Anda di halaman 1dari 6

Biografi

Bagong Kussudiardja
- Koreografer dan Pelukis Indonesia
 Muhamad Nurdin Fathurrohman  Monday, October 9, 2017  Seniman

Bagong Kussudiardja (dibaca Bagong Kussudiardjo) atau yang lebih dikenal sebagai
Bagong adalah seorang Koreografer dan Pelukis Indonesia. Bukan seniman biasa, dia
adalah seorang pembaharu dalam bidang koreografi, seni lukis, seni patung, dan sajak
yang bergerak dalam denyut iramanya sendiri. Ia adalah ayah dari Butet Kertaradjasa
dan Djaduk Ferianto. 
Bagong Kussudiardja lahir di Yogyakarta 9 Oktober dari pasangan Orang tua bernama RB
Tjondro Sentono dan Siti Aminah. Dari hasil perkawinan RB Tjondro Sentono dan Siti
Aminah, lahirlah Kus Sumarbirah, Bagong Kussudiardja, Handung Kussudyarsana, dan
terakhir Lilut Kussudyarto. Kakeknya, Gusti Djuminah konon adalah putra mahkota Sultan
HB VII yang karena membelot, terpaksa harus menjalani hukuman kurantil (pengasingan).
Masa kecilnya yang sulit, kendati ia cucu G.P.H. Djuminah, kakak Sri Sultan
Hamengkubuwono VIII, membuat Bagong suka bekerja keras. Ayahnya, pelukis wayang dan
penulis aksara Jawa, kurang mampu menopang kehidupan keluarga. Bagong harus melakoni
berbagai pekerjaan seperti menambal ban dan jadi kusir andong.

Karir

Setelah kemerdekaan Indonesia tahun 1945, Bagong Kussudiardja mengukuhkan diri untuk
megembangkan pemahamannya tentang seni klasik. Dia mempejari tarian Jepang dan India.
Bagong memulai kariernya sebagai penari Jawa klasik di Yogyakarta pada 1954. Ia
berkenalan dengan seni tersebut melalui Sekolah Tari Kredo Bekso Wiromo, yang dipimpin
oleh Pangeran Tedjokusumo, seniman tari ternama.
Selama 1957-1958, dia berlatih di Amerika Serikat di bawah asuhan Martha Graham.
Gurunya itu adalah seorang pakar tari legendaris yang terkenal degan tekniknya yang
mendobrak batasan-batasankala itu.

Setelah menempa diri di Amerika Serikat dan kembali ke Tanah Air, Bagong Kussudiardja
menggabungkan gerakan-gerakan modern yang dipelajarinya untuk mengangkat pamor tarian
tradisional Indonesia.
Bagong mendirikan Pusat Latihan Tari (PLT) pada 5 Maret 1958 dan Padepokan Seni
Bagong Kussudiardja pada 2 Oktober 1978. Selama hidupnya, lebih dari 200 tari telah
diciptakan, dalam bentuk tunggal atau massal, diantaranya; tari Layang-layang (1954), tari
Satria Tangguh, dan Kebangkitan dan Kelahiran Isa Almasih (1968), juga Bedaya Gendeng
(1980-an).

Melukis dan Film

Kakek enam cucu ini juga pelukis, bahkan termasuk perintis seni lukis batik kontemporer. Ia
dikenal dengan lukisan batik cat minyak dan cat airnya. Dia mengerjakan berbagai gaya
termasuk impresionisme, abstrak, dan realisme.

1
Semua lukisannya mencitrakan aspek mitos dan mistik dari kultur Jawa, pemandangan, dan
tentu saja tari Bali dalam guratannya yang penuh warna.
Untuk lukisan abstraknya yang dipamerkan di Dacca, ia beroleh medali emas dari pemerintah
Bangladesh pada 1980.
Ia juga pernah bermain film, antara lain dalam Kugapai Cintamu.

