak destinasi wisata yang
ada di Indonesia masuk dalam 25 destinasi wisata terbaik dunia tahun 2017. Trend tantangan dan
ancaman dunia diantaranya adalah masaklah pangan, masalah energid an masalah teknologi [3,4,5].
Terdapat juga jenis penyebaran berita negatif via media sosial, diantara nya adalah hoax,fake news
dan hate speech. Selain itu pembicara menyampaikan tentang terorisme yang pernah terjadi Indonesia
yaitu DI/TII, orba/komando jihad, reformasi bom bali dan jw mariot serta ISIS dan mereka melakukan
pergerakan radikalisme atau pergerakan perubahan dengan cepat tetapi tidak benar dan yang menjadi
sasarannya adalah orang barat, mereka melakukan ini semua karena masalah kesenjangan, ekonomi,
dan kemiskinan [6,7,8]. Dan seminar ini diikuti bersama mahasiswa semester 2 baik D3 maupun S1.

1.3 Hasil Observasi Secara Global


Hasil observasi penulis yang dilakukan di Taman Mini Indonesia Indah adalah ondel-ondel
merupakan kesenian khas Jakarta atau kesenian khas masyarakat Betawi dimana ondel ondel adalah
bentuk pertunjukan rakyat Betawi yang sering ditampilkan dalam pesta-pesta rakyat. Ondel-ondel
yang berupa boneka besar itu tingginya mencapai 2,5 meter yang dimainkan oleh 2 orang untuk 2
pasang ondel-ondel perempuan dan laki-laki. Maka dapat disimpulkan bahwa ondel-ondel merupakan
kesenian yang bersifat menghibur dan mempunyai nilai seni yang tinggi [1].

