Disusun Oleh :
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan di atas, maka permasalahan yang
hendak dikaji lebih konkrit dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan tradisi ngejot di Desa Yeh Sumbul, Kecamatan Mendoyo
Jembrana?
2. Bagaimana pengaruh ngejot dalam mewujudkan toleransi pada masyarakat muslim
dan hindu Desa Yeh Sumbul, Kecamatan Mendoyo Jembrana?
3. Bagaimana implementasi dari tradisi ngejot di Desa Yeh Sumbul, Kecamatan
Mendoyo Jembrana?
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penulisan karya tulis ilmiah ini adalah:
1. Untuk mengetahui tradisi ngejot di Desa Yeh Sumbul, Kecamatan Mendoyo
Jembrana
2. Untuk mengetahui pengaruh ngejot dalam mewujudkan toleransi pada masyarakat
muslim dan hindu Desa Yeh Sumbul, Kecamatan Mendoyo Jembrana
3. Untuk mengetahui implementasi dari tradisi ngejot di Desa Yeh Sumbul,
Kecamatan Mendoyo Jembrana.
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang di peroleh dari penelitian ini, yaitu:
1. Hasil penelitian ini diharapkan bisa membantu memberikan informasi mengenai
tradisi ngejot di Desa Yeh Sumbul, Kecamatan Mendoyo Jembrana.
2. Sebagai bahan referensi kajian, khususnya kajian keagamaan yang berkaitan
dengan tradisi ngejot di Desa Yeh Sumbul, Kecamatan Mendoyo Jembrana.
3. Penelitian ini memberikan pengetahuan tentang indahnya tradisi ngejot di Desa
Yeh Sumbul, Kecamatan Mendoyo Jembrana.
E. Kajian Teori
1. Ngejot
Tradisi yang masih lekat dan dilakukan oleh masyarakat Desa Yeh Sumbul
adalah Tradisi Ngejot. Tradisi Ngejot merupakan akulturasi budaya Hindu yang
sebenarnya mirip dengan tradisi Islam yang disebut “Tahaawud” yang artinya saling
memberi hadiah (Sairi, 2016). Istilah tersebut dalam Hadist riwayat Abu Huraira, dia
berkata: “Ketika dia menerima makanan, Rasul Allah bertanya, apakah itu hadiah atau
sedekah? Jika itu sedekah, dia akan berkata kepada para sahabatnya: “Makanlah!
“Meskipun dia tidak memakannya, jika itu adalah hadiah, Rasulullah akan
memakannya bersama mereka.” (HR Bukhari dan Muslim). Tradisi Ngejot dalam
ajaran Islam berarti memberi makan sebagai bentuk sedekah, dan saling
bersilaturahmi. dapat dipastikan bahwa tradisi ini tidak meragukan ajaran Islam.
Tradisi ini tetap dipertahankan sebagai salah satu konsekuensi akulturasi dan
pertukaran antara umat Hindu dan Islam (Baharun, 2018).
2. Moderasi Beragama
secara bahasa menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), istilah
moderasi berakar dari kata sifat “moderat” yang berarti selalu menghindarkan perilaku
atau pengungkapan yang ekstrem (Hasan Alwi, 2007:470).
Agama menurut Emile Durkheim, agama adalah suatu sistem yang terpadu yang
terdiri atas kepercayaan dan praktik yang berhubungan dengan hal yang suci dan
menyatukan semua penganutnya dalam suatu komunitas moral yang di namakan umat
(Emile Durkheim, 2011:35). Jadi menurut peneliti, agama merupakan sebuah
kepercayaan yang satu sama lain mempunyai aturan kehidupannya masing-masing
yang akan diikuti oleh para umatnya dan harus menjunjung tinggi sikap toleransi antar
umat beragama.
F. Tinjauan Pustaka/Penelitian Terdahulu
Adapun penelitian yang relevan sebelumnya yaitu Sepma Pulthinka Nur Hanip,
Muhammad Yuslih dan Laesa Diniaty, yang berasal dari jurnal IAIN Manado, dengan
judul “Tradisi Ngejot: Positive Relationship Antar Umat Beragama”. Penelitian ini
mengkaji tentang tradisi ngejot antara umat Hindu dan Islam di Lombok. Dalam
penelitian terdahulu ini ditemukan bahwa tradisi ngejot memiliki peran yang sangat
strategis sebagai upaya untuk merawat harmoni antara umat Hindu dan Islam di Lombok.
