Disusun Oleh:
M. Fernanda Adi Pradana (165110700111001)
Alvan Muqorrobin A (165110701111013)
Fitri Wulandari (165110701111024)
Kenya Juwita (165110707111009)
BAB I : PENDAHULUAN..............................................................................3
1.1 Latar Belakang ........................................................................................ 3-4
1.2 Rumusan Masalah .......................................................................................4
1.3 Tujuan .........................................................................................................4
1.3 Manfaat .......................................................................................................4
BAB II : KLASIFIKASI KARYA ILMIAH DAN NONILMIAH SERTA
CIRI KARYA ILMIAH..................................................................................5
2.1 Klasifikasi Karya Ilmiah dan Nonilmiah ....................................................5
2.1.1 Klasifikasi Karya Ilmiah .................................................................... 5-12
2.1.2 Karya Ilmiah Pendidikan dan Karya Ilmiah Penelitian.................... 12-15
2.1.3 Klasifikasi Karya Nonilmiah ........................................................... 15-20
2.2 Ciri-ciri Karya Ilmiah.......................................................................... 20-22
BABIII :PENUTUP.......................................................................................23
3.1 Kesimpulan ...............................................................................................23
3.2 Saran ..........................................................................................................23
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................. 24-25
2
BAB I
PENDAHULUAN
3
dengan mudah mengidentifikasi karya tulis yang tergolong ke dalam karya tulis
ilmiah.
1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka dapat disimpulkan tujuan dari
penyusunan makalah ini adalah sebagai berikut:
1.3.1 Untuk mendiskripsikan klasifikasi karya ilmiah dan karya nonilmiah.
1.3.2 Untuk mendiskripsikan ciri-ciri karya ilmiah.
1.4 Manfaat
Manfaat dari penyusunan makalah ini ialah sebagai berikut:
1.4.1 Manfaat untuk pembaca yaitu untuk menambah informasi atau pengetahuan
mengenai klasifikasi karya ilmiah dan karya nonilmiah serta ciri-ciri karya
ilmiah. Dengan demikian, pembaca dapat menarik kesimpulan mengenai
informasi atau pengetahuan tersebut agar dapat digunakan dalam
kehidupan sehari-hari.
1.4.2 Manfaat untuk penulis yaitu untuk menambah wawasan serta berbagi
pengetahuan kepada pembaca.
4
BAB II
KLASIFIKASI KARYA ILMIAH DAN NONILMIAH SERTA CIRI
KARYA ILMIAH
5
2.1.1.1 Makalah
Makalah merupakan salah satu jenis karya tulis ilmiah yang membahas tentang
pokok permasalahan tertentu. Makalah disajikan disusun dan disajikan dalam
pertemuan formal tertentu (misalnya: seminar), atau untuk diterbitkan dalam
majalah ilmiah tertentu. Tulisan ilmiah mempergunakan proses berpikir ilmiah
dalam pembahasan pokok masalahnya. Berpikir ilmiah terdiri atas: identifikasi
masalah proses dan hasil pengenalan masalah atau inventarisasi masalah,
pembatasan masalah ruang lingkup masalah atau upaya membatasi ruang lingkup
masalah yang terlalu luas atau lebar sehingga penelitian itu lebih bisa fokus untuk
dilakukan, penyusunan hipotesis penyusunan dugaan sementara berdasarkan
pengamatan atau referensi lain, pengujian hipotesismenguji dugaan sementara
berdasarkan pengamatan atau referensi lain, penarikan simpulandari hasil uji
hipotesis suatu penelitian (Mardanu, dalam Dalman, 2015:37).
Dilihat dari cara berpikir makalah dapat dibedakan menjadi dua macam,
yaitu makalah hasil berpikir deduktif dan makalah hasil berpikir induktif. Makalah
hasil berpikir deduktif membahas masalah atas dasar kajian teori tertentu.
Sedangkan makalah hasil berpikir membahas masalah dengan menyajikan
deskripsi gejala, fakta, dan dari pengamatan dari pengamatan di lapangan.
Menurut Barnawi dan Arifin (2015:26) makalah menggunakan bahasa yang lugas
dan tegas, jumlah halaman yang terdapat dalam makalah berkisar antara 10-15
halaman. Sistematika makalah berisi BAB I Pendahuluan dalam bab ini berisi
latar belakang, rumusan masalah serta tujuan dari adanya penelitian, BAB II
Pembahasan berisi analisis pembahasan dan solusi mengenai permasalahan yang
dikaji, dan BAB III Kesimpulan ini berisi kesimpulan dan saran berupa hasil
singkat mengenai solusi yang ditawarkan penulis. Contoh: Pengalaman proses
belajar mengajar di kelas, guru mencatat bahwa pujian yang diberikan kepada
siswa atas belajar siswa ternyata mengubah perilaku dan sikap siswa terhadap
matapelajaran bahasa Indonesia. (data, fakta dan gejala yang berkaitan dengan
pemberian pujian dicatat lalu dibahas dengan pengefektifan pengajaran bahasa
Indonesia).