2. Pembahasan
2.1 Hasil Observasi Secara Detail
Etnis Betawi memiliki bermacam-macam kesenian, salah satunya yaitu seni teater.
Teater Betawi tradisional merupakan taeter yang lebih berlandaskan kehidupan agraris dan
bersifat magis-religius. Unsur yang menarik dalam teater Betawi adalah keragaman etnik
penduduknya. Penduduk asli Betawi tentu saja ada, namun datangnya pemukiman-pemukiman
baru dari berbagai suku dan bangsa menjadikan Betawi tempat bercampurnya etnik dan budaya.
Pengaruh terbesar kebudayaan Betawi adalah dari Sunda, karena wilayah ini merupakan
bagian dari kebudayaan Sunda sebelum kini menjadi kota metropolitan. Namun juga terdapat
pengaruh-pengaruh budaya Cina, Bali, Jawa, Portugis, Melayu, dan Belanda sehingga dalam
suatu jenis pertunjukkan akan terdapat campuran pengaruh-pengaruh itu. Seperti garak tari dari
Sunda, busana dari Bali, Cina dan Jawa, iringan musik Sunda, Belanda, dan Cina, sedangkan
ceritanya berasal dari kehidupan sehari-hari, yang mengandung ajaran agama Islam.
Teater Betawi merupakan pertunjukkan yang membawakan lakon atau cerita dan terbagi
menjadi menjadi empat jenis; teater tutur, teater tanpa tutur, wayang, dan teater peran. Teater
tanpa tutur yaitu jenis teater yang dimainkan tanpa berbicara, jadi hanya sebatas memperagakan
gerak tubuh dengan diiringi musik dan lagu. Di Betawi teater tanpa tutur ada dua, yaitu Ondel-
ondel dan gemblokkan. Ondel-ondel, merupakan suatu wadah yang dijadikan personifikasi
leluhur nenek moyang. Dengan demikian dapat dianggap sebagai pembawa lakon atau cerita,
walaupun hanya sebagai alat peraga yang tidak berbicara atau bertutur.
Jenis pertunjukan Ondel-ondel sudah ada sejak sebelum tersebarnya agama islam di
Pulau Jawa. Awal mula masyarakat Betawi menyebutnya barongan yang berasal dari kata
barengan atau bareng-bareng. Sebutan itu datang dari ajakan dalam logat Betawi “nyok kita
nngarak bareng-bareng”.
Namun setelah seniman Betawi Benyamin Sueb (alm) melantunkan tembang ondel-
ondel, Barongan pun lebih sering disebut Ondel-ondel. Bagaiamanapun benyamin tidak
bermaksud untuk mengubah sebutan boneka Betawi tersebut. Namun setelah lagu yang
dilantunkannya laris dipasaran, sejurusan dengan itu, Barongan pun tergeser oleh Ondel-ondel.
Pada era 40-an Ondel-ondel berperan sebagai leluhur atau nenek moyang yang
senantiasa menjaga anak cucunya atau penduduk suatu desa dan personifikasi leluhur sebagai
pelindung. Pola pemikiran masyarakat dulu yang masih percaya terhadap hal-hal yang berbau
mistis membuat boneka Ondel-ondel dijadikan media perantara untuk para roh-roh nenek
moyang.
Hal ini dapat dilihat dari bentuk dan ukuran boneka Ondel-Ondel yang memiliki mimik
wajah seram dan bercaling serta berambut gondrong dan berantakan dengan ukuran boneka yang
lebih besar dari ukuran boneka Ondel-ondel sekarang. Boneka Ondel-ondel lebih terlihat tidak
menakutkan tanpa adanya caling serta penampilannya yang semakin rapih layaknya manusia
pada umumnya.
Boneka Ondel-ondel Betawi terdiri menjadi 2 bagian yaitu bagian kepala dan bagian
badan. Dibagian kepala terdapat mahkota yang berhiaskan lukisan flora dan fauna seperti burung
merak/hong, naga, bunga teratai, bunga delima, dan semanggi.
Selain itu juga terdapat kembang kelapa di kepala boneka Ondel-ondel. Kembang kelapa
yang berbentuk seperti kumpulan daun kelapa diibaratkan dari kota Jakarta yang pada abad ke-15
bernama Sunda Kelapa karena sebagian wilayah Sunda Kelapa merupakan perkebunan kelapa.
Wajah boneka Ondel-ondel rata-rata berwarna merah pada boneka Ondel-ondel laki-laki dan
putih pada boneka Ondel-ondel wanita.
Warna merah pada Ondel-ondel laki-laki melambangkan kekuatan, kekuasaan,
keberanian, dan ego yang keras sedangkan pada ondel-ondel wanita yang berwarna putih
melambangkan kesucian, kelembutan, keramahan dan keangguan.
Pada bagian badan, boneka Ondel-ondel wanita menggunakan pakaian yang disebut
kebaya encim, sedangkan untuk laki-laki, pakaian yang digunakan yaitu sadaria atau ujung
serong. Pada badan bagian bawah boneka Ondel-ondel menggunakan sarung yang disebut sarung
jamblang. Pada acara-acara resmi, biasanya untuk boneka Ondel-ondel laki-laki dibagian
bahunya di selempangkan sarung cukin yang bermotif kotak-kotak, sedangkan pada Ondel-ondel
wanita menggunakan selendang yang bermotif flora atau fauna.

A. Fungsi Kesenian Ondel-ondel


Pada era 40-an Ondel-ondel berfungsi sebagai pengusir setan dan
penolak bala oleh sebagian warga Betawi. Kesenian ondel-ondel juga memerankan leluhur
atau nenek moyang yang senantiasa menjaga anak cucunya atau penduduk suatu desa. Karena
pada awalnya berfungsi sebagai personifikasi leluhur sebagai pelindung. Namun fungsi
tersebut kini telah memudar seiring dengan kemajuan pemikiran masyarakat Betawi. Makna
mistis tersebut bertahan hingga pada dekade era 50-an. Ketika itu Ondel-ondel tampil dengan
rambut gondrong, bercaling dan menakutkan.

B. Fungsi kini
Pada era 40-an Ondel-ondel berfungsi sebagai pengusir setan dan penolak bala oleh
sebagian warga Betawi. Kesenian ondel-ondel juga memerankan leluhur atau nenek moyang
yang senantiasa menjaga anak cucunya atau penduduk suatu desa. Karena pada awalnya
berfungsi sebagai personifikasi leluhur sebagai pelindung. Namun fungsi tersebut kini telah
memudar seiring dengan kemajuan pemikiran masyarakat Betawi. Makna mistis tersebut
bertahan hingga pada dekade era 50-an. Ketika itu Ondel-ondel dengan rambut gondrong,
bercaling dan menakutkan

