Disusun Oleh :
Mauizzah
Wahyu Rahmad Alam
Pembimbing:
Adi Wardana, S.Pd.I.M.Pd
Harmiyana, S.Pd
Adat atau tradisi biasanya diartikan sebagai suatu ketentuan yang berlaku dalam
masyarakat tertentu, dan menjelaskan satu keseluruhan cara hidup dalam bermasyarakat.
Dalam kamus besar bahasa indonesia, tradisi mempunyai dua arti, pertama, adat kebiasaan
turun temurun yang masih dijalankan masyarakat. kedua, penilaian atau anggapan bahwa
cara-cara yang telah ada merupakan istilah genetik untuk menunjukan segala sesuatu yang
hadir menyertai kekinian.
Pengertian adat sendiri adalah suatu tatanan, aturan dan kebiasaan-kebiasaan
perilaku hidup tertentu yang disepakati bersama dan mengikat manusia sebagai anggota
suatu kelompok komunitas masyarakat. Berbagai kebiasaan perilaku hidup tersebut disepakati
untuk dilaksanakan secara berulang-ulang dengan prosedur yang konsisten pada tiap kali
ulangan peristiwa yang sama sebagai suatu aturan hidup. Adat mempunyai sanksi apabila
dilanggar, setiap masyarakat, komunitas, suku dan kelompok etnis mempunyai adatnya
sendiri-sendiri. Suatu adat boleh jadi berbeda antara satu komunitas dengan komunitas
lainnya, namun tidak jarang beberapa komunitas yang hidup berdampingan mempunyai
berbagai persamaan dalam adat budayanya. Adat merupakan sarana yang dibutuhkan dalam
menciptakan kehidupan yang serasi dilingkungan sosial, alam sekeliling dan lingkungan yang
sifatnya transidental. Dalam masyarakat nagan raya, adat dan budaya bertujuan untuk
menjunjung tinggi ajaran agama islam. ”Agama hana adat tabeu,adat hana agama bateu”.
Jadi adat dipahami sebagai pemanis agama. Dengan demikian adat berfungsi sebagai
pengontrol, pemersatu, identitas dan pemanis agama.
Menurut masyarakat nagan raya, hukum itu dibagi tiga, yaitu hukum syara’, hukum
adat, dan hukum akal. Ketiganya berjalan terjalin satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan,
sehingga menyebabkan begitu besar dan megah setiap upacara adat yang dilakukan dalam
kehidupan masyarakat kabupaten nagan raya.
Pendahuluan peusijuek (bahasa Aceh) atau menepung tawari adalah salah satu
tradisi masyarakat Aceh yang masih dilestarikan sampai sekarang. Peusijuek secara bahasa
berasal dari kata sijuek (bahasa Aceh yang berarti dingin), kemudian ditambah awalan peu
(membuat sesuatu menjadi), berarti menjadikan sesuatu agar dingin, atau mendinginkan
(Dhuhri, 2008: 642). Prosesi Peusijuk dilaksankan seperti pada saat upacara perkawinan,
upacara tinggal di rumah baru, upacara hendak merantau, pergi haji, peusijuek keureubeuen
(kurban), peusijuek perempuan diceraikan suami, peusijuek orang terkejut dari sesuatu yang
luar biasa (harimau, terjatuh dari pohon, terkena tabrakan kendaraan yang mengucurkan darah
berat), perkelahian, permusuhan, sehingga didamaikan (Ismail, 2003: 161-162).
Tata cara pelaksanaan peusijuek dilakukan dengan urutan, pertama menaburkan
beras padi (breuh padee), kedua, menaburkan air tepung tawar, ketiga menyunting nasi ketan
(bu leukat) pada telinga sebelah kanan dan terakhir adalah pemberian uang (teumutuek)
(Dhuhri, 2008: 161).
Penyelanggaran tolak bala dianggap sebagai suatu nilai budaya yang dapat
membawa keselamatan diantara sekian banyak unsur budaya yang ada pada masyarakat.
Analisis tradisi tolak bala sampai saat ini masih tetap dilaksanakan oleh masyarakat gampong
meunasah krueng. Berdasarkan dari latar belakang masalah dalam penelitian ini penulis
tertarik untuk meneliti tentang judul “Tradisi Adat Budaya Peusijuk, Seumapa, Kenduri, dan
Tulak Bala Dalam Suku Aceh Dari Aqidah Islam”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan Penelitian diatas yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut:
1. Bagaimanakah pelaksanaan peusijuk, seumapa, kenduri dan tulak bala dalam Aqidah
Islam di gampong meunasah krueng?
2. Apa saja faktor yang mempengaruhi pelaksanaan peusijuk, seumapa, kenduri dan tulak
bala dalam Aqidah Islam di gampong meunasah krueng?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dalam penelitian adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pelaksanaan peusijuk, seumapa, kenduri dan tulak bala dalam Aqidah
Islam di gampong meunasah krueng?
2. Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi pelaksanaan peusijuk, seumapa, kenduri
dan tulak bala dalam Aqidah Islam di gampong meunasah krueng?
