Anda di halaman 1dari 5

PERAN PANCASILA SEBAGAI

IDEOLOGI BANGSA DALAM RANGKA


MENCEGAH RADIKALISME DAN
TERORISME DI INDONESIA

COVER BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia adalah negara kepulauan yang terdiri dari 17.504 pulau. Dengan letak geografis
yang saling terisolasi karena dipisahkan oleh laut dari satu pulau dengan yang lainnya. Hal tersebut
membuat Indonesia memiliki keunikan tersendiri yaitu adanya keberagaman suku, budaya, bahasa,
dan agama. Dengan keberagaman tersebut tidak lantas menjadi suatu keuntungan tersendiri.
Berbagai golongan dari suatu kelompok yang bercorak kedaerahan dan agama tertentu tampaknya
masih tidak puas dengan bentuk pemerintahan Indonesia yang berasaskan Pancasila.
Ketidakpuasan tersebut muncul karena merasa aspirasi yang muncul dalam perkumpulan
mereka merasa tidak terakomodasi di dalam pemerintahan negara ini. Hal tersebut memicu adanya
gerakan-gerakan yang berusaha untuk mengganti ataupun mengubah bentuk negara ini sesuai
dengan yang mereka cita-citakan menurut interpretasi mereka terhadap falsafah kebudayaan
ataupun agama tertentu.
Gerakan-gerakan tersebut mengaktualisasikan diri dan pemikirannya secara radikal dan
tidak konstitusional. Bahkan pada tingkat yang lebih ekstrem gerakan/kelompok tersebut tidak
segan-segan untuk melakukan tindak terorisme dalam aksinya. Hal ini tentunya muncul karena
adanya paham radikalisme dalam gerakan tersebut.
Menurut definisi KBBI radikalisme diartikan sebagai paham atau aliran yang
menginginkan perubahan atau pembaharuan sosial dan politik dengan cara kekerasan atau drastis.
Sedangkan dari akar katanya radix berarti akar dalam bahasa latin. Dengan kata lain merupakan
cara berpikir yang mendalam terhadap sesuatu sampai ke akar akarnya. Kata ini juga merupakan
istilah yang digunakan pada akhir abad ke-18 untuk pendukung gerakan radikal. Sedangkan
terorisme merupakan penggunaan kekerasan untuk menimbulkan ketakutan dalam usaha mencapai
tujuan (terutama tujuan politik); praktik tindakan teror.
Peristiwa yang berlatar belakang radikalisme dan terorisme pun sudah terjadi berkali-kali
baik di dunia maupun di Indonesia. Penyerangan World Trade Center di Amerika pada tanggal 11
September 2001 dan penembakan yang beberapa bulan yang lalu terjadi di masjid yang ada di kota
Christchurch, Selandia Baru kitapada tanggal 15 Maret 2019. Sedangkan untuk di Indonesia
sendiri terjadi pengeboman gereja di kota Surabaya pada 14 Mei 2018 yang pelakunya membawa
ikut serta keluarganya dalam aksinya tersebut.
Contoh 3 peristiwa di atas merupakan akibat kesalahan pemahaman atau misinterpretasi
terhadap ajaran agama yang mereka anut. Kebanyakan motif untuk melakukan tindakan tersebut
khususnya yang terjadi di Indonesia dikarenakan mereka tidak puas terhadap konsepsi negara
Indonesia saat ini dan melawan dengan cara yang melanggar hukum yang berlaku di Indonesia
bahkan hukum agama mereka sendiri.
Maka dari itu Pancasila sebagai dasar negara yang mengandung nilai-nilai kemanusiaan
yang universal memiliki peranan penting. Selain menjadi dasar negara dalam membentuk suatu
hukum/kebijakan tertentu juga sebagai dasar bagi tatanan sosial masyarakat dalam bertindak
sehari-hari sehingga peristiwa-peristiwa yang berkaitan tentang radikalisme dan terorisme tidak
terjadi lagi di Indonesia.

BAB II
RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana sejarah lahirnya radikalisme?