6
2.1.1.2 Skripsi
Skripsi adalah karya tulis (ilmiah) mahasiswa untuk melengkapi syarat
mendapatkan gelar sarjana (S-1). Skripsi ditulis berdasarkan pendapat (teori)
orang lain. Pendapat didukung data dan fakta empiris-objektif, baik berdasarkan
penelitian langsung, observasi lapangan atau penelitian di laboratorium.
Sedangkan menurut Barnawi dan Arifin (2015:26) skripsi adalah karya tulis
ilmiah yang dibuat secara sistematis berdasarkan metode ilmiah yang dilakukan
oleh mahasiswa S-1 di bawah bimbingan dosen pembimbing.
Skripsi adalah karya tulis yang diajukan untuk mencapai gelar sarjana atau
sarjana muda, skripsi ditulis berdasarkan studi pustaka atau penelitian bacaan,
penyelidikan, observasi, atau penelitian lapangan sebagai prasyarat akademis yang
harus ditempuh, dipertahankan dan dipertanggungjawakan oleh penyusunan
dalam sidang ujian (Tugiono, dalam Dalman, 2015:39). Tanjung (Barnawi dan
Arifin, 2015:29) mengemukakan bahwa permasalahan, kajian pustaka, dan
metodologi yang digunakan, serta hasil penelitian dalam skripsi sebagai berikut:
Identifikasi masalah, didasarkan atas informasi dari koran, majalah, buku,
jurnal, laporan penelitian, seminar, atau keadaan lapangan. (Masalah cenderung
bersifat penerapan ilmu). Kajian pustaka, penulis diminta menjelaskan keterkaitan
penelitiannya dengan penelitian yang lain. (Pustaka yang dijadikan acuan
menggunakan sumber primer meskipun masih dapat menggunakan sumber
sekunder). Metodologi penelitian, memperoleh data penelitian yang akurat
menggunakan instrumen pengumpulan data yang valid. Hasil penelitian, cukup
mendapat dukungan data yang diperoleh dari penelitian yang dilakukan.
Contoh:Peningkatan Kompetensi Menulis Karya Ilmiah Sederhana Menggunakan
Strategi Kontekstual (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas IX SMP 1 Mangunjaya)
oleh Yuyun Yulianti, S.Pd.
2.1.1.3 Tesis
Tesis berasal dari kata thesis berarti pernyataan atau kesimpulan teoretis yang
diajukan serta ditunjang oleh argumentasi ilmiah dan referensi-referensi yang
diakui secara ilmiah yang dibuat oleh seorang calon Magister. Tesisi disusun oleh
7
calon Magister secara mandiri pada akhir masa studi yang merupakan salah satu
syarat mencapai gelar Magister.
Tesis ditulis berdasrkan metodologi penelitian dan dan metodologi
penulisan. Standarnya digantungkan pada institusi yang bersangkutan. Dalam
penulisan tesis pun, penulis dituntut memiliki kemampuan menggunakan istilah
teknis dalam penulisan tabel dan abstrak. Tanjung (Barnawi dan Arifin, 2015:30)
mengemukakan bahwa permasalahan, kajian pustaka, dan metodologi yang
digunakan, serta hasil penelitian dalam skripsi sebagai berikut:
Identifikasi masalah, masalah yang dikaji diharapkan menghasilkan
sesuatu yang memberikan sumbangan bagi ilmu pengetahuan. Kajian pustaka,
tidak hanya menjelaskan keterkaitan antara penelitian yang dilakukan dengan
penelitian lain, tetapi juga harsu menyebutkan secara jelas persamaan dan
perbedaan antara penelitiannya dengan penelitian lain yang sejenis. Metodologi
penelitian data harus dikumpulkan dengan instrument pengumpulan data yang
valid dan disertai bukti-bukti yang dapat dijadikan pegangan untuk menyatakan
bahwa instrument pengumpul data yang digunakan cukup valid. Hasil penelitian,
selain didukung oleh data yang diperoleh dari penelitian, juga harus dibandingkan
dengan penelitian yang sejenis. Contoh: Kajian Simbol dalam Penokohan pada
Novel Negeri 5 Menara Karya Ahmad Fuadi: Tinjauan Semiotik Peirce Sebagai
Alternatif Bahan Ajar Bahasa dan Sastra Indonesia di SMA oleh Alis Marliati.
