Anda di halaman 1dari 19

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Adat istiadat adalah gagasan kebudayaan yang terdiri dari nilai-nilai

budaya,norma, kebiasaan, kelembagaan, dan hukum adat yang lazim dilakukan di

suatu daerah. Apabila adat ini tidak dilaksanakan akan terjadi kehancuran yang

menimbulkan sanksi tak tertulis oleh masyarakat setempat terhadap pelaku yang

dianggap menyimpang (Wikipedia). Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa

Indonesia) adat adalah perbuatan dan sebagainya yang lazim diturut atau dilakukan

sejak dahulu kala, cara kelakuan dan sebagainya yang sudah menjadi kebiasaan,

wujud gagasan kebudayaan yang terdiri atas nilai-nilai budaya, norma, hukum dan

aturan yang satu dengan lainnya berkaitan menjadi suatu sistem. Karena istilah adat

yang telah diserap kedalam bahasa indonesia menjadi kebiasaan maka istilah hukum

adat dapat disamakan dengan hukum kebiasaan. Adat istiadat adalah perilaku budaya

dan aturan-aturan yang telah berusaha diterapkan dalam lingkungan masyarakat. Adat

istiadat merupakan ciri khas suatu daerah yang melekat sejak dahulu kala dalam diri

masyarakat yang melakukannya. (www.gurupendidikan.co.id13 Nov 2019).

Sedangkan tradisi adalah sesuatu yang telah dilakukan untuk sejak lama dan

menjadi bagian dari Tradisi suatu kelompok masyarakat, biasanya dari suatu negara ,

kebudayaan , waktu, atau agama yang sama. Tradisi adalah segala sesuatu yang

1
menyangkut kehidupan dalam masyarakat yang dilakukan secara terus menerus,

seperti adat, budaya, kebiasaan dan juga kepercayaan (Poerwadaminto, 1997).

Tujuan dari tradisi yang ada pada masyarakat memiliki tujuan agar hidup

manusia kaya akan budaya dan nilai-nilai bersejarah. Selain itu, tradisi juga akan

membuat kehidupan menjadi harmonis. Tetapi hal ini akan terwujud jika manusia

menghargai, menghormati dan menjalankan suatu tradisi dengan baik dan benar dan

juga sesuai dengan aturan. Fungsi dari tradisi adalah sebagai penyedia warisan histori

yang kita pandang bermanfaat dan sebagai pemberi legitimasi pada pandangan hidup,

keyakinan, pranata, dan aturan yang telah ada, menyediakan simbol identitas kolektif

yang meyakinkan, memperkuat loyalitas primodial kepada bangsa komunitas dan

kelompok dan untuk membantu sebagai tempat pelarian dari keluhan ketidakpuasan

dan kekecewaan kehidupan modern. (Wikipedia).

Setiap negara meliliki keragaman budaya adat istiadatnya masing-masing

salah satunya negara indonesia. Indonesia secara geografis terletak di antara benua

australia dan benua asia diantara samudra hindia dan samudra pasifik memiliki 34

provinsi dan banyak pulau, di setiap pulau dan daerah di indonesia kaya akan

keberagaman suku, budaya dan adat istiadat, salah satu nya pulau sumatera terletak di

bagian ujung utara yaitu provinsi aceh ,provinsi aceh memiliki 23 kabupaten/kota

salah satunya di takengon aceh tengah, masyarakat asli takengon bersuku gayo, suku

gayo adalah sebuah suku bangsa yang mendiami dataran tinggi gayo di provinsi aceh

bagian tengah. berdasarkan sensus 2010 jumlah suku gayo yang mendiami provinsi

2
aceh mencapai 336.856 jiwa. wilayah tradisional suku gayo meliputi kabupaten bener

meriah, aceh tengah dan gayo lues .

Masyarakat suku gayo memiliki adat istiadat yang khas dan berbeda dengan

daerah lain seperti adat sumang, didong, tari guel dan salah satu nya adalah

“BEGURU” . Beguru artinya belajar, yang merupakan prosesi pemberian nasihat

kepada calon pengantin dan biasanya disertai dengan pepongoten (tangisan) sambil

sungkeman kepada orang-orang tua calon pengantin, calon pengantin akan diberi

berbagai nasihat dan petunjuk tentang bagaimana nantinya mereka bersikap dan

berperilaku dalam membina rumah tangga, sebelum acara beguru dimulai orang-

orang tua akan becanang (memainkan alat musik tradisional gayo) ditempat acara

tersebut sambil menunggu tamu-tamu datang begitu juga setelah acara beguru selesai.

