Anda di halaman 1dari 4

CERITA RAKYAT “PUTRI RINGIN KUNING” KARYA EEM

SUHAEMI: ANALISIS SISTEM MATA PENCAHARIAN

The Floklore of “Putri Ringin Kuning”: Livelihood System Analysis

Lisa Tri Utari

Universitas Negeri Surabaya


Jalan Kampus UNESA, Lidah Wetan, Lakarsantri,
Surabaya, Jawa Timur
Telepon: 081332172970, Pos-el: lisatriutari69@gmail.com

Naskah masuk:...,disetujui:..., revisi akhir:...

Abstrak: Cerita rakyat sudah mulai ditinggalkan oleh masyarakat, maka penulis berharap analisis ini
akan menjadi bentuk apresiasi pada cerita rakyat dengan menganalisis salah satu unsur kebudayaan
dari tujuh unsur kebudayaan yang ada yaitu Sistem Mata Pencaharian. Analisis sistem mata
pencaharian akan dilakukan pada cerita rakyat dari Kalimantan Selatan yang berjudul Putri Ringin
Kuning karya Eem Suhaemi. Di dalam cerita rakyat tersebut ada berbagai macam sistem mata
pencaharian, salah satunya adalah sebagai petani. Mata pencaharian sebagai petani juga ada pada
zaman sekarang, khususnya di daerah Kalimantan Selatan itu sendiri. Petani juga menjadi mata
pencaharian mayoritas dan kontributor utama bagi pendapatan daerah Kalimantan Selatan. Jadi sistem
mata pencaharian pada cerita rakyat dapat menjadi cerminan bagi mata pencaharian sekarang ini.
Kata kunci: Sistem Mata Pencaharian, Cerminan, Petani

Abstract: Folklore has begun to be abandoned by society, so author hope this analysis will be a
form of appreciation on folklore by analyzing one element of culture from seven elements of
existing culture is Livelihood System. Analysis of livelihood systems will be conducted on folklore
from South Kalimantan titled Putri Ringin Kuning by Eem Suhaemi. In the folklore there are
various kinds of livelihood systems, one of which is as a farmer. Livelihoods as farmers also exist
today, especially in the area of South Kalimantan itself. Farmers are also the livelihood of the
majority and a major contributor to South Kalimantan's regional income. So the livelihood system
of folklore can be a reflection of livelihood today.
Keywords: Livelihood System Analysis, Reflection, Farmers

