Anda di halaman 1dari 10

KEARIFAN LOKAL DAN PERAN ELIT AGAMA DALAM MERAWAT TOLERANSI ANTAR

UMAT BERAGAMA DI AKAR RUMPUT

Ahmad Shobiri Muslim DAN Saiful Mujab*


saifulgentho@gmail.com

Abstract
The aim of this paper is to find out the inter-religious dialogue among religions (Islam, Catholicism, and Hindu)
in Kalibago sub-Village, Kalipang Village, Grogol District – Kediri Regency. By using participant observation
and interviews with several leaders (sesepuh) from each religion. This article attempts to answer the question
on how the interreligious harmony in the research site is built and maintained. It found out that interreligious
harmony has been passed and maintained one generation to another generation where interreligious marriage,
local wisdom, and the elders play a very significant role.
Keywords: Religious Leaders, Local Wisdom, Interreligious Harmony

Abstrak
Artikel ini bertujuan untuk mengetahui dan menjeleaskan dialog antar agama (Islam, Katolik, dan Hindu)
yang terjadi di Dusun Kalibago, Desa Kalipang, Kecamatan Grogol, Kabupaten Kediri. Dengan menggunakan
observasi partisipan dan wawancara dengan beberapa pemimpin (sesepuh) dari masing-masing agama, artikel
ini mencoba menjawab pertanyaan tentang bagaimana kerukunan antar umat beragama di lokasi penelitian
dibangun dan dipelihara. Tulisan ini menunjukkan bahwa kerukunan antaragama di lokasi penelitian
merupakan suatu yang telah diwariskan dan dipertahankan sejak lama di mana pernikahan antaragama,
kearifan lokal, dan para sesepuh memainkan peran yang sangat penting.
Kata Kunci: Pemuka Agama, Kearifan Lokal, Kerukunan Antar Umat Beragama

PENDAHULUAN dan bekerja sama dalam segala hal selama


Di Indonesia, agama selalu menjadi tema puluhan tahun lamanya terutama antara Islam
yang tidak habis-habisnya untuk dibicarakan. dan Kristen.1 Kedua agama itu sudah tidak
Fenomena agama memang selalu menyimpan menganggap perbedaan keyakinan sebagai
sisi-sisi yang sarat dengan pro-kontra. Karena penghalang. Sementara di tempat-tempat
sedemikian kompleksnya fenomena agama ini, lain agama telah memecah belah masyarakat
sederetan ilmuan dengan berbagai pendekatan dan menghancurkan suatu bangsa. Apa yang
teorinya belum mampu menyelesaikan berlangsung di Palestina, Kashmir, Kosovo
persoalan agama secara tuntas. Di sisi lain, dan tempat-tempat lain dapat dijadikan
Indonesia sering dijadikan contoh bagi proyek bukti bahwa konflik horizontal berdasarkan
kerukunan yang berhasil diterapkan dalam perbedaan agama telah terjadi dan sangat
suatu bangsa yang diapresiasikan melalui satu mengerikan.2
agama terbesar di Indonesia (Islam).
Indonesia menjadi model kehidupan 1
Salah satu bukti penguat argument ini adalah ketika
pluralisme yang ideal dan pernah menjadi presiden pertama Indonesia Ir. Soekarno dan para founding
contoh rujukan kerukunan dan toleransi fathers memiliki inisiatif pendirian Masjid terbesar di Asia
Tenggara (Baca; Masjid Istiqlal) dan Greja Katedral secara
bagi masyarakat dunia. Ada banyak contoh berdampingan di Ibu Kota Indonesia-Jakarta. Hal ini memiliki
fenomena yang menjadi bukti kuatnya pesan yang mendalam mengenai bagai mana kerukunan di
bangunan kerukunan dan toleransi kelompok Indonesia telah menjadi identitas suatu Bangsa sejak lama.
2
Negara-negara tersebut merupakan Negara yang
lintas-agama di Indonesia. seperti hidup setiap harinya terlibat konflik antar agama.Di palestina telah
saling berdampingan secara harmonis berlangsung puluhan tahun terjadi benturan antara Islam-
Yahudi.Sedangkan di Kosovo dan kasmir perang antar agama
* Fakultas Ushuluddin dan Dakwah, IAIN Kediri. juga menelan ratusan, bahkan ribuan korban jiwa.

