Nada Salsabila
Prodi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan,
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik,
Universitas Negeri Semarang
E-mail: nadasalsabila176@student.unnes.ac.id
Abstrak
Pernikahan adat Jawa merupakan salah satu kekuatan budaya Indonesia.
Tujuan dilakukannya penulisan artikel ini adalah untuk mengetahui bagaimana
proses atau Langkah-langkah dalam perkawinan di Belik, Pemalang, Jawa
Tengah. Upacara perkawinan ini adalah serangkaian kegiatan tradisional yang
tentunya sudah dilakukan secara turun temurun yang mempunyai maksud dan
tujuan agar pernikahan yang dilakukannya tersebut Sejahtera serta
mendatangkan kebahagiaan. Manfaat dari penelitian ini adalah untuk
memperkenalkan kepada Masyarakat luas tentang perkawinan adat jawa
tentunya di daerah Belik. Penulis ingin lebih mengetahui mengenai upacara
perkawinan adat jawa dari mulai pengenalan calon pengantin, lamaran, sampai
dengan upacara pernikahan adat jawa. Metode yang dilakukan dalam penelitian
ini adalah studi Pustaka (library reserch), website, dan sumber-sumber lain
seperti wawancara. Melalui penelitian ini dapat dikatakan bahwa terdapat nilai
sosial yang terkandung dalam perayaan perkawinan adat jawa, Masyarakat
percaya bahwa melalui perkawinan ini akan mendatangkan pengaruh yang kuat
dengan kehidupan sosial budaya. Selain itu melalui perkawinan ini juga
dipercaya akan meningkatkan ibadah kita kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Abstract
Javanese traditional weddings are one of the strengths of Indonesia culture. The
purpose of writing this article is to find out the process of steps involved in
getting married in Belik, Pemalang, Central Java. This wedding ceremony is a
series of traditional activities which have of course been carried out for
generations with the aim and purpose of making the marriage prosperous and
bringing happiness. The benefit of this research is to introduce the wider
community to Javanese traditional marriages, of course in the Belik area. The
author wants to know more about traditional Javanese wedding ceremonies from
the introduction of the bride and groom, the proposal, to the traditional Javanese
wedding ceremony. The mothod used in this research, websites, and other
sources such as interviews. Through this research it can be said that there are
social values contained in traditional Javanese Wedding celebrations. People
believe that through this marriage it will have a strong influence on social and
culturan life. Apart from that, marriage is also believed to increase our worship
of God Almighty.
Keywords: Ceremony, Marriage, Traditional Javanese, Pemalang Belik Village
PENDAHULUAN
Perkawinan merupakan suatu peristiwa yang dianggap sakral atau suatu peristiwa yang
sangat penting dalam kehidupan manusia. Dasar dari perkawinan dibentuk melalui kehidupan
manusia itu sendiri yang meliputi kebutuhan biologis, memiliki keturunan, dan tentunya
nantinya akan memiliki anak-anak yang menjadi anggota masyarat yang sempurna.
Perkawinan memiliki arti penting dalam kehidupan manusia, karena didalamnya berisi hak-
Adat istiadat merupakan sebuah kebiasaan sosial yang sudah sejak lama ada di dalam
Masyarakat dengan maksud mengatur tata tertib. Ada juga adat yang mengikat norma dalam
Masyarakat sehingga dalam penerapannya mereka akan memikirkan dampak akibat dari
perbuatannya atau Kumpulan tata kelakuan yang paling tinggi kedudukannya karena sifatnya
yang kekal dan terintegrasi sangat kuat. Dalam suatu perkawinan diperlukan norma hukum,
adat istiadat, budaya, dan tata tertib yang mengaturnya. Penerapan norma hukum dalam
perkawinan diperlukan terutama dalam mengatur hak, kewajiban dan tanggung jawa masing-
masing anggota keluarga, untuk membentuk keluarga yang yang Bahagia dan Sejahtera.
Kondisi adat istiadat di setiap daerah tentunya berbeda-beda sesuai dengan kebiasaan adat
Masyarakat setempat.