1. PENDAHULUAN kurang mengapresiasi cerita rakyat.


Cerita rakyat adalah bagian dari Akibat berkembang pesatnya era
tradisi lisan yang hidup dalam digital, juga menjadi faktor utama
masyarakat. Penyebarannya dari ditinggalkannya cerita rakyat. Pada
mulut ke mulut rakyat. Cerita rakyat cerita rakyat “Putri Ringin Kuning”
atau dongeng biasanya diceritakan karya Eem Suhaemi ini terdapat
oleh orang tua atau pencerita untuk berbagai sistem mata pencaharian
membuat anak terlelap yang pada zaman dahulu di Kalimantan
diceritakan pada saat anak hendak Selatan yang mencerminkan mata
tidur. (La Ode Gusal, 2015: 2). Tetapi pencaharian di Kalimantan sekarang
sekarang ini, masyarakat khususnya ini. Mata pencaharian terbesar
usia remaja hingga dewasa awal Kalimantan Selatan tepatnya di
kabupaten Tabalong adalah Manureh 3.2) Tentang Penulis Buku
dan Bahuma. Manureh yaitu berkebun
karet, Bahuma adalah bertani. Buku cerita rakyat “Putri Ringin
Sedangkan di dalam cerita rakyat Kuning” ditulis oleh Eem Suhaemi dan
“Putri Ringin Kuning”, mata diterbitkan ulang pada tahun 2016.
pencaharian berkebun karet tidak Eem Suhaemi lahir di Sumedang, Jawa
disebutkan. Selain untuk mengetahui Barat, pada tanggal 7 Mei 1963.
cerminan cerita rakyat tersebut di Lulusan S-1 di Fakultas Sastra,
kehidupan masyarakat Kalimantan Universitas Padjadjaran, Bandung
sekarang ini, hasil analisis ini juga (1987) dan S-1 Ilmu Perpustakaan,
dapat sebagai bentuk contoh apresiasi Fakultas Sastra, Universitas Indonesia,
cerita rakyat. Jakarta (1993). Mulai tahun 1988
hingga sekarang bekerja di Badan
2. METODE PENELITIAN Pengembangan dan Pembinaan
Unsur kebudayaan secara Bahasa, Departemen Pendidikan dan
universal ada tujuh yaitu bahasa, Kebudayaan, Jakarta.
sistem pengetahuan, sistem
kemasyarakatan, sistem peralatan 3.3) Sinopsis Cerita Rakyat “Putri
hidup dan teknologi, sistem mata Ringin Kuning”
pencaharian hidup, religi, kesenian.
(Koentjaraningrat, 1985). Pembahasan Cerita rakyat “Putri Ringin
ini akan mengambil dari salah satu Kuning” yang berasal dari Kalimantan
unsur kebudayaan tersebut, yaitu Selatan ini, mengisahkan tentang
Sistem mata pencaharian. Sistem mata
keluarga kerajaan yang raja dan
pencaharian, di dalam cerita rakyat
permaisurinya memunyai tiga orang
“Putri Ringin Kuning” yang berasal
dari Kalimantan Selatan, sangat anak dan salah satunya bernama Putri
beragam. Setelah itu, dapat ditemukan Ringin Kuning. Permasalahan diawali
sebenarnya mata pencaharian apa oleh seorang gadis penyihir bernama
yang menjadi mayoritas dan sebagai Galuh Gagalang yang iri kepada raja
cerminan mata pencaharian Kalimantan Selatan karena ingin
masyarakat Kalimantan Selatan
memiliki kekuatan yang paling tidak
sekarang ini.
sepadan dengan kekuatan raja, hingga
3. HASIL DAN PEMBAHASAN berpengaruh terhadap keharmonisan
keluarga kerajaan. Pada zaman itu,
3.1) Tentang Cerita Rakyat
masyarakatnya meminta pertolongan
Cerita rakyat “Putri Ringin kepada dewata dan mengadakan pesta
Kuning” ini berupa buku yang sebagai rasa syukur. Dan mata
diterbitkan ulang oleh Badan pencaharian mereka masih dekat
Pengembangan dan Pembinaan Bahasa dengan alam, contohnya petani,
pada tahun 2016. Buku cerita rakyat perlengkapan hidup pun juga masih
tersebut dijadikan sebagai bahan sangat sederhana. Lalu, amanat dari
literasi siswa Sekolah Menengah cerita rakyat ini adalah jangan iri yang
Pertama (SMP). berlanjut dendam karena hal itu akan
berdampak buruk kepada kita sendiri.
3.4) Analisis Sistem Mata Pencaharian masih sederhana. Para ahli antopologi
Pada Cerita Rakyat “Putri Ringin juga menyebutkan bahwa bercocok
Kuning” tanam, berburu, beternak, dan masih
banyak di antaranya adalah sistem
Sistem mata pencaharian adalah mata pencaharian tradisional
suatu susunan cara pokok pencaharian (Khairunnas, 2012: 1). Jadi, mata
pencaharian yang ada di dalam cerita
atau pekerjaan. (Adik Muniroh, 2016:
rakyat “Putri Ringin Kuning” adalah
2). Tiara Cipta Sepriana (2013: 125) sistem mata pencaharian yang masih
berpendapat bahwa mata pencaharian tradisional. Kalimantan Selatan
berhubungan erat dengan pendapatan sekarang ini, memunyai mata
sebagai faktor utama dalam pencaharian lebih banyak lagi yaitu
menunjang keberlanjutan hidup pertanian, peternakan, kehutanan,
perikanan, pertambangan,
masyarakat. Di dalam cerita rakyat
perdagangan, hotel, dan restoran.
“Putri Ringin Kuning” tersebut, ada
Tetapi, jika dilihat dari kontributor
berbagai macam mata pencaharian tertinggi bagi Pendapatan Daerah
yang dapat ditinjau dari pekerjaan atau (PDRB) adalah Pertanian dengan
cara tokoh mencari penghidupan. 22,64%. Jadi dapat disimpulkan bahwa
Berikut di antaranya: kegiatan bertani dalam cerita rakyat
“Putri Ringin Kuning”, juga ada pada
Tabel 1 zaman sekarang di Kalimantan Selatan
Berburu (Cara mencari makanan yang dan menjadi mayoritas sehingga
dilakukan oleh Putri Ringin Kuning berkontribusi banyak pada pendapatan
dan kedua saudaranya ketika dirawat daerah.
raksasa di hutan) (Hal.25)