Kearifan Lokal dan Peran Elit Agama, Ahmad Shobiri Muslim dan Saiful Mujab 31
Di Indonesia misalnya, jalinan kerukunan oleh konstelasi politik Internasional yang
yang melegenda mulai terurai pada tahun dinilai telah memojokkan kehidupan
1998 di mana Indonesia mulai diguncang sosial politik umat Islam. Dalam konteks
berbagai konflik dan kekerasan agama yang domistik misalnya berbagai kemelut
sebelumnya jarang sekali terjadi. Berbagai telah melanda umat Islam, mulai dari
radikalisme atas nama agama yang terjadi pembantaian kyai dengan berkedok dukun
telah mencoreng citra kehidupan beragama di santet sampai kepada tragedi Poso (25
mata dunia Internasional karena sebelumnya Desember 1998) dan tragedi Ambon (19
Indonesia dianggap sebagai benteng Januari 1999) dimana umat Islam menjadi
kerukunan dan pluralisme paling tangguh. korban. Meskipun telah memakan korban,
Di era modernisasi yang ditandai dengan kemelut tersebut tidak segera mendapat
penanganan memadai oleh pemerintahan.5
reformasi dalam berbagai bidang, memberikan
ruang keterbukaan dan kebebasan. Kebebasan Alasan dan kenyataan inilah yang menjadi
itu terlihat pada beberapa aspek kehidupan beberapa faktor pendorong kelompok Islam
sosial.3 tertentu melakukan tindakan untuk membantu
Dalam masyarakat Indonesia khususnya, saudara seagama mereka. Kerisauan kelompok
telah muncul berbagai gerakan Islam yang ini juga disinyalir oleh lambannya pemerintah
cukup radikal.4 Gerakan ini disebut radikal dalam menangani ”kemaksiatan”, dimana
karena para pengikutnya terkadang melakukan pemerintahan dianggap tidak konsisten dalam
aksi-aksi yang tergolong sangat kasar dan menerapkan perundang-undangan yang telah
bahkan menghancurkan segala hal yang disepakati bersama.
mereka anggap tidak sesuai dengan norma Kerisauan-kerisauan yang ada juga
dan ajaran agama mereka. Beberapa tempat disebabkan oleh ketidak berdayaan lembaga
hiburan misalnya didatangi dan dirusak oleh agama maupun organisasi besar Islam yang
kalangan ini karena dianggap sebagai pusat mapan seperti Nahdhatul Ulama (NU),
sarana maksiat dengan tanpa memalui jalur Muhammadiyah dan Majelis Ulama Indonesia
mediasidan kompromi. (MUI), baik dalam menetralisir ideal-ideal
Para pengikut gerakan Radikal biasanya Islam maupun dalam memecahkan masalah
melihat bahwa dalam kehidupan nyata yang dihadapi umat Islam.6
di masyarakat telah terjadi jurang yang Ancaman radikalisme Islam di Indonesia
begitu dalam antara harapan seperti yang tidak bisa dianggap sepele. Pasalnya,
dikonsepsikan oleh agama mereka dengan berdasarkan data survei Lembaga Kajian Islam
kenyataan yang ada di hadapan mereka. dan Perdamaian (LaKIP), yang dipimpin oleh
Sementara itu, menurut kelompok ini, upaya Prof. Dr. Bambang Pranowo yang juga guru
untuk merealisasikan apa yang diidealkan besar sosiologi Islam di Universitas Islam
agama tersebut tidak bisa tercapai tanpa Negeri (UIN) Jakarta, pada Oktober 2010
memakai kekuatan dan kekerasan. Karena hingga Januari 2011mengungkapkan bahwa
menurutnya, elemen pendukung baik kultural hampir 50% pelajar setuju tindakan radikal.
maupun struktural dianggap tidak lagi kondusif Data itu menyebutkan 25% siswa dan 21%
untuk merealisasikan harapan mereka. Afdal guru menyatakan Pancasila tidak relevan lagi.
mengungkapkan bahwa: Sementara 84,8% siswa dan 76,2% guru setuju
Radikalisme di Indonesia muncul dan dengan penerapan syariat Islam di Indonesia.
dipicu oleh persoalan domistik disamping Jumlah yang menyatakan setuju dengan
kekerasan untuk solidaritas agama mencapai
3
Nuraida, “Gerakan Radikalisme Islam di Indonesia,” 52,3% siswa dan 14,2% membenarkan serangan
dalam Jurnal Wardah, No. 23/ Th. XXII/Desember 2011, hlm.
153-154 5
Afadlal, Islam dan Radikalisme di Indonesia, (Jakarta: LIPI,
4
Nuraida, Nuraida, “Gerakan Radikalisme Islam”., hlm. 2005).
154. 6
Afadlal, Islam dan Radikalisme.

32 Jurnal Pemikiran dan Kebudayaan Islam Vol. 28 No. 1 Januari 2019 | 31-40
bom. Selain itu, survey tersebut junga terjadi di luar Indonesia.Konflik Ambon dan
menguatkan statemen bahawa “kalangan Poso yang melibatkan ratusan nyawa dari pihak
anak muda Indonesia makin mengalami Islam dan Kristen menjadi pelajaran berharga
radikalisasi secara ideologis dan makin tak yang mengingatkan betapa bahayanya agama
toleran, sementara perguruan tinggi banyak ketika hadir dengan semangat radikal, kaku,
dikuasai oleh kelompok garis keras’, ungkap keras dan menggunakan cara-cara kekerasan.
para peneliti LIPI dalam diskusi Kamis (18/02).7 Dari prolog di atas, penelitian ini menemui
Tidak hanya dari kalangan umat Islam, konteksnya. Maksudnya, ketika bencana
semua sejarah agama pernah menorehkan besar agama berupa “radikalisme” dan
sejarah kelam peperangan dengan diwarnai “terorisme“ mengancam bangunan kerukunan
pembantaian kemanusiaan yang mengerikan. bangsa Indonesia dan bahkan dunia, riset ini
Dalam Kristen misalnya, Karen Amstrong menawarkan sebuah contoh kerukunan antar
menjelaskan: lintas-pemeluk agama (baca; Islam, Katolik dan
Teror kemanusiaan atas dasar Agama dalam Hindu) yang elok dan dibangun oleh masyarakat
agama Kristen pernah terjadi di Andalusia dan bawah (grass root). Wilayah itu di Desa Kalipang
Prancis sekitar tahun 1449-1474.Orang Kristen Dusun Kalibago Kecamatan Grogol, terletak
banyak melakukan pembantaian terhadap di Kabupaten Kediri, Provinsi Jawa Timur.
kaum Yahudi yang tidak mau melepaskan Desa tersebut, menurut data statistik yang
kepercayaan mereka. Kurang-lebih ada sekitar adamemiliki jumlah kepala keluarga 222, yang
13.000 orang yang disiksa lalu dibunuh, karena mana penduduknya terdiri dari 150 orang
tidak mau dibaptis sebagai Kristen. Sementara beragama Hindu, 210 orang beragama Katolik
sebagihan yang lain sekitar 80.000 orang dan 306 orang beragama Islam.10Meski dalam
berhasil selamat, melarikan diri ke Portugal, perbedaaan agama yang demikian, kerukunan
dan kurang lebih 50.000 orang lari minta antar pemeluk agama di dusun tersebut sudah
perlindungan kerajaan Islam Usmaniyah.8 tercipta sejak lama, yakni sejak tahun 1984.
Agama Kristen menurut Charles Kimball,
dalam bukunya “Kala Agama Menjadi Bencana” KONDISI UMUM DUSUN KALIBAGO
menyebutkan bahwa: Secara geografis, masyarakat Kalibago
Pada tiga abad pertama, kaum Kristen merupakan masyarakat pedesaan yang jauh
adalah umat yang sangat mencintai dari keramaian kota dan berada dikaki gunung
Perdamaian dan cinta Kasih, tapi mulai Wilis-Kediri-Nganjuk bagian selatan. Dalam
awal Abad ke 4 (empat) Masehi agama letak geografis nya, Dusun Kalibago berada
Kristen mengalami perubahan yang sangat di kaki Gunung Wilis yang terletak di selatan
mengerikan. Bahkan Paus Urbanus II ujung Desa Kalipang. Menurut data statistik
mengeluarkan printah pembantaian dan desa Kalipang, Dusun Kalibago memiliki jumlah
pembunuhan yang dibungkus dengan Kepala Keluarga (KK) sebanyak 222 KK, dengan
jargon “Perang Salib”. Sebuah perang yang 159 orang beragama Hindu, 210 orang Katolik,
meyakini bahwa membunuh adalah upaya dan 237 Islam.11
penebusan dosa itu sendiri.9 Secara historis, beberapa sumber
masyarakat menjelaskan bahwa pada awalnya
Fenomena kekerasan atas dasar agama yang
seluruh masyarakat Kalibago beragama
mewarnai sejarah agama Kristen tidak hanya
Islam, tetapi Islam yang dimaksud sebagian
7
Http://www.bbc.com/indonesia/berita_ 10
Data dari buku Pemerintahan Desa Kalipang, Kec.
indonesia/2016/02/160218_indonesia_radikalisme_anak_ Grogol Kab. Kediri dan hasil wawancara dengan perangkat
muda, diakses 12 Juli 2017. desa Kalipang pada 27 Juli 2017.
8
Karen Amstrong, Berperang demi Tuhan, terj. Satrio 11
Data dihimpun dari arsip pemerintahan desa Kalipang
Wahono dkk, (Bandung, Mizan , 2000), hlm. 34 yang peneliti dapatkan ketika melakukan observasi selama
9
Charles Kimbell , Kala Agama Jadi Bencana , (Bandung, proses penyelenggaraan Workshop dan penyuluhan antara
Mizan, 2003), hlm. 246 tanggal 07 Agustus – 10 September 2018.

