DISUSUN OLEH :
KELAS : PPKN 7 C
NIM : E1B019117
UNIVERSITAS MATARAM
ABSTRAC
The Sasak people, especially Ungga Village, Southwest Praya District. has a
variety of cultures, especially marriage customs or meleiq in the term Ungga
language. Meleiq is a legacy from ancient times that has been passed down from
generation to generation, so that until now it has been preserved by the people of
Ungga Village. This research uses the type of quantitative research. Data
collection techniques used through observation, interviews and documentation.
The results of the research show that the process of completing the customary
marriage in Ungga Village is still in effect today. The process of settling the
customary marriage of Ungga Village through several stages, namely: 1) meleiq
or elopement, 2) beselabar, 3) selabar weli, 4) marriage contract, 5) bejuju, 6)
Begawi or nagggep, 7) Sorong sera aji kerarame, 8 ) nyonkolan ,9) bejangu .
Traditional village institutions are still traditional, but with the presence of
traditional elders or traditional leaders, they are not only seen as informal
leaders but they play an important role in completing the process of marriage
customs in Ungga Village, Southwest Praya sub-district.
ABSTRAK
Masyarakat suku sasak , khusunya Desa Ungga Kecamatan Praya Barat Daya .
memiliki ragam budaya khusunya yaitu adat pernikahan atau meleiq daslam
istilah bahasa Ungga. Meleiq merupakan ada sejak zaman dahulu peninggalan dari
nenk moyang yang turun temurun sehingga sampai sekarang di lestarikan oleh
masyarakat Desa Ungga. Penelitian ini menggunkan jenis penelitian kuantitatif.
Teknik pengumpulan data yang digunakan melalui , observasi , wawancara dan
dokumentasi . hasil pnelitian yaitu menunjukjan yaitu proses peneyelesain adat
perinikahan di Desa Ungga masih di berlakukan sampai saat ini . proses
penyyelesaian adat pernikahn Desa Ungga mellaui beberapa tahap yaitu : 1)
meleiq atau kawin lari , 2) beselabar , 3) selabar weli , 4) akad nikah ,5) bejuju, 6)
Begawi atau nagnggep ,7) Sorong sera aji kerame , 8) nyonkolan ,9) bejangu .
Lembaga adat Desa masih bersifat tradisional ,tetapi dengan keberadaan tetua-tua
adat atau pemuka adat tidak hanya di pandang sebagai pimpinan informal namun
mereka sangat berperan penting dalam menyelesaikan proses adt pernikah di Desa
Ungga kecamatan Praya Barat Daya.
BAB I
PENDAHULUAN
Adapun dalam penelitian ini tujuan yang ingin di capai oleh peneliti yaitu :
a. Untuk mengetahui bagaiman proses penyelesaian adat pernikahan di
Desa Ungga Kecamatan Praya Barat Daya .
1.5 Manfaat Penelitian
a. Manfaat teoritis
Manfaat teoritis penelitian yang dilakukan dapat bermanfaat bagi
pengembangan ilmu pengetahuan dan dapat memperbanyak khazanah
ilmu pengetahuan di bidang budaya . selanjutnya penelitian ini dapat di
jadikan tolak ukur bagi bagi peneliti an yang akan datang yang bisa di
teliti dan secara mendalam dan lebih baik lagi .
b. Manfaat praktis
Secara praktis ,penelitian ini bertujuan untuk memberikan
pengetahuan yang mendalam bagi masyarakat yang kurang memahami
bagaimna proses penyelesaian adat pernikahan di Desa Ungga dan juga
untuk memperkenalkan budaya atau tradisi kita pada orang lain .