2.1.1.4 Disertasi
Disertasi adalah karangan yang diajukan untuk mencapai gelar doktor. Penulisan
disertasi di bawah bimbingan seorang dosen berpangkat professor dan isinya
mengenai pembahasan yang lebih kompleks dan lebih mendalam daripada
persoalan yang terdapat pada tesis. Disertasi ditulis berdasarkan metodologi
penelitian yang mengandung filosofi keilmuan yang tinggi. Disertasi lebih
memuat penemuan-penemuan baru tentang sesuatu sebagai cerminan
pengembangan ilmu yang dikaji dalam taraf yang tinggi (Tugiono, dalam Dalman,
2015:40).
8
Disertasi di dalamnyaterdapat suatu dalil yang harus dibuktikan
berdasarkan data dan fakta yang valid dan terperinci. Disertasi disusun
berdasarkan kerangka pemikiran baru yang diformulasikan sendiri namun harus
menggunakan teori-teori yang sudah ada (Barnawi dan Arifin, 2015:31). Contoh:
Representasi Pergeseran Moralitas dalam Karya Novelis Perempuan Indonesia
oleh Gatot Sarmidi.
9
2.1.1.6 Artikel Ilmiah Populer
Artikel ilmiah populer adalah artikel yang dalam penulisannya tidak terikat secara
ketat dengan aturan penulisan ilmiah. Hal itu dikarenakan artikel ilmiah ditulis
dan ditujukan untuk konsumsi masyarakat luas. Artikel ilmiah populer biasanya di
muat di surat kabar atau majalah. Artikel ini dibuat berdasarkan pemikiran
deduktif dan induktif atau gabungan dari keduanya yang diselaraskan dengan
opini penulis.
Judul artikel populer menggunakan bahasa menarik dan tidak dibatasi pada
bahasa baku atau bisa menggunakan bahasa yang nonformal yang dapat menarik
hati pembaca. Bukti tulisan: Permainan Video Game yang Bisa Bantu Diagnosis
Malaria.
2.1.1.8 Resensi
Resensi adalah karya tulis yang berisi hasil penimbangan, pengulasan, atau
penilaian dari sebuah buku. Resensi buku biasanya disampaikan melalui surat
kabar atau majalah. Tujuan dari resensi buku ialah memberi pertimbangan dan
penilaian secara objektif, sehingga masyarakat dapat mengetahui apakah buku
yang ditulis tersebut adalah buku yang layak untuk dibaca atau tidak.
Bagian-bagian dalam resensi adalah sebagai berikut: (bagian kepala) judul
risensi, identitas pengarang, sampul buku, (bagian tubuh) pendahuluan adalah
10
tinjauan umum permasalahan actual yang berhubungan dengan topik buku, inti
adalah garis besar atau pokok-pokok isi buku (sinopsis), kelebihan dan
kekurangan buku dan penutup adalah kesimpulan dan saran atau pertimbangan
kepada pembaca.
Contoh:
Identitas Buku
Judul buku : Milea, suara dari Dilan
Pengarang buku : Pidi baiq
Penerbit buku : Pastel books
Tahun terbit : 2016
Jumlah halaman : 360 halaman
2.1.1.9 Kritik
Kritik adalah penganalisaan masalah dan pengevaluasian sesutau dengan tujuan
untuk meningkatkan pemahaman, memperluas apresiasi, atau membantu dalam
memperbaiki pekerjaan. Kritik secara objektif memberikan penilaian baik-
buruknya sebuah karya. Kritik tidak hanya menampilkan kesalahan atau cacat dari
sebuah karya namun kritik juga menampilkan kelebihan atau keunggulan karya
tersebut.Contohnya cerpen “Bom” karya Putu Wijaya seharusnya komunikatif,
apalagi bentuknya yang nonkonvesional supaya dapat dipahami pembacanya.
2.1.1.10 Esai
Esai adalah suatu tulisan yang menggambarkan opini penulis tentang subjek
tertentu yang dicoba untuk dinilainya. Esai semacam kritik yang lebih bersifat
subjektif karena di dalam esai lebih merupakan pendapat pribadi dari seorang
penulis tersebut. Menurut Rikasari (Tanpa Tahun:5) esai ditulis dengan struktur
tersirat: Pendahuluan (bagian dimana penulis menjawab pertanyaan dan
menyediakan rangkuman dari isi argumen penulis), Isi (penulis menjawab
pertanyaan dengan cara mengembangkan argumen-argumen penulis), Kesimpulan
(bagian pendahuluan serta menunjukkan bahwa penulis telah menjawab pertanyaa
yang ada). Contohnya judul esai adalah Pemimpin dalam (Segala) Organisasi
11
2.1.1.11 Laporan
Laporan merupakan bentuk karangan yang berisi rekaman kegiatan tentang
sesuatu yang sedang dikerjakan, digarap, diteliti atau diamti dan mengandung
saran-saran untuk dilaksanakan. Laporan disampaikan seobjektif mungkin
(Dalman: 2015:44). Contohnya Laporan Hasil Praktikum Dasar Konversi Energi
Listrik.