C. Pembuatan, Bahan, dan Orang-Orang yang Terlibat Dalam Kesenian Ondel-Ondel


Membuat Ondel-ondel besar yang berukuran setinggi 2,5 meter dengan diameter sekitar
80 centimeter membutuhkan waktu tersendiri. Untuk membuatnya menggunakan bahan baku
berupa bambu yang dibentuk sebagai rangka boneka. Secara teknis pembuatan Ondel-ondel
terbagi menjadi dua komponen, yaitu rangka dan topeng.
Untuk membuat rangka bahan yang dibutuhkan hanyalah bambu dan ijuk. Sedangkan
untuk topeng dahulu bahan yang digunakan yaitu kayu yang harus diukir, namun saat ini topeng
Ondel-ondel lebih banyak dibuat dari bahan fiber glass. Selanjutnya si pengrajin melakoni empat
tahap dasar yakni membuat kerangka bulat untuk bagian bawah, pinggang serta leher termasuk
rangka bagian bahu. Kemudian kerangka Ondel-ondel ditegakkan dengan bambu, setelah itu
bagian bahu Ondel-ondel akan dilumuri dengan semen sekaligus ditempeli kertas, tujuannya
untuk mendapatkan kesan bahu yang mirip anatomi manusia.
Awalnya untuk membuat bagian kepala Ondel-ondel harus menggunakan batang pohon
kemuning, hal ini ditujukan agar pemain yang memikul Ondel-ondel tidak merasa pengap dan
bau dikarenakan batang kemuning yang memiliki aroma harum. Sedangkan bagian tubuhnya
digunakan bambu muda karena bambu muda memiliki struktur yang lentur dan mudah dibentuk.
Bagian tersulit dalam pembuatan Ondel-ondel adalah rangka yang bentuknya bulat. Pasalnya
rangka tersebut dibuat dari tangkai bambu sehingga sulit mendapatkan bentuk bulat yang
sempurna. Setelah Ondel-ondel selesai dibuat, pengrajin akan membuat bajunya, biasanya
menggunakan kain satin. Satu Ondel-ondel memerlukan bahan baju 6 meter dan sarung
berukuran 5 meter.

D. Orang-orang yang terlibat didalam kesenian Ondel-ondel


1.Pengrajin
Dalam pembuatan Ondel-ondel pengrajin membutuhkan waktu yang berbeda-beda
tergantung dari seberapa besar boneka Ondel-ondel yang akan dibuat. Para pengrajin
mengungkapkan mereka membuat kerajinan Ondel-ondel ini tergantung pesanan yang datang
dan bukan merupakan pekerjaan utama karena penghasilannya yang tidak besar. Harga untuk 1
buah Ondel-ondel berkisar dari 1,5 juta sampai 2 juta rupiah. Ada juga beberapa pengrajin yang
membuat kerajinan Ondel-ondel karena merupakan penerus dari pengrajin Ondel-ondel
sebelumnya. Mereka tetap membuat kerajinan ini dengan alasan agar kesenian Ondel-ondel tetap
ada di Ibu Kota Jakarta.
2.Pengiring
Setiap arak-arakan Ondel-ondel dilengkapi dengan musik sebagai iringan yang dimainkan
oleh para pengiring Ondel-ondel. Dalam konteks ini, alat musik tiup sangat dominan, selain
ditingkahi tabuhan kenong, kemong, dan gendang sebagai ritme. Biasanya para pengiring
memainkan lagu-lagu riang misalnya, Lenggang Kakung, Kicir-Kicir, atau Sirih Kuning.
Sebenarnya aslinya memainkan Ondel-ondel tidak menggunakan iringan lagu, melainkan hanya
diiringi gendang Pencak Silat saja. Tapi dalam perkembangannya, mengarak Ondel-ondel kini
dibarengi musik Gambang Kromong dan musik Tanjidor .Tanjidor adalah kesenian Betawi yang
berbentuk orkes, tanjidor terdiri dari:
 Cabasa
 Simbal
 Maracas
 Quarto
 Drum bass
 Snare drum
 Xylophone
 Marimba
 Vibraphone
 Sousaphone
 Mellophone
 Baritone
 Tuba
 Trompet
 Eufonium
Sedangkan gambang kromong adalahsejenis orkes yang memadukan gamelan dengan alat-
alat musikTionghoa, seperti sukong, tehyan, dan kongahyan . Sebutan gambang kromong diambil
dari nama dua buah alat perkusi, yaitu gambang dan kromong. Awal mula terbentuknya orkes
gambang kromong tidak lepas dari seorang pemimpin komunitas Tionghoa yang diangkat
Belanda (kapitan Cina) bernama Nie Hoe Kong (masa jabatan 1736-1740).
Bilahan gambang yang berjumlah 18 buah, biasa terbuat dari kayu suangking, huru
batu, manggarawan atau kayu jenis lain yang empuk bunyinya bila dipukul. Kromong biasanya
dibuat dari perunggu atau besi, berjumlah 10 buah (sepuluh pencon). Tangga nadayang
digunakan dalam gambang kromong adalah tangga nada pentatonik Cina, yang sering
disebut salendro Cina atau salendro mandalungan. Instrumen pada gambang kromong terdiri
atas gambang, kromong, gong, gendang, suling, kecrek,dan sukong, tehyan,atau kongahyan seba
gai pembawa melodi.
Orkes gambang kromong merupakan perpaduan yang serasi antara unsur-unsur pribumi
dengan unsur Tionghoa. Secara fisik unsur Tionghoa tampak pada alat-alat musik
gesek yaitu sukong, tehyan, dan kongahyan. Perpaduan kedua unsur kebudayaan tersebut tampak
pula pada perbendaharaan lagu-lagunya

