BAB II
PENGERTIAN, SEJARAH DAN KEDUDUKAN SESERAHAN
DALAM HUKUM ISLAM
umat islam, karena dengan pernikahan seseorang akan mulai menjalani kehidupan
yang lebih serius dan menantang. Islam mengatur kehidupan manusia berpasang-
aturan hukum Islam dan ditetapkan untuk mewujudkan suatu kesejahteraan baik
sebagai bagian dari urusan kekerabatan atau keluarga, persekutuan dan martabat.
Perkawinan dapat pula merupakan urusan pribadi tergantung kepada tata susunan
harus mempunyai peranan yang saling mendukung, baik berupa moral, maupun
materil agar tercipta keluarga yang ideal. Dalam hal ini, Allah Swt. berfirman
dalam al-Qur’an.
1
Imam Sudiyat, Hukum Adat Sketsa Asas, (Yogyakarta: Liberty, 2000), hal. 107.
22
2
Artinya : “Mereka adalah pakaian bagimu, dan kamupun adalah pakaian bagi
mereka”.
Perkawinan pada umumnya telah disakralkan oleh khalayak ramai, tidak sedikit
orang berbicara: “Aku hanya menikah satu kali, setelah itu aku mati.” Maka wajar
bila ritual perkawinan ini selalu diiringi dengan berbagai corak tradisi di
bahwa sesuatu kebiasaan yang berulang-ulang dan sering terjadi itu menjadi
seperangkat aturan bagi mereka. Seperti halnya tradisi dalam perkawinan yaitu
adat seserahan, mereka menganggap bahwa kebiasaan itu harus ada sebelum akad
nikah.
1. Pengertian
2
Hasbi Ash-Shiddiqi, Al-Qur’an dan Terjemah,. . .hal.45.
3
Abu Yasid, Fikih Keluarga, (Jakarta: Erlangga, 2007), hal. 71.
4
W.J.S Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: PN Balai Pustaka,
1984), hal. 923.
23
tempat tidur, lemari, meja kursi, alat-alat dapur dan lain sebagainya yang
akad nikah.5
penyerahan barang-barang ( jw, raja peni, guru bakal, guru dadi) sebagai
tanda asih kekeluarga dari calon memepelai putra kepada calon memepelai
melambangkan bahwa sudah ada ikatan sayang antara calon mempelai putra
5
Wawancara dengan sesepuh warga desa Mundu Bapak Rois di kediamannya 18 Januari
2014, 19.00 WIB.
6
R.M.A. Sudi Yatmana, Upacara Pengantin (Tata Cara Kejawen), (Semarang: CV.
Aneka Ilmu, Anggota IKAPI, 2001), Cet. Ke-2, hal. 5.
7
R.M.S. Gitosaprodjo, Pedoman Lengkap Acara dan Upacara Perkawinan Adat Jawa,
(Surakarta: CV. Cendrawasih, 2010), hal. 10.
24
ini sangat diyakini bahwa seserahan menjadi salah satu syarat dalam
ana yong kewajibane wong tua ngopeni anak, meski wong ora duwe mbuh
apa”. (Bagi dia merupakan suatu keharusan karena merupakan bagian dari
ngopeni anak9 walaupun dia orang tidak mampu).” Namun acara seserahan
jika tidak dilaksanakan dia merasa malu dengan masyarakat sekitar rumah
tempat tinggalnya.
(adat seserahan itu suatu kewajiban bagi seorang ayah untuk mengadaakan
acara tersebut). Lamon ora diadakake isin maring tangga bokat di glendengi,
8
Wawancara dengan bapak Casmadi, salah satu warga desa Mundu, di kediamannya
pada tanggal 2 Maret 2014. 16.00 WIB.
9
Ngopeni anak artinya memelihara anak. Jadi salah satu caranya adalah dengan
seserahan.
10
Di-anak-anakna bagjane olih utang artinya acara seserahan tersebut harus diadakan
bagaimanapun caranya walapun uangnya dapat berhutang.
25
masa wong sing yambutgawene ora nggenah bisa ngadakake seserahan masa
kula sing cukup ora bisa. Intine kula boten kalah karo wong-wong kuwe
oleh orang yang pendapatannya jauh dibawahnya masa saya tidak bisa
besar kecil atau tolak ukur kemampuan dalam ekonomi dimata masyarakat
lainnya.
berpendapat bahwa seserahan itu tidak menjadi suatu keharusan bagi saya
niat dan individunya. Kalau memang kondisi ekonomi kita ada, ya saya akan
mengadakan adat seserahan tersebut, tetapi kalau toh tidak ada tidak
2. Sejarah Seserahan
Tidak banyak orang yang mengetahui secara betul dari mana asal adat
seserahan ini, banyak orang yang mengatakan bahwa adat seserahan ini
11
Wawancara dengan bapak Wardi, salah satu warga desa Mundu, di kediamannya pada
tanggal 5 Maret 2014. 15.00 WIB.
12
Wawancara dengan bapak Sutarno, salah satu warga desa Mundu, di kediamannya pada
tanggal 8 Maret 2014. 15.00 WIB.