2.1.2.1 Karya Ilmiah Pendidikan, karya ilmiah yang digunakan sebagai tugas
dalam pelajaran di sekolah maupun sebagai prasyarat dalam mencapai suatu gelar
pendidikan. Karya ilmiah pendidikan terdiri dari:
12
mahasiswa pada jenjang setingkat Diploma 3 (D-3) (Djuroto dan Supriadi, dalam
Dalman, 2015:16)).
Format penulisannya terdiri dari BAB I Pendahuluan dalam bab ini
terdapat latar belakang pemikiran, permasalahan, tujuan penelitian atau manfaat
penelitian dan metode penelitian), BAB II Gambaran Umum dalam bab ini
menceritakan keadaan di lokasi penelitain yang dikaitkan dengan permasalahan
penelitian, BAB III Deskripsi Data dalam bab ini memaparkan data yang
diperoleh dari lokasi penelitian, BAB IV Analisis dalam bab ini pembahasan data
untuk menjawab masalah penelitian, BAB V Penutup dalam bab ini kesimpulan
penelitian dan saran.
c. Skripsi
Skripsi adalah karya tulis ilmiah yang mengemukakan pendapat penulis
berdasarakan pendapat orang lain. Pendapat harus didasarkan pada fakta-fakta
empiris objektif baik berdasarkan penelitian langsung (observasi lapangan)
maupun penelitian tidak langsung (studi kepustakaan). Menurut Leo (2013:63)
format penulisannya terdiri dari BAB I Pendahuluan dalam bab ini latar belakang
pemikiran, permasalahan, tujuan penelitian atau manfaat penelitian dan metode
penelitian, BAB II Landasan Teori dalam bab ini membahas tentang teori-teori
terkait dengan penelitian, BAB III Metodologi Penelitian dalam bab ini membahas
tentang metode yang digunakan dalam penelitian, BAB IV Hasil Penelitian dalam
bab ini membahas tentang hasil penelitian, BAB V Kesimpulan dan Saran dalam
bab ini membahas tentang kesimpulan dan saran penulis terhadap penelitian.
d. Tesis
Tesis adalah suatu karya ilmiah yang sifatnya lebih mendalam daripada skripsi,
tesis merupakan syarat untuk mendapatkan gelar magister (S-2). Penulisan tesis
bertujuan untuk mensitesiskan ilmu yangdiperoleh dari perguruan tinggi guna
memperluas ilmu yang didaptkan dalam perkuliahan. Ilmu pengetahuan yang
dimaksudkan berupa temuan-temuan baru yang mendalam.
Menurut Leo (2013:63) format penulisannya terdiri dari BAB I
Pendahuluan dalam bab ini latar belakang pemikiran, permasalahan, tujuan
penelitian atau manfaat penelitian dan metode penelitian, BAB II Landasan Teori
13
dalam bab ini membahas tentang teori-teori terkait dengan penelitian, BAB III
Metodologi Penelitian dalam bab ini membahas tentang metode yang digunakan
dalam penelitian, BAB IV Hasil Penelitian dalam bab ini membahas tentang hasil
penelitian, BAB V Kesimpulan dan Saran dalam bab ini membahas tentang
kesimpulan dan saran penulis terhadap penelitian.
e. Disertasi
Disertasi adalah suatu karya tulis ilmiah yang mengemukakan suatu opini yang
dapat dibuktikan oleh penulisa berdasarkan data dan fakta dengan analisis yang
terinci. Opini yang dikemukakan biasanya akan dipertahankan oleh penulisnya
dan dilakukan sanggah-sanggahan dengan guru besar atau penguji pada suatu
perguruan tinggi. Hasil penemuan yang mendalam akan menjadikan tema dari
disertasi yang akan dibuat. Disertasi adalah syarat untuk mendapatkan gelar
magister (S-3).
2.1.2.2 Karya Ilmiah Penelitian, karya ilmiah penelitian terdiri dari berbagai
macam yaitu: makalah seminar, laporan hasil penelitian, dan jurnal penelitain
(Fuad, dalam Dalman, 2015:17).