Kearifan Lokal dan Peran Elit Agama, Ahmad Shobiri Muslim dan Saiful Mujab 33
besar adalah abangan12, atau Islam KTP.13 Hal Hindu. Berawal dari situasi tersebut, sebagian
tersebut terjadi pada sekitar tahun 1960-an. penduduk Kalibago berbondong-bondong
yang kemudian datanglah agama Katolik, masuk agama Hindu.16 Tetapi setelah setahun
dan perlahan agama Katolik ini dianut oleh pemberantasan PKI berjalan, dan kondisi
beberapa masyarakat setempat sampai keamanan di dusun Kalibago mulai stabil
sekarang. kembali, masyarakat setempat mulai bebas
Selanjutnya, menurut penjelasan tokoh memilih agama yang telah berkembang di
agama Hindu yang juga merupakan kepala wilayahnya, yaitu: Islam, Hindu dan Katolik.
dusun setempat (Bpk. Yahman)14 masuknya Perkembangan agama Islam mulai massif
agama Hindu di Kalibago terjadi pada saat kembali di Kalibago beberapa tahun setelah
peristiwa G30S-PKI. Pada masa-masa tersebut, peristiwa G30-S-PKI.Faktor penting yang
penduduk Kalibago merasa terancam membuat agama Islam berkembang di dusun
keberadaannya karena takut diidentikkan yang sebelumnya mayoritas telah menganut
dengan kaum abangan yang mengarah ke agama Hindu dan Katolik adalah; pertama,
merah (PKI).15 Sehingga, sampai suatu saat sekolahan dasar (SD) yang moyoritas memiliki
ketika seorang anggota TNI yang menjabat tenaga pengajar beragama Islam.Kedua, adanya
sebagai BABINSA, yang kebetulan beragama penyuluhan yang intesif dari pejabat/tokoh
Hindu, menawarkan jaminan keamanan bagi Kementrian Agama setempat pada minoritas
masyarakat Kalibago dengan syarat beragama muslim di Kalibago sampai sekarang. Dengan
mulai banyaknya sekolah yang mengajarkan
12
Islam abangan adalah istilah Jawa bagi golongan ajaran Islam pada anak didiknya. Bahkan guru-
masyarakat penganut agama Islam yang tidak sepenuhnya guru dan kepala sekolahnya beragama Islam,
menjalankan agama sesuai dengan syariat. Mereka menganggap
dirinya muslim, namun tidak menjalankan ibadah salat yang kemudian menjadikan agama Islam
lima waktu, tidak salat Jum’at bagi laki-laki, dan tidak pula menjadi diterima dan berkembang kembali
menunaikan ibadah haji, meskipun mereka mampu. Rukun
di Kalibago secara luas. Sejak saat itu sampai
Islam yang mereka penuhi biasanya hanya mengucapkan
kalimah syahadat, berpuasa dan zakat saja.Islam abangan sekarang, tiga agama muncul dan hidup
sering dikaitkan dengan adat kejawen, yakni pandangan bersama dalam dusun kecil di kaki gunung
hidup yang didasari oleh adat dan tradisi Jawa. Pandangan
ini diakibatkan oleh adat dan tradisi Jawa yang masih banyak Wilis tersebut.17
dipengaruhi ajaran agama Hindu dan Budha. Oleh karena itu, Setiap agama memiliki rumah ibadah
pengertian mereka tentang tirakat, puasa, karma, menitis, masing-masing. Terdapat sebuah Masjid,
atau reinkarnasi merupakan hasil sinkretis dengan ajaran
agama-agama tersebut.Lihat; http://wawasansejarah.com/ sebuah Pura dan sebuah Gereja. Adapun kegiatan
islam-abangan/ diakses 12 agustus 2018. keagamaan, setiap agama juga memiliki
13
Fersi lain, Menurut pemaparan dari kepala dusun yang
sekaligus menjadi salah satu tokoh agama Hindu di Kalibago,
kegiatan agama masing-masing. Agama Islam
beliau mengatakan “sing babat deso niki rumiyen Argo Thirto, ing mengadakan yasinan dan pengajian rutin
pelarian saking kerjaan Mataram rumiyen, Hindu, dadose ngge pure pada hari Sabtu sore. Sedangkan umat Hindu
teng mriki namine pure Pandu Argo Thirto” (pada awalnya yang
membangun desa ini bernama Argo Thirto, yang dulu dalam juga terdapat kegiatan keagamaan sebagai
pelarian dari kerajaan Mataram Hindu, maka dari itu pure di penambah wawasan keagamaan, yakni Dharma
sisni diberi nama pure Pandu Argo Thirto).
14
Bpk Yahman adalah kepala dsn.Kalibago yang juga
Wacana, yang diadakan setiap hari Kliwon atau
merupakan tokoh Hindu setempat.Pak yahman dalam
kesehariannya menjalankan tugasnya sebagai kepala 16
Wawancara dengan Bpk Suyahman, 14 Agustus 2018.
pemerintahan di Dusun Kalibago juga sering memimpin 17
Penuturan dari Bpk Bari (tokoh Islam) dan Bpk Ahmad
kegiatan-kegiatan keagamaan di pure setempat dan kumpulan Jais (Penyuluh agama Islam setempat).Dari penuturan dua
masyarakat Hindu. tokoh tersebut disampaikan bahwa perjuangan pengembangan
15
Partai Komunis Indonesia (PKI) adalah sebuah partai agama Islam di Kalibago tidak lepas dari peranan tokoh agama
politik di Indonesia yang telah bubar. PKI adalah partai Islam di sekitar desa Kalipang dan luar Kecamatan Grogol.
komunis non-penguasa terbesar di dunia setelah Rusia dan Pak Bari dan pak Jais sendiri adalah tokoh yang merintis
Tiongkok sebelum akhirnya PKI dihancurkan pada tahun pembangunan masjid di Dusun setempat. Selain itu, kedua
1965 dan dinyatakan sebagai partai terlarang pada tahun tokoh tersebut juga sering mengundang beberapa kyai
berikutnya. Lihat: Mortimer, Rex (1974). Indonesian Communism kampung dari luar daerah untuk datang memberikan ceramah
Under Sukarno: Ideology and Politics, 1959-1965. Ithaca, New dan bimbingan kepada komunitas muslim di Kalibago yang
York: Cornell University Press. ISBN 0-8014-0825-3. sebelumnya merupakan minoritas.

