Anda di halaman 1dari 8

PROPOSAL PENELITIAN

TRADISI ADAT BUDAYA PEUSIJUK, SEUMAPA, KENDURI,


TULAK BALA DALAM SUKU ACEH DARI AQIDAH ISLAM.
(Studi Kasus di Kecamatan Beutong Kabupaten Nagan Raya)

Bidang Sosial dan Humaniora

Disusun Oleh :

Mauizzah
Wahyu Rahmad Alam

Pembimbing:
Adi Wardana, S.Pd.I.M.Pd
Harmiyana, S.Pd

KEMENTRIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA


MAN NAGAN RAYA
2022
A. Latar belakang Masalah

Adat atau tradisi biasanya diartikan sebagai suatu ketentuan yang berlaku dalam
masyarakat tertentu, dan menjelaskan satu keseluruhan cara hidup dalam bermasyarakat.
Dalam kamus besar bahasa indonesia, tradisi mempunyai dua arti, pertama, adat kebiasaan
turun temurun yang masih dijalankan masyarakat. kedua, penilaian atau anggapan bahwa
cara-cara yang telah ada merupakan istilah genetik untuk menunjukan segala sesuatu yang
hadir menyertai kekinian.
Pengertian adat sendiri adalah suatu tatanan, aturan dan kebiasaan-kebiasaan
perilaku hidup tertentu yang disepakati bersama dan mengikat manusia sebagai anggota
suatu kelompok komunitas masyarakat. Berbagai kebiasaan perilaku hidup tersebut disepakati
untuk dilaksanakan secara berulang-ulang dengan prosedur yang konsisten pada tiap kali
ulangan peristiwa yang sama sebagai suatu aturan hidup. Adat mempunyai sanksi apabila
dilanggar, setiap masyarakat, komunitas, suku dan kelompok etnis mempunyai adatnya
sendiri-sendiri. Suatu adat boleh jadi berbeda antara satu komunitas dengan komunitas
lainnya, namun tidak jarang beberapa komunitas yang hidup berdampingan mempunyai
berbagai persamaan dalam adat budayanya. Adat merupakan sarana yang dibutuhkan dalam
menciptakan kehidupan yang serasi dilingkungan sosial, alam sekeliling dan lingkungan yang
sifatnya transidental. Dalam masyarakat nagan raya, adat dan budaya bertujuan untuk
menjunjung tinggi ajaran agama islam. ”Agama hana adat tabeu,adat hana agama bateu”.
Jadi adat dipahami sebagai pemanis agama. Dengan demikian adat berfungsi sebagai
pengontrol, pemersatu, identitas dan pemanis agama.
Menurut masyarakat nagan raya, hukum itu dibagi tiga, yaitu hukum syara’, hukum
adat, dan hukum akal. Ketiganya berjalan terjalin satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan,
sehingga menyebabkan begitu besar dan megah setiap upacara adat yang dilakukan dalam
kehidupan masyarakat kabupaten nagan raya.
Pendahuluan peusijuek (bahasa Aceh) atau menepung tawari adalah salah satu
tradisi masyarakat Aceh yang masih dilestarikan sampai sekarang. Peusijuek secara bahasa
berasal dari kata sijuek (bahasa Aceh yang berarti dingin), kemudian ditambah awalan peu
(membuat sesuatu menjadi), berarti menjadikan sesuatu agar dingin, atau mendinginkan
(Dhuhri, 2008: 642). Prosesi Peusijuk dilaksankan seperti pada saat upacara perkawinan,
upacara tinggal di rumah baru, upacara hendak merantau, pergi haji, peusijuek keureubeuen
(kurban), peusijuek perempuan diceraikan suami, peusijuek orang terkejut dari sesuatu yang
luar biasa (harimau, terjatuh dari pohon, terkena tabrakan kendaraan yang mengucurkan darah
berat), perkelahian, permusuhan, sehingga didamaikan (Ismail, 2003: 161-162).
Tata cara pelaksanaan peusijuek dilakukan dengan urutan, pertama menaburkan
beras padi (breuh padee), kedua, menaburkan air tepung tawar, ketiga menyunting nasi ketan
(bu leukat) pada telinga sebelah kanan dan terakhir adalah pemberian uang (teumutuek)
(Dhuhri, 2008: 161).
Penyelanggaran tolak bala dianggap sebagai suatu nilai budaya yang dapat
membawa keselamatan diantara sekian banyak unsur budaya yang ada pada masyarakat.
Analisis tradisi tolak bala sampai saat ini masih tetap dilaksanakan oleh masyarakat gampong
meunasah krueng. Berdasarkan dari latar belakang masalah dalam penelitian ini penulis
tertarik untuk meneliti tentang judul “Tradisi Adat Budaya Peusijuk, Seumapa, Kenduri, dan
Tulak Bala Dalam Suku Aceh Dari Aqidah Islam”.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan Penelitian diatas yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut:
1. Bagaimanakah pelaksanaan peusijuk, seumapa, kenduri dan tulak bala dalam Aqidah
Islam di gampong meunasah krueng?
2. Apa saja faktor yang mempengaruhi pelaksanaan peusijuk, seumapa, kenduri dan tulak
bala dalam Aqidah Islam di gampong meunasah krueng?