Sentimen agama dan perbedaan budaya dapat disatukan dalam sebuah tradisi yang
menghasilkan positive relationship berupa sikap saling peduli, toleransi, dan menjunjung
tinggi kemanusiaan sebagai wadah kebahagiaan. Oleh sebab itu, penelitian terdahulu ini
berharap dengan adanya tradisi ngejot supaya menjadi jembatan untuk memahami agama
secara universal tentang kemanusiaan (Nur Hanip, 2020:71).
Relevansi dari penelitian terdahulu dengan penelitian yang akan dilakukan yaitu,
kedua penelitian ini sama-sama membahas tentang tradisi ngejot. Sedangkan perbedaanya
adalah penelitian terdahulu membahas tentang tradisi ngejot Suku Sasak dan Bali di
Lombok. Sementara penelitian yang akan dilakukan ini menfokuskan tentang tradisi
ngejot yang merupakan implementasi dari moderasi beragama masyarakat muslim dan
hindu di Desa Yeh Sumbul, Kecamatan Mendoyo Jembrana Bali.
G. Metode Penelitian
1. Metode yang Digunakan
Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian deskriptif kualitatif,
karena mendeskripsikan peristiwa yang terjadi pada saat penelitian. Peristiwa
yang dimaksud adalah tradisi ngejot. Jadi peneliti berusaha memotret tradisi
ngejot untuk selanjutnya dinarasikan apa adanya tanpa rekayasa sesuai dengan
permasalahan yang di angkat.
2. Subjek Penelitian
Wendra (2010:32) mengatakan “subjek penelitian adalah benda, hal atau orang
tempat variable melekat, dan yang dipermasalahkan dalam penelitian”. Subjek
dalam penelitian ini adalah tokoh agama dan masyarakat sekitar yang bertempat
tinggal di Desa Yeh Sumbul, Kecamatan Mendoyo Jembrana Bali.
3. Teknik dan Alat Pengumpulan Data
Imam Gunawan (2014:141) mengatakan “Penelitian kualitatif berupaya
mengungkapkan berupa kondisi prilaku masyarakat yang diteliti dan situasi
lingkungan di sekitarnya”. Data penelitian kualitatif diperoleh dari sumber data
dengan menggunakan teknik pengumpulan data yang dapat dikelompokkan ke
dalam dua kategori, yaitu metode yang bersifat interaktif dan non interaktif.
penelitian yang berjudul “Tradisi Ngejot (Implementasi Moderasi
Beragama Masyarakat Muslim dan Hindu Desa Yeh Sumbul, Kecamatan
Mendoyo Jembrana)” kami menggunakan metode pengumpulan data sebagai
berikut:
a) Teknik Observasi (Pengamatan)
Observasi merupakan suatu teknik pengumpulan data yang dilakukan
dengan mengadakan penelitian secara teliti, serta pencatatan secara sistematis
(Arikunto, 2002). Teknik observasi ini digunakan untuk melihat dan mencatat
tentang tradisi ngejot di Desa Yeh Sumbul, Kecamatan Mendoyo Jembrana Bali.
b) Wawancara
Dalam penelitian yang berjudul “Tradisi Ngejot (Implementasi
Moderasi Beragama Masyarakat Muslim dan Hindu Desa Yeh Sumbul,
Kecamatan Mendoyo Jembrana)” kami menggunakan jenis wawancara tak
berstruktur. Peneliti menggunakan wawancara yang di susun hanya berupa garis-
garis besar permasalahan yang di tanyakan. Responden menjawab secara bebas
menurut wawasan dan pikirannya, sehingga peneliti memperoleh gambaran yang
lebih luas tentang masalah yang diteliti karena setiap responden bebas meninjau
dari berbagai aspek dan pikiran masing-masing
c) Dokumentasi
Dalam penelitian ini, kami meneliti dokumen yang berbentuk jurnal dan
buku-buku yang sejenis dengan judul penelitian. Sehingga data yang kami peroleh
lebih mendalam untuk membahas topik dari penelitian tersebut.