Tujuan dan manfaat dari penelitian ini adalah penulis ingin lebih mengetahui mengenai
upacara pernikahan kebudayaan adat di Desa Belik Kabupaten Pemalang, mulai dari tata cara
METODE
Metode yang digunakan dalam penulisan artikel ini adalah menggunakan metode
kualitatif deskriptif, peneliti ingin menggunakan sejelah jelasnya tentang perkawinan adat
jawa, mulai dari prosesnya. Teknik pengambilan data menggunakan Teknik studi Pustaka
(library reserch), website, dan sumber-sumber lain seperti wawancara. Analisis yang dilakukan
adalah analisis kontekstual, dimana hasil pengamatan dan hasil wawancara diolah untuk
menemukan konteks bahwa perkawinan dilakukan sebagai kekuatan yang dihubungkan dengan
budaya-budaya lain. Selain itu penelitian ini juga menggunakan metode studi deskriptif seperti
Hal yang sangat penting bagi semua orang yaitu perkawinan. Dalam setiap perkawinan
seseorang pasti menginginkan sesuatu yang unik untuk dapat dikenang di masa tuanya. Tak
jarang dalam melakukan perkawinan pasti menggunakan tradisi atau upacara-upaca yang sudah
turun-temurun dilakukan oleh daerah setempat, sama halnya seperti di daerah Belik Kabupaten
Pemalang. Sama halnya seperti tradisi upacara-upacara adat jawa lainnya, adat perkawinan di
Desa Belik juga dilakukan agar kebudayaan yang diwariskan oleh leluhur tidak hilang begitu
saja. Maka di daerah Belik masih melakukan perkawinan guna menjalankan tradisi atau
upacara yang sudah diwariskan secara turun temurun. Dalam tradisi perkawinan di Desa belik
tidak pernah lepas dari serangkaian upacara seperti ijab Kabul, sungkeman, dll.
Akad nikah merupakan pengesahan perkawinan pria dan Wanita menurut agama
masing-masing yang dianut. Upacara akad nikah bagi pemeluk agama islam ada dua
cara yaitu :
ada aulanya.
Sedangkan di Desa Belik Kabupaten Pemalang opsi yang pertama sudah sangat jarang
akad nikah dirumah lebih efektif dan juga lebih gampang dibandingkan harus ke Masjid
terlebih dahulu. Di Desa Belik pada saat akad berlangsung biasanya pengantin wanita
akan menunggu di dalam kamar pengantin, setelah selesai barulah pengantin wanita
keluar dan duduk berdampingan dengan pengantin pria. Busana pengantin yang
dikenakan pada saat akad nikah adalah pengantin pria biasanya menggunakan setelan
jas dan pengantin wanita menggunakan kebaya serba putih dengan kerudung kepala
warna putih.
temu antara pengantin putra dengan pengantin putri. Upaca ini merupakan upacara
puncak dalam perkawinan di Desa Belik. Dalam acara puncak ini pengantin pria dan
wanita duduk bersanding yang disaksikan oleh keluarga kedua belah pihak pengantin,
dan para tamu undangan. Ada beberapa tahapan dalam upacara inti ini dan pastinya
mengandung makna filosofis yang satu dengan yang lain. Tahap-tahapannya yaitu:
Upacara balangan sirih merupakan adalah daun sirih yang digulung dengan
benang dan didalamnya diisi dengan kapur lunak dan jambe yang diikat menjadi
satu dengan benang putih. Setelah pengantin pria dan wanita saling berhadapan
dengan jarak satu meter pada saat itulah mereka saling melempar sirih satu sama
melemparnya.
2. Upacara Nimbrang
Upacara nimbrang dilakukan pada saat ayah pengantin putri duduk dengan
pengantin dengan posisi pengantin pria disebelah kanan dan pengantin putri
disebelah kiri. Upacara nimbrang memiliki makna yang cukup mendalam, yaitu
bahwa sang menantu sudah menjadi anaknya sendiri sama dengan pengantin
putri yang memang anaknya sendiri. Makan dari itu upacara ini dilakukan guna
Upaca ini disebut juga dengan upacara dulangan, yaitu pengantin pria dan
pengantin wanita saling suap-suapan. Hal ini bermakna bahwa hal-hal yang
4. Upacara Sungkeman
Upacara sungkeman merupakan tanda hormat kepada kedua orang tua maupun
kepada besan.
5. Hiburan
mukanya dirias seperti badut. Maka orang tersebut akan melakukan stand up
KESIMPULAN
Dalam adat istiadat jawa tentunya seperti yang ada di Desa Belik Kabupaten Pemalang
Jawa Tengah melakukan perkawinan memiliki tahapan-tahapan yang harus dilakukan, seperti
melakukan ijab qobul dll. Dalam melaksanakan perkawinan ini perlu disesuaikan dengan dana
yang tersedia, tidak perlu mewah yang terpenting adalah nilai kesucian dari proses perkawinan
tersebut. Perkawinan adat jawa merupakan kebudayaan yang tentunya harus tetap dilestarikan.