2. Apa saja peran pancasila dalam mencegah radikalisme dan terorisme di indonesia?
3. Apa saja faktor - faktor penyebab terjadinya radikalisme dan terorisme?
4. Bagaimana implementasi nilai - nilai pancasila dalam menghadapi radikalisme dan
terorisme di indonesia?
BAB III
PEMBAHASAN
3. 1. LAHIRNYA RADIKALISME
Kata radikalisme ditinjau dari segi terminologis berasal dari kata dasar radix yang artinya
akar (pohon). Bahkan anak-anak sekolah menengah lanjutan pun sudah mengetahuinya dalam
pelajaran biologi. Makna kata tersebut, dapat diperluas kembali, berarti pegangan yang kuat,
keyakinan, pencipta perdamaian dan ketentraman, dan makna-makna lainnya. Kata ini dapat
dikembangkan menjadi kata radikal, yang berarti kata adjektif. Sehingga jika dipahami secara
cepat, bahwa orang yang berpikir radikal pasti memiliki pemahaman lebih mendalam dan detail,
serta keteguhan dalam mempertahankan pemahamannya. Memang terkesan tidak seperti pada
umumnya, hal inilah yang menimbulkan kesan menyimpang di masyarakat. Setelah itu,
penambahan sufiks –isme sendiri memberikan makna tentang pandangan hidup (paradigma),
sebuah faham, dan keyakinan atau ajaran. Penggunaannya juga sering disambungkan dengan
agama atau aliran tertentu.
3. 2 PERAN PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI BANGSA DALAM MENCEGAH
RADIKALISME DAN TERORISME
Ideologi Pancasila merupakan tatanan nilai yang digali (kristalisasi) dari nilai-nilai dasar
budaya bangsa Indonesia. Kelima sila merupakan kesatuan yang bulat dan utuh sehingga
pemahaman dan pengamalannya harus mencakup semua nilai yang terkandung didalamnya.
Ketahanan ideologi diartikan sebagai kondisi dinamik kehidupan ideologi bangsa Indonesia yang
berisi keuletan dan ketangguhan yang mengandung kemampuan kekuatan nasional dalam
menghadapi dan mengatasi segala tantangan, ancaman, hambatan serta gangguan yang dari
luar/dalam, langsung/tidak langsung dalam rangka menjamin kelangsungan kehidupan ideologi
bangsa dan negara Indonesia. Untuk mewujudkannya diperlukan kondisi mental bangsa yang
berlandaskan keyakinan akan kebenaran ideologi Pancasila sebagai ideologi bangsa dan negara
serta pengamalannya yang konsisten.
Dengan demikian, melalui pemantapan ideologi pancasila sebagai dasar negara, kita
berharap dapat menangkis dan membendung ideologi Islam Radikal atau terorisme bom bunuh
diri, dengan sikap intoleransi yang berusaha merusak tatanan ideologi kita yang sudah final dan
diakui sebagai landasan hidup bagi seluruh rakyat Indonesia. Jika ada sekolompok masyarakat
atau organisasi keagamaan yang tidak menginginkan pancasila sebagai ideologi negara, maka
berarti mereka telah melanggar dari Undang-Undang Ormas dan berarti mereka dianggap sebagai
pemberontak yang harus ditumpas dan sebisa mungkin dicegah penyebaran ideologi tersebut. Kita
memang perlu mengembangkan sikap keseimbangan dalam merajut hubungan harmonis antara
agama dan negara, karena keduanya merupakan perpaduan yang tidak bisa dipisahkan.
Maka dari itu, mari kita memupuk kembali kecintaan atas ideologi Pancasila, kembali pada
semangat ideologi Pancasila, melaksanakan pengamalan Pancasila. Kembali Ke Khittah Pancasila
menjadi sangat fundamental sekali demi membendung arus radikalisme dan terorisme.. Pancasila
memiliki peran dan fungsi yang sangat jelas sekali dalam mengatur perilaku kehidupan manusia
dalam bermasyarakat, bernegara dan bahkan dalam beragama.