E. Perkembangan Kesenian Ondel-Ondel


Semakin bertambahnya fungsi dari kesenian Ondel-ondel merupakan dampak dari
perkembangan zaman saat ini. Namun Ondel-ondel yang merupakan kesenian asli Betawi hanya
dikenal masyarakat luas sebagai boneka besar yang diarak saat sunatan dan berfungsi sebagai
penghibur. Di jalan-jalan kota Jakarta pun sudah jarang ditemui pertunjukan kesenian Ondel-
ondel, salah satu faktor penyebabnya yaitu dikarenakan semakin sempitnya jalan-jalan di Ibu
Kota. Masyarakat Betawi nyatanya sedikit yang mengetahui tentang sejarah, pembuatan serta
fungsi dari kesenian Ondel-ondel. Hanya orang-orang tetua yang merupakan masyarakat asli
Betawi yang memang mengetahui seluk beluk sejarah Ibu Kota yang mengetahui sejarah,
pembuatan dan fungsi kesenian Ondel-ondel.
Selain itu, ondel-ondel juga mempunyai tarian yaitu tari Ondel-ondel.Tari Ondel-ondel
Betawi merupakan tarian yang berasal dari provinsi DKI Jakarta. Dimana dalam tarian ini sendiri
tentu saja memiliki makna dan juga arti pada tarian ini sendiri, sehingga pada dasarnya kita dapat
mengerti mengapa nama dari tarian tersebut bisa begitu.
Tarian ini pun biasanya merupakan warisan budaya dari nenek moyang kita pada zaman
yang dahulu, dikarenakan pada zaman dahulu tidak ada iringan musik yang seperti sekarang
membuat tarian pada zaman dahulu tidak terlihat menarik dan terkesan kuno. Gerakan-gerakan
dari tarian yang ada sekarang pun tidak lebih pastilah mengikuti perkembangan zaman yang
dahulu, dimana seperti yang kita tahu gerakan-gerakan yang ada sekarang adalah merupakan
pembaharuan dari gerakan-gerakan yang sudah ada terlebih dahulu pada masa nenek moyang
kita.
Tarian yang ada di provinsi DKI Jakarta ini sendiri tentu saja memiliki keanekaragaman
gerakan yang berbeda dan juga nama yang berbeda pastinya. Di daerah ini sendiri tarian yang
biasa dikenal oleh kalangan masyarakat dan sering dilakukan ada event-event tertentu seperti
penyambutan tamu agung, upacara perkawinan, upacara keagamaan ataupun yang lainnya.
Tarian tersebut antara lain adalah Tari Topeng, Tari Yapong, Tari Betawi, Tari Ondel-ondel
Betawi, Tari Cokek, dll. Dari beberapa tarian yang telah disebutkan tersebut tentu saja banyak
sekali hal yang berbeda pada tarian tersebut, dari gerakannya sendiri maupun dari makna yang
ada pada tarian itu sendiri.
Tarian-tarian yang seperti di atas sendiri sampai sekarang masih sangat eksis di dunianya
sendiri, dan tidak jarang banyak sekali penari yang telah menguasai tarian tersebut
mengajarkannya pada anak-anak didik mereka yang biasa mereka buka pada sebuah sanggar tari
yang ada. Hal ini sendiri merupakan suatu ide yang sangat bagus, dikarenakan selain dapat
menyebarkan hal yang positif kepada generasi yang muda selain daripada itu juga dapat terus
menjaga dan melestarikan warisan budaya dari daerah kita masing-masing, karena seperti yang
kita tahu banyak sekali Negara yang ingin mencuri warisan dan menklaimnya sebagai pemilik
dari warisan budaya tersebut.
Tarian Ondel-ondel Betawi ini merupakan salah satu tarian yang berasal dari DKI Jakarta
sendiri, Dimana seperti yang kita tahu dalam halnya tarian pastilah memiliki beberapa makna
yang tidak jauh berbeda dari provinsinya masing-masing, begitu juga dengan halnya tarian yang