26
sudah ada sejak zaman dahulu kala. Tradisi ini konon dibawa dari kebiasaan
beberapa modifikasi.
mulai perabotan dapur, lemari, tempat tidur, perhiasan dan lain sebagainya
untuk bisa membangun sebuah rumah untuk tempat tinggal bersama sang
istri.
sehingga itu menjadi beban bagi calon suami. Seserahan pun seakan-akan
13
Abu Yasid, Fikih Keluarga . . ., hal. 72.
14
Wawancara dengan sesepuh warga desa Mundu Bapak Rois di kediamannya 18 Januari
2014, 19.00 WIB.
27
Menilik realitas seserahan, nampaknya tradisi ini tak lain adalah suatu
penulis akan menjelaskan pengertian dari walimah itu sendiri dan hal-hal
1. Pengertian Walimah
suami dan istri berkumpul, bahkan sanak saudara, kerabat, dan para
tetangga.
15
W.J.S Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa . . . , hal. 1147.
16
Slamet Abidin dan H. Aminuddin, hlm. 149. Dikutip dari H.M.A Tihami dan Sohari
Sahrani, Fikih Munakahat, ( Jakarta: Rajawali Pers, 2010), hal. 131.
28
membedakan atau melebihkan salah satu dari yang lain, tetapi semata-mata
17
H.M.A Tihami dan Sohari Sahrani, Fikih Munakahat, ( Jakarta: Rajawali Pers, 2010),
hal. 132.
18
Al-Hafid Ibn Hajar Al-Asqolani, Bulughul Al-Marom (min adilatil ahkam) (Surabaya:
Warunnashri, 773-852 H.), hal. 219. Hadis dari Bukhari.
29
20
إذا ادعي احد كم الى الطﱠعام فليجب لن شاء طعم شاء ترك
adalah wajib kifayah. Namun ada juga ulama yang mengatakan sunah, akan
Sebagian golongan imam Syafi’i berpendapat wajib. Akan tetapi, Ibn Hazm
menyangkal bahwa pendapat ini dari jumhur Sahabat dan Tabi’in. Karena
19
H.M.A Tihami dan Sohari Sahrani, Fikih Munakahat,. . . , hal. 134.
20
Al-Hafid Ibn Hajar Al-asqolani, Bulughul Al-Marom (min adilatil ahkam) (Surabaya:
Warunnashri, 773-852 H.), hal. 218. Dengan nomor hadis 1068.
21
Moh. Rifa’i, Moh. Zuhri, Salomo, Terjemahan Khulashah Kifayatul Akhyar,
(Semarang: CV. Toha Putra), hal. 134. Hadis dari Bukhari.
30
4. Bentuk Walimah
Saw di atas.
diri.23
walimah di atas, kita sudah bisa mengetahui bahwa, keduanya tidak memiliki
atau tradisi yang turun temurun dari leluhur. Karena hal ini telah dilakukan
masyarakat berpuluh tahun yang lalu bahkan mungkin ratusan tahun, maka
22
Tihami dan Sohari Sahrani, Fikih Munakahat,. . ., hal.135.
23
Tihami dan Sohari Sahrani, Fikih Munakahat,. . .,hal.137.
31
hadits berikut. Dari Buraidah bin Hushaib bertutur, ”Tatkala Ali melamar
Dari segi hukum seserahan dan Walimah memang tidak ada kaitan
sama sekali. Namun, dalam seserahan terdapat istilah rasul yang di dalamnya
memiliki makna barang bawaan yang dibawa oleh calon suami berupa bahan-
dimasak untuk keperluan walimah setelah akad nikah. Jadi relasi dari
24
H.M.A Tihami dan Sohari Sahrani Fikih Munakahat . . ., hal. 132.
25
Wawancara dengan sesepuh warga desa Mundu Bapak Rois di kediamannya 28 februari
2014, 20.00 WIB.
32
memiliki kedudukan hukum yang berbeda. Namun demikian hal itu bagi
1. Pengertian Khitbah
laki meminta kepada seorang perempuan untuk menjadi istrinya, dengan cara-
persetujuan seorang gadis yang telah dipinang oleh seorang pemuda dengan
26
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta:
Balai Pustaka, 1994), Cet Ke-3 hal. 556.
27
H. Abdurahman, hlm. 113. Dikutip dari, H.M.A Tihami dan Sohari Sahrani, Fikih
Munakahat, ( Jakarta: Rajawali Pers, 2010), hal. 24.
33
ini diwujudkan dalam bentuk pemberian berupa perhiasan, hal ini bukan
berikut :
dari calon suami pada calon istri sangat dianjurkan oleh Rasulullah, namun
ini bukan termasuk mahar. Pemberian sesuatu dalam acara Khithbh sebagai
28
H. Abdurahman, hlm. 113. Dikutip dari, H.M.A Tihami dan Sohari Sahrani, Fikih
Munakahat, ( Jakarta: Rajawali Pers, 2010), hal. 24-25.
34