Anda di halaman 1dari 15

PERKEMBANGAN SENI

RUPA DI BALI

KELOMPOK 6

NDARU KRESNA (27)


AHMAD FAISHOL AKROM (03)
M. AUNUR RAAFI (23)
RAMA BAGUS TRIANTO (30)
GITA NOOR RAHMI (19)
FAKTOR FAKTOR

 Faktor kitaran (lingkungan hidup,geografis mileu) faktor lingkungan fisik


lokasi geografis merupakan suatu corak budaya sekelompok masyarakat
 Faktor induk bangsa ada dua pandangan berbeda mengenai faktor induk
bangsa ini, yaitu pandangan barat dan pandangan timur. Pandangan barat
berpendapat perbedaan induk bangsa dari beberapa kelompok masyarakat
mempunyai pengaruh terhadap suatu corak budaya sedangkan menurut
pandangan timur bependapat bahwa peran induk bukan sebagai faktr yang
lebih dulu lahir dan cukup tinggi pada saat bangsa barat masih ‘tidur dalam
kegelapan’.
 Faktor saling kontak antar bangsa. Hubungan antar bangsa. Hubungan antar
bangsa yang makin sempura menyebabkan satu bangsa mudah berhubungan
dengan bangsa lain.
PERKEMBANGAN

 Sebenarnya sejarah perkembangan dan pendidikan seni lukis di Bali dimulai dari
perkembangan gaya tradisi dari pelukis Bali. Gaya tradisi dengan tema-tema
pewayangan juga digunakan sebagai alat upacara ritual yang mengandung unsur
mistis yang kuat. Maka, wajar jika hasil karya ketika itu dihargai hanya sebatas
penghargaan atas ketuhanan dan kesakralan ritus semata.
 Perkembangan beranjut dengan munculnya pengaruh Barat. Tahun 1971, datang
walter Spies, seorang Jerman. Disusul oleh Rudolf Bonnet, seniman pendidik asal
Belanda. Tahun 1974, Spies, Bonnet dan Cokorde Raka Sukawati bersama Gusti
Nyoman Lempad mendirikan kelompok “Pita Maha” yang nantinya menjadi titik
tolak perkembangan seni lukis modern di bali.
 Ada satu dimensi yang menarik dari kelompok Pita Maha ini, seniman yang
bergabung dengan kekuatan masing-masing bersatu untuk mendidik seniman lokal.
Misalkan Walter Spies. Spies datang ke Bali sebagai koreografer tari, sesekali
melukis dan fotografi.
 Satu hal yang menonjol dari kelompok Pita Maha ini adalah pemilihan tema yang
sudah melepaskan diri dari tradisi dan pewayangan menjadi tema lingkungan dan
kondisi sekitar. Kemudian lahir berbagai gaya lukisan seperti Batuan, Ubud, dan
gaya Young Artist dengan tokohnya Arie Smith.
TOKOH-TOKOH

 I Nyoman Nuarta lahir di Tabanan, Bali, 14 November 1951 adalah pematung


dan salah satu pelopor Gerakan Indonesia Baru pada tahun 1976. Beliau putra
keenam dari sembilan bersaudara dari pasangan Wirjamidjana dan Samudra.
Nyoman Nuarta tumbuh dalam didikan pamannya, Ketut Dharma Susila,
seorang guru sen rupa.
 Setelah lulus SMA, Nuarta masuk di Institut Teknologi Bandung tahun 1972.
Awalnya beliau memilih jurusan seni lukis, namun setelah menempuh dua
tahun beliau berpindah ke jurusan seeni patung. Selama menjadi mahasiswa
beliau memenangkan Lomba Patung Proklamator Republik Indonesia
 Sejak menjadi alumni ITB tahun 1979, beliau menghasilkan lebih dari seratus
karya seni patung. Karyanya yang paling besar dan ambisius adalah Monumen
Garuda Wisnu Kencana yang dimulai sejak 8 Juni 1997. Rencana patung
tersebut sendiri akan memiliki tinggi 75 meter dengan rentang sayap garuda
sepanjang 60 meter, sedangkan tinggi pedestal 60 meter. Secara keseluruhan
akan tertinggi 126 meter dan akan menadi patung tertinggi di Asia
 I Nyoman Mandra adalah ikon penting terkait dengan seni lukis
Kamasan,Bali.Ia adalah tokoh terkemuka dari mazhab lukis klasik Bali,seni
rupa desa Kamasan,Klungkung.Ia lahir dari di dusun Banjar Sangging,Desa
Kamasan,pada tahun 1946.Sejak umur 2 tahun sudah ditinggal
ayahnya,Wayan Kepeg,Undagi Sangging.Dan pada umur 14 tahun sang ibu
yang dikenal sebagai seorang pengrajin,Ketut Kireg,juga pergi
meninggalkannya.
 Sejak berumur 3 tahun,I Nyoman Mandra sudah terbiasa coret2 di tanah
yang sudah disapu,dimana tempat ia coret2 itu dekat dengan sang
paman,Nyoman Dogol,yang memang seorang seniman lukis.Dan di kelas 4
sudah melukis diatas kertas,salah satu hasil lukisan diatas kertas berjudul
Ngaben dipilih oleh guru untuk menghias dinding ruang sekolah mereka.
 Pada tahun 1970 datang seorang antropolog dari Belanda Stephen Colt.Ia
menganggap kualitas lukisan2 menurun kualitasnya di Bali.Menanggapi
kritik tersebut I Nyoman Mandra menunjukkan kualitas seni lukisnya yang
sangat indah sehingga banyak menerima penghargaan dari dalam dan luar
negeri hingga sampai sekarang.
 Nama : I Gusti Ngurah Gede Pemecutan