4. Rencana Analisis Data
Adapun langkah-langkah penganalisisan data menurut Sugiono (2006:338)
yaitu reduksi data, penyajian data, klasifikasi data dan penyimpulan.
a) Reduksi Data
data yang direduksi adalah data-data hasil observasi, wawancara dan
perekaman mengenai tradisi ngejot. Jika ada yang terlewati saat observasi, peneliti
dapat mengulangi rekaman yang sebelumnya telah diambil dengan handphone
android.
b) Penyajian Data
Penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan,
hubungan antar kategori, dan sejenisnya (Sugiono, 2006:341).
data mengenai tradisi ngejot yang dikumpulkan dipaparkan dengan wacana
deskripsi. Pemaparan ini juga disesuaikan dengan metode observasi, metode
wawancara dan dokumentasi.
c) Klasifikasi Data
data diklasifikasi sesuai dengan sub-sub masalah yang telah dikemukakan
dalam rumusan masalah. Data yang dimiliki diklasifikasi berkaitan dengan tradisi
ngejot.
d) Kesimpulan
(Sugiono,2006:354) mengatakan kesimpulan awal yang dikemukakan
masih bersifat sementara dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang
kuat dan mendukung pada tahap pengumpulan data berikunya.
Penyimpulan dilakukan harus dapat menjawab semua masalah yang
diangkat dalam penelitian tersebut sehingga hasil akhirnya nanti diperoleh
informasi mengenai tradisi ngejot.
H. Jadwal Penelitian
No Kegiatan April Mei Juni Juli Agustus
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1. Penyusunan
proposal
2. Pengiriman
proposal
3. Pengumuman
hasil penilaian
proposal
4. Presentasi
proposal
penelitian
5. Pengumuman
hasil presentasi
proposal
6. Pembimbingan
dan pelaksanaan
penelitian
DAFTAR PUSTAKA
Alwi, Hasan. 2007. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka
Arikunto, Suharsimi. 2004. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT.
Rineka Cipta
Baharun, H., Ulum, M. B., & Azhari, A. N. (2018). Tradisi Ngejot: Sebuah Ekspresi
Keharmonisan Dan Kerukunan Antar Umat Beragama Dengan Dakwah Bil
Hal. Fenomena: Jurnal Penelitian, 10(1), 1-26.l
Darlis, 2017. Mengusung Moderasi Islam di tengah Masyarakat Multikultural. Rausyan Fikr:
Jurnal Studi Ilmu Ushuluddin Dan Filsafat
Durkheim, Emile. 2011. The Elementary Forms of The Religious Life, terj. Yogyakarta:
IRCiSoD
H.A.R. Tilaar. 2007. Mengindonesia Etnisitas dan Identitas Bangsa Indonesia: Tinjauan dari
Perspektif Ilmu Pendidikan. Jakarta: PT Rineka Cipta
Https://id.wikipedia.org/wiki/Puja_Mandala
Https://indonesia.go.id/kategori/pariwisata/2726/damainya-toleransi-di-puja-mandala
Iskandar. 2009. Metodologi Penelititan Pendidikan dan Sosial (Kuantitatif dan Kualitatif).
Jakarta: Gaung Persada Press
Sami, A., & HR, M. N. (2014). Dampak Shadaqah pada Keberlangsungan Usaha. Jurnal
Ekonomi Syariah Teori dan Terapan, 1(3), 205–220.
Sugiyono. 2006. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta
Sairi, M. (2016). Hubungan Sosial Keagamaan Kaum Nahdliyin dan Hindu di Bali: Studi
Kasus Desa Tuban Kecamatan Kuta Kabupaten Badung, Bali (Issue April).
Sejahtera Kita.
Sepma Pulthinka Nur Hanip dkk. 2020. Tradisi Ngejot: Positive Relationship Antar Umat
Beragama. Manado: IAIN Manado
Ramdhani, F. Z., Busro, B., & Wasik, A. (2020). The Hindu-Muslim Interdependence: A
Study of Balinese Local Wisdom. Walisongo: Jurnal Penelitian Sosial Keagamaan,
28(2), 195–218