Anda di halaman 1dari 7

ALKUTURASI BUDAYA BALI SEBAGAI PROTOTIPE

MODERASI ISLAM DI INDONESIA


Bidang Penelitian :
2. Humaniora-Sosial
Asyifa Budi Aulia & Aliya Naila Fatina
MTsN 4 Jembrana
Latar Belakang Masalah
Moderasi Islam menjadi menu utama dalam merespon ekstremitas
keberagamaan di Indonesia. Namun, beberapa kalangan menganggap moderasi
tidak genuine dalam Islam, bahkan menganggapnya sebagai baju lain dari
liberalisme yang sempat mengemuka hampir dua dekade lalu.
Fenomena anti moderasi beragama pun masih menjadi permasalahan
agama yang belum bisa diatasi. Menurut peneliti Setara Institute, salah satu tren
sepanjang taun 2022 adalah terus naiknya kasus gangguan terhadap tempat
ibadah. Kasus gangguan terhadap rumah ibadah naik menjadi 50 kasus pada
tahun 2020 dibandingkan 16 kasus pada tahun 2017. Paling banyak adalah gereja
protestan dan katolik 21 kasus, masjid 16 kasus, vihara 6 kasus, musala 4, pura 2,
dan rumah ibadah penghayat kepercayaan 1 kasus. Tren lainnya, provinsi yang
mengalami pelanggaran kebebasan beragama dan berkeyakinan paling banyak
adala Jawaa Timur 34 peristiwa, Jawa Barat 25 peristiwa, dan DKI Jakarta 24
periswa. Selain itu, dari 333 tindakan pelangaran kebebasan beragama dan
keyakinan, paling banyak dilakukan oleh warga, sebanyak 94 tindakan (Dikutip
dari https://www.instagram.com/p/CoIy_JItwr3/?igshid=YmMyMTA2M2Y= dikases
pada tanggal 6 Februari 2023 dari akun berita luar negeri VOA Indonesia).
Mengacu pada sejarah, ditemukan kenyataan bahwa Islam datang ke
nusantara utamanya di Jawa, pada saat tradisi Hindhu dan Budha sudah
mengakar. Fenomena ini oleh Clifford Geetz, seperti dikutip oleh Ummi Sumbulah
(2014: 52), dibuat tipologi agama menjadi tiga, yakni abangan, santri,dan priayi.
Islam di Indonesia bukanlah membangun peradaban melainkan merebut
peradaban, maka maklum ketika warna dan cita rasa Islam juga beriklim animisme
dan hinduisme (Nurcholish Madjid, 1995: 2). Dalam pengertian sederhana, itulah
yang disebut dengan akulturasi budaya.
Agama dan budaya memang tidak bisa dipisahkan, namun perbedaannya
tidak dapat sama sekali dinegasikan. Menurut Nurcholish Madjid alias Cak Nur
(1995: 2), agama an sich memiliki nilai absolut, berbeda dengan budaya yang
nilainya relatif, tentatif sesuai ruang dan waktu. Sekalipun budaya itu berdasarkan
agama, keduanya tetap tidak dapat dicampur aduk. Hal itu kemudian menjadikan
masalah agama dan budaya di kalangan Muslim Indonesia belum jelas dan benar,
yang memiliki pengaruh terhadap absah atau tidaknya ungkapan kebudayaan
khas Indonesia, atau bahkan suatu daerah di Indonesia. Kendatipun demikian,
Cak Nur mengafirmasi pernyataan Presiden Soeharto saat Dies Natalis
Universitas Indonesia (UI) yang ke-25, bahwa Indonesia adalah negara sosialis-
religius. Cak Nur menyadari betul bahwa ‘religiusitas’ di negara ini tidak hanya
dalam satu agama melainkan agama-agama seperti Kristen, Hindu, dan Budha.
Ketika klaim kemutlakan merupakan watak genuine eagama-agama, maka ia pun
menegaskan bahwa toleransi agama hanya akan tumbuh di atas dasar paham
kenisbian terhadap agama-agama itu sendiri (Nurcholish Madjid, 1994: 1-3).
Toleransi pun diajarkan dalam Al-Qur’an, dan merupakan manifestasi konkret dari
konsep moderasi Islam.
Berdasar latar belakang, maka peneliti menawarkan solusi berjudul
“Alkuturasi Budaya Bali Sebagai Prototipe Moderasi Islam di Indonesia” yang
diharapkan bisa menjadi solusi yang solutif dalam mengatasi permasalahan
moderasi beragama di Indonesia.
Rumusan Masalah dan Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang yang sudah dipaparkan, maka rumusan masalah
yang dikemukakan dalam penelitian ini adalah:
1. Apa saja akulturasi budaya Bali sebagai prototipe moderasi islam di
Indonesia?
2. Bagaimana mewujudkan moderasi islam yang toleran Indonesia?
Terkait pada rumusan masalah yang ada dapat disusun tujuan penelitian seperti
di bawah ini:
1. Mendeskripsikan akulturasi budaya Bali sebagai prototipe moderasi islam
di Indonesia.
2. Mendeskripsikan mewujudkan moderasi islam yang toleran di Indonesia.