Hukum adat merupakan hukum positif Indonesia yang artinya berlaku dan diakui sebagai
sebuah hukum yang ada di di Indonesia di antaranya yaitu perkawinan adat. Meskipun di
Indonesia sendiri sudah ada Undang-Undang yang mengatur tentang perkawinan yaitu UU No.
1 Tahun 1974, tidak berarti bahwa perkawinan adat merupakan sesuatu yang dilarang. Karena
seperti yang terdapat pada pasal 2 ayat (1) UU No. 1 Tahun 1974 menyatakan bahwa
“perkawinan adalah sah, apabila dilakukan menurut hukum masing-masing agamanya dan
kepercayaannya itu.” Dengan berlakunya hukum adat ini maka keabsahan perkawinan menurut
hukum adat adalah apabila sudah memenusi setiap dan segala prosesi serta tata cara dan hukum
yang berlaku dalam adat tersebut. Bagi Masyarakat Desa Belik Pemalang, perkawinan adat
merupakan sebuah prosesi penting dan wajib dilakukan oleh Masyarakat. Karena bagi mereka
bila belum menikah secara adat maka, kedua mempelai belum bisa diterima sebagai
Masyarakat jawa. Jika mereka telah melakukan prosesi perkawinan dengan adat tersebut maka
DAFTAR PUSTAKA
Ambarawati, Anindika Putri Alda, Mustika Lylys Indah. (2018). Pernikahan Adat Jawa
Sebagai Salah Satu Kekuatan Budaya Indonesia.
http://simkatmawa.kemdikbud.go.id/v3/assets/upload/foto_non_lomba_061016_1560
533331005545600.pdf
Aziz Safrudin. (2017). Tradisi Pernikahan Adat Jawa Membentuk Keluarga Sakinah. Diakses
pada tanggal 5 Desember 2023.
https://ejournal.uinsaizu.ac.id/index.php/ibda/article/view/724
Bratawijaya, Thomas Wiyasa. 2006. Upacara Perkawinan Adat Jawa. Jakarta: Pustaka Sinar
Harapan.
Gischa Serafica. (2023). Mengenal upacara perkawinan adat jawa. Diakses pada 5 Desember
2023. https://www.kompas.com/skola/read/2023/01/19/210000769/mengenal-
upacara-perkawinan-adat-jawa-?page=all
Jawa, S. (n.d.). Ungkapan dalam Upacara Tradisional Perkawinan Suku Jawa, 32, 71–80
Kamal, F., & Pendahuluan, I. (2014). Perkawinan adat jawa dalam kebudayaan indonesia,
V(2), 35–46.
Kartika Yuni. PERNIKAHAN ADAT JAWA PADA MASYARAKAT ISLAM DI DESA
KALIDADI KECAMATAN KALIREJO KABUPATEN LAMPUNG TENGAH.
http://repository.radenintan.ac.id/11289/1/PERPUS%20PUSAT.
Lokal, K., Untuk, I., & Karakter, P. (2001). Kearifan Lokal Indonesia Untuk Pembangunan
Karakter Universal | FDA, 88–94
Nuraini Senjie. (2022). Tata Urutan Pernikahan Adat Jawa Jogja Yang Panjang Namun Penuh
Makna. Diakses pada tanggal 5 Desember 2023.
https://www.fimela.com/relationship/read/5139121/tata-urutan-pernikahan-adat-jawa-
jogja-yang-panjang-namun-penuh-makna?page=2
Perkawinan, 2012. Upacara Perkawinan Adat Yogyakarta. Jakarta : PT. Dian Digital Media.
Pratama ady bayu, Wahyuningsih Novita. (2018). Pernikahan adat jawa di desa Nengahan,
Kecamatan Bayat, Kabupaten Klaten. Vol 2, No 1
Setyaningsih, E. (2015). Tarub dan Perlengkapannya Sarat dengan Makna dan Filosofi.
Teknobuga, 2(1), 69–75.
Samora puspa fitriyani. (2022). Prosesi pernikahan adat jawa, ketahui makna yang terkandung
didalamnya. Diakses pada 5 Desember 2023.
https://www.liputan6.com/hot/read/5153716/prosesi-pernikahan-adat-jawa-ketahui-
makna-yang-terkandung-di-dalamnya?page=3
Ii, B. A. B. (1974). Undang-Undang Perkawinan, 1, 16–53.