Anda di halaman 1dari 3

Candra Sengkala Memet

Hubungan wayang kulit dengan candrasangkala memet adalah menjadi peringatan titimangsa tahun Jawa ketika membuat dan menambahi bentuk wayang purwa. Itu diambil dari tulisan peringatan ketika para Nata tanah Jawa ingin membuat bentuk wayang purwa agar luwes, baik serta lincah jika dimainkan. Ini adalah petikan dari serat asal-usul wayang purwa.

1.

Wayang Batara Guru dibuat oleh Senapati Mataram yang pertama, setelah selesai dalam membuat wayang lalu diberi candra sangkala. Dewa dadi ngecis bumi, ini menunjukkan candrasangkala tahun Jawa 1541, jadi sekarang sudah ada 347 tahun (1888 -1541) atau Hyang Guru dadi ngecis bumi.

2.

Wayang Buta Panyareng (Cakil) dibuat oleh Kanjeng Susuhunan Anyakrawati seda Krapyak. Setelah selesai dalam membuat wayang lalu diberi candra sangkala Tangan yaksa satataning janma, menunjukkan candrasengkala tahun 1552, jadi sekarang sudah ada 336 tahun (1888 1552).

3.

Wayang Buta Rambutgeni bernama kala Dah dalam buat oleh Sinuhun Sultan Agung Hanyakra-kusuma di Mataram. Setelah selesai dalam membuat wayang lalu diberi candra sangkala, urubing wayang gumuling tunggal, menunjukkan candrasangkala tahun 1563, jadi sekarang sudah ada 325 tahun (1888-1563).

4.

Wayang Batara Guru mengendarai sapi, memakai dodod dengan celana tanpa slendang, membawa cis, yang membuat Kanjeng Susuhunan Mangkurat, setelah selesai dalam membuat wayang lalu diberi candra sangkala Hestining pandita marganing dewa, menunjukkan tahun 1578, jadi sekarang sudah ada 310 tahun (1888 -1578).

5.

Wayang Buta Endog, buta Prepatan, dibuat oleh kanjeng Susuhunan Mangkurat di Kartasura. Setelah selesai dalam membuat wayang lalu diberi candra sangkala, buta sirna wayanging janma, menunjukkan tahun Jawa 1605, jadi sekarang sudah ada 283 tahun (1888 -1605).

6.

Wayang Batari Durga bermata satu serta memegang bendera yang berkibar, dibuat oleh kanjeng Susuhunan Mangkurat pertama di Kartasura. Setelah selesai dalam membuat wayang lalu diberi candra sangkala warna ngasta benderaning dewa, yang menunjukkan

candrasengkala tahun 1621, jadi sekarang sudah ada 267 tahun (1888 1625).

7.

Wayang Danawa perempuan Kenyawandu, dibuat oleh Kanjeng Pangeran Hadipati Puger di Kartasura. Setelah selesai dalam membuat wayang lalu diberi candra sangkala, buta nembah rarasing nata, menunjukkan candrasangkala tahun 1625, jadi sekarang sudah ada 263 tahun (1888 -1625).

8.

Wayang Danawa Congklok, yang dimaksud adalah Buta Terong, dibuat oleh Kanjeng Susuhunan P.B. II di Kartasura. Setelah selesai dalam membuat wayang lalu diberi candra sangkala buta lima mangsa

manusia, menunjukkan candrasangkala tahun 1655, jadi sekarang sudah ada 233 tahun (1888 -1655).

Ada lagi candrasangkala Buta Rambut Geni yang dinamakan Jalu buta tinata ing ratu, tahun 1553 - karena Buta Rambut Geni itu tangan dan kakinya diberi jalu (taji). Ada lagi candrasangkala Buta Alasan memegang badan hanya memakai cawat saja (artinya tanpa badan) menunjukkan candrasangkala wayang buta ing wana tunggal, tahun 1556. Ada lagi candrasangkala Batari Durga memakai baju dan sepatu memakai keris yang dirambati oleh tumbuh-tumbuhan di hutan, candrasangkala Wayang misik rasaning bidadari, tahun 1965, dibuat oleh P.B. II. Ada lagi R.M. Sayid, juga membuat candrasangkala memet berbentuk gambar wajah wayang satu kotak dibuat jadi satu berwujud satu gambar. Ini berbeda candrasangkala tapi suryasangkala artinya tahun masehi, dinamakan obahing tatanan gambar kang urip, menunjukkan tahun suryasangkala 1956, yaitu tahun masehi. Itu menggambarkan berbagai macam kebangsaan yang memiliki satu tekad, seperti ada yang memerintah lalu berkumpul jadi satu, mari bergotong-royong, hidup rukun di dunia supaya tenteram (Persatuan bangsa dapat mencapai perdamaian dunia). Itulah maksud dari gambar wajah wayang purwa tadi.

Oleh: Soetrisno R.

Anda mungkin juga menyukai