C. Tujuan Penelitian
Tujuan dalam penelitian adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pelaksanaan peusijuk, seumapa, kenduri dan tulak bala dalam Aqidah
Islam di gampong meunasah krueng?
2. Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi pelaksanaan peusijuk, seumapa, kenduri
dan tulak bala dalam Aqidah Islam di gampong meunasah krueng?

D. Manfaat Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas maka manfaat penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Manfaat Teoritis
Adapun manfaat teoritis yang diharapkan dapat diperoleh dari penelitian ini
adalah sebagai berikut:
1) Kajian ini diharpakan dapat memberi inspirasi serta mengembangkan ilmu yang
bersifat interdisipliner, terutama antara linguistik dan antropologi.
2) Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi penulis atau peminat
yang tertarik untuk mengkaji kebudayaan yang terkandung dalam tradisi peusijuk,
seumapa, kenduri dan tulak bala pada masyarakat Aceh secara khusus ataupun
umum.
3) Selanjutnya, hasil penelitian ini juga dapat dipandang sebagai pendokumentasian
bahasa daerah yaitu bahasa Aceh yang diharapkan dapat mendukung pelestarian
dan kelangsungan hidup kebudayaan setempat.
2. Manfaat Praktis
1) Sebagai referensi bagi berbagai kalangan dalam menghadapi permasalahan
sejenis.
2) Penelitian ini diharapkan dapat mengetahui persepsi masyarakat gampong
meunasah krueng terhadap tradisi adat peusijuk, seumapa, kenduri dan tulan bala,
serta mengetahui faktr-faktor yang mempengaruhi masyarakat gampong meunasah
krueng melakukan tradisi tersebut.

E. Kajian Teori
Adapun kajian teoritik dan informasi mendasar terkait dengan masalah yang diteliti yaitu
sebagai berikut:

1. Pengertian Tradisi
Tradisi berasal dari kata “traditium” pada dasarnya berarti segala sesuatu yang
diwarisi dari masa lalu. Menurut Jujiansyah Noor (2001, h. 43).

2. Pengertian Adat
Adat berasal dari bahasa Arab, bentuk jamak dari (adah), yang berarti "cara",
"kebiasaan". Dalam hal ini, rujukan kepada hukum adat merupakan refleksi dari waktu dan
tempat tertentu Amirul Hadi (2010, h. 173).

3. Pengertian kebudayaan
Soerjono Soekanto (2009, h. 150) Kata kebudayaan berasal dari kata Sansekerta
buddhayah yang merupakan bentuk jamak dari kata ‟ buddhi” yang berati budi atau akal.
kebudayaan dapat diartikan sebagai ‟halhal” yang artinya “budi atau akal”.

4. Pengertian Peusijuk
Tradisi Peusijuk adalah salah satu budaya Aceh yang masih dipertahankan oleh
masyarakat di Aceh,dimana didalam proses tersebut terkandung nilai-nilai agama islam.

