Vita Alfanikmah
vitaalfanikmah@gmail.com
PENDAHULUAN
Sejarah musik di Jawa pada kurun abad ke-VII hingga abad ke-XVI
tidak akan tergambarkan sedikitpun jika tidak ada peninggalan artefak dan
karya sastra. Peninggalan artefak yang memberi gambaran tentang
kehidupan musik masa Hindu adalah candi-candi, yakni relief dan prasasti.
(Rustopo, 2012:135). Selain candi, salah satu situs yang menjadi tempat
untuk melihat peninggalan-peninggalan kerajaan Majapahit adalah
Museum Trowulan yang terletak di Jalan Pendopo Agung, Desa Trowulan,
Kecamatan Trowulan, Mojokerto, Jawa Timur.
Situs ini berdiri atas dasar mendirikan sebuah yayasan untuk meneliti
peninggalan-peninggalan Kerajaan Majapahit oleh mantan bupati
Mojokerto, R. A. A. Kromodjojo Adinegoro dan seorang arsitektur Belanda
Ir. Henry Maclaine Pont. Pada tanggal 24 April 1924, yayasan ini didirikan
dengan nama Oudheidkundige Vereeneging Majapahit (OVM). Dengan
banyaknya penemuan artefak yang ditemukan melalui peninggalan
arkeologis serta penemuan secara tidak sengaja oleh oleh penduduk
setempat, maka paa tahun 1962, didirikanlah museum yang dikenal dengan
nama Museum Purbakala Trowulan. Pada tahun 1967, museum ini
dipindahkan ke tempat lain yang masih dalam situs Majapahit yang
berjarak sekitar 2 kilometer dari tempat sebelumnya. Hal ini dikarenakan
pengelolaan artefak bukan lagi terbatas pada peninggalan Kerajaan
Majapahit saja, tetapi juga seluruh peninggalan kuna Jawa Timur. Sejak
243
tanggal 1 januari 2007 diubah dengan dengan nama Pusat Informasi
Majapahit.
244
Pada masa Majapahit, alat musik yang digunakan adalah gamelan, akan
tetapi bentuknya belum seperti bentuk gamelan yang saat ini dikenal.
Gamelan pada masa itu disebut dengan tabe-tabehan. Menurut Timbul
Haryono dalam artikel Gamelan dalam Artefak Jawa, keberadaan gamelan
pada masa itu dapat ditemui melalui dua sumber yakni sumber tertulis
berupa prasasti dan kitab kesusasteraan Hindu-Buddha dan sumber
piktorial berupa relief yang dipahatkan pada bangunan candi baik pada
candi Jawa Tengah mauapun Candi Yang ada di Jawa Timur. Gambaran
mengenai gamelan tersebut dapat dijumpai pada beberapa relief Candi
Penataran, Candi Rambi, dan Candi Sukuh. Alat musik gamelan tersebut
antara lain berupa alat musik petik seperti siter dan cemplung, rebab yang
merupakan alat musik gesek, alat musik tiup berupa seruling dan terompet,
alat musik yang menggunakan membran yakni kendang dan alat musik
pukul berupa reyong, kemung, kenong, gong, gambang, gender, saron,
kemanak, simbal dan gentha. Berikut ini beberapa alat musik peninggalan
Kerajaan Majapahit khususnya di Museum Trowulan yang saat ini
merupakan Unit Pengelolaan Informasi Majapahit.
PEMBAHASAN
245
Gambar 2. Alat Musik di Museum Trowulan
(Dokumentasi Foto Vita, 2017)
246
Gambar 3 Alat Musik Alat musik Kempyang/ Kecer/ Simbal
(Dokumentasi Foto Vita, 2017)
247
b. Kempyang/ Kecer/ Simbal (Besar)
248
2. Kemanak
Kemanak merupakan salah satu instrumen yang ada pada gemelan.
Hal ini dapat dilihat di dalam kakawin Bharatayuddha, kitab Calon Arang
yang menyebutkan bahwa kemanak dan kangsi sipakai mengiringi
tarian sakral ileh Calon arang dan muridnya. (Haryono,2007).
Pada museum Trowulan terdapat dua buah kemanak lengkap
dengan pemukulnya yang masing-masing memiliki ukuran yang
berbeda.
a. Pemukul Kemanak
249
b. Kemanak (Kecil)
250
3. Kenong
251
4. Bende
252
5. Kempul
Kempul yang terdapat pada Museum Trowulan dapat diperkirakan
memiliki umur yang cukup tua, hal ini dapat dilihat dari struktur
permukaan logamnya yang sudah kasar dan terdapat beberapa lubang
di bagian samping.
253
PENUTUP
Berdasarkan uraian diatas bahwa alat musik dari bahan logam jenis
perunggu dan keningan Kerajaan Majapahit yang masih tersisa dan
tersimpan di museum Trowulan seluruhnya merupakan alat musik jenis
ideofon. Alat musik ideofon penggolongan alat musik yang sumber
bunyinya berasal dari badan alat musik itu sendiri. Alat musik tersebut
yakni kempyang/kecer/simbal, kemanak, kenong, bende, dan kempul.
Hampir keseluruhan alat musik tersebut tidak dapat dipastikan asal
tepatnya dari daerah mana melainkan informasi yang didapat melalui
observasi di lapangan asal alat musik tersebut yakni dari koleksi Ir . Henry
Maclaine Pont . Hal ini diperkirakan karena arca logam pada dasarnya
berukuran kecil dan kebanyakan digunakan sebagai sarana upacara
keagamaan yang tempatnya berpindah pindah. Akan tetapi salah satu cara
yang dapat ditempuh adalah dengan memperikaannya melalui corak dan
bentuknya. (Soekomo II, 1973:102).
254
BUKU SUMBER
WEBTOGRAFI
Haryono, Timbul. 2007 Gamelan dalam Artefak Budaya Jawa dalam Majalah
Sasmita Edisi 1 Tahun 2007
http://www.wacana.co/2009/01/gamelan-dalam-artefak-budaya-
jawa/
https://rynari.files.wordpress.com/2014/05/museum-majapahit-tampak-
depan.jpg
NARASUMBER
255
LAMPIRAN DOKUMENTASI
256