Manfaat Penelitian Teoretis dan Praktis


Dapat dirumuskan manfaat penelitian bagi kalangan masyarakat sebagai berikut:
1. Manfaat teoretis, yang ingin di capai dalam penelitian ini adalah di harapkan
dapat memberikan masukan bagi kemajuan ilmu pengetahuan psikologi.
2. Secara praktis, Memberikan solusi permasalahan moderasi beragama di
Indonesia.

Kajian Teori
1. Moderasi Beragama
Prof M. Quraish Shihab, Guru Besar Bidang Tafsir Al-Qur’an dalam
(Zainuri,2019:97) menjelaskan moderasi dalam istilah Al-Qur’an berarti
“wasathiyah” artinya pertengahan, maksud disini adalah berarti adil, baik, terbaik,
dan paling utama. Dalam hal ini M.Quraish Shihab melihat dalam wasathiyah
memilki empat pilar penting, yaitu:
a. Pilar keadilan, adil yang tidak memihak kepada salah seseorang yang
berselisih.
b. Pilar keseimbangan, dalam suatu kelompok terdapat banyak bagian yang
mengarah pada satu tujuan, yang penting syarat dan kadar dapat terpenuhi
semua bagian.
c. Ketiga, adil berarti dapat memberikan hak hak nya pada setiap individu sesuai
dengan hak hak pemiliknya.
d. Keempat, adil yang dinisbatkan pada ilahi. Keadilan disini bermaksud rahmat
dan kebaikannya. Dalam hal demikian, rahmat Allah akan dapat diperoleh bagi
setiap makhluk yang dapat meraihnya.
2. Akulturasi Budaya
Kroeber (Saebeni:2018:189-190) menjelaskan bahwa proses akulturasi itu seperti
terjadinya perubahan pada kebudayaan satu dan kebudayaan lainnya yang
terdapat persamaan di dalamnya sehingga terjadi hubungan timbal balik bahkan
bisa lebih kuat dari salah satunya. Dua unsur kebudayaan yang saling bertemu
akan menghasilkan perubahan-perubahan dikarenakan terjadinya persamaan
maupun perbedaan di antara keduaya. Kebudayaan tersebut kemudian menjadi
hubungan timbal balik dan bahkan bisa lebih kuat dari salah satuya. Hal ini terjadi
karena difusi (pembaruan) antara keduanya yang sudah saling bersetuhan
sehingga terjadi pembentukan yang saling berhubungan. Agama sebagai
pedoman dan penyeimbang kehidupan dunia dan akhirat. Agama bertujuan
mampu menjawab segala persoalan baik sekala mikro ataupun secara makro,
secara privat (keluarga), atau secara publik (negara).