Pentas seni

 Pada Desember 1984, Bagong memulai perjalanan lima bulan ke tujuh negara Eropa.
Bersama 14 penari, ia mengadakan 69 kali kegiatan: pentas tari, seminar, lokakarya,
pameran batik, dan demonstrasi melukis batik. 
 Pada Hari Kebangkitan Nasional di Jakarta, 20 Mei 1985, ia mempertunjukkan Pawai
Lintasan Sejarah Indonesia, didukung 710 penari dan figuran. 
 Juni 1985, Bagong beserta 100 penari muncul di pesisir Parangtritis, 27 km di selatan
Yogyakarta. Pentas tari kreasinya berjudul Kita Perlu Berpaling ke Alam dan
Bersujud pada-Nya. 
 Agustus 1985, ia dengan 15 penari manggung di Malaysia, mementaskan tari Gema
Nusantara, Igel-igelan, dan Ratu Kidul. 
 Pada 5 Oktober 1985 di Jakarta, ia menampilkan Pawai Lintasan Sejarah ABRI yang
melibatkan 8.000 seniman, militer, hansip, dan veteran.

Penghargaan

Pada 1985, ia menerima Hadiah Seni Pemerintah RI, dan penghargaan Sri Paus
Paulus VI atas fragmennya Perjalanan Yesus Kristus.

Meninggal dunia
Bagong Kussudiardja meninggal di Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta pada 15 Juni
2004. Dia meninggalkan 3 anak laki-laki dan 4 anak perempuan yaitu Butet
Kertaradjasa, Djaduk Ferianto, Otok Bima Sidharta, Elia Gupita, Rondang Ciptasari,
dan Ida Manutranggana.

2
BIOGRAFI

Didik Nini Thowok

Nama Lengkap : Didik Nini Thowok


Alias : No Alias
Profesi : Seniman
Agama : Kristen
Tempat Lahir : Temanggung, Jawa Tengah
Tanggal Lahir : Sabtu, 13 November 1954
Zodiac : Scorpion
Warga Negara : Indonesia

Didik Nini Thowok memiliki nama asli Didik Hadiprayitno, lahir di Yogyakarta, 13
November 1954. Ia adalah seniman dengan 'berbasis' pada kesenian tari, dan terkenal dengan
tarian 'dua muka'-nya, yaitu sebuah tarian yang menjalankan dua karakter wajah sekaligus
dengan menggunakan topeng depan belakang.
Setelah menyelesaikan studinya dan berhak menyandang gelar Didik Hadiprayitno, SST
(Sarjana Seni Tari), Didik ditawari almamaternya, ASTI Yogyakarta untuk mengabdi sebagai
staff pengajar. Selain diangkat menjadi dosen di ASTI, ia juga diminta jadi pengajar Tata
Rias di Akademi Kesejahteraan Keluarga (AKK) Yogya.
Pria yang juga ketua LPK Tari NatyaLakshita Yogyakarta itu menggeluti kesenian tari dan
menawarkan kombinasi baik tari tradisional, modern dan tarian komedi. Kesemuanya digali
dari tarian-tarian Sunda, Cirebon, Bali, dan Jawa.
Pemimpin Didik Nini Thowok Foundation dan Didik Nini Thowok Entertainment itu
menggeluti dunia tari sejak usia belia, dan lama 'ngamen' di Malioboro, yaitu sebuah kawasan
kreativitas para seniman di Yogyakarta.
http://selebriti.kapanlagi.com/indonesia/d/didik_nini_thowok/
PENDIDIKAN
Sarjana Tari (SST) dari ASTI (Akademi Seni Tari Indonesia) atau sekarang bernama ISI
(Institut Seni Indonesia) tahun 1982.
KARIR
 Direktur LPK (Lembaga Pendidikan Kejuruan) Tari Natya Lakshita.
 Direktur Yayasan Didik Nini Towok.
 Direktur Didik Nini Thowok Entertainment.

Deddy Luthan

3
Lahir 25 April 1951
 Jakarta

Meninggal 10 Juli 2014 (umur 63)


 Jakarta

Kebangsaan  Indonesia

Almamater Lembaga Pendidikan Kesenian Jakarta

Pekerjaan Seniman, pengajar

Dikenal atas Koreografer

Suami/istri Elly D. Luthan

Anak Panji Danan Setiawan, Satwika Galuh


Wardani, dan Dimas Panji Nurfadilah

Orang tua Luthan Madjid

Hendrawanto Panji Akbar Luthan atau yang dikenal dengan Deddy Luthan (25 April


1951 – 10 Juli 2014) adalah seorang koreografer tari asal Indonesia. Ia merupakan pengelola
sekaligus pemimpin kelompok tari Deddy Luthan Dance Company.

