Anda di halaman 1dari 2

Ondel-Ondel, Asal-Usul, dan Makna Kebudayaan Khas Betawi

Jakarta - Ondel-ondel adalah budaya tak terpisahkan dari adat Betawi, sekaligus menjadi
ikon kota Jakarta. Boneka raksasa ini semakin dikenal masyarakat luas saat almarhum
Benyamin Sueb membuat lagu berjudul Ondel-ondel.
Bagi warga Jakarta, biasanya sudah tidak asing dengan ondel-ondel sebagai kesenian khas
daerah. Ondel-ondel akan banyak ditemukan di jalan-jalan, gedung, hotel, tempat makan,
ataupun tempat pertunjukan terutama di hari perayaan tertentu. Bagaimana sejarah, bentuk,
dan makna ondel-ondel?

Sejarah Ondel-Ondel
Ada beberapa versi berbeda mengenai asal-usul Ondel-ondel , namun belum ada informasi
pasti tentang siapa penciptanya dan kapan diciptakan. Melansir dari laman Kemendikbud, ini
beberapa sejarah Ondel-ondel di Jakarta.

Secara historis, ondel-ondel disebut sudah ada sebelum 1600 Masehi. Penjelasan ini ditulis
pedagang dari Inggris bernama W. Scot dalam buku perjalanannya. Dalam catatannya, Scot
mengaku melihat ada kebudayaan unik berbentuk boneka raksasa yang dipertunjukkan
masyarakat Sunda Kelapa dalam upacara adat. Meski namanya tidak disebut, jenisnya
diyakini mirip ondel-ondel.

Ada buku perjalanan lain yang menuliskan soal ondel-ondel yang ditulis E.R. Scidmore dari
Amerika. Scidmore adalah wisatawan yang datang ke Jawa. Ia tinggal cukup lama di
Batavia pada akhir abad 19. Dalam bukunya, Java, The Garden of The East, Scidmore
menyebutkan ada seni jalanan berupa tarian boneka raksasa yang diarak ramai-ramai oleh
masyarakat di Batavia.

Sementara menurut cerita turun-temurun sesepuh di Betawi, ondel-ondel sudah ada sejak
zaman nenek moyang. Dulu ondel-ondel dibuat untuk upacara tolak balak. Upacara tolak
balak diadakan untuk mengusir wabah penyakit yang menyerang perkampungan atau
gangguan roh halus yang gentayangan.

Saat ini, ondel-ondel masih sering digunakan untuk meramaikan pesta rakyat, pernikahan,
atau penyambutan tamu terhormat, misalnya saat peresmian gedung yang baru selesai
dibangun.

Pertunjukan Ondel-Ondel
Ondel-ondel berbentuk boneka raksasa yang terbuat dari anyaman bambu, dan dihiasi
pakaian serta aksesoris yang menyerupai manusia. Dalam pertunjukan, boneka ini
digerakkan dari dalam oleh seseorang yang biasanya laki-laki karena beban yang cukup
berat.

Umumnya, boneka ondel-ondel dibuat berpasangan, layaknya pengantin laki-laki dan


perempuan dengan pakaian yang indah. Ondel-ondel lelaki dibuat berwarna merah,
melambangkan semangat dan keberanian. Ondel-ondel perempuan berwarna putih yang
menandakan kesucian dan kebaikan.

Tinggi ondel-ondel adalah sekitar 2,5 meter dengan lebar 80 sentimeter, maka wajar jika
memiliki berat 20-25 kg. Boneka ini dibuat dari anyaman bambu agar saat dipikul lebih
ringan. Bagian kepalanya mirip topeng yang diberi ijuk sebagai rambut, atau hiasan kepala
runcing khas Melayu yang disebut kembang kelapa.

Pakaian ondel-ondel lelaki biasanya berwarna gelap, sedangkan untuk perempuan memakai
warna cerah motif polos atau kembang-kembang, dan keduanya memakai selendang.

Pertunjukan ondel-ondel biasanya diiringi dengan berbagai kesenian lainnya. Seperti musik
yang biasa mengiringi adalah tanjidor, gambang kromong, musik rebana, gendang pencak,
dan lain-lain.

Makna Ondel-Ondel
Telah diwariskan turun-temurun, kebudayaan ini mengandung simbol dan makna yang
mendalam. Topeng ondel-ondel lelaki warna merah memiliki arti laki-laki harus pemberani
dan gagah perkasa, sementara topeng perempuan mengandung arti harus menjaga
kesucian.

Kembang kelapa di atas kepala ondel-ondel berarti kekuatan. Pohon kelapa memiliki akar
kuat yang semua unsur tubuhnya bisa dimanfaatkan. Sepasang ondel-ondel juga punya
nama yaitu Kobar untuk laki-laki dan Borah untuk perempuan. Kobar menyimbolkan
manusia harus mencari nafkah di dunia, sedangkan Borah adalah simbol akhirat, yaitu
manusia harus selalu berbuat baik dan ingat kepada Tuhan.

Beberapa wujud ondel-ondel ada yang menyeramkan dengan rambut gimbal dan gigi
bertaring. Ini dimaksudkan agar roh jahat takut dengan wajah raksasa yang menyeramkan,
sehingga tidak mengganggu manusia. Selain itu, dulunya banyak sesajen dan upacara
sebelum pertunjukan ondel-ondel dengan maksud mengusir roh jahat serta filosofi
kehidupan.

Saat ini memang pertunjukkan ondel-ondel menjadi lebih sedikit karena generasi modern
lebih menyukai hiburan seperti film atau band. Meski begitu, di Jakarta masih sering
dijumpai ondel-ondel, baik untuk keperluan hiburan, perayaan, atau sekedar pajangan.

Anda mungkin juga menyukai