DISUSUN OLEH :
REFILIZIKA (121017)
Semoga makalah ini dapat bermanfaaat bagib penulis khususnya dan pembaca pada umumnya.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………………………….i
DAFTAR ISI………………………………………………………………………...ii
LATAR BELAKANG………………………………………………………………1
PEMBAHASAN……………………………………………………………………..2
KESIMPULAN……………………………………………………………………....3
LATAR BELAKANG
Perkawinan merupakan masalah yang esensial bagin kehidupan manusia, kerena disamping
perkawinan sebagai sarana untuk membentuk keluarga, perkawinan tidak hanya mengandung unsur
hubungan manusia dengan manusia, tetapi juga menyangkut hubungan keperdataan.
Perkawinan juga memuat unsur sakralitas yaitu hubungan manusia dengan tuhannya. Karena
itulah untuk melakukan sebuah perkawinan harus memenuhi syarat maupun rukun perkawinan, bahwa
perkawinan harus di catat di Pegawai Pencatatan Perkawinan untuk mendapatkan kepastian hukum.
PEMBAHASAN
1. Adat Perkawinan Suku Madura
Setelah hari dan tanggal pernikahan telah ditentukan, sang calon pengantin
perempuan akan melakukan persiapan kecantikan di rumahnya. Petsiapan kecantikan
tubuh dalam adat Madura dilakukan 40 hari sebelum waktu pesta pernikahan. Selama
40 hari sang calon pengantin perempuan dipingit dirumah.
Resepsi pernikahan adat Madura dilakukan selama tiga malam berturut-turut. Pada
resepsi malam pertama, keduaa mempelai pengantin datang ke tempat resepsi dengan
diringi para perias dan para kerabat yang dituakan. Setelah kedua mempelai tiba,
deselenggarakan upacara muter dulang yaitu upacara ketika pengantin perempuan
duduk bersila diatas sebuah baki, yaitu tempat untuk menyajikan makanan yanbg besar.
Setelah itu pengantin laki-laki datang dengan jalan jongkok menuju ke arah pengantin
perempuan. Pengantin laki-laki kemudian memutar baki yang diduduki oleh pengantin
perempuan.
Upacara memutar baki ini melambangkan kesiapan pengantin laki-laki untuk
memutar roda kehidupan rumah tangga. Setelah memutar baki yang diduduki oleh
pengantin perempuan, pengantin laki-laki memegang kepala sang perempuan dengan
mengucapkan kalimat, “Aku adalah suamimu dan engkau adalah istriku”. Kemudian
pengantin laki-laki mengajak pengantin oerempuan berjalan menuju pelaminan. Pada
resepsi malam pertama ini kedua pengantin mengenakan busana pengantin tradisional
yang disebut lega.
Pada resepsi malam yang kedua pengantin mengenakan busana pengantin yang
disebut kaputra. Pada malam kedua ini para tamu yang datang ke pesta hanya terdiri
dari para kerabat yang dituakan dan kerabat dekat. Pada resepsio malam ketiga, kedua
pengantin mengenakan riasan khusus yang disebut rias lilin dengan kebaya putih dan
hiasan melati sebagai symbol kesucian. Setelah resepsi malam ketiga selesai, keesokan
hari nya kedua pengantin melakukan kunjungan kerumah keluarga dan kerabat. Pada
setiap kunjungannya, pengantin perempuan akan diberi ontalan yaitu kalimat ucapan
“selamat menempuh hidup baru”.
Untuk melakukan tradisi pernikahan tersebut harus mengeluarkan kocek berkisar
75-150 juta rupiah. Biaya ini biasanya dihabiskan untuk biaya hiburan yang menjadi ciri
jkhas dari tradisi pengantin Jeren, seperti biaya penyewaan kuda dan musik karawitan,
menampilakan wayang / ludruk sebagai hiburan untuk para tamu, untuk suguhan
biasanya menyediakan 2-3 ekor sapi dalam sekali perayaan dan faktanya seluruh biaya
tersebut akan dilimpahkan kepada keluarga perempuan.
Para warga sangat antusias datang kedalam pesta tersebut, tak jarang mereka
menggunakan semua perhiasan yang mereka miliki seperti misalnya menggunakan 3
kalung bertumpuk, dengan gelang yang bertumpuk hingga sikut tangan, jumlah cincin
yang dikenakan hamper disemua jari.