Anda di halaman 1dari 8

JERI ARIYANTO

J1B017050
SASTRA INDONESIA

KESENIAN BEBEGIG
A. Latar Belakang

Indonesia merupakan sebuah negara kepulauan yang terdiri dari berbagai macam
suku bangsa, bahasa, adat istiadat, dan kesenian yang terwujud dalam bentuk
kebudayaan. Keanekaragaman budaya yang terdapat di Indonesia merupakan suatu
bukti bahwa Indonesia merupakan negara yang kaya akan budaya.
Saya seorang mahasiswa Fakultas Ilmu Budaya UNSOED menyadari sudah
seharusnya mengetahui tentang ragam kebudayaan yang ada di Indonesia, khususnya
kebudayaan yang berasal dari daerah asal saya tinggal yaitu Kabupaten Ciamis.
Terdapat banyak kebudayaan yang tersebar di tiap wilayah Kabupaten Ciamis,
Diantaranya akan saya bahas sebuah kebudayaan khas yakni “Kesenian Bebegig”
sebagai bentuk rasa bangga saya menjadi putra daerah.

B. Maksud dan Tujuan


1. Ingin mengenalkan kesenian tradisional sebagai bentuk kebudayaan
masyarakat Ciamis.
2. Ingin menjaga dan memelihara keberlangsungan “Kesenian Bebegig” di
tengah kemajuan zaman dan teknologi.
3. Sebagai tolak ukur sebuah kebudayaan dan mengembangkannya.
4. Melestarikan kebudayaan yang ada di Indonesia khususnya di Kabupaten
Ciamis.
C. Pembahasan
a) Sejarah Kesenian Bebegig
Istilah Bebegig dalam bahasa Sunda biasa dikenal sebagai orang-
orangan sawah yang sering dipakai oleh petani sebagai alat pengusir burung
yang dianggap hama dikala musim panen. Namun Kesenian Bebegig ini
berbeda dengan yang dimaksudkan tadi.
Di Kabupaten Ciamis khusunya di sebelah utara desa Sukamantri,
terdapat Tawang gantungan. Sebuah bukit dengan hutan larangan yang masih
dianggap keramat dan angker dipercaya oleh masyarakat sekitar sebagai
lokasi bekas kerajaan. Wilayah tersebut memiliki luas wilayah sekitar 3,5 ha,
dengan ketinggian 950 mdpl, dan termasuk hutan alam kayu lain (HAKL).
Bukit itu sedikit berbeda dengan bukit yang ada di sekitarnya, di bagian
lembahnya terdapat 3 (tiga) parigi (parit) besar yang melingkarinya. Hal itu
tidak ditemukan di wilayah lain, di bawahnya ada lereng terjal disebut oleh
masyarakat dengan nama Panggeleseran. Di bawah Panggeleseran terdapat
sungai yang mengalirkan air jernih yang berasal dari mata air yang berada di
sekitar lokasi tersebut. Pada saat itu, orang yang berkuasa di wilayah Tawang
Gantungan adalah Prabu Sampulur yang dikenal sakti dan juga cerdik. Untuk
menjaga daerah tersebut dari orang yang punya niat jahat, dibuatlah topeng
yang menyeramkan yang dinamakan Bebegig.
Warga sekitar menyakini bahwa bebegig merupakan lambang
kemenangan. sebab pembuatan bebegig di ilhami wajah Prabu Sampulur yang
memusnahkan kejahatan dan meminta imbalan untuk menguasai Pulau Jawa.
Kemenangannya didikenang dengan membuat kedok wajah Prabu Sampulur.
Bebegig direpresentasikan sebagai penjaga lingkungan sekitar.
Singkat cerita warga sekitar menjadikan Bebegig ini sebuah kesenian,
namun pada awalnya Bebegig difungsikan sebagai bagian dari ritual dalam
upacara pengusiran roh-roh jahat. Karena adanya pengaruh dari Islamisasi di
Indonesia sekarang kesenian Bebegig ini berkembang dan beralih fungsi
menjadi media untuk menghibur masyarakat, baik itu pada acara Agustusan
(memperingati hari kemerdekaan RI pada tanggal 17 Agustus), khitanan,
pawai, dll.

b) Membuat Bebegig
Untuk membuat Bebegig diperlukan beberapa bahan yang bisa kita
dapatkan di alam. Topeng Bebegig sendiri terbuat dari kulit kayu. Rambutnya
terbuat dari ijuk kawung (aren) yang terurai panjang ke bawah, dilengkapi
dengan atribut mahkota dari kembang bubuay dan daun waregu yang tersusun
rapi di atas kepala topeng, dihiasi kembang hahapaan dan daun pipicisan.
Atribut-atribut tersebut diambil dari tanaman liar yang tumbuh subur di
daerah Tawang Gantungan.