34 Jurnal Pemikiran dan Kebudayaan Islam Vol. 28 No. 1 Januari 2019 | 31-40
sesuai perhitungan penanggalan Jawa. Sama adalah 3. Semangat melestarikan Adat Jawa
halnya dengan umat Katolik yang diadakan yang cendrung pada harmoni dan tepo sliro.18
setiap malam Minggu. Juga ada kegiatan doa Masyarakat Kalibago, masing-masing
arwah pada Jum’at malam. secara umum memang memiliki kemandirian
Kegiatan-kegiatan keagamaan di Dusun beragama yang unik. Unik di sini adalah mereka
Kalibago berjalan lancar. Semua masyarakat memiliki cara tersendiri dalam memahami dan
taat untuk menjalankan ajaran agama masing- mempraktikkan ajaran agama yang dianutnya.
masing, sehingga pengetahuan tentang agama Meskipun secara formal masyarakat Kalibago
di Dusun Kalibago pada masyarakatnya dapat dalam melakukan praktik-praktik ibadah sama
dikatakan baik. Bahkan mereka tidak hanya dengan kebanyakan umal Islam, Hindu dan
belajar dari satu agama saja, melainkan dari Katolik lainnya, tetapi dalam hal toleransi
agama lain juga dipelajari tentunya dalam hal dan personaliti masing-masing memilih
sosial kemasyarakatan. konsep ”harmoni” dan ”guyup/rukun” sebagi
Mempelajari agama, selain untuk pegangan yang final. Masyarakat Kalibago
menambah keilmuan dan pengetahuan, maka benar-benar memaknai agama secara personal
dilakukan juga untuk membentengi diri bagi antara manusia dan Tuhan. Keyakinan dan
masyarakat suatu agama agar tidak berpindah iman adalah pilihan yang sangat privat dan
ke agama yang lain. Begitu juga dengan diserahkan secara total kepada masing—masing
kegiatan-kegiatan keagamaan yang dilakukan, pelakunya. Dalam sebuah wawancara dengan
selain untuk memperkuat ikatan emosional Bpk Samidi (Tokoh Muslim). Selanjutnya:
para umat, juga sebagai bentuk apresiasi diri Tiyang Bago mriki mboten nate mekso daten
atas ketaatan untuk memeluk agama. sanese kengken mlebet Agama tertentu! Niku
Intensitas perpindahan agama dalam mpun urusane piyambak-piyambak. Malah
masyarakat Kalibago menjadi hal yang wajar kadang setunggal keluarga nggadahi kalih
dan mudah untuk dilakukan. Ini biasa terjadi agama ingkang benten (Muslim-Hindu, Katolik
karena pernikahan beda agama. Untuk Muslim dan Hindu Katolik)19
menikah, jika terdapat perbedaan keyakinan
agama, maka salah satu dari pasangan Bapak Suyahman (Tokoh Hindu)
harus berpindah agama dulu sesuai dengan menambahkan:
keputusannya. Seperti pemaparan Pak Kasun, Agomo niku yo ageman, klambi! sing nutupi
“Ngono kui sampe enek pernikahan bedo agama, barang eleke dewe lan disawang pantes kanggo
kudu enek sing ngalah, nanging yo ora kalah, tur liyan! Mulakne nang kene masyarakat mboten
yo ra dadi masalah”, (Seperti itu ya sampai ada memperdulikan perbedaan agama, wong
pernikahan beda agama, salah satu harus ada sejatine songko Gusti sing Siji. Sampai saiki
yang mengalah, tapi disini maksudnya bukan mantuku Islam mas, aku lan anak putuku
kalah, dan tidak menjadi masalah). Hindu. Ya gak po-po! Gak ono masalah20

KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMA DI Dari gambaran dua penjelasan di atas, dapat
DUSUN KALIBAGO dimengerti bahwa ”way of thingking”/ jalan
hidup masyarakat Kalibago memiliki semangat
Tingginya sikap toleransi antar warga beda
memahami dan toleransi yang mengakar kuat.
agama di Dusun Kalibago disokong beberapa
Tokoh-tokoh agama pun memberikan contoh
faktor penting. Diantra faktor-faktor tersebut
adalah: 1. hubungan Kekeluargaan baik secara 18
Kesimpulan tersebut berdasarkan hasil observasi dan
pertalian saudara dan famili, 2. Pernikahan dialong dengan berbagai tokoh agama di Dusun Kalibago
lintas agama yang banyak dipraktikkan oleh selama rentang penelitian Juli-September 2018.
19
Wawancara dengan Bpk Samidi (65 tahun).21 Agustus
warga Kalibago (baik Muslim-Hindu, Katolik- 20018.
muslim, Hindu-Katolik, dll) dan terakhir 20
Wawancara dengan Bpk. Suyahman (62 Tahun)) 22
agustus 2018.