berasal dari provinsi ini sendiri, pasti tidak ada perbedaan menjauh dari beberapa falsafat yang
ada pada provinsi ini sendiri sehingga kita tahu sendiri terciptalah sebuah tarian yang ada pada
zaman sekarang ini dan sangat erat hubungannya dengan masa pada zaman yang dahulu kala
mengenai tarian-tarian ini sendiri dengan asal dari daerahnya.
Tarian Ondel-ondel Betawi merupakan bentuk pertunjukan dari rakyat betawi sendiri yang
sering kita lihat pada pesta-pesta rakyat yang diadakan di DKI Jakarta sendiri. nampaknya tarian
ini sendiri merupakan tarian yang memerankan leluhur ataupun nenek moyang mereka yang
senantiasa menjaga anak cucunya ataupun penduduk suatu desa sendiri. Ondel-ondel ini sendiri
merupakan kesenian yang berupa boneka besar dengan tinggi sekitar 2,5 meter dengan garis
tengah lebih kurang adalah 80 cm, dibuat dari anyaman bamboo yang telah disiapkan dengan
sedemikian rupa sehingga mudah dipikul dari dalam boneka itu sendiri. bagian wajah sendiri
adalah berupa topeng ataupun kedok dengan rambut kepala yang dibuat dari ijuk.
Tarian tradisional ini juga merupakan tari tradisional yang harus kita lestarikan, dimana
seperti yang kita tahu bahwa tarian-tarian yang ada. Kebudayaan Negara Indonesia pada zaman
sekarang pun sudah mulai memudar dan kurang adanya penampilan dari beberapa daerah
tersebut karena banyaknya pemuda-pemudi yang sudah tidak bisa lagi melakukan budaya atau
tarian dari daerah mereka masing-masing sendiri, bukankah hal tersebut sendiri merupakan hal
yang memalukan khususnya bagi Negara kita sendiri yang merupakan Negara yang mempunyai
banyak sekali budaya yang ada dan juga warisan yang tidak ada habis-habisnya. Jadi sebagai
generasi muda kita harus senantiasa menjaga semua tari yang ada pada daerah mereka masing-
masing [9,10]
.
2.2 Peran pemerintah
1. Ide Meng-upgrade Wajah Ondel-Ondel
Ondel-ondel yang identik dengan wajah seram, bisa diubah dengan cara memesan bentuk wajah
yang lain.
2.Program One Kecamatan Ondel-Ondel Betawi (OK OB)
Salah satu bentuk kesenian Betawi yaitu dengan membuat program One Kecamatan Ondel-Ondel
Betawi (OK OB). Program itu udah mulai diluncurkan oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta
pada 3 Februari lalu saat acara Festival Budaya Betawi di Cempaka Putih.
OK OB ini diharapkan bisa jadi peluang usaha dan menumbuhkan lapangan pekerjaan, dan
tentunya mampu menggerakkan ekonomi berbasis Budaya Betawi.
3. Demi Asian Games
Pemerintah Provinsi DKI akan menggalakkan sosialisasi Asian Games dengan menggunakan
ikon Ondel-Ondel Betawi. Rencananya, ondel-ondel Betawi akan dipasangkan dengan tiga
maskot Asian Games 2018; yaitu Kaka, Bhin Bhin, dan Atung.
4. pemerintah menetapkan pertunjukan kesenian asli Betawi yaitu ondel-ondel sebagai
pertunjukan wajib saat HUT DKI Jakarta di Pekan Raya Jakarta.
5. menempatkan atau meletakan boneka ondel-ondel didepan pintu masuk Gedung-gedung
pemerintahan dan kebudayaan di DKI Jakarta.
6.memasukan materi pengenalan kesenian asli Betawi yaitu Ondel-ondel kedalam kurikulum
Sekolah Dasar mata pelajaran Pendidikan Lingkungan Budaya Jakarta
7. mengadakan berbagai festival budaya Betawi dimana salah satunya dimasukan onde-ondel
sebagai atraksi.