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Di Majapahit, ada dua orang bersaudara ( Raden Adi Pati Negare dan
Raden Berata Yuda), Raden Berata Yuda sekolah di Bagdad 10 tahun, di
Bagdad namanya diganti dengan Abdus Salam, setalah pulang beliau
berdakwah, semakin lama jamaahnya bertambah, maka Raden Adi Pati
Negare merasa khawatir akan kalah pengaruh oleh Raden Abdus Salam, maka
dia di usir dari Majapahit menuju ke Solo bersama pengikutnya 144 orang,
pindah lagi ke Denpasar, pindah lagi ke Labuan Tereng (Lembar), pindah lagi
ke Gawah Beriwi (Kedaru) dan bermukim dengan orang Bugis, di Kedaru
menetap selama 250 tahun, orang Bugis berkembang menjadi 250 KK,
sedangkan Raden Abdus Salam berkembang menjadi 750 KK. Di Kedaru ada
putra Daeng (Bugis) melamar putrinya Raden Abdus Salam namanya Dinde
Sri Banun, namun beliau tidak setuju karena merasa tidak kupu, akhirnya di
perangi oleh orang Daeng, lalu beliau menyingkir ke Perowek (Timur
Kedaru) bersama 144 orang, pindah ke Ganjar, pindah ke Tegu (Selatan Sapi
Desa Kabul), pindah ke Ajrak (Selatan Makam Keleang desa Kabul)
perpindahan ini karena di kejar oleh orang Daeng (Bugis), sampai Ajrak .
Dari Ajrak pindah dan pisah menjadi dua bagian yaitu ke Penujak ke Ungge
(Batu Gagak), dari Ungge pisah menjadi dua bagian yaitu ke Pauk Kambut
(deket Labuapi) ke Batu Tulis. Yang di Pauk Kambut berjumlah 36 orang
yang tergolong Raden ada 7 orang (Raden Sumarjaye (Tertua), Raden Jaye
Kesume, Raden Nurman, Raden Galar, Raden Sangin, Raden Sutare, Raden
Dalas), sedangkan yang lainnya tergolong suruhan. Dari Pauk Kambut pindah
ke Petemon dan ke Jago kastare (Desa Ungge). Di Petemon menetap 7 orang
(seorang Raden Nurman dan 6 orang suruhan) sedangkan yang lainnya
pindah ke Jago Kastare yaitu 6 orang suruhan Raden dan 23 suruhan.
METODE PENELITIAN
Sumber data dalam penelitian ini adalah subyek dari data yang
diperoleh oleh peneliti. Dalam penelitian ini penulis menggunakan sumber
data primer dan sekunder, sebagai berikut: Data primer merupakan sumber
data penelitian yang diperoleh secara langusng dari sumber data asli. Data
primer dapat berupa opini subyek (orang) secara individual atau kelompok.
Data primer ini dapat dikumpulkan dengan dua metode, yaitu: metode
interview (wawancara) dan metode observasi. Akan tetapi, dalam penelitian
ini hanya menggunakan interview (wawancara) sebagai data primer untuk
memperoleh data dari informan. Adapun pihak yang dijadikan sebagai
informan, diantaranya: kepala dusun Tokoh adat dan beberapa tokoh
masyarakat Data sekunder merupakan data penelitian yang diperoleh secara
tidak langsung melalui media perantara.
a. Observasi
Observasi yaitu pengumpulan data yag dilakukan melalui suatu
pengamatan, dengan disertai pencatatan-pencatatan terhadap keadaan atau
perilaku obyek sasaran. Metode observasi yaitu melakukan secara
langsung ke obyek penelitian untuk melihat dari dekat kegiatan yang
dilakukan oleh Masyarakat. Observasi ini dilakukan untuk memperoleh
gambaran rill dari suatu peristiwa. Observasi dalam penelitian ini adalah
pengamatan secara mendalam terhadapproses penyelesaian adat pernikahn
di Desa Ungga. Jenis observasi yang digunakan dalam penelitian ini
adalah observasi partisipan. Yaitu observasi yang melibatkan peneliti /
pengamat untuk mengambil bagian dalam penelitian. Sambil melakukan
pengamatan, peneliti ikut melakukam apa yang dikerjakan oleh sumber
data, maka data yang diperoleh akan lebih lengkap.
b. Wawancara Semiterstruktur (Semistructute Interview)
Wawancara yaitu sebuah proses untuk memperoleh keterangan untuk
tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara
pewawancara dengan orang orang yang diwawancarai dan jawaban
responden di catat atau direkam dengan alat perekam. Dalam hal ini
peneliti menggunakan model wawancara semi terstruktur. Wawancara
dilakukan dengan terlebih dahulu menyiapkan pertanyaan-pertanyaan dan
jawaban altenatif namun dalam pelaksanaannya lebih bebas dan terbuka
dimana pihak informan dimintai pendapat dan ide-ide dan pewawancara
mencatat apa yang disampaikan informan. Dalam teknik pemilihan
informan, peneliti memilih untuk mewancarai seseorang yang menjadi
kunci dari penelitian dan stakeholder yang terkait.
c. Dokumentasi
Dokumentasi yaitu digunakan untuk memperoleh data-data sekunder yang
berupa keterangan keterangan, catatan-catatan, laporan dan sebagainya
yang ada kaitanya dengan masalah yang kan diteliti. Sementara itu
Arikunto menyatakan dalam melakukan metode dokumentasi, peneliti
menyelidiki benda-benda tertulis.