Tinjauan Pustaka / Penelitian Terdahulu


Pada bagian ini peneliti mencantumkan barbagai hasil penelitian terdahulu
yang terkait dengan penelitian yang akan dilakukan. Dengan melakukan langkah
ini, maka akan dapat dilihat sampai sejauh mana orisinalitas dan posisi penelitian
yang hendak dilakukan.
Penelitian berjudul oleh Pendidikan Multikultural di Kampung Loloan,
Jembrana dilakukan oleh Solihin, Ida Ayu Ketut Sumawidari,I Putu Budiarta, I
Gusti Made Wendri, I Nyoman Kanca pada 2022. Studi ini bertujuan membahas
bentuk kerukunan Umat Islam-Hindu di Kampung Loloan, Jembrana, Bali, dan
pendidikan multikultural dalam kehidupan masyarakat setempat. Metode penelitian
yang digunakan kualitatif. Data penelitian diperoleh melalui kajian pustaka,
observasi dan wawancara dengan pemerhati budaya Bali dan tokoh masyarakat
Kampung Loloan. Hasil dan pembahasan penelitain menjelaskan bentuk
kerukunan itu antara lain tercermin dalam kuatnya tradisi menyamebraya yang
diwijudkan dalam bentuk silaturahmi, saling ngejot, pemakaian bahasa Loloan
atau bahasa Melayu-Bali, serta kerjasama dalam pangan kehidupan sosial dan
ekonomi.
Titik perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitian ini adalah subjek
penelitian terdahulu menggunakan moderasi dalam lingkungan pendidkan saja,
penyebaran sikap moderasi dalam kehidupan masyarakat hanya tertuju pada
Kampung Loloan yang diperkuat dengan adanya model pendidikan multikultural.
Penelitian selanjutnya yang relevan berjudul “ Moderasi Islam dan Akulturasi
Budaya: Revitalisasi Kemajuan Peradaban Islam Nusantara oleh Ahmad Khoiri.
Tulisan ini berupaya memahami moderasi dengan berpijak pada sumber utama
umat Islam; Al-Qur’an. Mengkaji akulturasi kebudayaan di Indonesia sebagai
manifestasi moderasi Islam. Menggunakan metode analisis-historis. Hasil
Penelitian terdahulu menjelaskan bahwa formula keberagamaan Islam di
Indonesia setidaknya meliputi tiga kunci prinsipil, yakni akulturasi budaya sebagai
aspek epistemologis, moderasi Islam sebagai sisi ontologis, dan Islam Nusantara
merupakan aspek aksiologis konsep universal Al-Qur’an, yaitu Maqaṣid Al-Qur’an.
Moderasi Islam vis-à-vis Maqaṣid Al-Qur’an dianalogikan sebagai sebuah tatanan
hierarkis; Al-Qur’an memuat konsep universal, dan moderasi Islam merupakan
manifestasi konsep universal tersebut. Akulturasi tepat dikatakan sebagai wujud
moderasi Islam berdasarkan apa yang implisit dalam Maqaṣid Al-Qur’an.
Perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitian ini menggunakan metode
kualitatif dengan sumber data primer responden sumber data sekunder artikel atau
jurnal, data hasil wawancara dan wacana dianalisis dengan teknik analisis isi dan
analisis wacana (discourse analysis).
Metode Penelitian
1. Pendekatan Metode
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Metode deskriptif kualitatif
merupakan penggabungan dua metode yaitu metode deskriptif dan kualitatif.
Menurut Moh. Nazir (2005: 54) metode deskriptif adalah suatu metode dalam
meneliti status kelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu
sistem pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang.
Sedangkan menurut Bogdan dan Taylor (Moleong,2012:4) penelitian kualitatif
adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata
tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.
Sehingga metode penelitian deskriptif kualitatif pada penelitian ini yaitu prosedur
yang memusatkan analisis data deskriptif dari status kelompok manusia, suatu
objek, suatu kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa
yang dapat diamati.

2.Subyek Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Negara Kabupaten Jembrana. Wilayah ini
dipilih karena berdasarkan sensus penduduk 2010 menurut agama yang dianut,
populasi terbanyak muslim di Bali yaitu di Jembrana mencapai 69 608 dan hindu
186 319.
Sumber data dalam penelitian ini terbagi menjadi dua jenis yaitu sumber data
primer dan sumber data sekunder. Sumber data primer dalam penelitian ini adalah
informan-informan yang telah ditentukan berdasar teknik purposive sampling.
Menurut Sugiyono (2017:54) teknik purposive sampling yaitu teknik pengambilan
sampel yang disesuaikan berdasarkan kriteria-kriteria tertentu yang ditetapkan
berdasarkan tujuan penelitian.
Berdasar teknik tersebut diperoleh informan :
1. Pemangku adat Kecamatan Melaya Kabupaten Jembrana
2. Pemangku adat Kecamatan Negara Kabupaten Jembrana
3. Pemangku adat Kecamatan Jembrana Kabupaten Jembrana
4. Pemangku adat Kecamatan Mendoyo Kabupaten Jembrana
5. Pemangku adat kecamatan Pekutatan Kabupaten Jembrana
Sumber data sekunder dalam penelitian ini berupa artikel, jurnal, buku pedoman
penelitian, buku teori, dan arsip resmi yang terkait dengan masalah akulturasi
budaya islam dengan Bali. Arsip resmi ini dapat diperoleh melalui Dinas
Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Jembrana.