Kehidupan
Deddy lahir dari pasangan orang tua yang berasal dari Minangkabau.[1] Ayahnya, Luthan
Madjid, adalah seorang aktivis politik dan pengusaha penerbitan.
Ia menikah dengan Elly D. Luthan. Bersama Elly, Deddy Luthan telah dikaruniai tiga orang
anak, yaitu Panji Danan Setiawan, Satwika Galuh Wardani, dan Dimas Panji Nurfadilah.[2]
Sebelum masuk ke LPKJ (Lembaga Pendidikan Kesenian Jakarta) di Taman Ismail Marzuki,
Deddy sempat kuliah di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.[3] Ia menyelesaikan
pendidikannya pada Jurusan Tari di LPKJ pada tahun 1979.
Sebelum menjadi pelatih, ia pernah menjadi penari. Sebagai penari ia melawat ke beberapa
negara, antara lain Australia, Korea Selatan, Malaysia, Thailand, Jepang, Kanada,
dan Hongkong. Dalam berkarya, ia selalu memasukkan nilai-nilai kemanusiaan sebagai
bentuk tanggung jawab sosialnya kepada masyarakat.
Selain menjadi koreografer, saat ini ia juga mengajar di Institut Kesenian Jakarta, dan
menjabat sebagai Ketua Komite Tari Dewan Kesenian Jakarta.[4]

4
Deddy Luthan meninggal dunia pada 10 Juli 2014 di Jakarta akibat penyakit yang
dideritanya. Jenazahnya kemudian dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum Tanah
Kusir, Jakarta Selatan.[5]

Karya

 Gerak Dalam Magi dan Tali-Tali (1973)


 Si Madu Gombak, kreasi dari tari Minang (1974)
 Hypolutos, kreasi dari tari Dayak (1975)
 Indang, kreasi dari tari Minang (1976)
 Nadi, kreasi dari tari Bali (1977)
 Petutung Peka, kreasi dari tari Dayak (1978)
 Brabah Indang, kreasi dari tari Minang (1979)
 Bancah Sunua, kreasi dari tari Minang (1980)
 Barabah Randai, kreasi dari tari Minang (1980)
 Awan Bailau I, kreasi dari tari Minang (1982)
 Cindua Mato, kreasi dari tari Minang (1983)
 Piriang Simarantang, kreasi dari tari Minang (1984)
 Nadi, kreasi dari tari Minang (1984)
 Awan Bailau II, kreasi dari tari Minang (1984)
 Nan Tongga, kreasi dari tari Minang (1985)
 Kerudung Asap (1987)
 Kadung Dadi Gandrung Wis (1990)
 Gandrung Salatun (1992)

 Iki Buru Gandrung (1994)


 Gandrung Blambangan (1997)
 Gandrung Eng Tay
 Ketika Anggrek Hitam Berbunga (2002)
 Rijog, Pasir yang Sunyi (2004)
 Tanah yang Hilang (2007)

Pranala luar

 (Indonesia) www.tamanismailmarzuki.com Profil Deddy Luthan Diarsipkan 2012-10-26


di Wayback Machine.
 (Indonesia) www.jakarta.go.id Profil Deddy Luthan[pranala nonaktif permanen]

LEMBAR KERJA PESERTA


DIDIK
Nama Siswa :

5
Kls/ Jurusan :
Kelompok :
Tulis biografi singkat seniman tersebut, di mana seniman
tersebut dilahirkan, latar belakang pendidikan, dan prestasi yang
pernah diraih.

Aspek yang Jawaban


diamati
Nama seniman
Tempat tanggal lahir

Agama
Latar belakang pendidikan

Latar belakang budaya


/seniman/Profesi
Prestasi yang pernah diraih

Judul tari /karya / tahun


penciptaan

Anda mungkin juga menyukai