5. Seumapa
Seumapa merupakan jenis pantun yang biasa digunakan oleh masyarakat dalam
acara,meugatip(perkawinan)dan intat linto (upacara mengantar pengantin laki-laki kerumah
pengantin perempuan.
6. Kenduri
Kanduri dilakukan Apabila mempunyai hajat, baik ketika mendapatkan kenikmatan
sesuatu atau ditimpa musibah, biasanya melaksankan kenduri. Kenduri sebagai
pengabdian atau tanda ingat kepada Yang Maha Kuasa.

7. Tulak Bala
Tulak bala atau juga dikenal dengan sebutan rabu abeh itu merupakan tradisi turun-
temurun yang secara sadar dilakukan oleh sebagian masyarakat Aceh terutama yang
berdomisili 16 di kampung-kampung.
(http://sosbud.kompasiana.com/2012/01/25/tradisi-uroetulak-bala-di-aceh 433431.html)
diakses 25 juni 2022.

8. Aqidah Islam
Aqidah adalah bentuk masdar dari kata “aqada, yaqidu, aqdan” yang berarti
simpulan, ikatan, sangkutan, perjanjian dan kokoh. Sedang secara teknis akidah berarti
iman, kepercayaan dan keyakinan.

F. Tinjauan Pustaka/Penelitian Terdahulu


Dalam penelitian ini dikemukakan beberapa kajian yang berkaitan dengan
kebudayaan dan Tradisi Masyarakat Aceh diantara adalah sebagai berikut:
1. Kajian dari Universitas Negeri Medan (UNIMED) dilakukan oleh Eka Darliana dengan judul
ritual tulak bala. Adapun hasil penelitiannya adalah Masyarakat melayu desa Air Masin
Kecamatan Seruway Aceh Tamiang menganggap Ritual Tolak bala merupakan ritual yang
berasal dari 9 nenek moyang yang harus tetap dijaga dan dilestarikan, karena masyarakat
menganggap bahwa dengan melakukan Ritual Tolak Bala dapat mengusir roh-roh jahat
dan menghidarkan diri dari segala penyakit.
2. Kajian Kedua dari Universitas Syiah Kuala dilakukan Oleh Rahmi Fartiwi. Kajian Kedua
Oleh Rahmi Fartiwi dari Universitas Syiah Kuala, Rahmi mengkaji tentang kebudayaan
masyarakat Aceh dari sudut pandang historis. Masyarakat Gampong Blang Bintang. Tujuan
penelitian Rahmi Fartiwi untuk mengetahui perubahan sosial, Kebudayaan dan keagamaan
dalam masyarakat masyarakat Gampong Blang Bintang dan faktor-faktor yang
mempengaruhi peribadi dan sikap dalam kehidupan Modern.
G. Metode Penelitian
1. Metode yang digunakan
Penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif adalah
penelitian yang menghasilkan data deskriptif kualitatif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari
orang-orang dan perilaku yang diamati (Andi Prastowo, 2012:22). Sedangkan deskriptif adalah
penelitian yang berfungsi untuk memberi gambaran terhadap objek yang diteliti melalui data
sampel atau populasi sebagaimana adanya, tanpa melakukan analisis dan membuat
kesimpulan yang berlaku umum (Sugiyono, 2003:21). Dengan jenis penelitian deskriptif
kualitatif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati maka
peneliti mampu memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian (contoh:
perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain sebagainya).

2. Subjek Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian kualitatif sedangkan populasi yang diambil dalam
penelitian ini adalah seluruh penduduk yang ada di sekitar desa Meunasah Krueng dan
Blang Puuk Kulu beserta beberapa tokoh masyarakat desa Blangpuuk Kulu antara lain
Keuchik Meunasah Krueng, Tuha Peut Blangpuuk Kulu,Sekretaris Meunasah Krueng,dan
ibu PKK desa Blangpuuk Kulu. Sedang sampel yang diambil dalam penelitian ini berjumlah
100 orang dari masyarakat setempat.