14
4) Jurnal Penelitian,adalah buku yang terdiri atas karya ilmiah yang isinya
berupa hasil penelitian dan resensi buku.
2.1.3.1 Anekdot
Anekdot merupakan salah satu bentuk karya tulis yang cukup unik. Pada buku
siswa (wajib) yang berjudul Bahasan Indonesia Ekspresi Diri dan Akademik
(Istianah 2015:9), teks anekdot adalah teks singkat yang menarik karena lucu dan
mengesankan, biasanya mengenai orang penting dan terkenal dan berdasarkan
kejadian yang sebenarnya. Walaupun demikian, sebenarnya teks anekdot juga bisa
merupakan cerita rekaan yang tidak harus didasarkan pada kenyataan yang terjadi
di masyarakat, partisipan atau pelaku di dalamnya pun tidak harus orang penting.
Teks anekdot merupakan salah satu genre sastra yang biasanya untuk
merefleksikan diri maupun isu-isu yang tengah hangat dan menjadi fenomena di
lingkungan kehidupan bermasyarakat. Teks anekdot menurut Slade (Istinah,
15
2015:10) terdiri dari judul (berbentuk frase yang berisi satu topik tentang kejadian
masa lalu untuk dibagikan kepada para pembaca), abstrak (suatu pernyataan
retorik atau pernyataan yang berupa eklamasi), orientasi (pengantar cerita/latar
cerita), krisis (pemaparan kejadian puncak atau insiden yang merupakan inti dari
kekonyolan cerita/kejadian), reaksi (tindakan solusi yang diambil atau dilakukan
oleh penulis untuk mengatasi atau menyelamatkan diri dari insiden tersebut), dan
koda (penutup cerita yang merupakan akhir atas insiden tersebut)
Berikut contoh teks anekdot:
PENJUAL ROTI
Pada suatu hari Senin, tepatnya pukul 09.30 ada seorang penjual roti yang lewat di
depan rumahku, tidak lama kemudian ada salah satu teman sekelasku yang
bernama Dani memanggil si penjual roti itu. Tidak menunggu lama, sang penjual
roti datang untuk menghampiri si Dani yang sedang duduk-duduk santai di depan
rumahku.
Dani : “Jual roti apa Bang? Gimana rasanya, enak nggak?”
Penjual roti : “Banyak Dek ada macam-macam, ya tentunya rasanya enak
dong Dek”.
Dani : “Wah mantap deh kalau enak Bang, yang ini rotinya rasa apa ya
Bang?”
Penjual roti : “Iya Dek, yang ini rasa coklat Dek”.
Dani : “Oh, kalo roti yang ini rasa apa Bnag?”
Penjual roti : “Kalau yang ini, dalemnya selai strawberry Dek”.
Dani : “Kalau yang ini?”
Penjuaal roti : “Kalau yang ini rasanya nanas”
Dani : “Lah terus roti yang beneran mana ya Bang? Dari tadi
ngomongnya kok buah-buahan terus, sama sekali rotinya nggak
diomomngin? Sebenarnya Abang ini jualan buah apa jualan roti
Bang? Kok saya jadi bingung ya Bang, kalau gini caranya aku
nggak jadi beli deh Bang, habisnya Abang ngebingungin sih”.
Penjual roti (hening seketika). Tidak lama kemudian, si penjual roti langsung
pingsan.
16
2.1.3.2 Dongeng
Dongeng bukanlah sesuatu hal yang asing ditelinga masyarakat Indonesia.
Dongeng menurut Dudung (Habsari, 2017:23) adalah bercerita tentang kejadian
luar biasa yang penuh dengan khayalan dan tidak benar-benar terjadi (fiksi).
Dongeng bersifat menghibur dan memiliki ajaran moral yang terkandung di dalam
ceritanya.
Dongeng sendiri dibagi menjadi tujuh jenis, yaitu mitos (bentuk dongeng
yang menceritakan hal-hal magis seperti cerita tentang dewa-dewa peri atau
tuhan), sage (dongeng kepahlawan, keberanian, atau sihir, seperti sihir dongeng
Gadjah Mada), fabel (dongeng tentang binatang yang dapat berbicara atau
berperilaku seperti manusia), legenda (bentuk dongeng yang menceritakan tentang
sebuah peristiwa asal-usul suatu benda atau tempat), cerita lucu (cerita yang
berkembang di masyarakat dan dapat membangkitkan tawa, cerita pelipur lara
(biasanya berbentuk narasi yang bertujuan untuk menghibur tamu di pesta dan
kisah yang diceritakan oleh seorang ahli), dan perumpamaan (bentuk dongeng
yang mengandung kiasan. Adapun contoh dari dongeng pada umumnya
diantaranya ialah “Si Kancil Anak Nakal”, “Perlombaan antara Siput dan
Kelinci”, “Si Kerudung Merah”, dan masih banyak lagi.