Kearifan Lokal dan Peran Elit Agama, Ahmad Shobiri Muslim dan Saiful Mujab 35
secara lisan dan praktik bahwa kerukunan lintas Pandangan mengenai permasalahan
agama memang sangat perlu di hargai dann pernikahan beda agama di atas tidak terjadi
ditempatkan di atas egoisme perseorangan. pada masyarakat Kalibago. Masyarakat disana
Kesimpulan tersebut menurut hemat penulis sudah terbiasa dengan fenomena tersebut,
tidak lain karena faktor penting keluarga sehingga mereka tidak mempermasalahkan
yang saling berkaitan antar pemeluk agama soal pernikahan lintas agama. Bahkan disana
yang berbeda-beda. Masyarakat Kalibago Hindu dengan Kristen, Islam dengan Hindu,
dalam sejarahnya memang dihubungkan oleh Kristen dengan Islam, pernikahannya pun
pertalian kekeluargaan yang menyatu satu dan sudah biasa karena didasari dengan suka
yang lain dengan leluhur yang sama. sama suka dan tidak ada paksaan. Meskipun
tiyang mriki niku sedoyo estune nggih sederek. beda agama, pasangan beda agama tetap
Mboten enten ingkang lintu. Mulane niku nggih hidup rukun, dan yang paling penting masih
pripun maleh? Milo sedulur mboten rukun? mengikuti adatnya masing-masing dan tidak
(masyarakat Kalibago ini sesungguhnya ada konflik yang berkepanjangan antar umat
terhubung dengan akar kekeluargaan yang beragama.
sama. Maka saudara ya harus rukun. Masak Selanjutnya, pernikahan lintas agama
sesama saudara bermusuhan?21 sendiri merupakan bentuk dari kerukunan
umat beragama di desa Kalibago. Di Kalibago
Faktor kerukunan selanjutnya adalah sendiri ketika 2 umat yang berbeda agama
pernikahan lintas agama.Pernikahan lintas ingin memperlangsungkan pernikahan. Maka
agama diDesa Kalibago Kecamatan Grogol salah satu diantara mereka harus merelakan
Kota Kediri sudah merupakan tradisi bagi agamanya. Dengan kata lain berpindah agama
masyarakat Kalibago sendiri. Mereka ke agama yang disepakati antara kedua belah
menganggap hal tersebut sudah menjadi pihak. Tapi kebanyakan diDesa Kalibago yang
hal yang lumrah dan sudah bukan menjadi nonmuslim yang berpindah ke muslim. Setelah
sesuatu yang rahasia, atau bisa dikatakan melakukan prosesi pernikahan entah salah satu
sudah menjadi tradisi. Padahal pernikahan dari mereka yang berpindah agama kemudian
lintas agama oleh masyarakat umum dianggap kembali keagama asalnya itu terserah dari
bisa menjadi penghambat kerukunan umat individu masing–masing. Didesa Kalibago
beragama. Pernikahan beda agama disinyalir sendiri ketika seseorang berpindah agama untuk
akan cenderung mengakibatkan hubungan sebuah pernikahan itu tidak dipermasalahkan.
yang tidak harmonis, terlebih pada anggota Karena masyarakat desa kalibago sendiri
keluarga masing–masing pasangan yang mempunyai prinsip. “entah Hindhu Kristen
memiliki perbedaan dalam hukum pernikahan, Islam harus bisa mengembangkan agamanya
warisan, tradisi keberagamaan dan harta bukan mengembangkan pengikutnya”.23
benda. Dan yang paling penting adalah Faktor penting penunjang kerukunan ketiga
keharmonisan yang tidak mampu tahan lama adalah local wisdom atau kearifan lokal. Bagi
di masing–masing keluarga.22 masyarakat Dusun Kalibago, agama hanya ada
21
Wawancara dengan Bpk. Samidi (59 tahun 23) agustus didalam rumah dan individu masing–masing.
3018. Jika sudah keluar, maka yang lebih ditonjolkan
22
Pandangan Agama Islam terhadap perkawinan antar
agama, pada prinsipnya tidak memperkenankannya. Dalam
Alquran dengan tegas dilarang perkawinan antara orang al-Baqarah [2]: 221. Begitu juga dalam agama lain, pernikahan
Islam dengan orang musrik seperti yang tertulis dalam Al- beda agama dianggap sulit diretapkan guna mewujudkan
Quran yang berbunyi : “Janganlah kamu nikahi wanita-wanita suatu hubungan keluarga yang harmonis. Lihat Abd. Rozak
musrik sebelum mereka beriman. Sesungguh nya wanita A. “Sastra, Pengkajian Hukum Tentang Perkawinan Beda
budak yang mukmin lebih baik dari wanita musyrik, walupun Agama(Perbandingan Beberapa Negara),” Badan Pembinaan
dia menarik hati. Dan janganlah kamu menikahkah orang Hukum Nasional(Bphn) Kementerian Hukum Dan Hak Asasi
musyrik (dengan wanita-wanita mukmin) sebelum mereka Manusia, Jakarta 2011.
beriman. Sesungguhnya budak yang 59 mukmin lebih baik 23
Hasil dari kesimpulan berbagai wawancara dan
daripada orang musyrik, walaupun dia menarik hatimu” QS. observasi selama rentang Juli-September 2018.