3. 3 FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA RADIKALISME DAN
TERORISME
Paham radikalisme dapat terjadi karena beberapa faktor penyebab, yaitu :
 Faktor Pemikiran
Radikalisme dapat berkembang karena adanya pemikiran bahwa segala sesuatunya
harus dikembalikan ke agama walaupun dengan cara yang kaku dan menggunakan
kekerasan.
 Faktor Ekonomi
Masalah ekonomi juga berperan dalam membuat paham radikalisme muncul di
berbagai negara. Sudah menjadi kodrat manusia untuk bertahan hidup, dan ketika terdesak
karena masalah ekonomi maka manusia dapat melakukan apa saja, termasuk meneror
manusia lainnya.
 Faktor Politik
Adanya pemikiran sebagian masyarakat bahwa seorang pemimpin negara hanya
berpihak pada pihak tertentu, mengakibatkan munculnya kelompok-kelompok masyarakat
yang terlihat ingin menegakkan keadilan. Kelompok-kelompok tersebut bisa dari
kelompok sosial, agama, maupun politik. Alih-alih menegakkan keadilan, kelompok-
kelompok ini seringkali justru memperparah keadaan.
 Faktor Sosial
Masih erat hubungannya dengan faktor ekonomi. Sebagian masyarakat kelas
ekonomi lemah umumnya berpikiran sempit sehingga mudah percaya kepada tokoh-tokoh
yang radikal karena dianggap dapat membawa perubahan drastis pada hidup mereka.
 Faktor Psikologis
Peristiwa pahit dalam hidup seseorang juga dapat menjadi faktor penyebab
radikalisme. Masalah ekonomi, masalah keluarga, masalah percintaan, rasa benci dan
dendam, semua ini berpotensi membuat seseorang menjadi radikalis.
 Faktor Pendidikan
Pendidikan yang salah merupakan faktor penyebab munculnya radikalis di berbagai
tempat, khususnya pendidikan agama. Tenaga pendidik yang memberikan ajaran dengan
cara yang salah dapat menimbulkan radikalisme di dalam diri seseorang.
Terorisme yang sedang marak terjadi memiliki beberapa faktor penyebab, yaitu :
Faktor penyebab Terorisme :
 Penduduk yang jauh dari kata sejahtera
 Ketidakadilan sosial skala nasional
 Pemerintah yang tidak bertanggung jawab mengayomi dan menopang kehidupan warga
 Masyarakat yang mudah dihasut
 Oknum kapitalis yang terlalu kaya raya
 Persaingan yang terjadi antar kapitalis
 Ajaran/ dasar kekerasan yang dibiarkan tumbuh dan berkembang.
 Pendidikan yang kurang
 Keyakinan yang salah tentang Tuhan.
 Dasar hukum yang lemah
 Aparat penegak hukum yang kurang solid, kurang gesit dan kurang teliti
3. 4 NILAI-NILAI PANCASILA DALAM MENGHADAPI RADIKALISME DAN
TERORISME DI INDONESIA
Salah satu cara yang bisa dilakukan untuk menangkal dan mencegah gerakan radikalme
terorisme adalah dengan mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan berbangsa
dan bernegara. Mengapa Pancasila? Karena Pancasila ini merupakan ideologi dan dasar negara
yang bersumber dari kearifan lokal (budaya bangsa) dan mengakomodir keragaman bangsa
Indonesia. Nilai-nilai Pancasila sangat sarat makna terhadap perdamaian, keadilan dan religiusitas.