2.1.3.4 Hikayat
Hikayat merupakan salah satu bagian dari sastra lama yang pada dasarnya warisan
kebudayaan bangsa Indonesia. Menurut Ekawati (2015:52) hikayat adalah cerita
dalam bentuk prosa yang memiliki sifat rekaan yang menonjol dan kadar
rekaannya selalu sesuai dengan taraf kebudayaan masyarakat dan alam pikiran
mereka. Hikayat yang muncul pada awal Sastra Melayu mengandung cerita
rekaan yang erat hubungannya dengan kepercayaan pribumi.
Hikayat sendiri terbagi ke dalam beberapa jenis. Diantaranya yaitu cerita
rakyat, dongeng-dongeng dari Jawa, cerita-cerita Islam, dan cerita berbingkai.
Semua cerita-cerita tersebut disampaikan dari mulut ke mulut. Hal itu disebabkan
karena pada waktu itu, masyarakat belum bisa baca tulis. Masyarakat hanya
mengetahui kesusastraan dari para pawing yang berasal dari daerah Melayu.
17
Pengarang hikayat sendiri menggunakan media bahasa yang indah, menyuguhkan
peristiwa dan kejadian yang kurang masuk akal direka Contoh dari hikayat yang
pada umumnya masyarakat kenali diantaranya ialah “Hikayat si Miskin”,
“Hikayat Hang Tuah”, “Hikayat Dalila dan Damina”, dan masih banyak lagi.
2.1.3.5 Cerpen
Cerpen merupakan salah satu karya sastra baru yang cukup berkembang di
Indonesia. Cerpen sendiri menurut Lauma (2017:4) adalah bentuk fiksi yang
disusun sebagai suatu kejadian yang hendak diceritakan tanpa harus diapaparkan
menurut pengalaman yang sesungguhnya. Pemaparan kisah ataupun cerita tentang
kehidupan manusia ini disalurkan lewat tulisan pendek dengan berfokus pada satu
tokoh saja.
Cerpen juga memiliki unsur-unsur intrinsik sastra, yang menurut Ngaefan
(Lauma, 2017:4) terdiri atas tema, alur, suasana, sudut pandang, pengisahan, latar,
dan penokohan/perwatakan. Unsur intrinsik ini adalah suatu unsur yang menyusun
suatu karya sastra dari dalam. Adapun masing-masing pengertian poin-poin yang
ada pada unsur intrinsik cerpen ini diantaranya ialah
Tema, suatu pokok persoalan bagi pengarang yang di dalamnya terbayang
pandangan hidup dan cita-cita pengarang, bagaimana ia melihat persoalan itu (Ali,
dalam Lauma, 2017:5). Alur, rangkaian peristiwa yang direka dan dijalani dengan
seksama dan menggerakkan cerita menuju rumitan ke arah klimaks lalu
penyelesaian (Sudjiman, dalam Lauma, 2017:5). Tokoh, pelaku dalam karya
sastra (Semi, dalam Lauma, 2017:6). Penokohan, biasa disebut watak atau
perwatakan yang menunjuk pada sikap dan sifat para tokoh (Lauma, 2017:7).
Latar, lukisan atau gambaran mengenai ruang atau waktu terjadinya peristiwa
(Yudhiono, dalam Lauma, 2017:7). Gaya bahasa, adalah tingkah laku pengarang
dalam menggunakan bahasa yang menyangkut pilihan materi bahasa, pemakaian
ulasan dan pemanfaatan gaya bertutur (Semi, dalam Lauma, 2017:8). Contoh-
contoh cerpen yang biasa dikenal diantaranya ialah, “Mereka bilang, Saya
Monyet!” (karya: Djenar Maesa Ayu), “Sepotong Senja untuk Pacarku” (karya:
Seno Gumira Ajidarma), “Gus Ja’far” (karya: K.H. Mustafa Bisri).
18
2.1.3.6 Novel
Novel memiliki kesamaan dengan cerpen, yaitu berupa karangan naratif. Hanya
saja, walaupun demikian novel tetap berbeda dengan cerpen, sebab terdapat
keterangan dalam The American Collage Dictionari (Wijakangka, 2008:192)
bahwa novel adalah suatu prosa yang fiktif dengan panjang tertentu. Novel juga
merupakan jenis sastra yang sedikit banyak memberikan gambaran tentang
masalah kemayarakatan. Sehingga hampir pasti perkembangan masyarakat
memainkan peranan penting dalam perkembangan novel sebagai karya sastra.