(2Drs H.Mahmud Ibrahim,Nilai-Nilai Pendidikan Islam Dalam Adat gayo Banda

Aceh: Almumtaz Institute, 2013, hlm. 104)

Rangkaian pernikahan dalam adat Gayo dimulai dengan munginte

(meminang) kemudian mujulemas (mengantar mas/mahar) kemudian munento lao

(menentukan hari menikah). Kemudian di adakan acara beguru sebelum akad nikah

berlangsung. Acara beguru ada seorang tokoh masyarakat atau orang tua memberi

ilmu bagaimana cara berkeluarga kepada calon inen mayak dan aman mayak. Adat

beguru dalam pernikahan Gayo sudah dilaksanakan secara turun temurun.

3
Namun dengan perkembangan zaman dari tahun ke tahun di daerah dataran

tinggi tanoh gayo sekarang banyak masyarakat terutama anak muda (remaja) yang

tidak terlalu memahami lagi apa makna dari adat beguru serta prosesi atau hal-hal apa

saja yang biasa dilakukan masyarakat gayo sebelum melaksanakan resepsi

pernikahan, karena dengan berkembangnya zaman banyak anak-anak muda yang

tidak lagi memahami apa makna beguru yang sesungguhnya di dalam sebuah acara

menuju pernikahan, karena sekarang banyak anak muda yang hanya sekedar

melangsungkan saja acara adat beguru tersebut tanpa mereka ketahui apa sebernarnya

makna atau pun arti dari prosesi pelaksanaan adat beguru ini. Maka dari itu di dalam

penulisan karya ilmiah ini kami ingin membahas apa sebernarnya makna dari prosesi

adat beguru di dalam pernikahan masyarakat gayo serta nilai-nilai apa saja yang

terkandung didalamnya agar masyarakat gayo tetap dapat mempertahankan dan

menjaga kelestarian tradisi yang telah ada sejak zaman nenek moyang mereka.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penelitian merumuskan dua

pokok permasalahan yaitu:

1. Apakah yang dimaksud dengan adat beguru?

2. Nilai-nilai apakah yang terkandung dalam adat berguru?

3. Bagaimana masyarakat gayo melestarikan adat istiadat beguru?

4
1.3 Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui lebih dalam adat istiadat beguru dalam suku gayo.

2. Untuk mengetahui nilai-nilai apa saja yang terkandung dalam adat

istiadat beguru.

3. Untuk mengetahui rangkaian proses pernikahan dalam adat suku gayo.

1.4 Manfaat Penelitian

Mereferensi dalam ilmu pendidikan sehingga dapat memperkarya dan

menambah wawasan. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi informasi

kepada pembaca agar dapat melestarikan adat beguru, sumbangan pemikiran bagi

masyarakat, pemerhati ilmu, serta menambah wawasan ilmu pengetahuan tentang

adat beguru dalam suku gayo bagi masyarakat dan khusus nya generasi penerus.

5
BAB II

LANDASAN TEORI

budaya adalah hasil dari cipta,rasa, dan karsa manusia dalam memenuhi

kebutuhannya. suku bangsa adalah kesatuan sosial yang dapat dibedakan dari

kesatuan sosial lain berdasarkan kesadaran akan identitas perbedaan kebudayaan,

khususnya bahasa. kebudayaan telah ada sejak zaman dahulu hingga kini kebudayaan

masi melekat dalam kehidupan sehari- hari, kebudayaan terlaksana turun temurun

dari generasi kegenerasi penerus. Suku gayo masi melaksanakan prosesi adat beguru

saat pelaksanaan upacara pernikahan/perkawinan.