2.3 Peran masyarakat


1. masyarakat ikut mempromosikan Ondel-ondel sebagai salah satu bagian dari budaya Betawi
dengan mempromosikan lewat media sosial, atau mulut ke mulut.
2. masyarakat ikut andil dalam melestarikan ondel-ondel yaitu dengan cara mempelajari asal-usul
dan sejarah kapan ondel-ondel muncul di Jakarta.
3. masyarakat memperkenalkan ondel-odel kepada generasi muda untuk melestarikan ondel-
ondel dimasa yang akan datang agar generasi bangsa tidak mlupakan kesenian khhas Jakarta
tersebut.
4. melalui pelaku seni, ondel-ondel bisa lebih diperhatikan dan dilestarikan melalui pertunjukan
yang mereka bawakan.
5. masyarakat ikut berpartisipasi dalam menyemarakan pertunjukan ondel-ondel

2.4 Peran industri


1. Peran industri di dalam Taman Mini Indonesia Indah ini sangatlah banyak yaitu terdapat nya
tempat makan di dalam area Taman Mini Indonesia Indah ini apabila pengunjung tidak
membawa makan atau bekal dari rumah
2. Di Taman Mini Indonesia Indah ini terdapat penginapan baik diluar atau pun didalam area
Taman Mini Indonesia Indah.
3. Dan yang terakhir adalah di Taman Mini menjual segala cindera mata baik dari setiap daerah
maupun cindera mata khas Taman Mini Indonesia Indah itu sendiri seperti baju, topi, dan paying.
2.3 Korelasi Antara Tema Seminar Dengan Observasi
Korelasi antara tema seminar dengan observasi adalah dilihat dari judul dan tema
seminar yaitu “CINTA TANAHA AIR DALAM MEMBANGUN PARIWISATA” dimana
disini kita tau bahwa salah satu faktor untuk meningkatkan pariwisata di Indonesia adalah dari
masyarakatnya itu sendiri yang harus mencintai tanah air Indonesia, jika masyarakatnya saja
tidak mencintai tanah airnya sendiri maka bagaimana pariwisata di Indonesia ini bisa
berkembang.
Cinta tanah air disini bisa diwujudkan dengan salah satu cara yaitu melestarikan budaya
yang ada di Indonesia salah satunya budaya khas masyarakat Jakarta yaitu kesenian ondel-ondel.
Dimana saya mengangkat tema yang berjudul “MENGENAL KEBUDAYAAN ONDEL-
ONDELBETAWI DI TAMAN MINI INDONESIA INDAH JAKARTA” dan berisi mengenai
sejarah ondel-ondel karena di era ini ondel-ondel seperti sudah tergerus oleh waktu dan sudah
tugas kita untuk melestarikan, menjaga dan melanjutkan kebudayaan yang ada di Indonesia itu
sendiri [11,12]. Jika masyarakatnya saja ikut andil dalam pelestarian budaya Betawi maka kita
tidak usah khawatir akan era globalisasi yang akan mengancam kebudayaan kita sendiri tetapi
kita harus berani tampil untuk mengenalkan budaya Indonesia ke luar negeri.
3. Penutup
3.1 Simpulan
  Pada mulanya Ondel-ondel digunakan untuk mengusir roh halus yang membuat bahaya
masyarakat akan tetapi pada zaman sekarang Ondel-ondel digunakan untuk menarik para wisatawan
datang ke Indonesia
Ondel-ondel umumnya dibuat sepasang yaitu pria dan wanita tetapi terkadang ada juga yang
membuat anak dari Ondel-ondel tersebut. Ondel-ondel pria bermuka merah, berkumis, jenggot, alis
tebal dan jambang sedangkan untuk wanita umumnya berwajah putih, memakai rias gincu, bulu mata
lentik, dan terkadang memiliki tahi lalat dan untuk anak Ondel-ondel memiliki ukuran yang lebih
kecil dari Ondel-ondel dewasa.
      Acara-acara yang menggunakan kebudayaan Ondel-ondel adalah acara pernikahan, acara
hajatan, untuk menyambut tamu yang dianggap terhormat dan tempat-tempat wisata.
Melalui ondel-ondel masyarakat luas lebih mengetahui budaya dan kesenian khas Jakarta
yang harus kita jaga dan juga kita lestarikan.

