Anda di halaman 1dari 2

Pakaian Pesaan Sebagai Bagian Budaya Madura Asli yang Mulai Terlupakan di Kalangan Remaja Milenial

Kearifan budaya lokal terbentuk dari cara berpikir dan bersikap dari suatu masyarakat ketika mereka
merespon masalah-masalah yang timbul disekitarnya. Kearifan budaya dapat dimaknai sebagai sebuah
pemikiran tentang hidup. Pemikiran tersebut dilandasi dengan nalar yang jernih, budi yang baik dan
memuat hal-hal yang pisitif. Kearifan budaya lokal dapat diartikan atau diterjemahkan sebagai karya akal
budi, perasaan mendalam, tabiat, bentuk, perilaku dan anjuran untuk kemuliaan manusia. Penguasaan
atas kearifan budaya lokal akan mengusung jiwa-jiwa semakin berbudi luhur. Kuatnya arus globalisasi
yang telah menyebabkan kearifan lokal menjadi mulai memudar atau bahkan terlupakan dan
tergantikan oleh budaya-budaya asing yang mulai memasuki pemikiran anak milenial dan
mempengaruhinya, sehingga mengalami krisis jati diri dan keterputusan budaya lokal Madura. Pulau
madura mayoritas dihuni oleh suku khas Madura, sehingga memiliki nilai budaya dan kebiasaan
tersendiri yang unik. Kebudayaan suku Madura terlihat pada pakaian adat yang khas. Suku Madura
sendiri adalah satu diantara suku yang terkenal dengan kebudayaan yang sangat kental dan sejarah
peradaban yang maju sejak dahulu. Satu diantara bukti atas kemajuan peradaban suku madura terlihat
pada pakaian adat yang di kenakan didalam acara-acara tertentu termasuk pakaian adat pesaan yang
merupakan pakaian adat asli Madura. Pakaian adat pesa'an dikenal sebagai pakaian adat madura,
biasanya busana ini digunakan bersama kaos berwarna belang merah dan putih atau disebut juga
dengan pakaian sakera. Sedangkan untuk bawahannya menggunakan celana berukuran besar serta
memilki panjang sebatas lutut. Busana ini digunakan oleh kalangan pria. Pesa'an pada pakaian pria
terdiri dari kaos yang bermotif garis dengan warna merah dan putih yang dipadukan dengan baju dan
celana longgar yang berwarna hitam. Sebagai pelengkapnya digunakan ikat kepala yang disebut Odheng
dan juga senjata tradisional madura yaitu clurit yang diselempangkan. Sedangkan pada baju adat
madura wanita biasa disebut dengan kebaya Rancongan dan baju Aghungan. Kebaya khas madura
biasanya menggunakan warna merah yang pas bentuk tubuh. Hal ini menandakan bahwa wanita-wanita
Madura sangat menghargai keindahan bentuk tubuh dan kecantikan. Sejak remaja gadis Madura sudah
diberikan jamu-jamuan yang dapat menunjang kecantikan dan keindahan bentuk tubuh mereka.
Padanan kebaya yang berwarna kontras itu berupa sarung batik bermotif lasem, storjan ataupun
tabiruan. Tidak lupa wanita madura menggunakan stagen (odhet) yang diikatkan di perut. Selain itu,
wanita madura juga senang menggunakan aksesoris, aksesoris yang dipakai diantaranya yaitu hiasan
rambut yang terbuat dari emas yang biasanya disebut cucuk sisir dan cucuk dinar. Penutup kepala yang
terbuat dari kain (Leng-Oleng) juga biasa dipakai oleh wanita madura. Kalung emas yang berbentuk
rentengan jagung atau yang biasa disebut kalung brondong. Shelter penthol yaitu giwang emas yang
dipakai dikuping. Tidak lupa gelang dan cincin emas melingkar cantik di tangan dan kaki mereka. Dengan
semua aksesoris tersebut membuat oara wanita terlihat lebih cantik saat mengenakan pakaian adat
Madura. Untuk anak- anak, baju adat madura anak perempuan juga serupa dengan pakaian dewasa
hanya saja ukurannya yang lebih kecil termasuk juga dalam mengenai berbagai macam aksesoris.
Sedangkan pada wanita lebih sederhana dan lebih mirip dengan pakaian suku jawa dengan atasan
kebaya dan bawahan kain jarit. Pada zaman dahulu, pesa'an digunakan oleh para guru agama atau biasa
disebut dengan molang. Warna dan motif garis yang ada pada kaos pesa'an memiliki makna ketegasan
dan keberanian serta semangat kerja keras. Oleh sebab itu suku Madura dikenal sebagai masyarakat
yang memiliki pribadi pemberani, keras, tegas dan memiliki etis kerja keras yang tinggi.

Anda mungkin juga menyukai