Beguru adalah acara khidmat dimana hadir tua dan keluarga calon pengantin

dengan acara penyerahan penyelenggaraan akad nikah calon pengantin oleh keluarga

kepada sarak opat (imam/petua) dan sarak opat memberi nasehat kepada calon

pengantin bagaimana cara menempuh hidup berumah tangga untuk meraih

kebahagiaan dunia dan akhirat. Beguru muluahi sinte anak buah ate si jantung rasa,

mulangkah ari bujang/beru mujadi Aman/Inen Mayak (Pengertian Beguru Muluahi

Sinte adalah melepas anak tersayang, buah hati junjungan jiwa yang akan

meninggalkan status lajang ke status berumah tangga). Melengkan yaitu pidato adat

berbentuk kata-kata puitis yang disampaikan satu atau dua orang yang saling

berhadapan dalam berbagai upacara adat antara lain menjelang akad nikah, menaiken

6
reje (melantik pucuk pimpinan pemerintah), menerima tamu terhormat yang

berkunjung pertama kali ke Gayo dan upacara-upacara lainnya. Petua adat serta

orang-orang tua didudukan diatas ampang (tikar kebesaran) bentuknya empat persegi

sengaja dibuat berwarna warni, yang dipergunakan hanya sewaktu-waktu.Saat seperti

ini adalah saat yang cukup kelimak, layaknya sudah seperti terjadi suatu perpisahan

dengan keluarga besar. Calon mempelai juga didudukkan diatas ampang, ditemani

oleh sang pengasuh. Disini akan terjadi serah merah (saling serah menyerahkan hal-

hal yang bertalian dengan adat). Bila sang pengetua adat lengkap hadir, maka batil

bersab (cerana) perlu disediakan tiga buah. Untuk Reje dibalut atau dibungkus

dengan kain kuning, untuk Petue dibalut dengan kain merah hati, sedangkan untuk

Imem dibungkus dengan kain putih.

Selain dari pada itu, juga sudah disiapkan penyerahan didalam tiga buah

dalung (sejenis baskom terbuat dari tembikar) yang berisi masing-masing:

1. Oros (beras) masing-masing satu bambu.

2. Peng (uang) bergantung pada kebijaksanaan.

3. Tenaruhmi kerik (telur ayam 1 butir).

4. Belo (sirih), menon pitu (2x7) lembar, si tumung gagang atau dapat disebut

vena (tulang sisi yang bertemu).

7
5. Pinang 3 buah, tidak kecet (terlalu muda). Jangan pula pinang rok (terlalu

tua), dan tidak pula baik bila pinang gunte (terlalu lama tidak dimakan hingga

menjadi keras).Jadi yang terbaik ialah pinang yang disebut

perempingen/rungkah

6. Bunge lawang (cengkeh), kacu (gambir), Kapur (kapur sirih) dan kunyit

Saat seperti ini calon Inen mayak memakai upuh kiyo (selendang besar

berwarna kebiru-biruan) serta dibubuhi motif-motif tertentu. Sebagian kecil

perhiasan sudah boleh dikenakan.Rekuden (sejumlah alat tepung tawar) sudah siap

didalam buke petawaren (tempat alat tepung tawar) dibuat dari tembikar. Perlu

ditambahkan, air tepung tawar ada diantara mereka sengaja mengambilnya langsung

dari mata air dan sebagian orang yang mempergunakan air santan kelapa.Mata air

dipandang sebagai simbul kehidupan, semoga dengan wih muter (seperti sumber air

itu) rezeki yang datang.

Tujuan kegiatan beguru ialah Calon mempelai mohon izin serta doa restu

pengetua adat, orang-orang tua, serta semua saudara-saudara dan Sang calon menanti

nasehat serta petuah untuk modalnya meniti rumah tangga, dalam rangka

mengharungi bahtera hidup. yang menyerahkan dara ini dipergunakan bahasa

melengkan yaitu pidato adat. dalampenampilannya akan terdengar kata-kata adat,

terbawa didalamnya pepatah petitih yang metaporis (makna).

8
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research) yang bersifat

deskriptif kualitatif yaitu penelitian langsung pada objek penelitian, untuk

memperoleh data yang diperlukan.deskriptif adalah penelitian untuk menyelidiki

keadaan suatu tempat atau wilayah tertentu. Kemudian data yang terkumpul

diklasifikasikan atau dikelompokan menurut jenis, sifat, atau kondisinya, setelah

datanya lengkap maka dibuat kesimpulan.Pendekatan yang digunakan dalam

penelitian ini adalah pendekatan deskriptif. Penelitian ini lebih mengarah pada

pengungkapan suatu masalah atau keadaan bagaimana adanya dan mengungkapkan

fakta-fakta yang ada, walaupun kadang-kadang diberikan interpretasi atau

analisis.Penelitian deskriptif perlu memanfaatkan ataupun menciptakan konsep-

konsep ilmiah, sekaligus berfungsi dalam mengadakan suatu spesifikasi mengenai

gejala fisik maupun sosial yang dipermasalahkan.disamping itu, penelitian ini harus

mampu merumuskan dengan tepat apa yang ingin diteliti dan teknik penelitian apa

yang tepat dipakai untuk menganalisisnya. Hasil penelitian difokuskan untuk

memberikan gambaran keadaan sebenarnya dari objek (Suharsimi Arikunto,

Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta: Rineka Cipta,hlm3)

