Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Indonesia dikenal sebagai Negara pluralis dimana kemajemukan hadir dan berkembang
di dalamnya. Kemajemukan Negara Indonesia dapat dilihat dari berbagai macam suku,
ras, budaya, bahkan agama tumbuh didalamnya. Kemajemukan itu memberikan nilai
plus tersendiri bagi negara Indonesia. Namun di sisi lain kemajemukan itu telah
membawa akibat yaitu adanya pejumpaan yang semakin intensif antar kelompok-
kelompok manusia. Salah satunya adalah pergesekan yang sering kali terjadi di antara
agama-agama yang berbeda, bahwan antara internal agama itu sendiri. Ktika
memfokuskan pada agama maka sesungguhnya ada fenomena yang menarik dalam
hubungan antar umat Bergama di Indonesia. Fenomena menarik karena sebagian besar
masyarakat Indonesia senantiasa mengkondisikan dirinya dalam hubungan mayoritas
dan minoritas, apa lagi ketik hal itu dikaitkan dengan urusan agama. Hal itu sudah
terbukti dalam sejarah perjalanan bangsa yang panjang serta pengalaman-pengalaman
konkrit yang hadir dalam realitas masyarakat Indonesia. Realitas itu Nampak kembali
melalui peristiwa-peristiwa kemanusiaan ya kini tengah dihadapi oleh seluruh lapisan
masyarakat Indonesia. Radikalisme, anarkisme atau kekerasan bernuansa agama
cenderung terus meningkat atau setidaknya timbul tengelmam dalam beberapa tahun
belakangan ini. Radikalisme yang memunculkan konflik dan kekerasan social bernuansa
dan berlatarkan agama terus merebak.
B. RADIKALISME MENURUT PARA AHLI
 Pengertian Radikalisme Menurut Para Ahli Muslih (2015: 9),
Pengertian RadikalismeIstilah radikalisme berasal dari bahsa Latin radix yang
berarti akar, pengkal, bagian bawah, atau bisa juga berarti menyeluruh,
habis-habisan dan amat keras untuk menuntut perubahan.
 Pengertian Radikalisme Menurut Para Ahli Widiana, (2012: 12),
Dalam bahasa Inggris, kata radikal memiliki makna ekstrem,
menyeluruhfanatik, revolusioner, undamental. Sedangkan radikalisme adalah
doktrin atau praktek yang mengenut paham radikal.
 Pengertian Radikalisme Menurut Para Ahli Roger (2013: 791)
1. paham atau aliran yang radikal dalam politik
2. Paham atau aliran yang menginginkan perubahan atau pembaharuan sosial
dengna cara kekerasan atau drastic
3. Sikap ekstrem dalam aliran Dalam Kamus Politik, yang dimaksud radikal
adalah orang yang ingin membawa ide-ide politiknya ke akar-akarnya,
dan mempertegas dengan cara yang sempurna doktrin-doktrin yang
dihasilkan oleh usaha tersebut.
 Pengertian Radikalisme Menurut Para Ahli Ketua umum Dewan Masjid
Indonesia, Dr. dr. KH. Tarmidzi Taher
Memberikan komentarnya tentang radikalisme bemakna positif, yang memiliki
makna tajdid (pembaharuan) dan islah (peerbaikan), suatu spirit perubahan
menuju kebaikan. Hingga dalam kehidupan berbangsa dan bernegara para
pemikir radikal sebagai seorang pendukung reformasi jangka Panjang.
 Sartono Kartodirdjo
Adalah gerakan sosial yang menolak secara menyeluruh tertib sosial yang sedang
berlangsung dan ditandai oleh kejengkelan moral yang kuat untuk menentang
dan bermusuhan dengan kaum yang memiliki hak-hak istimewa dan yang
berkuasa.
 A.Rubaidi
Radikalisme dalam lingkup keagamaan merupakan gerakan-gerakan keagamaan
yang berusaha merombak secara total tatanan sosial dan politik yang ada
dengan jalan menggunakan kekerasan.
 Ismail Hasani dan Bonar Tigor Naipospos
Radikalisme dalam kajian Ilmu Sosial, diartikan sebagai pandangan yang ingin
melakukan perubahan yang mendasar sesuai dengan interpretasinya terhadap
realitas social atau ideologi yang dianutnya.
C. STUDI KASUS YANG MENGARAH PADA RADIKALISME
 Kasus Perusakan dan Penyerangan Rumah Ibadah Diduga Terkait Kepentingan
Politik

Peristiwa perusakan rumah ibadah dan penyerangan terhadap aktivitas keagamaan


akhir-akhir ini, menimbulkan keprihatinan luas. Tahun politik 2018-2019 diduga
dijadikan ajang untuk menciptakan situasi dan kehidupan sosial di masyarakat tidak
stabil, guna memenuhi kepentingan politik kelompok tertentu.