 Tanggal Lahir : Sabtu, 4 Juli 1936

 Karya judul : Tari kecak


Lahir di Denpasar, 4 Juli 1936, Ngurah sempat
 Aliran : Pointilisme
bercita-cita untuk menjadi dokter karena dirinya
 Makna : — sering sakit-sakitan. Namun, meski ia sering sakit
dan dirawat di rumah sakit, semangatnya untuk
 Media : cat minyak menulis tak pernah padam. Ia bahkan mulai
mempelajari aneka aliran seni lukis dari berbagai
macam aliran. Tak hanya melukis sesuai arahan
gurunya, ayah dari Anak Agung Sagung Meliawati
dan Anak Agung Ngurah Bagus Mahaputra ini juga
gemar melihat dan mengamati gaya pelukis lain
yang akhirnya mempengaruhi gaya lukisnya
 Berbeda dengan jaman SMP, saat duduk di bangku SMA Ngurah mulai tertarik dengan seni lukis
gaya potrekan yang ada pada majalah dan koran. Berlanjut ketika ia bekerja pada sebuah
perusahaan yang bergerak dalam bidang ekspor impor barang seni dan kerajinan, PT Usindo, di
sana ia banyak bertemu dengan para pengrajin yang akhirnya mempengaruhi gaya melukisnya.

 Di saat yang sama, ia juga mulai mencontoh gaya lukis pelukis Affandi yang saat itu sering
bertandang di rumah pelukis Bambang Sugeng yang letaknya tepat berada di depan rumahnya,
kawasan Tanjungbungkak dan dr. Moerdowo, seorang dosen yang juga pelukis. Dari Affandilah
aliran gaya lukisnya yang dikenal dengan aliran poitilisme lahir. Gaya lukis Ngurah berasal dari
gaya seni lukis sidik jari di mana lukisannya bermula dari ujung telunjuk yang kemudian
melahirkan guratan-guratan lukisan penuh warna.

 Gaya seni lukis pointilisme adalah gaya seni lukis yang menyatukan titik-titik sebagai elemen dasar
untuk membangun visualisasinya. Kebanyakan, para pelukis aliran ini mengawali membentuk titik
dengan menggunakan kuas, sedangkan Ngurah konsisten menggunakan sidik jari telunjuknya.

 Banyak berkontribusi dalam dunia lukis modern, nama Ngurah tak banyak diberitakan sehingga
otomatis tak banyak orang berminat untuk menjajal jenis gaya lukisan ini. Padahal, Ngurah
sempat menjadi penata lukisan koleksi istana presiden Tampaksiring di era Bung Karno.