9
3.2 Lokasi Penelitian

Mengingat berbagai keterbatasan yang dihadapi, maka perlu dilakukan

pembatasan lokasi guna lebih fokus dalam penelitian.lokasi penelitian yang diambil

adalah desa dikung toa kecamatan pegasing kabupaten aceh tengah.Guna untuk

memudahkan peneliti dalam melakukan penelitian dan mendapatkan data yang jelas

sehingga dapat menyimpulkan data yang didapatkan dari desa tersebut yaitu tentang

Adat Beguru.

3.3 Sumber Data

Sumber data adalah segala sesuatu yang dapat memberikan informasi

mengenai data.hasil wawancara atau pengamatan dari objek menjadi sumber utama,

sumber dara berupa catatan tertulis atau hasil wawancara berupa

rekaman,dokumentasi. Penelitian ini menggunakan metode pengambilan data. Data

yang telah diambil berdasarkan pedoman yang telah disiapkan sehingga diharapkan

data yang diperoleh akan sesuai dengan yang diteliti. Penganbilan data dilakukan

dengan cara obsevasi,wawancara, dan dokumentasi ini cenderung bersifat naturalistic.

Berdasarkan sumbernya, data dibedakan menjadi dua yaitu data primer dan data

sekunder.

1. Data primer yaitu data yang dibuat oleh peneliti untuk maksud khusus

menyelesaikan permasalahan yang sedang ditanganinya. Data dikumpulkan sendiri

oleh peneliti langsung dari sumber pertama atau tempat objek penelitian dilakukan.

10
2. Data sekunder yaitu data yang telah dikumpulkan untuk maksud selain

menyelesaikan masalah yang sedang dihadapi. Data ini dapat ditemukan dengan

cepat. Dalam penelitian ini yang menjadi sumber data sekunder adalah

literature,artikel,jurnal.

Serta situs diinternet yang berkenaan dengan penelitian yang dilakukan. 48

selain data primer,sumber data yang dipakai peneliti adalah sumber data sekunder,

data sekunder didapat melalui berbagai sumber yaitu literature artukel, serta situs

diinternet yang berkenaan dengan penelitian yang dilakukan.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Data penelitian ini dikumpulkan dengan teknik pengamatan observasi dan

wawancara.

1) Pengamatan (Observasi)

Observasi atau sering disebut dengan pengamatan, meliputi

kegiatanpemuatan perhatian terhadap sesuatu objek dengan menggunakan

seluruh alat indra.Observasi dapat dilakukan melalui penglihatan, alat

pengindra .Jenis observasi yang digunakan penulis adalah observasi

nonparticipant yaitu peneliti tidak terlibat dengan kegiatan sehari-hari

responden dan hanya sebagai pengamat, mengamati unsur unsur yang

terkandung dalam adat beguru.

11
2) Wawancara

Wawancara adalah teknik pengumpulan data yang digunakan untuk

mendapatkan keterangan-keterangan lisan dan berhadapan muka dengan

orang yang dapat memberikan keterangan kepada peneliti. Wawancara

merupakan percakapan antara dua orang atau lebih dan berlangsung antara

narasumber dan pewawancara. Tujuan dari wawancara adalah untuk

mendapatkan informasi yang tepat dari narasumber yang terpercaya.

Wawancara dilakukan dengan cara penyampaian sejumlah pertanyaan dari

pewawancara kepada narasumber. Wawancara ini dilakukan oleh peneliti

terhadap individu yang berkaitan dengan objek penelitian yaitu onot kemara

(okem) seniman gayo.

3.5 Teknis Analisis Data

Analisis data adalah proses mengatur urutan data, mengorganisasikanya ke

dalam suatu pola, kategori, dan satuan uraian dasar. Data adalah suatu metode atau

cara untuk .mengolah sebuah data menjadi informasi sehingga karakteristik data

tersebut menjadi mudah untuk dipahami dan juga bermanfaat untuk menemukan

solusi permasalahan, yang terutama adalah masalah yang tentang sebuah penelitian.