36 Jurnal Pemikiran dan Kebudayaan Islam Vol. 28 No. 1 Januari 2019 | 31-40
adalah lingkup sosial kemasyarakatan, yakni mengusik ataupun menganggu antara yang
memisahkan antara yang bersifat agama (yang satu dengan yang lainnya.
identik dengan kesakralan) dengan sesuatu Maka dari itu, masyarakat setempat juga
hal yang lebih bersifat profane. Kemudian berusaha untuk tidak menimbulkan konflik
juga terdapat kegiatan dimana semua demi tercapainya kemaslahatan bersama,
masyarakat, semua agama bersatu menjadi sangat disayangkan jika anak – anak mereka
satu dan berdoa bersama, yakni ketika acara harus saling benci atau bahkan tawuran antar
slametan yang diadakan di Kantor Kepala pemeluk agama. Sesuai dengan semboyan kita
Dusun. Dalam acara tersebut, semua umat Negara Republik Indonesia yang dikaitkan
beragama masing–masing membawa ingkung dengan symbol Bhineka Tunggal Ika yang
untuk dimakan bersama setelah acara selesai. artinya berbeda-beda tetapi tetap satu jua yang
Dalam berdoa, mereka tidak menggunakan doa telah dilindungi dengan UUD 1945, dan mereka
masing–masing agama, namun doa bersama juga memegang teguh sistem multikulturalisme
dengan adat Jawa. Hal inilah yang tidak bisa yang artinya keanekaragaman kebudayaan,
ditinggalkan oleh masyarakat Dusun Kalibago, bahkan mereka menjauhkan sistem
yakni adat istiadat peninggalan para sesepuh sekularisme. Jika mereka menegakkan sistem
(kejawen) atau kita sebut local wisdom. sekularisme dan masih banyak yang melakukan
Tradisi Jawa merupakan tradisi asli provokasi dengan melecehkan agama-agama
masyarakat Dusun Kaibago, dimana tradisi jawa lain maka masyarakat pun tidak akan rukun
ini juga sangat mengedepankan rasa toleransi karena terjadinya banyak konflik yang
yang tinggi antara sesama masyarakat, baik berkepanjangan yang sulit untuk dihindari.
dari kelompok sendiri maupun kelompok
diluar dari mereka. Hal ini menjadi salah satu ELIT AGAMA DAN PERKEMBANGAN AGAMA
faktor yang membuat pola keberagaman di DI DUSUN KALIBAGO
Jawa sangat kompleks dan beragam. Selain Tingginya tingkat toleransi antar 3 umat
hal itu, dalam masyarakat Dusun Kalibago beragama di dusun Kalibago merupakan
juga terdapat perkumpulan mewadahi semua fenomena elok yang penting untuk dicermati
lapisan masyarakat, perkumpulan ini adalah masyarakat regional bahkan internasioal.
perkumpulan kesenian yang disebut sebagai Kegaduhan akibat perang, terorisme,
karawitan. Perkumpulan ini merupakan salah radikalisme yang dipicu permasalah agama
satu wadah bagi masyarakat Dusun Kaibago telah lama menghantui banyak negara-negara
untuk menyatukan mereka dalam sebuah besar di berbagai belahan dunia. Hal tersebut
perkumpulan agar upaya kerukunan dapat dimentahkan oleh potret kecil masyarakat
diwujudkan, dengan membangun komunikasi Kalibago yang sangat dewasa dalam bersikap
yang baik antara satu dengan yang lain. dan merespon pluralisme agama.di Kalibago,
Karawitan ini, terbuka bagi semua agama dan berbagai kegiatan bersama lintas iman
kepengurusannya pun juga dipimpin oleh para kerap kali dilakukan antar masyarakat. Bagi
tokoh agama Dusun Kalibago. masyarakat Kalibago, kerukunan dan toleransi
Dalam hal keyakinan beragama, telah menembus batas-batas teori dan diskusi
masyarakat Dusun Kalibago meyakini agama yang dilakukan intelektual dan akademisi.
masing – masing adalah benar. Namun Terbukti ketika kami menanyakan kepada
bukan berarti juga menganggap agama lain beberapa tokoh masyarakat Kalibago jika
salah. Memang perbedaan dalam masyarakat salah satu dari agama yang ada melaksanakan
sudah tidak bisa lagi dipungkiri, karena bagi hari raya, maka di jawabnya bahwa hari raya
masyarakat memeluk suatu agama adalah di Dusun Kalibago ada tiga, yakni Idul Fitri,
pilihan hidup, sehingga tidak pernah saling Natal, dan Melasti. Masyaraat di sana juga
saling memabantu dalam menyukseskan