c) Cara Penyajian
Lakon yang memerankan Bebegig biasanya adalah laki-laki berjumlah
10 sampai 20 orang. Dalam setiap penampilan atau atraksinya para lakon
memakai topeng (Bebegig) dengan berat satu topeng bebegig mencapai 60
kilogram untuk orang dewasa. Sementara yang biasa digunakan untuk anak-
anak usia 15 tahun beratnya 30 kilogram dan mengenakan pakaian yang
dibuat dari ijuk. Setiap Bebegig dilengkapi dengan kolotok ( alat musik
sederhana terbuat dari kayu ) yang digoyang-goyangkan sebagai tambahan
pengiring tarian karena mengeluarkan bunyi-bunyian khas. Namun saat ini
konsep penampilan Bebegig telah mengalami perkembangan dimana ada
tambahan musik gamelan ataupun musik dangdut koplo sebagai pengiring.
Dalam iringan musik yang dinamis Bebegig berjalan beriringan 10 hingga 20
Bebegig menempuh jarak beberapa ratus meter hingga kilometer. Ada pula
pertunjukan menampilkan perkelahian sesama Bebegig.
d) Keunikan
Bebegig berbeda dengan barong di Jawa dan Bali karena Bebegig
menggunakan rumbai-rumbai daun tanaman serta pada bagian belakang
menggunakan lonceng sapi ( Kolotok ), Sedangkan topeng Bebegig
mempunyai berat kurang lebih 20 kg dengan cara dipikul seperti ondel-ondel,
dari segi bentuk topeng, topeng bebegig diilhami dari tokoh bujang ganong
pada kesenian reog ponorogo yang dibawa pada perang majapahit-sunda
dibawah kepimpinan Hayam Wuruk, yang membedakaanya topeng bebegig
ialah berukuran besar sedangkan topeng pada bujang ganong berukuran wajah
manusia yang memudahkan penari untuk melakukan akrobatik.

e) Filosofi
Walaupun bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan Bebegig
terlihat begitu sederhana, namun pada kenyataannya, Bebegig mengandung
filosofi kehidupan yang sangat dalam.
Dikisahkan, Prabu Sampulur selalu menyerahkan daun Waregu
Pancawarna dan kembang bubuay. Walaupun namanya daun Waregu
Pancawarna, bukan berarti setiap helai daunnya warna-warni, melainkan
hanya simbol kebaikan atau kebahagiaan. Sedangkan bunga yang keluar dari
pohon sejenis rotan yang disebut bubuay itu ternyata mengandung filosofi
kehidupan yang sangat berarti, dilihat dari bentuk bunga yang tersusun rapi
berurutan, sebagai simbol runtut raut, sauyunan (kebersamaan), silih asah,
silih asih, silih asuh, setiap helai bunganya menempel kuat di manggarnya
(tangkainya). Kuatnya kebersamaan secara turun-temurun tidak akan lepas
dan pecah. Selanjutnya topeng-topeng kulit kayu yang dibuat oleh Prabu
Sampulur dipasang di pohon-pohon besar yang ada di sekitar Tawang
gantungan. Konon, karena kesaktiannya bila ada orang yang berniat jahat
melihat topeng tersebut, ia seolah-olah akan melihat makhluk tinggi besar
yang menyeramkan dan membuatnya takut.
Prabu Sampulur didatangi oleh dua orang pendatang yaitu Sanca
Manik dan Sanca Ronggeng ke Tawang Gantungan, sehingga Prabu Sampulur
mempunyai 17 orang kepercayaan termasuk Sanca Ronggeng dan Sanca
Manik. Kehidupan di tempat tersebut hanya bertani ala kadarnya, dan berburu
hewan apapun yang sekiranya bisa dimakan. Sanca Ronggeng selalu menari-
nari kegirangan bila mereka berhasil mendapatkan hewan buruan, sehingga
yang lainnya pun mengikuti sebagai ungkapan rasa gembira. Akhirnya, karena
terlalu sering melihat gerakan tarian Sanca Ronggeng itu, Prabu Sampulur
teringat akan topeng yang dipasang di pohon, dan Sanca Ronggeng adalah
orang pertama yang memakai topeng dan atributnya. Semenjak itu setiap
mendapatkan hasil buruan mereka selalu menari dengan memadukan jurus-
jurus beladiri dan tarian sambil memakai topeng. Dan di antara mereka semua,
Sanca Ronggenglah yang paling lihai menari dan mengajarkan 7 gerakan tari
yang juga dipadukan dengan jurus beladiri kepada orang-orang di sekitarnya.

D. Kesimpulan
Bagi masyarakat desa Sukamantri Kabupaten Ciamis bebegig
merupakan lambang kemenangan. Dan pembuatan bebegig di ilhami wajah
Prabu Sampulur. Bebegig direpresentasikan sebagai penjaga lingkungan
sekitar.
Kesenian Bebegig pada awalnya merupakan bagian dari ritual dalam
upacara pengusiran roh-roh jahat, namun pengaruh agama Islam menjadikan
Bebegig sebagai kesenian berupa tari-tarian yang dibawakan oleh sekelompok
laki-laki berjumlah 10 sampai 20 orang yang menggunakan topeng ( Bebegig
) dengan rumbai-rumbai daun tanaman serta pada bagian belakang
menggunakan lonceng sapi ( Kolotok ) serta pakaian yang terbuat dari ijuk
dan berjalan beriringan diiringi suara khas dari kolotok dan juga kini ada
musik tradisional gamelan ataupun yang lebih kekinian musik dangdut koplo
sebagai tambahan musik pengiring.
Kesenian Bebegig ini berbeda dengan Kesenian topeng serupa lainnya
( barong di Jawa dan Bali ). Dan juga memiliki arti filosofi sendiri dari bahan-
bahan dan cara pembuatannya.
E. Dokumentasi
 Pertunjukan Kesenian Bebegig
 Bahan-bahan pembuatan Bebegig

 Kolotok


Daftar Pustaka

Wikipedia. Bebegig Sumantri


https://id.wikipedia.org/wiki/Bebegig_Sumantri. Diakses 10 0ktober 2018.

Hermansyah. Dadang. 2018. Topeng Menyeramkan Bebegig Ciamis dan Legenda


Pembasmi Hama https://news.detik.com/berita-jawa-barat/d-3977739/topeng-
menyeramkan-bebegig-ciamis-dan-legenda-pembasmi-hama. Diakses 10 oktober
2018.

Bayu. 2011. Bebegig Sukamantri http://bebegig-sukamantri.blogspot.com/ Diakses 10


oktober 2018.

Anda mungkin juga menyukai