Adapun mengenai unsur-unsur intrinsik pada novel memiliki kesamaan
dengan unsur-unsur intrinsik pada cerpen, seperti tema, alur, suasana, sudut
pandang, pengisahan, latar, dan penokohan/perwatakan. Contoh-contoh novel
yang masyhur diantaranya ialah “Siti Nurbaya” (karya: Marah Roesli),
“Tenggelamnya Kapal Van der Wijck” (karya: Abdul Malik Karim Amrullah),
“Laskar Pelangi” (karya: Andrea Hirata), dan lain-lain.
2.1.3.7 Roman
Roman mungkin sedikit kurang begitu dimengerti oleh masyarakat karena masih
terdengar taksa. Roman sendiri menurut Fitriani (2013:4) adalah prosa panjang
yang mengandung rangkaian cerita kehidupan seseorang dengan orang-orang di
sekelilingnya, dan menonjolkan watak ataupun sikap setiap pelaku dengan
penceritaan yang mendalam. Contoh dari roman sendiri diantaranya ialah
“Larasati” (karya: Pramoedya Ananta Toer), “Mencari Pencuri Anak Perawan”
(karya: Suman Hasibuan), “Surapati” (karya: Abdul Muis), dan lain sebagainya.
19
dibuat oleh pengarang dan dimaksudkan untuk dapat dipentaskan di atas
panggung.
Walaupun demikian, drama memiliki dua pendekatan. Selain sebagai seni
pertunjukan, drama juga dapat berbentuk sebagai kesusastraan. Bentuk
kesusastraan ini adalah drama dalam bentuk sampai pada naskah saja. Drama
dalam bentuk kesusastraan ini hanya memerhatikan aspek tertulis saja atau yang
biasa disebut dengan lakon atau naskah. Selain itu sebagai sebagai aspek kreatif,
naskah drama didukung oleh beberapa hal, antara lain yaitu kreativitas
pengarangnya dengan realitas objektifnya. Tak hanya itu, naskah drama juga
mengandung unsur alur dan pengaluran, tokoh dan penokohan, latar, konflik-
konflik, gagasan-gagasan, serta aspek gaya bahasa. Adapun beberapa contoh
naskah drama yang masyhur ialah, “Bulan Bujur Sangkar” (karya: Iwan
Simatupang), “Dalam Atap Sebuah Cinta” (karya: Aslam D. Maysar), “Kereta
Kencana” (karya: WS. Rendra), dan masih banyak lagi.
20
menyajikan fakta. Oleh karena itu, pernyataan atau ungkapan yang
emosional (menggebu-gebu seperti orang berkampanye, perasaan sedih
seperti orang berkabung, perasaan senang seperti mendapatkan hadiah, dan
perasaan marah seperti orang bertengkar) sebaiknya dihindari.
2.2.4 Penggunaan bahasa baku dalam ejaan, kata, kalimat, dan paragraf. Hal ini
bertujuan agar karya ilmiah tersebut mudah dipahami. Penggunaan bahasa
baku tersebut meliputi setiap aspek penulisannya. Mulai dari penulisan
sumber, teori, hingga penulisan kesimpulan. Ketidakbakuan pada tulisan
karya ilmiah hanya akan membuat pembacanya bingung dan maksud yang
ingin disampaikan dalam tulisan tidak dipahami oleh pembaca.
2.2.5 Penggunaan istilah keilmuan. Penguasaan penulis dalam menggunakan
istilah-istilah tertentu sesuai bidangnya akan menunjukkan kemampuan
penulis dalam bidang yang bersangkutan. Hal itu menjadi tolok ukur
mengenai seberapa ahli seorang peneliti atau penulis karya ilmiah pada
bidang keilmuannya.
2.2.6 Penggunaan istilah-istilah atau kata dalam kraya ilmiah harus mempunyai
satu arti, dan tidak ambigu. Karena bila kata atau istilah bersifat multi
tafsir maka kebenarannya perlu dipertanyakan. Dengan kata lain tulisan
harus bersifat denotatif.
2.2.7 Penulisannya harus Rasional serta menonjolkan runtutan pikiran yang
disampaikan dengan lancar dan cermat. Dengan demikian karya ilmiah
dapat dipertanggungjawabkan isi dan isu permasalahan yang terkandung
dalamnya.
2.2.8 Bersifat kohesi antarkalimat di setiap paragraf serta bersifat koherensi
antarparagraf di setiap bab. Hal ini guna menyampaikan isi pikiran dengan
tuntas dan tidak berbelit-belit.
2.2.9 To the pont Penulisan karya ilmiah memiliki alur maju dan lurus dalam
sitematikan penulisannya, sehingga isi yang terkandung dapat langsung
dibahas dengan tuntas.