Kearifan Lokal dan Peran Elit Agama, Ahmad Shobiri Muslim dan Saiful Mujab 37
ketiga hari besar setiap agama tersebut. antara mereka. Sebab menurut mereka, konflik
Seorang narasumber mengatakan, “Ten mriki hanya akan merusak dan tidak menimbulkan
niku setunggal tahun bodho ping 3 mas, pas kemaslahatan bersama, sangat disayangkan
Idul Fitri, Natal lan Nyepi (di sini masyarakat jika anak-anak mereka harus saling benci atau
kalibago memiliki tiga hari raya sekaligus, bahkan tawuran antar pemeluk agama.
yaitu: 1. Idul fitri, 2. Natal dan 3, Nyepi)”24
Bagi masyarakat Dusun Kalibago, agama KEARIFAN LOKAL SEBAGAI MEDIA DIALOG
hanya ada di dalam rumah dan individu DAN PENGUATAN KERUKUNAN ANTAR
masing-masing. Jika sudah keluar rumah, UMAT BERAGAMA
maka yang lebih ditonjolkan adalah lingkup Dalam pengertian kamus, kearifan lokal
sosial kemasyarakatan, yakni memisahkan (local wisdom) terdiri dari dua kata: kearifan
antara yang bersifat agama dengan hal yang (wisdom) dan lokal (local). Dalam Kamus Inggris-
profan. Kemudian juga terdapat kegiatan di Indonesia John M. Echols dan Hassan Syadily,
mana semua masyarakat, semua agama bersatu local berarti setempat, sedangkan wisdom
menjadi satu dan berdoa bersama, yakni ketika (kearifan) sama dengan kebijaksanaan. Secara
acara slametan yang diadakan di Kantor Kepala umum, maka local wisdom (kearifan setempat)
Desa. Dalam acara tersebut, semua umat dapat dipahami sebagai gagasan-gagasan
beragama masing-masing membawa ingkung setempat (local )yang bersifat bijaksana, penuh
untuk dimakan bersama setelah acara selesai. kearifan, bernilai baik, yang tertanam dan
Dalam berdoa, mereka tidak menggunakan doa diikuti oleh anggota masyarakatnya.25
masing-masing agama, namun doa bersama Local genius sebagai local wisdom dalam
dengan adat Jawa. Hal inilah yang tidak bisa disiplin antropologi dikenal istilah local genius.
ditinggalkan oleh masyarakat Dusun Kalibago, Local genius ini merupakan istilah yang mula
yakni adat istiadat peninggalan para sesepuh pertama dikenalkan oleh Quaritch Wales.
(kejawen). Para antropolog membahas secara panjang
Tradisi Jawa merupakan tradisi asli lebar pengertian local genius ini.26 Selanjutnya,
masyarakat Dusun Kalibago, dimana tradisi Haryati Soebadio mengatakan bahwa local
Jawa juga mengedepankan rasa toleransi antar genius adalah juga cultural identity, identitas/
sesama, baik dari kelompok sendiri maupun kepribadian budaya bangsa yang menyebabkan
dari kelompok luar mereka. Hal ini yang bangsa tersebut mampu menyerap dan
menjadi salah satu faktor yang membuat pola mengolah kebudayaan asing sesuai watak dan
keberagaman di Jawa sangat kompleks dan kemampuan sendiri.27 Sementara Moendardjito
beragam. Selian itu juga adanya perkumpulan mengatakan bahwa unsur budaya daerah sangat
seni yang disebut karawitan. potensial dan telah teruji kemampuannya
Dalam hal keyakinan beragama, masyarakat untuk filter suatu masyarakat, sehingga
Dusun Kalibago meyakini agama masing- masyarakat tersebut bisa bertahan dengan apa
masing adalah benar. Namun bukan berarti yang dianggap benar sampai sekarang. Dalam
juga menganggap agama lain salah. Memang konteks local wisdom yang menjadi, media
perbedaan dalam masyarakat sudah tidak bisa penguat toleransi dan kerukunan yang ada di
lagi dipungkiri, karena bagi masyarakat yang Dusun Kalibago berdasarkan hasil pengamatan
memeluk suatu agama adalah pilihan hidup, dan observasi bisa dikelompokkan sebagai
sehingga tidak pernah saling mengusik antara berikut: mampu bertahan terhadap budaya
yang satu dengan yang lainnya. luar; memiliki kemampuan mengakomodasi
Maka dari itu, masyarakat setempat juga 25
Lihat John M. Echols dan Hassan Shadily, Kamus Inggris-
berusaha untuk tidak menimbulkan konflik di Indonesia.
26
Ayatrohaedi, Kepribadian Budaya Bangsa (local Genius),
(Jakarta: Pustaka Jaya, 1986), hlm. 18.
Ungkapan dari bu Sum pengaut agama Hindu yang
24 27
Ayatrohaedi, Ayatrohaedi, Kepribadian Budaya Bangsa.,
mulai kecil besar di Kalibago.22 Agustus 2018. hlm. 19.

38 Jurnal Pemikiran dan Kebudayaan Islam Vol. 28 No. 1 Januari 2019 | 31-40
budaya-budaya lokal; mempunyai kemampuan oleh penguasa. Bila demikian maka ia tidak
mngintegrasikan budaya luar ke dalam budaya tumbuh secara alamiah tetapi dipaksakan.
asli; mempunyai kemampuan mengendalikan; Berkaitan dengan local wisdom pada
dan mampu memberi arah pada perkembangan masyarakat Kalibago yang memiliki hubungan
budaya. kuat dengan budaya toleransi dan kerukunan
I Ketut Gobyah mengatakan bahwa antar umat beragama, dapat dikelompokkan
kearifan lokal (local genius) adalah kebenaran sebagai berikut: peringatan Hari Raya yang
yang telah ada atau ajeg dalam suatu daerah. didukung oleh tiga agama secara bergantian;
Kearifan lokal merupakan perpaduan antara hubungan kekeluargaan dan Pernikahan
nilai-nilai suci firman Tuhan danberbagai nilai Lintas Iman; gotong Royong dan Tepo Sliro;
yang ada. Kearifan lokal terbentuk sebagai dan berbagai praktik khas masyarakat Jawa
keunggulan budaya masyarakat setempat yang masih mengakar kuat pada budaya warga
maupun kondisi geografis dalam arti luas. Kalibago, seperti: kenduri, kerja bhakti, ikatan
Kearifan lokal merupakan produk budaya emosional yang kuat, Jawane Wong Jowo.28
masa lalu yang patut secara terus-menerus
dijadikan pegangan hidup. Meskipun bernilai KESIMPULAN
lokal, tetapi nilai yang terkandung didalamnya Setelah melakukan rangkaian proses
dianggap sangat universal. S. Swarsi Geriya penelitian dan pengabdian selama kurang lebih
dalam “Menggali Kearifan Lokal untuk Ajeg 6 bulan, akan kami sampaikan beberapa poin
Bali” dalamIun, (http://www.balipos.cojd) kesimpulan yang penulis dan tim rangkum
mengatakan bahwa secara konseptual, kearifan sebagai berikut: Secara alamiah masyarakat
lokal dan keunggulan local wisdom merupakan Dusun Kalibago telah memiliki konsep
kebijaksanaan manusia yang bersandar pada kerukunan yang diwariskan secara turun-
filosofi nilai-nilai, etika, cara-cara prilaku yang temurun oleh para sesepuh dan pendahulu
melembaga secara tradisional.Kearifan lokal mereka. Masyarakat Dusun Kalibago
adalah nilai yang dianggap baik dan benar setelah melalui proses pendampingan,
sehingga dapat bertahan dalam waktu yang dialog, penyuluhan dan Workshop yang
lama dan bahkan melembaga. diselenggarakan oleh IAIN Kediri guna
Dalam penjelasan tentang ‘urf , Pikiran mendapat sebuah pemahaman yang utuh
Rakyat terbitan 6 Maret 2003 menjelaskan mengenai arti penting toleransi agama dan
bahwa tentang kearifan berarti ada yang kerukunan pada wilayahnya yang memiliki
memiliki kearifan (al-’addah al-ma’rifah), yang perbedaan agama (Islam, Katolik dan Hindu)
dilawankan dengan al-‘addah al-jahiliyyah. secara signifikan. Selanjutnya, proses rangkaian
Kearifan adat dipahami sebagai segala sesuatu pengabdian yang diselenggarakan oleh IAIN
yang didasari pengetahuan dan diakui akal Kediri juga memfasilitasi pengukuhan peran
serta dianggap baik oleh ketentuan agama. Adat elit agama dan local wisdom sebagai fondasi
kebiasaan pada dasarnya teruji secara alamiah vital dalam mengawal serta melestarikan
dan niscaya bernilai baik, karena kebiasaan kerukunan di wilayah Kalibago.
tersebut merupakan tindakan sosial yang Dari kesimpulan dan temuan selama
berulang-ulang dan mengalami penguatan proses pengabdian di atas, penulis dan tim
(reinforcement). Apabila suatu tindakan tidak yang mewakili pihak lembaga IAIN Kediri
dianggap baik oleh masyarakat maka ia tidak memberikan rekomendasi: Pengembangan
akan mengalami penguatan secara terus- 28
Para tokoh agama dan masyarakat di Dusun Kalibago
menerus. Pergerakan secara alamiah terjadi sepakat mengatakan bahwa nilai-nilai local/budaya adalah
secara sukarela karena dianggap baik atau unsur yang berlangsung di Kalibago adalah hal penting yang
menopang kerukunan dan toleransi antar umat agama di
mengandung kebaikan. Adat yang tidak baik Dusun Kalibago. Secara umum, ada empat poin local wisdom
akan hanya terjadi apabila terjadi pemaksaan yang telah disampaikan di atas yang menjadi item penguat
toleransi agama di sana.