 Mengumpulkan seluruh lukisan yang telah ia buat sejak SMP, sesuai dengan cita-citanya, Ngurah
akhirnya membangun museum seni lukis yang secara khusus memajang karya-karyanya pada
tahun 1995. Museum yang ia beri nama Museum Lukisan Sidik Jari Ngurah Gede Pamecutan
tersebut tak hanya berisi karya-karyanya, tapi juga berisi benda-benda kerajinan, termasuk
peralatan melukis dari ijuk, bulu ayam, hingga kuas yang sempat digunakan Ngurah saat melukis.
KARYA SENI RUPA DALAM
PERKEMBAGAN DI BALI
SENI PRIMITIF
Seni primitif berkembang pada zaman prasejarah, yang mana tingkat kehidupan
manusia pada masanya sangat sederhana sekali dan sekaligus merupakan ciri utama,
sehingga manusianya disebut orang primitif. Hal ini berpengaruh dalam kebudayaan
yang mereka hasilkan.
Mereka menghuni goa-goa, hidup berpindah-pindah (nomaden) dan pekerjan berburu
binatang. Di bidang kesenian, karya seni yang dihasilkan juga sangat sederhana,
namun memiliki nilai tinggi gai ungkapan ekspresi mereka. Peninggalan karya seni
yang dihasilkan berupa lukisan binatang buruan, lukisan cap-cap tangan
SENI KLASIK
 Kesenian klasik merupakan puncak perkembangan kesenian tertentu, yang mana
tidak dapat berkembang lagi (mandeg). Karya seni yang dianggap klasik memiliki
kriteria sebagai berikut : (1) Kesenian yang telah mencapai puncak (tidak dapat
berkembang lagi), (2) merupakan standarisasi dari zaman sebelum dan
sesudahnya, dan (3) telah berusia lebih dari setengah abad. Selain dari ketentuan
itu, suatu kesenian belum bisa dikategorikan seni klasik. Karya-karya seni klasik
dapat dijumpai pada bangunan-bangunan kuno Nusantara pada zaman Hindu-
Budha dan bangunan-bangunan kuno di Yunani dan Romawi. Misalnya adalah
candi.
 Candi di Bali yang pertama candi
gunung kawi. Candi Gunung Kawi
Candi Gunung Kawi
terletak Kabupaten Gianyar sebagai
peninggalan dari
Raja Marakatapangkaja yang kemudian
pembangunannya diselesaikan oleh Raja
Anak Wungsu pada abad ke 11 Masehi.
Candi yang juga disebut dengan Candi
Tebing Kawi ini dikelilingi oleh
panorama asri berupa ragam tumbuhan
hijau belukar dan pepohonan yang dekat
dengan tepi sungai.
 Aliran sungai juga mengelompokkan
para candi yang menghadap ke timur
dan barat. Salah satu kelompok candi
membentuk kolam air dan memiliki
relung arca berdinding batu cadas yang
dipahat secara terstruktur. Karena dekat
dengan lokasi pertapaan Buddha,
keberadaan candi bercorak Hindu ini
menunjukkan toleransi beragama yang
terjadi di daerah tersebut.
SENI TRADISIONAL

 Tradisi artinya turun temurun


atau kebiasaan. Seni tradisional
berarti suatu kesnian yang
dihasilkan secara turun-
temurun atau kebiasaan
berdasarkan norma-norma,
patron-patron atau pakem
tertentu yang sudah biasa
berlaku. Seni tradisi bersifat
statis, tidak ada unsur kreatif
sebagai ciptaan baru. Sebagai
contoh dapat kita lihat pada
lukisan gaya Kamasan
Klungkung, kriya wayang kulit,
kriya batik, kriya tenun, dan
sebagainya.
 Motif Batik Bali Merak
Abyorhokokai adalah motif BATIK MERAK
batik yang menggambarkan ABYORHOKOKAI
keindahan burung Merak
sebagai poros corak utama
pada kain dan disertai
kelopak menyerupai bunga
sakura. Kalau burung merak
pasti semuanya sudah pada
tau kan. Sebenarnya Motif
Batik Merak Abyorhokokai
ini dipengaruhi oleh
kebudayaan Jepang.
Meskipun begitu motif
Merak Abyorhokokai ini juga
mampu menginterpretasikan
bagaimana keindahan Pulau
Dewata Bali dengan merak
sebagai simbol utama.
SENI MODERN

Seni modern merupakan kesenian


yang menghasilkan karya-karya baru.
Seniman yang kreatif akan menghasilkan
karya seni yang modern, karena di
dalamnya ada unsur pembaharuan, baik
dari segi penggunaan media, teknik
berkarya maupun unsur gagasan/ide.
Seni modern tidak terikat oleh ruang dan
waktu, baik itu karya yang dihasilkan di
masa lampau maupun pada masa kini
asalkan ada unsur kreativitasnya.
 Patung Garuda Wisnu GARUDA WISNU
Kencana berlokasi di Bukit Unggasan -
Jimbaran, Bali. Patung ini berdiri KENCANA
menjulang di dalam kompleks Taman
Budaya Garuda Wisnu Kencana dan
merupakan karya pematung terkenal
Bali, I Nyoman Nuarta. Monumen ini
dikembangkan sebagai taman budaya
dan menjadi ikon bagi pariwisata Bali
dan Indonesia.
 Patung tersebut berwujud Dewa
Winu yang dalam agama Hindu adalah
Dewa Pemelihara (Sthiti), mengendarai
burung Garuda. Tokoh Garuda dapat
dilihat di kisah Garuda &
Kerajaannya yang berkisah mengenai
rasa bakti dan pengorbanan burung
Garuda untuk menyelamatkan ibunya
dari perbudakan yang akhirnya
dilindungi oleh Dewa Wisnu.
SENI KOTEMPORER
 Seni Kontemporer adalah salah
satu cabang seni yang
terpengaruh dampak
modernisasi. Kontemporer itu
artinya kekinian, modern atau
lebih tepatnya adalah sesuatu
yang sama dengan kondisi waktu
yang sama atau saat ini. Jadi seni
kontemporer adalah seni yang
tidak terikat oleh aturan-aturan
zaman dulu dan berkembang
sesuai zaman sekarang. Lukisan
kontemporer adalah karya yang
secara tematik merefleksikan
situasi waktu yang sedang dilalui.
Misalnya lukisan yang tidak lagi
terikat pada Rennaissance.

Anda mungkin juga menyukai