2.2.10 Kalimatnya bersifat efektif. Dalam penulisan karya ilmiah tiap kalimat
harus ditulis secara padat, jelas, serta tidak boleh bertele-tele atau
21
dipanjang-panjangkan. Dengan demikian karya ilmiah mampu
tersampaikan kepada pembaca dengan tepat sasaran.
22
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Karya ilmiah merupakan karya tulis yang isinya berusaha untuk memaparkan
suatu pembahasan secara ilmiah yang dilakukan oleh seorang penulis atau
peneliti. Tujuannya untuk memberitahukan sesuatu hal secara logis dan sistematis
kepada para pembaca. Karya tulis terbagi menjadi karangan ilmiah adalah
karangan ilmiah yang memiliki aturan baku dan sejumlah persyaratan khusus,
karangan non ilmiah adalah karangan yang tidak terikat aturan baku. Karangan
ilmiah antara lain: makalah, laporan, skripsi, tesis, disertasi dan yang tergolong
dalam karangan nonilmiah, antara lain: anekdot, dongeng, hikayat, cerpen, novel,
roman, dan naskah drama. Adapun ciri-ciri karya ilmiah terbagi menjadi
reproduktif, tidak ambigu, tidak emotif, penggunaan bahasa baku dalam ejaan,
kata, kalimat dan paragraph dan penggunaan istilah keilmuan.
3.2 Saran
Semoga peneliti lain dapat mengembangkan pengetahuan tentang klasifikasi dan
ciri karya tulis ilmiah lebih mandalam.
23
DAFTAR PUSTAKA
Arifin dan Barnawi. 2015. Teknik Penulisan Karya Ilmiah. Yogjakarta: Ar-Ruzz
Media
Dalman`. 2015. Menulis Karya Ilmiah. Jakarta: PT Grafindo Persada
Ekawati, Mei. 2015. “Pembelajaran Menemukan Unsur-Unsur Intrinsik Hikayat
melalui Model Student Teams Achivement Divisions (STAD)”.
[Online]. Tersedia: http://ejournal.stkipmpringsewu-
lpg.ac.id/index.php/pesona/article/view/77.
Fahmi, Ridzky Firmansyah. 2017. “Pembelajaran Naskah Drama melalui Bedah
Naskah”. [Online]. Tersedia:
http://journal.unper.ac.id/uploads/PEMBELAJARAN%20NASKAH%2
0DRAMA%20MELALUI%20BEDAH%20NASKAH.pdf.
Fitriani, Eli. 2013. “Analisis Latar dalam Roman Larasati Karya Pramoedya
Ananta Toer”. [Online]. Tersedia: https://media.neliti.com
Habsari, Zaskia. 2017. “Dongeng sebagai Pembentuk Karakter Anak”. [Online].
Tersedia: http://journal2.um.ac.id/index.php/bibliotika/article/view/703.
Istianah, Emi Lestary. 2015. “Pembelajaran Keterampilan Menulis Anekdot di
Kelas X SMA Negeri 1 Sewon Bantul DIY”. [Online]. Tersedia:
http://eprints.uny.ac.id/15850/1/Emy%20Lestari%20I%2010201241020
.pdf.
Lauma, Athar. 2017. “Unsur-Unsur Intrinsik Cerita Pendek ‘Protes’ Karya Putu
Wijaya”. [Online]. Tersedia:
https://www.neliti.com/id/publications/185439/unsur-unsur-intrinsik-
cerita-pendek-protes-karya-putu-wijaya.
Leo, Sutanto. 2013. Kiat Jitu Menulis Skripsi, Tesis dan Disertasi. Jakarta:
Erlangga
Pamungkas, Sri. 2012. Bahasa Indonesia dalam Berbagai Perspektif. Yogyakarta:
CV Andi Offset.
24
Wahyu, Ahid. 2014. “Perbedaan Tulisan Ilmiah dan Non-Ilmiah”. [online].
Tersedia: http://ahid-wahyu-fisip12.web.unair.ac.id/artikel_detail-
92288-Umum-
Perbedaan%20Tulisan%20Ilmiah%20dan%20non%20Ilmiah.html.
Warsiman. 2013. Bahasa Indonesia Ilmiah: untuk Penulisan Laporan, Skripsi,
Tesis, dan Disertasi. Malang: UB Press.
Wijakangka, Agga Ramses. 2008. “Analisis Hegemoni Kekuasaan dalam Novel
Pabrik Karya Putu Wijaya”. [Online]. Tersedia:
http://ejournal.umm.ac.id/index.php/jib/article/view/1268.
25