Tari Keurseus yaitu kelompok tari yang merupakan hasil proses perkembangan dari gerak-gerak tari
Tayuban. Tayub itu sendiri yaitu kata pekerjaan menarinya laki-laki yang dikain dan dibendo, dibaju bagus
bagus menghadapi beberapa orang ronggeng
Tari Keurseus diciptakan untuk keperluan kursus atau pembelajaran oleh Lurah Rancaekek R. Sambas
Wirakusumah, pada tahun 1920 susunan gerak pokok atawa ragam gerak tari tayub mengalami kebakuan
sehingga melahirkan beberapa bentuk repertoar tari yang mempunyai pola dan susunan gerak pokok
atau ragam gerak baku, serta setiap repertoar tarian mempunyai karakter yang berbeda.
Kumpulan tari itu menjadi genre atau rumpun tari Keurseus
Gawil
Yaitu tari jenis putra bentuk tunggal dengan karakternya yang landak atau bisa disebut juga
gagah. Biasanya tari Gawil mempunyai ciri
Kawitan
Yaitu tari putra tunggal. Di tarian ini ada beberapa karakter di antaranya lungguh, landak atau
gagah. Tari Kawitan mempunyai ciri; ada perubahan gerakan secara mendadak dari halus ke kuat
bertenaga.
Lenyepan
Yaitu tari jenis tunggal putra dengan karakternya yang lungguh. Umumnya gerak tari di tari
Lenyepan mempunyai ciri
Mungkin di antara kita hanya tahu asal tari jaipong dari Bandung ataupun malah belum mengetahui dari
mana asalnya. Dikutip dari ucapan kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata ( Disbudpar ) Karawang, Acep
Jamhuri “Jaipong itu asli Karawang. Lahir sejak tahun 1979 yang berasal dari tepak Topeng. Kemudian
dibawa ke Bandung oleh seniman di sana, Gugum Gumilar. Akhirnya dikemas dengan membuat rekaman.
Seniman-seniman Karawang dibawa bersama Suwanda
Karya Jaipongan pertama yang mulai dikenal oleh masyarakat adalah tari "Daun Pulus Keser Bojong" dan
"Rendeng Bojong" yang keduanya merupakan jenis tari putri dan tari berpasangan (putra dan putri). Dari
tarian itu muncul beberapa nama penari Jaipongan yang handal seperti Tati Saleh, Yeti Mamat, Eli Somali,
dan Pepen Dedi Kurniadi. Awal kemunculan tarian tersebut sempat menjadi perbincangan, ulgar. Namun
dari ekspos beberapa media cetak, nama Gugum Gumbira mulai dikenal masyarakat, apa lagi setelah tari
Jaipongan pada tahun 1980 dipentaskan di TVRI stasiun pusat Jakarta. Dampak dari kepopuleran tersebut
lebih meningkatkan frekuensi pertunjukan, baik di media televisi, hajatan maupun perayaan-perayaan
yang diselenggarakan oleh pihak swasta dan pemerintah.
Kehadiran Jaipongan memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap para penggiat seni tari untuk
lebih aktif lagi menggali jenis tarian rakyat yang sebelumnya kurang perhatian. Dengan munculnya tari
Jaipongan, dimanfaatkan oleh para penggiat seni tari untuk menyelenggarakan kursus-kursus tari
Jaipongan, dimanfaatkan pula oleh pengusaha pub-pub malam sebagai pemikat tamu undangan, dimana
perkembangan lebih lanjut peluang usaha semacam ini dibentuk oleh para penggiat tari sebagai usaha
pemberdayaan ekonomi dengan nama Sanggar Tari atau grup-grup di beberapa daerah wilayah Jawa
Barat, misalnya di Subang dengan Jaipongan gaya "kaleran" (utara).
Tari Kerakyatan Sunda
Tari rakyat atau tari tradisional adalah tarian yang tumbuh di kalangan rakyat, ragam tarian rakyat
tumbuh menurut letak geografis, seperti daerah pegunungan, dan pesisir pantai, hal ini yang
membedakan bentuk dan dinamika tariannya.
Tari rakyat yaitu tarian yang diciptakan oleh satu masyarakat ditempat yang berbeda-beda. Dalam
pertunjukanna, setiap tarian juga memiliki ciri khas gerakan serta namanya sendiri. Tidak bisa
ditentukan tahun berapa munculnya aliran tari rakyat ini. Persoalannya adalah daya sebar di
masyarakatnya sangat beragam waktunya. Karakter tari rakyat pada umumnya yaitu gerak-gerak
spontanitas, dari keterampilannya masing-masing. Tari rakyat biasanya dinamakan bagaimana lagunya.
Jadi nama tari biasanya selaras dengan judul musik atau judul lagu ketuk tilu. Contonya yaitu.
Polostomo,Tari Cikeruhan,Gaplék,Érang.
Beberapa tari kreasi ciptaan R. Tjetje Somantri hingga kini masih diajarkan di beberapa sanggar tari,
perguruan tinggi seni dan sekolah kesenian, antara lain:
1. Tari Merak
Tari Merak merupakan salah satu ragam tarian kreasi baru yang mengekspresikan kehidupan
binatang, yaitu burung merak. Tata cara dan geraknya diambil dari kehidupan merak yang diangkat ke
pentas oleh Seniman Sunda Raden Tjetje Somantri.
2. Tari Kandagan
Tari Kandagan yaitu tari putri yang karakternya gagah, tari ini berupa tari perkembangan dari tari
Renggarini di taun 1960 oleh tokoh pembaharu tari Sunda, Raden Tjetje Somantri.
3. Tari Kupu-kupu merupakan salah satu ragam tarian kreasi baru yang mengekspresikan kehidupan
binatang, yaitu kupu-kupu . Tata cara dan geraknya diambil dari kehidupan kupu-kupu yang diangkat ke
pentas oleh Seniman Sunda Raden Tjetje Somantri.