Data penelitian tentang adat Beguru diolah dan dianalisis setelah semua data

terkumpul melalui hasil pengamatan (observasi) dan wawancara.

12
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

Adat istiadat adalah perilaku budaya dan aturan-aturan yang telah berusaha

diterapkan dalam lingkungan masyarakat dan merupakan ciri khas suatu daerah yang

melekat sejak dahulu kala. Seperti hal nya masyarakat suku gayo memiliki adat

istiadat yang khas dan berbeda dengan daerah lain salah satu nya adalah “BEGURU”

Beguru yaitu acara yang diadakan sesudah acara malam begenap yaitu pada pagi hari

sesudah sholat subuh. Beguru artinya belajar, yang merupakan prosesi pemberian

nasihat kepada calon pengantin dan biasanya disertai dengan pepongoten (tangisan)

sambil sungkeman kepada orang-orang tua calon pengantin, calon pengantin akan

diberi berbagai nasihat dan petunjuk tentang bagaimana nantinya mereka bersikap

dan berperilaku dalam membina rumah tangga, upacara penyampaian nasehat ini

dilakukan kepada calon pengantin lelaki atau perempuan, yang berlangsung secara

terpisah dalam lingkungan keluarga masing-masing.

4.2 Pembahasan

Pada bab sebelumnya telah dijelaskan bahwa prosesi adat beguru yang

dilaksanakan di gayo takengon. Nilai yang terkandung dalam prosesi beguru tersebut

mempunyai nilai adat serta amanat-amanat yang berisi nasihat untuj calon mempelai

13
(pengantin) sehingga tidak dapat dipungkiri bahwa begitu kental makna, dan nilai-

nilai adat tersebut.

Proses adat beguru diperhitungkan dalam berbagai segi, baik dalam proses

tepung tawar, memberikan nasihat, memainkan alat musik (canang). Dari hasil

analisis yang telah dilakukan dan data temuan di atas maka pembahasan penelitian ini

dapat dijelaskan dengan 3 aspek yaitu :

1. Peran dari majelias adat gayo, tokoh ulama dan masyarakat dalam melestarikan

adat beguru sebagai nilai nilai dakwah.

2. Adat beguru mengandung nilai-nilai dakwah dalam materi yang disampaikan oleh

sarak opat (petua).

3. Perbedaan materi yang diajarkan di KUA dengan adat beguru, dan peran KUA

terhadap adat beguru.

Peran dapat diartikan sebagai seperangkat tingkah laku yang diharapkan

dimiliki oleh orang yang kedudukannya dalam masyarakat. Penyesuaian diri, dan

sebagai sebuah proses. Berdasarkan definisi ini maka dapat disimpulkan bahwa peran

adalah pelaksanaan hak dan kewajiban seseorang sesuai dengan kedudukannya,

ditinjukan kepada majelis adat gayo, tokoh ulama, dan masyarakat dalam menggali

dan melestarikan adat beguru tetap ada. Peran yang dapat digambarkan oleh semua

informan secara garis besar adalah pernyataan pentingnya kita selaku orang gayo

14
dalam menjaga adat dan budaya seperti adat pernikahan beguru ini tetap lestari dan

tentunya mempunyai nilai-nilai dakwah.

Dalam ceramah atau penyampaian yang berkaitan dengan dakwah tentu

mengandung nilai-nilai dakwah dalam materinta. Imam kampong, tokoh adat dan

petue yang menyampaikan ejer muarah materi dakwah dalam adat beguru ini

terutama untuk calon mempelai laki-laki atau pun calon mempelai wanita dan juga

tidak terlepas dari masyarakat yang hadir. Isi materi adat beguru yang sering

disampaikan seperti membekali diri dengan prinsip-prinsip ajaran islam tentang

akidah, ibadah, dan syari’ah serta mengenal diri dan mengusahakan kebutuhan

jasmani dan rohani secara padu. Calon suami dan istri, merupakan salah satu nilai

penting dalam ajaran dan pendidikan islam. Orang yang melupakan Allah sama

dengan melupakan dirinya, itulah sebab kefasihan. Kerukunan rumah tangga

merupakan modal utama keberhasilan, karena kerukunan itu sendiri merupakan usaha

pendidikan dan hasil pendidikan mengenal diri dan mengenal orang lain.

Perbedaan materi pernikahan yang diajarkan di kantor urusan agama (KUA)

dengan adat beguru, dan peran kantor urusan agama (KUA) terhadap adat beguru.