Berbagai gangguan keamanan yang terkait kehidupan umat beragama terjadi di


beberapa daerah di Indonesia. Pengrusakan rumah ibadah Tanjung Balai; persekusi
terhadap tokoh agama di Tangerang dan Bandung, serangan terhadap jemaat yang
sedang beribadah di Yogyakarta, dan yang terbaru pengrusakan rumah ibadah di Tuban,
Jawa Timur. Pengrusakan pada 13 Februari ini diduga dilakukan orang yang mengalami
masalah kejiwaan, meskipun polisi masih mendalami motif pelaku. Pengamat isu
radikalisme yang juga pengajar di UIN Sunan Ampel Surabaya Ahmad Zainul Hamdi
mengatakan peristiwa-peristiwa yang terjadi baru-baru ini memiliki pola yang sama,
termasuk pelaku yang diduga mengalami gangguan kejiwaan. Ada keinginan untuk
menimbulkan keresahan di tengah masyarakat, ujarnya. Termasuk menimbulkan isu
bangkitnya kembali Partai Komunis Indonesia PKI, atau isu pembunuhan dukun santet
oleh Ninja di Banyuwangi.
Aan Anshori menyerukan kepada pemerintah dan semua elemen masyarakat, untuk
menguatkan karakter generasi muda yang menghargai nilai-nilai kebangsaan dan
kebhinnekaan, khususnya melalui dunia pendidikan. Sekaligus meningkatkan
pengawasan terhadap kelompok yang dicurigai kerap memicu aksi intoleran.
“Salah satunya adalah memastikan pengajaran di sekolah, dan juga pemantauan
terhadap kelompok-kelompok yang selama ini aktif mengkampanyekan intoleransi, dan
juga tidak segan-segan menggunakan cara kekerasan, kelompok tersebut itu juga harus
diawasi,”.
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN RADIKALISME
Radikalisme berasal dari bahasa Latin radix yang berarti akar. Maksudnya yakni berpikir
secara mendalam terhadap sesuatu sampai ke akar-akarnya. Merupakan istilah yang
digunakan pada akhir abad ke-18 untuk pendukung gerakan radikal.1 Radikalisme
merupakan suatu paham yang menghendaki adanya perubahan, pergantian, dan
penjebolan terhadap suatu sistem di masyarakat sampai ke akarnya. Radikalisme
menginginkan adanya perubahan secara total terhadap suatu kondisi atau semua aspek
kehidupan masyarakat. Tentu saja melakukan perubahan (pembaruan) merupakan hal
yang wajar dilakukan bahkan harus dilakukan demi menuju masa depan yang lebih baik.
Namun perubahan yang sifatnya revolusioner sering kali “memakan korban” lebih
banyak sementara keberhasilannya tidak sebanding. Sebagian ilmuwan sosial
menyarankan perubahan dilakukan secara perlahan-lahan, tetapi kontinu dan
sistematik, ketimbang revolusioner tetapi tergesa-gesa.
Beberapa tahun belakangan ini marak terjadi kasus yang berhubungan dengan ISIS
(Islamic State of Iraq and Syiria). Problematika tersebut sudah memasuki kancah
internasional dan sudah diliput diberbagai media. ISIS merupakan salah satu gerakan
yang berpaham radikalisme. Orang-orang yang menganut paham radikalisme
menginginkan terbentuknya negara Islam dengan model tatanan yang berbasiskan nilai-
nilai ajaran Islam fundamental, yakni al-Qur’an, hadits, dan praktik kehidupan sahabat
nabi generasi pertama. Mereka menolak tatanan yang ada terutama yang dinilai berasal
dari Barat. Fenomena gerakan Islam radikal di Indonesia belakangan ini, pemicunya
sangat kompleks, baik secara lokal, nasional maupun global.
Menurut Giora Eliraz dalam bukunya Bahtiar Effendy dan Soetrisno Hadi,
gerakan radikalisme merupakan respon terhadap lamban atau bahkan
kegagalan proyek modernisasi di dunia Islam. Tidak sedikit umat Islam
mengalami kendala teologis, sosiologis dan intelektual dalam menyikapi
modernisasi. Akibatnya mereka menjadi marjinal, baik secara ekonomi, sosial,
pendidikan, maupun politik. Mereka menuduh ada “konspirasi Barat” sehingga umat
Islam tertinggal.
B. FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB MUNCULNYA GERAKAN
RADIKALISME
Gerakan radikalisme sesungguhnya bukan sebyah gerakan yang munculnya begitu saja
tetapi memiliki latar beakang yang sekaligus menjadi factor pendorong munculnya
gerakan radikalisme. Diantara factor-faktor itu adalah
 Faktor-faktor Sosial Politik
Gajalah kekerasan “Agama” lebih tepat dilihat sebagai gejalah social politik dari
pada gejalah keagamaan.
 Factor Emosi Keagamaan
Harus diakui bahwa salah satu penyebab gerakan radikalisme adalah factor
sentimen keagamaan termasuk didalamnya adalah solidaritas keagamaan untuk
kawan yang tertindas oleh kekuatan tertentu.
 Factor Kultural
Ini juga memiliki adil yang cukup besar yang melatarbelakangi munculnya
radikalisme.
 Factor Idiologis Antiwesternisme
Westernisme merupakan suatu pemikiran yang membahayakan muslim dalam
mengaplikasikan syariat Islam.
 Factor kebijakan pemerintah
Ketidakmampuan pemerintah di Negara-negara islam untuk bertindak
memperbaiki situasi atas perkembangannya frustasi dan kemarahan sebagai
umat islam disebabkan dominasi milliliter maupun Negara-negara besar.
C. CARA PENAGANAN RADIKALISME
 Meningkatkan pemahaman Keagamaan
Radikalisme disebabkan oeh minimnya pemahaman agama. Belajar agama secara
dangkal dapat meemicu mereka melakukan kekerasan, bahkan atas nama agama.