3. Teknik dan Alat Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Wawancara
Wawancara terstruktur digunakan sebagai teknik pengumpilan data, bila peneliti atau
pengumpul data telah mengetahui dengan pasti tentang informasi apa yang akan
diperoleh. Oleh karenanya dalam melakukan wawancara, pengumpul data telah
menyiapkan intrumen penelitian berupa pertanyaan-pertanyaan tertulis alternatif
jawabannya pun telah disiapkan. (Prof.Dr. Sugiyono, 2012, hlm. 138)
2. Observasi
Observasi dalam penelitian ini bertujuan agar penulis memperoleh gambaran yang
mendalam mengenai Peusijuk,Seumapa,Kenduri dan Tulak Bala. Dengan observasi
peneliti dapat melakukan pengamatan langsung dan mendalam mengenai objek yang akan
diteliti agar memperoleh gambaran yang lebih jelas dan mendapatkan sumber data yang
akurat tentang kehidupan sosial.
3. Studi Dokumentasi
Studi dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan
cara mencari dan menganalisis dokumen-dokumen, catatan-catatan yang penting dan
berhubungan serta dapat memberikan data-data untuk memecahkan permasalahan dalam
penelitian.
4. Studi Literatur
Studi literatur adalah teknik pengumpulan data yang memerlukan sumber berupa
buku-buku, dan berbagai perangkat media baik dari media masa maupun mempelajari
buku-buku referensi dan hasil penelitian sejenis media elektronik.

4. Rencana Analisis Data


Teknis analisis data dalam penelitian ini ada tiga cara yaitu sebagai berikut:
1. Reduksi Data
Dalam hal ini reduksi data merupakan proses pemilihan data dalam penelitian
dengan memilih hal-hal yang pokok yang dibutuhkan dalam proses penelitian. Reduksi
data berlangsung secara terus-menerus sejalan dengan proses penelitian berlangsung,
pada penelitian kualitatif reduksi data dapat dilakukan selama proses penelitian
berlangsung. Pada tahap reduksi data merupakan bagian dari kegiatan analisis peneliti
dalam memilih data mana dipakai atau dibuang.

2. Display Data
Dalam teknik ini setelah data dalam penelitian selesai di reduksi tahap
selanjutnya ialah penyajian data atau yang disebut Display Data dalam bentuk uraian
singkat, bagan, atau hubungan antar kategori dalam hal pemisahan data.

3. Verifikasi dan Penarikan Kesimpulan


Pada tahap ini merupakan tahapan akhir dalam proses pengumpulan data yaitu,
penarikan kesimpulan yang mana kesimpulan ini merupakan kesimpulan awal yang
sifatnya masih sementara, dan dapat berubah apabila ditemukan bukti-bukti lain yang kuat
dan mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya.

H. Jadwal Penelitian
1. Tempat penelitian
Penelitian ini dilakukan di Desa Meunasah Krueng, Kecamatan Beutong, dan Desa
Blangpuuk Kulu Kecamatan Seunagan Kabupaten Nagan Raya, Provinsi Aceh.
2. Waktu penelitian
Penelitian akan dilaksanakan pada tahun ini yaitu 2022 dengan kurun waktu
penelitian satu bulan.
DAFTAR PUSTAKA

Abul A’la Al-Maududy, prinsip-prinsip islam, II,1983


Andi Prostewo (2012). Metode penelitian kualitatis, yogyakarta: Ar-Ruuz media.
Bustamam,Ahmad,Khamruzzaman,2010 from Tengku to Ustadz.Makalah disajikan dalam Seminar
Internasional Conference on Aceh and Indian Ocean Studies (ICAIOS).Banda Aceh 25-26 mai
2011
Dhuhri,Saufuddin.(2009).Peusijuk Sebuah Tradisi Ritual Sosial Masyarakat Pasee Dalam
Perspektif Tradisionalis dan Reformi.Lhokseumawe: 2008
Hamzah Ya’kup, permurnian Aqidah dan Syariah Islam, Jakarta: CV.Perdana Ilmu Jaya1960
Koenjaningrat.1980.Pokok-pokok Antropologi Sosial.Penerbitan universitas Jakarta.
Kurdi,Muliadi,Filosofi Peusijuk dalam masyarakat Aceh Http://Muliadikurdi.com.10.November 2011
T.Ibrahim Alfian,Muhammad Ibrahim. Sejarah Daerah Provinsi Aceh, Aceh: 1977/1978.
W.J.S.Poerwadarminto, Kamus Umum Bahasa Indonesia, jakarta: Balai Pustaka1989
Yuyun S.Sumantri, Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Popular, Jakarta: Pustaka Sinar Harapan1998

Anda mungkin juga menyukai