D. Manfaat Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas maka manfaat penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Manfaat Teoritis
Adapun manfaat teoritis yang diharapkan dapat diperoleh dari penelitian ini
adalah sebagai berikut:
1) Kajian ini diharpakan dapat memberi inspirasi serta mengembangkan ilmu yang
bersifat interdisipliner, terutama antara linguistik dan antropologi.
2) Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi penulis atau peminat
yang tertarik untuk mengkaji kebudayaan yang terkandung dalam tradisi peusijuk,
seumapa, kenduri dan tulak bala pada masyarakat Aceh secara khusus ataupun
umum.
3) Selanjutnya, hasil penelitian ini juga dapat dipandang sebagai pendokumentasian
bahasa daerah yaitu bahasa Aceh yang diharapkan dapat mendukung pelestarian
dan kelangsungan hidup kebudayaan setempat.
2. Manfaat Praktis
1) Sebagai referensi bagi berbagai kalangan dalam menghadapi permasalahan
sejenis.
2) Penelitian ini diharapkan dapat mengetahui persepsi masyarakat gampong
meunasah krueng terhadap tradisi adat peusijuk, seumapa, kenduri dan tulan bala,
serta mengetahui faktr-faktor yang mempengaruhi masyarakat gampong meunasah
krueng melakukan tradisi tersebut.
E. Kajian Teori
Adapun kajian teoritik dan informasi mendasar terkait dengan masalah yang diteliti yaitu
sebagai berikut:
1. Pengertian Tradisi
Tradisi berasal dari kata “traditium” pada dasarnya berarti segala sesuatu yang
diwarisi dari masa lalu. Menurut Jujiansyah Noor (2001, h. 43).
2. Pengertian Adat
Adat berasal dari bahasa Arab, bentuk jamak dari (adah), yang berarti "cara",
"kebiasaan". Dalam hal ini, rujukan kepada hukum adat merupakan refleksi dari waktu dan
tempat tertentu Amirul Hadi (2010, h. 173).
3. Pengertian kebudayaan
Soerjono Soekanto (2009, h. 150) Kata kebudayaan berasal dari kata Sansekerta
buddhayah yang merupakan bentuk jamak dari kata ‟ buddhi” yang berati budi atau akal.
kebudayaan dapat diartikan sebagai ‟halhal” yang artinya “budi atau akal”.
4. Pengertian Peusijuk
Tradisi Peusijuk adalah salah satu budaya Aceh yang masih dipertahankan oleh
masyarakat di Aceh,dimana didalam proses tersebut terkandung nilai-nilai agama islam.
5. Seumapa
Seumapa merupakan jenis pantun yang biasa digunakan oleh masyarakat dalam
acara,meugatip(perkawinan)dan intat linto (upacara mengantar pengantin laki-laki kerumah
pengantin perempuan.
6. Kenduri
Kanduri dilakukan Apabila mempunyai hajat, baik ketika mendapatkan kenikmatan
sesuatu atau ditimpa musibah, biasanya melaksankan kenduri. Kenduri sebagai
pengabdian atau tanda ingat kepada Yang Maha Kuasa.
7. Tulak Bala
Tulak bala atau juga dikenal dengan sebutan rabu abeh itu merupakan tradisi turun-
temurun yang secara sadar dilakukan oleh sebagian masyarakat Aceh terutama yang
berdomisili 16 di kampung-kampung.
(http://sosbud.kompasiana.com/2012/01/25/tradisi-uroetulak-bala-di-aceh 433431.html)
diakses 25 juni 2022.
8. Aqidah Islam
Aqidah adalah bentuk masdar dari kata “aqada, yaqidu, aqdan” yang berarti
simpulan, ikatan, sangkutan, perjanjian dan kokoh. Sedang secara teknis akidah berarti
iman, kepercayaan dan keyakinan.
2. Subjek Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian kualitatif sedangkan populasi yang diambil dalam
penelitian ini adalah seluruh penduduk yang ada di sekitar desa Meunasah Krueng dan
Blang Puuk Kulu beserta beberapa tokoh masyarakat desa Blangpuuk Kulu antara lain
Keuchik Meunasah Krueng, Tuha Peut Blangpuuk Kulu,Sekretaris Meunasah Krueng,dan
ibu PKK desa Blangpuuk Kulu. Sedang sampel yang diambil dalam penelitian ini berjumlah
100 orang dari masyarakat setempat.
2. Display Data
Dalam teknik ini setelah data dalam penelitian selesai di reduksi tahap
selanjutnya ialah penyajian data atau yang disebut Display Data dalam bentuk uraian
singkat, bagan, atau hubungan antar kategori dalam hal pemisahan data.
H. Jadwal Penelitian
1. Tempat penelitian
Penelitian ini dilakukan di Desa Meunasah Krueng, Kecamatan Beutong, dan Desa
Blangpuuk Kulu Kecamatan Seunagan Kabupaten Nagan Raya, Provinsi Aceh.
2. Waktu penelitian
Penelitian akan dilaksanakan pada tahun ini yaitu 2022 dengan kurun waktu
penelitian satu bulan.
DAFTAR PUSTAKA