Tepung tawar berupa bedak selo/sejuk, beras basuh, beras kunyit, bunga
rampai, dan daun inai yang digiling halus.
Tempat air pecung.
Cerek (teko).
Ketur.
Tempat setanggi.
Tepak sirih.
Kepuk atau sesaji berisi nasi kunyit (pulut kuning), ulur-ulur, telur rebus
diberi warna merah.
tentang
calon
istri,
menyangkut
tingkah
lakunya,
pihak
laki-laki
di
mata
sosial.
Besarnya
hantaran
Sesampai
di
rumah
pengantin
perempuan,
pengantin
laki-laki
menyuapi
pengantin
perempuan,
pengantin
perempuan
setelah
acara
bersanding,
kedua
pengantin
dimandikan
menggunakan air yang telah dimantrai (air tolak bala), dicampur dengan
bunga-bunga tertentu. Sebelum mandi taman, dagu kedua pengantin
diusap dengan tepung tawar, batu asahan, telur ayam, dan batu cincin.
Setelah itu, pengantin didudukkan di kursi, lalu Mak Andam mengelilingi
mereka sebanyak 7 kali sambil membawa kelengkapan mandi. Oleh Mak
Andam, kedua pengantin dibasahi mulai dari kepala, muka, lalu badan.
Seusai mandi, kedua pengantin berganti pakaian lalu dibimbing menuju
bilik seraya menginjak padi yang ada dalam dulang. Kedua pengantin
diselubungi kain panjang sebagai pertanda awal dari hubungan kedua
suami istri. Sepanjang menuju bilik, kedua pengantin ditaburi bunga
rampai yang dicampur kepingan uang logam yang kemudian
diperebutkan anak-anak kecil
18. Makan Nasi Damai
Selepas mandi taman, kedua pengantin didudukkan di pelaminan lalu
diberikan hidangan nasi pulut putih oleh orangtua pengantin laki-laki.
Nasi ini disebut dengan nasi damai karena pertanda bahwa pihak
keluarga pengantin laki-laki ikut bertanggung jawab atas kedamaian
keluarga kedua mempelai.
c. Penutup
Acara ditutup dengan upacara menyembah yang dilakukan pada malam keempat
selepas bersanding. Kedua pengantin akan pergi ke sanak kerabat untuk
bersalaman dan memohon doa restu. Upacara ini juga bertujuan mendekatkan
keluarga kedua pengantin.
6. Doa-doa
Dalam upacara adat perkawinan Melayu Bengkalis terdapat doa-doa khusus,
antara lain:
a. Doa permohonan agar kedua mempelai sehat dan damai kehidupannya.
b.Doa permohonan agar kedua mempelai beserta keluarganya dijauhkan dari
bencana.
c. Doa permohonan pembesihan doa saat berandam.
7. Pantangan dan Larangan
Kedua pengantin dilarang keluar rumah sampai keduanya melakukan prosesi
menyembah mertua di rumah pengantin laki-laki.
8. Nilai-nilai
Upacara adat perkawinan orang Melayu Bengkalis memuat nilai-nilai dalam
dalam kehidupan, antara lain:
a. Pelestarian tradisi. Upacara adat perkawinan ini adalah ajaran leluhur.
Oleh karena itu, mempraktekkan ajaran ini secara tidak langsung
merupakan salah satu upaya dalam melestarikan tradisi leluhur.
b.Melanjutkan generasi. Salah satu tujuan perkawinan adalah mencetak
generasi penerus sehingga sejarah dan budaya di keluarga atau kelompok
masyarakat tersebut akan berkembang.
c. Pelestarian sastra tradisional. Nilai ini terlihat dari pantun berbalas yang
diucapkan saat pertunangan.
d.Mempererat dan memperluas hubungan keluarga. Nilai ini tercermin dari
tujuan perkawinan itu sendiri, yakni menyatukan dua keluarga menjadi
satu keluarga besar.
9. Penutup
Secara umum, adanya upacara adat perkawinan ini menjadi bukti kekayaan
kebudayaan Melayu. Selain itu, upacara ini juga menjadi bukti bahwa leluhur
Melayu Bengkalis sangat menghargai siklus kehidupan, hal ini terbukti dari begitu
rincinya prosesi adat ini digelar.
DAFTAR PUSTAKA
Ibrahim Mukhtar, 2002. Adat Istiadat Perkawinan Melayu Bengkalis. Bengkalis:
Riau
_________, 2002. Adat dan Kebudayaan serta Tabiat Orang Melayu. Bengkalis:
Riau
MS. Suwardi, 1991. Budaya Melayu dalam Perjalanannya Menuju Masa Depan.
Pusat Penelitian Universitas Riau: Riau.
Tim Pusat Pengajian Bahasa dan Kebudayaan Melayu Universitas Riau (P2BKMUNRI), 2003. Budaya Tradisional Bengkalis. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
Kabupaten Bengkalis.