3.2 Saran
1.        Lestarikan budaya Indonesia termasuk budaya Ondel-ondel karena budaya merupakan identitas
suatu masyarakat agar tidak punah dan selalu terjaga eksistensinya
2.        Ajarkan kepada anak dan cucu kita bahwa budaya itu sangatlah penting sebagai warisan
indoensia dan kelak mereka masih bias menikmati kebudayaan yang ada
3.        Mempromosikan budaya Indonesia kepada bangsa lain agar budaya kita tidak di ambil dan
diakui oleh bangsa lain.
4. Kita harus lebih gencar mempromosikan budaya agar masyarakat luar tahu bahwa Indonesia
memiliki beragam budaya yang unik dan juga menarik.

References
[1] Data observasi langsung ke destinasi wisata taman mini Indonesia indah Jakarta pada tanggal 5 Mei
2018. Serta hasil wawancara dengan pegawai anjungan DKI Jakarta yaitu bapak Edi.
[2] Data seminar nasional “Cinta Tanah Air Untuk Membangun Pariwisata Nasional” Yogyakarta :
Auditorium Amarta Stipram, 17 januari 2018.
[3] Haruna, K., Akmar Ismail, M., Suhendroyono, S., Damiasih, D., Pierewan, A. C., Chiroma, H., &
Herawan, T. (2017). Context-Aware Recommender System: A Review of Recent Developmental
Process and Future Research Direction. Applied Sciences, 7(12), 1211.
[4] Suhendroyono, S., & Novitasari, R. (2016). Pengelolaan Wisata Alam Watu Payung sebagai Ikon
Wisata Berbasis Budaya di Gunungkidul Yogyakarta. Jurnal Kepariwisataan, 10(1), 43-50
[5] Triyono, J., Damiasih, D., & Sudiro, S. (2018). Pengaruh Daya Tarik dan Promosi Wisata terhadap
Kepuasaan Pengunjung Kampoeng Wisata di Desa Melikan Kabupatean Klaten. Jurnal
Kepariwisataan, 12(1), 29-40
[6] Susilo, Y. S., & Soeroso, A. (2014). Strategi pelestarian kebudayaan lokal dalam menghadapi
globalisasi pariwisata: Kasus Kota Yogyakarta. Jurnal Penelitian BAPPEDA Kota Yogyakarta, 4, 3-11
[7] Soeroso, A., & Susuilo, Y. S. (2008). Strategi Konservasi Kebudayaan Lokal Yogyakarta. Jurnal
Manajemen Teori dan Terapan| Journal of Theory and Applied Management, 1(2).
[8] Soeroso, A., & Susilo, Y. S. (2014). TRADITIONAL INDONESIAN GASTRONOMY AS A
CULTURAL TOURISM ATTRACTION. Editorial Board, 45
[9] Kiswantoro, A. (2014). PENGARUH EVEN BUDAYA RASULAN TERHADAP PENINGKATAN
KUNJUNGAN WISATAWAN DI GOA PINDUL GUNUNGKIDUL. Jurnal Kepariwisataan, 8(1),
23-34
[10] Sunaryo, T. B. THE PERFORMANCE PRACTICE AND DEVELOPMENT OF KUDA LUMPING
PERFORMING ARTS.
[11] Wibisono, H. K. (2013). PARIWISATA DALAM PERSPEKTIF ILMU FILSAFAT (Sumbangannya bagi
Pengembangan Ilmu Pariwisata di Indonesia) (Doctoral dissertation, Universitas Gadjah Mada).
[12] Nugraha, B. S., Mayandini, H., Putra, F. A., Madani, H., & Maulana, N. (2017). Pendampingan
Pengembangan Potensi Kampung Wisata Langen astran Menuju Sustainable Tourism
Development. Jurnal Kepariwisataan, 11(3), 13-24
LAMPIRAN

Ini adalah tampak depan anjungan Jakarta ini adalah foto saya didalam
Anjungan jakarta
yang ada di Taman Mini Indonesia Indah

Ini adalah foto saya didepan anjungan Jakarta ini adalah ondel-ondel
Yang ada di anjungan jakarta

Anda mungkin juga menyukai