3.4 Teknik Analisis Data
PEMBAHASAN
4.6 Bejuju
Setelah menjelang 3 hari setelah proses betobat atau akad nikah para tokoh
adat dari pihak pengantin laki –laki pergi ke pihak pengantin wanita . Ada 3
langkah dalam proses bejuju yaitu :
a. Bejuju 1
Pada tahap ini Tokoh Adat dari pihak pengantin laki-laki
mengunjungi orang tua pengantin wanita . pada tahap ini di bicarakan
bahwa kepada siapa orang tua kandungnya akan memtuskan atau
menyerahkan aji kerame . minsalnya sodara ayahnya yang tertua, misan
dari ayah yang tertua .
b. Bejuju 2
c. Bejuju 3
Pada tahap ketiga ini merupakan tahap pihak laki- laki membicarakan
waktu perlaksanaan Begawi Nanggep atau acara pesta ke pihak Perempuan
. pada tahap ini juga dibicarakan waktu sorong serah Aji kerame .
4.9 Nyongkol
Nyongkol adalah kegiatan terakhir dari seluruh proses perkawinan.
Kegiatan ini dilakukan secara bersamaan seluruh anggota keluarga mempelai
laki-laki bersama masyarakat berkunjung kerumah mempelai perempuan.
Tujuannya adalah untuk menampakkan dirinya secara resmi dihadapan
orangtuanya dan keluargakeluarganya bahkan juga kepada seluruh masyarakat
sambil meminta maaf serta memberi hormat kepada kedua orangtua pengantin
perempuan. Kedua mempelai dalam kegiatan ini bagaikan sang raja dan
permaisurinya yang diiringi oleh rakyatnya. Keduanya menggunakan pakaian
serba mewah sebagaimana layaknya perlengkapan seorang raja bersama
permaisurinya. Adapun bentuk pakaian yang dikenakan oleh kedua mempelai
dalam acara nyongkol harus menggunakan pakaian sesuai ketentuan adat.
Untuk menyamarkan kegiatan ini biasanya diiringi dengan berbagai kesenian
tradisional, seperti gamelan, klentang dan kesenian tradisional Lombok
lainnya.
4.9 Bejangu
Bejangu dalah acara silaturrahmi keluarga dekat dari kedua belah pihak mempelai.
Dimana pihak keluarga penganten laki-laki mendatangi rumah penganten wanita
dan dilakukan pada 2 atau 3 hari setelah acara penyongkolan. Kedua keluarga
saling mengenal lebih dekat lagi serta adanya pembahasan tentang kedua
penganten tersebut dalam menempuh hidup baru.
BAB V
A.KESIMPULAN
B. SARAN
Saya menaruh harapan ,kiranya hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi
masyarakat Desa Ungga agar jauh lebih memahami bagaimna proses
penyelesaian Adat pernikahan di Desa Ungga . Mari kita jaga bersama-sama
adat dan sebuah tradisi yang sudah di titipkan oleh nenek moyang kita
sebelumnya. Saya berharap agar tradisi ini terus di pertahankan . selain
menjadi ciri khas dari Desa Ungga ,di lain sisi menyimpan banyak kebaikan
yang tersimpan di dalamnya. Dengan budaya ini bisa menjadi daya tarik
isatawan untuk mengunjungi Desa Ungga .
DAFTAR PUSTAKA
https://www.jokembe.com/budaya/baca/4/95/prosesi-pernikahan-adat-lombok-
merariq
https://tabloittdesa.wordpress.com/2018/12/30/proses-pernikahan-adat-sasak-di-
pulau-lombok/
http://kikomunal-indonesia.dgip.go.id/jenis/1/ekspresi-budaya-tradisional/160/
acara-adat-sorong-serah-aji-krame