Materi dapat diartikan setiap objek atau bahan yang membutuhkan ruang, yang

jumlahnya diukir oleh suatu sifat yang disebut massa. Secara umum materi juga

didefinisikan sebagai sesuatu yang mempunyai massa dan mempati volume. Materi

yang diajarkan oleh kantor urusan agama (KUA) adalah kantor yang melaksanakan

15
sebagian tugas kantorkementrian agama Indonesia dikabupaten dan kota di bidang

urusan agama islam dalam wilayah kecamatan.

Menurut pernyataan informan yang sudah peneliti lakukan di kantor urusan

agama (KUA) biarpun sudah diajarkan materi pernikahan yang ada di kantor urusan

agama (KUA) tetap harus melaksanakan proses adat beguru, diwajibkan pada calon

mempelai orang gayo asli tujuannya belajar tidak tahu menjadi tahu kemudian

melakukan amal ma’ruf nahi munkar, dan tetap berjalan dijalan Allah.

16
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang tekah dilakukan maka dapat disimpulkan

bahwa adat pernikahan beguru ini sudah dari nenek moyang orang gayo dahulu.

Mempunyai nilai adat budaya dan agama yang tidak bisa dipisahkan oleh syari’at

islam, yang mengandung nilai-nilai dakwah amar ma’ruf nahi munkar dalam

penyampaian materi adat beguru tersebut. Lembaga majelis adat gayo adalah lembaga

yang menggali dan melestarikan adat beguru ini tetap ada dan lestari agar budaya adat

istiadat yang ada dalam masyarakat gayo melalui sosialisasi, pelatihan, dan

pertandingan lomba melenkan agar adat beguru tetap selalu terpelihara dan terjaga

serta bisa dipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari, pemuda juga berperan penting

dalam hal ini untuk penerus petua yang ada dalam masyarakat.

Lembaga kantor urusan agama (KUA) yang juga berperan memberikan materi

tentang kesehatan, psikologi, dan lain sebagainya sebelum pernikahan, yang akan

diberikan kepada calon mempelai laki-laki maupun perempuan agar menjadi keluarga

yang sakinah mawaddah dan warrahmah. Masyarakat dan tokoh ulama juga berperan

penting dalam melestarikan adat beguru ini melalui dari mendidik anak dan memberi

arahan tentang amar ma’ruf nahi munkar.

17
5.2 Saran

Setelah melakukan penelitian mengenai “adat beguru” maka munculah

beberapa saran sebagai upaya pengembangan budaya adat istiadat dalam suku gayo

sebagai berikut :

1. Kepada masyarakat gayo khususnya secara keseluruhan agar senantiasa menjaga

dan melestarikan budaya terhadap generasi-generasi masa depan terkait adat beguru

yang harus dijaga keasriannya.

2. Disarankan kepada tokoh adat gayo dan juga peran dari masyarakat gayo agar

dapat mempertahankan dan menjaga adat istiadat, budaya adat gayo bisa tetap

dilestarikan dan dikembangkan oleh generasi-generasi muda.

3. Bagi majelis adat gayo (MAG) agar dapat membantu peran generasi melalui

sosialisasi dan interaksi kepada masyarakat membimbing agar adat begur tetap lestari

dan ada penerusnya di zaman modern ini.

18
DAFTAR PUSTAKA

https://dosenbahasa.com/makna-metaforis/amp

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Sanskerta

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Suku_Gayo

http://blog.isi-dps.ac.id/aridarmayasa/definisi-kebudayaan-menurut-para-ahli

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Adat

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Tradisi

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Kelompok_etnik
https://www.lintasgayo.com/26780/beguru-dalam-adat-gayo.html
https://www.kompasiana.com/amp/habibah_mamah/5bd7ad396ddcae28e167e852/ke
seragaman-suku-bangsa-dan-budaya-di-indonesia

https://brainly.co.id/tugas/6716562

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Suku_Gayo

https://jurnal.ar-raniry.ac.id/index.php/samarah/article/view/1574

http://portalsatu.com/read/budaya/memahami-upacara-adat-perkawinan-di-gayo-
8213

https://www.seputarpengetahuan.co.id/2017/10/pengertian-tradisi-tujuan-fungsi-
macam-macam-contoh-penyebab-perubahan.html

https://jagokata.com/arti-kata/adat.html

19

Anda mungkin juga menyukai