3.Data dan Teknik Pengumpulan Data


a. Data Primer hasil wawancara
dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik wawancara. Wawancara
adalah salah satu instrumen yang digunakan untuk menggali data secara
lisan dengan tujuan mendapatkan data yang valid dan detail (Sujarweni
2015: 74)
b. Data Sekunder Artikel Berita
data sekunder adalah berbagai informasi yang sudah ada sebelumnya dan
dengan sengaja dikumpulkan oleh peneliti yang digunakan untuk
melengkapi kebutuhan data penelitian.

4.Analisis Data
Analisis data pada penelitian ini didasarkan pada data yang diperoleh, selanjutnya
dikembangkan pola hubungan yaitu:
1. Transkripsi data,
dilakukan untuk mengolah data dokumentasi dan wawancara. Data
wawancara yang telah direkam dicatat kembali dan diubah ke dalam
Bahasa Indonesia.
2. Klasifikasi
data yang telah ditranskripsi dikelompokkan sesuai kebutuhan rumusan
masalah.
3. Interpretasi
data yang telah ditranskripsi dan klasifikasi akan didefinisikan dan
dijabarkan sesuai interpretasi peneliti.
4. Sintesis
data yang telah melalui transkripsi, klasifikasi, interpretasi akan
dihubungkan dan disintesis sesuai rumusan masalah
5. Simpulan
data yang telah mengalami penganalisisan akan di simpulkan sesuai
rumusan masalah.
Rencana Analisis data dilengkapi dengan teknik triangulasi. Teknik trianggulasi
data yang digunakan dalam penelitian ini dengan cara menggabungkan teknik
observasi,wawancara,dokumentasi, dan studi pustaka yang bertujuan semakin
memperkuat data-data penelitian. Menurut Sugiyono (2015:330) menjelaskan
bahwa peneliti mengumpulkan data dengan triangulasi, maka sebenarnya peneliti
menguji kredibilitas data dengan cara mengecek data dengan berbagai teknik
pengumpulan dan berbagai sumber data
Jadwal Kegiatan
Penelitian ini dilaksanakan dari bulan januari 2023 sampai dengan bulan Mei 2023
adapun jadwal penelitian kami dapat dilihat pada tabel berikut .
NO URAIAN BULAN
KEGIATAN JANUARI FEBRUARI MARET APRIL MEI
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Kordinasi
Tim
2 Analisis
pra
proposal
3 Analisis
latar
belakang
4 Analisis
rumusan
masalah
5 Analisis
kajian teori
6 Analisis
kajian
pustaka
7 Analsis
metode
8 Pembuatan
proposal
9 Pengeditan
proposal
10 Pengiriman
naskah
laporan
penelitian
kepada
panitia
Daftar Pustaka
Ahmad,Khoiri. 2019. “Moderasi Islam dan Akulturasi Budaya: Revitalisasi
Kemajuan Peradaban Islam Nusantara”. Madura: IAIN Madura:
https://jurnalnasional.ump.ac.id/index.php/ISLAMADINA/article/view/4372/2
581
Madjid,Nurcholish (1995). Islam Agama Kemanusiaan; Membangun Tradisi dan
Visi Baru Islam Indonesia. Jakarta: Yayasan Wakaf Paramadina
Nazir,M. 2005. Metode Penelitian. Jakarta : Ghalia Indonesia
Saebani, Beni Ahmad.2018. Pengantar Antropolog. Bandung: Pustaka Setia.
Sugiyono.2012. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif Kualitatif
dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono.2015. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan Kombinasi (Mix
Methods). Bandung: Alfabeta.
Sujarweni, V. Wiratna. 2015. Metodologi Penelitian Bisnis Dan Ekonomi, 33.
Yogyakarta: Pustaka Baru Press
Solihin,dkk.2022. Pendidikan Multikultural di Kampung Loloan, Jembrana. Bali:
https://ejournal.baliprov.go.id/index.php/jbmb/article/view/238/171
Sumbulah,Ummi.2014.“Islam Jawa dan Akulturasi Budaya; Karakteristik, Variasi,
dan
Ketaatan Ekspresif,” el Harakah.Vol.14.No.1.
https://www.instagram.com/p/CoIyJItwr3/?igshid=YmMyMTA2M2Y= dikases pada
tanggal 6 Februari 2023 dari akun berita luar negeri VOA Indonesia

Anda mungkin juga menyukai