4. SIMPULAN
Cerita rakyat selain berfungsi
Petani (Pekerjaan yang dilakukan sebagai hiburan, juga dapat menjadi
permaisuri ketika diasingkan di tepi cerminan pada kehidupan sekarang
hutan) (Hal.49) ini. Di dalam cerita rakyat “Putri
Ringin Kuning” ini, sistem mata
Kegiatan yang berpusat di kerajaan pencaharian yang dapat menjadi
(Pegawal raja, dayang, dan lain-lain) cerminan mata pencaharian pada
(Hal.2) zaman sekarang ini dan menjadi
kontribusi paling banyak bagi
Tukang pandai emas (Di pasar, ketika pendapatan daerah adalah petani.
raja mencari tukang yang sanggup
5.DAFTAR PUSTAKA
membuatkan Caping dan Papaliran
untuk calon bayinya.) (Hal.11) Buku
Suhaemi, Eem. 2016. Putri Ringin
Kuning. Jakarta:Badan Pengembangan
Mata pencaharian di atas dapat dan Pembinaan Bahasa.
dibilang masih sederhana karena
Jurnal
masih sangat dekat dengan alam dan
Nurhata. (2017).” Naskah Kidung
alat-alat yang digunakannya pun juga
Nabi: Analisis Tema dan Fungsi
Sosial” Metasastra: Jurnal Penelitian mata.html . diunduh pada tanggal
Sastra Vol. 10 No. 1 Agustus 2017. 6 Desember 2017, Pukul 13.10
Ode Gusal, La. (2015). “Nilai-nilai WIB.
Pendidikan dalam Cerita Rakyat Linnas, Khairunnas Anfa Uhum.
Sulawesi Tenggara” Humanika: Jurnal (2012). “Sistem Mata
Ilmiah Kajian Humaniora Vol. 3 No. 15 Pencaharian”.
Desember 2015. http://aboutqudshylla.blogspot.c
Sepriana, Tiara Cipta. (2013).”Lesson o.id/2012/10/sistem-mata-
Learned Peralihan Mata Pencaharian pencaharian.html . diunduh pada
Masyarakat Sebagai Ketahanan tanggal 6 Desember 2017, Pukul
Terhadap Perubahan Iklim Kelurahan 18.47 WIB.
Mangunharjo” ejournal2.undip: Jurnal
Humanitarian Response. (2012).
Wilayah dan Lingkungan Vol. 1 No. 2
“Kalimantan Selatan”.
Agustus 2013.
https://www.humanitarianresponse.i
Internet nfo/system/files/documents/files/K
Kliping. (2017). “Cara Menulis Kutipan ALIMANTAN_SELATAN.pdf .
dari Berbagai Sumber”. diunduh pada tanggal 7 Desember
http://kliping.co/cara-menulis- 2017, Pukul 07.36 WIB.
kutipan/. diunduh pada tanggal 3
Desember 2017, Pukul 10.20 WIB. Olman Peridian. (2011). “Pengertian
Rusadi, Gusti Irwan. (2015). “Manureh” Cerita Rakyat”.
dan Bahuma adalah Mata http://olmanperidianxxx.blogspo
Pencaharian Utama Sebagian t.co.id/2011/12/pengertian-cerita-
Besar Masyarakat di Kabupaten rakyat.html . diunduh pada
Tabalong, Kalsel.” https://haruai- tanggal 7 Desember 2017, Pukul
wirang.blogspot.co.id/2016/10/m 08.26 WIB.
anureh.html. diunduh pada
tanggal 3 Desember 2017, Pukul
20.56 WIB.
Muniroh, Adik. (2016). “Sistem Mata
Pencaharian Kajian Antropologi.”
http://adik-
muniroh1995.blogspot.co.id/2016
/12/makalah-antropologi-sistem-

Anda mungkin juga menyukai