 Membentuk komunitas-komunitas damai di lingkungan sekitar


Pemuda bias menjadi pionir dalam pembentukan komunitas cinta damai di
lingkungannya. Komunitas-komunitas tersebutlah yang melakukan sosialisasi ke
masyarakan maupun ke sekolah-sekolah akan bahaya paham radikalisme.

 Menyebarkan virus damai di dunia Maya


Hasil penelitian terbaru mencatat pengguna internet di Indonesia berasal dari kalangan
anak-anak remaja diprediksi mencapai 30 juta. Mereka ini meggunakan hanya untuk
mencari informasi untuk terhubung dengan teman. Hal inilah yang yang menjadi celah
bagi para penyebar paham radikalisme untuk menyebarkan pahamnya di dunia maya.
Oleh karena itu dibutuhkan aksi dari pemuda sebagai pengguna internet terbanyak di
Indonesia untuk menangkal informasi –informasi yang menyesatkan dengan
mengunggah konten damai di social media.

 Menjaga Persatuan dan Kesatuan


Generasi muda adalah generasi penerus bangsa yang mempunyai kemampuan,
kepintaran, keberaniaan dan tekad yang kuat untuk melindungi bangsa Indonesia yang
mereka cintai
BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN
Radikalisme agama adalah aktifitas untuk memaksakan pendapat, keinginan, dan cita-cita
keagamaan dengan jalan kekerasan. Adapun penyebab kemunculan radikalisme adalah
pemahaman keagamaan yang literal, bacaan yang salah terhadap sejarah islam dan pengaruh
deprivasi politik, social dan ekonomi yang masih bertahan dalam masyarakat. Untuk mengatasi
Radikalisme tidak cukup satu-dua elemen saja yang bekerja, namun dibutuhkan oeran seluruh
elemen(pemerinta, tokoh agama, keluarga dan masyarakat) yang mau bekerja dan bersinergi
guna menwujudakan masyarakat yang aman dan damai.

SARAN
Radikalisme telah menjadi isu yang kini mengancam jiwa serta kedaulatan Negara Kesatuan
Republik Indonesia oleh karena itu seluruh elemen harus bekerja dan besinergi, bahu membahu
dalam menanggulanginya
DAFTAR PUSTAKA

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Radikalisme_(sejarah)

Zuly Qodir, Radikalisme Agama di Indonesia, Yogyakarta:Pustaka Pelajar, 2014

Bahtiar Effendy dan Soetrisno Hadi, Agama dan Radikalisme

Sharon Erickson Nepstad, “Religion, violence, and peacemaking”, Journal for The

Scientific Study of Religion Freq. 4, (United Kingdom: Blackwell Publishing, 2004

https://convertio.co>doc-pdf

https://www.voaindonesia.com/

beilmin.blogspot,com

Anda mungkin juga menyukai