Kearifan Lokal dan Peran Elit Agama, Ahmad Shobiri Muslim dan Saiful Mujab 39
kerukunan dan toleransi di Dusun Kalibago Arah Penguasaan Model Aplikasi, Jakarta: PT
harus diapresiasi dan di dukung secara serius RajaGrafindo Persada, 20
dengan berbagai pengembangan dan ekspose Faruqi, Ismail R., Pengalaman Keagamaan dalam
informasi guna menjadi potret percontohan Islam, terj. PLP2M, Yogyakarta, 1985.
praktik toleransi antar umat beragama bagi
masyarakat Indonesia atau bahkan dunia. Holstein, James A dan Jaber F. Gubrium,
Semua elemen masyarakat yang ada di Dusun “Phenomenology, Ethnometodology, and
Kalibago selayaknya memiliki filter terhadap Interpretative Practice,” dalam Handbook
pengaruh ektrimisme dan radikalisme agama of Qualitative Research, Norman K. Denzin
yang semakin massif di Indoesia. Keberlanjutan dan Yvonna S. Lincoln (ed.), Thousands
kerjasama yang sinergis antar berbagai pihak Oak: Sage Publication, 1994.
(baik lembaga akademis, Agama dan pemeritah) Kimbell, Charles, Kala Agama Jadi Bencana,
perlu dipertahankan untuk mengembangkan Bandung, Mizan, 2003.
potensi budaya toleransi dan kerukunan agar
Kung, Hans, Sebuah Model Dialog Islam-Kristen,
bisa dicontoh oleh siapapun yang hidup dalam
dalam Jurnal Paramadina Vol. 1.
pluralitas yang kompleks.
Manen, Max van, Researching Lived Experience,
New York: State University of New York
DAFTAR PUSTAKA Press, 1990.
Mannheim, Karl, Ideologi dan Utopia: Menyingkap
Kaitan pikiran dan Politik terj. F. Budi
Afadlal, Islam dan Radikalisme di Indonesia,
Hardiman, Yogyakarta: Kanisius, 1991.
Jakarta: LIPI, 2005.
Nuraida, “Radikalisme Islam di Indonesia,” dalam
Amstrong, Karen Berperang demi Tuhan, terj.
Jurnal Wardah No. 23/ Th. XXII/Desember
Satrio Wahono dkk, Bandung: MIzan, 2000.
2011.
Ayatrohaedi, Kepribadian Budaya Bangsa (local
Slamet, M. (ed.), Metodologi Pengabdian Kepada
Genius), Jakarta: Pustaka Jaya, 1986.
Masyarakat Oleh PerguruanTinggi, Edisi ke3,
Baali, Fuad dan Ali Wardi, Ibn Khaldun dan Pola Universitas Lampung, Bandar Lampung,
Pemikiran Islam, terj. Mansuruddin dan 1986.
Ahmadie Thaha, Jakarta: Pustaka Firdaus,
Internet:
2003.
Http://www.bbc.com/indonesia/berita_
Berger, Peter L. Langit Suci: Agama Sebagai
indonesia/2016/02/160218_indonesia_
Realitas Sosial, terj. Hartono, Jakarta: LP3ES,
radikalisme_anak_muda.
1991.
https://www.ahlibahasa.com/2013/06/
Data dari Buku Pemerintahan Desa Kalipang,
workshop.html
Kec. Grogol Kab. Kediri dan hasil wawancara
dengan perangkat desa Kalipang pada 27 -
Juli 2017.
Echols, John M. dan Hassan Shadily, KAMUS
LENGKAP INGGRIS-INDONESIA
Faisal, Sanapiah, Pengumpulan dan Analisis Data
dalam penelitian Kualitatif, dalam Burhan
Bungin, Analisis Data Penelitian Kualitatif:
Pemahaman Filosofis dan Metodologis Ke

40 Jurnal Pemikiran dan Kebudayaan Islam Vol. 28 No. 1 Januari 2019 | 31-40

Anda mungkin juga menyukai