Menurut Romo Franz Magnis Suseno (2011:116-117), arti Pancasila sangatlah mendasar
karena dua hal. Pertama karean kekhasan nasionalisme bangsa Indonesia, dan kedua karena
pluralitas (kebhinekaan) bangsa Indonesia. Persatuan bangsa Indonesia tidak bersifat eknik (tidak
hanya satu bahasa seperti Jerman datu satu wilayah seperti Korea) melainkan etis (memiliki
pengalaman yang sama hingga timbul hasrat untuk membangun masa depan). Sementara pluralitas
di Indonesia sangatlah besar dan luas. Pluralitas budaya, bahasa, geografis, agama, dan
penghayatan terhadap keagamaan. Maka kebangsaan Indonesia jangan pernah diterima begitu saja
dalam kehidupan. Tetapi juga perlu dipelihara. Jika hakekat Indonesia dalah plural, maka
persatuannya hanya tangguh jika semua pihak ingin bersatu dan bekerjasama. Dan dasar dari
pluralisme Indonesia adalah kemampuan untuk menerima dalam perbedaan, menghormati
identitas cultural, etnik, dan agama yang ada dalam setiap komponen bangsa. Pancasila harus
benar-benar menjadi pandangan dan perilaku hidup sehari-hari bagi setiap orang. Bagaimana nilai-
nilai Pancasila terimpelementasi dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga Pancasila tidak berhenti
pada tataran wacana semata saja. Perlu kita ingat setiap sila Pancasila menyiratkan nilai-nilai yang
penting untuk sungguh dilihat.
Sila pertama, mengajarkan kita untuk menghargai orang yang berbeda keyakinan dengan
kita. kebebasan memeluk agama. Sila kedua, mengajak kita untuk memuliakan manusia. Kita
semua adalah saudara meskipun berbeda suku, ras dan etnis. Hingga akhirnya menjadi masyarakat
yang beradab. Sila ketiga, menunjukkan pentingnya persatuan. Menekankan kekeluargaan gotong
royong dan nasionalisme. Sila keempat, mengandung sebuah nilai tentang arti penting sebuah
musyawarah sebagai sarana untuk memecahkan masalah demi mencapai mufakat atau arti penting
dari demokrasi. Sila kelima, bermakna bila sebuah keadilan dan kesejahteraan sosial adalah hak
setiap warga negara. Kesewenang- wenangan dan penindasan suatu pihak terhadap pihak lain
harus dihapuskan. Untuk itu semua pihak-pihak harus memperjuangkannya.
Sangat penting bagi kita untuk memahami nilai-nilai Pancasila tersebut kemudian
mengimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari. Ketika Pancasila sudah menjadi karakter dan
etika sosial dengan otomatis ideologi radikal dan teroris akan bisa di cegah. Karena nilai-nilai
Pancasila adalah tameng untuk menangkis ideology radikal dan teroris. Dan Pancasila juga
merupakan kristalisasi dari kearifan local dan budaya bangsa yang tidak berseberangan dengan
agama.
BAB IV
SOLUSI
Radikalisme adalah pemahaman lebih mendalam dan detail, serta keteguhan dalam
mempertahankan pemahamannya walaupun dengan cara yang ekstrim. Radikalisme sangat
berbahaya bagi keutuhan dan kedaulatan negara Indonesia. Dengan demikian, melalui pemantapan
ideologi pancasila sebagai dasar negara, kita berharap dapat menangkis dan membendung ideologi
Islam Radikal atau terorisme bom bunuh diri, dengan sikap intoleransi yang berusaha merusak
tatanan ideologi kita yang sudah final dan diakui sebagai landasan hidup bagi seluruh rakyat
Indonesia. Ada banyak faktor yang menyebabkan terorisme di Indonesia, pada dasarnya semua
pihak bertanggung jawab atas terjadinya kasus terorisme baik itu pemerintah, masyarakat, maupun
individu. Semuanya memiliki perannya masing-masing dalam menanggulangi kasus terorisme.
Salah satu cara yang bisa dilakukan untuk menangkal dan mencegah gerakan radikalme terorisme
adalah dengan mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara. Karena Pancasila ini merupakan ideologi dan dasar negara yang bersumber dari
kearifan lokal (budaya bangsa) dan mengakomodir keragaman bangsa Indonesia. Nilai-nilai
Pancasila sangat sarat makna terhadap perdamaian, keadilan dan religiusitas yang sangat sesuai
untuk menanggulangi paham radikalisme.

BAB V
REKOMENDASI
DAFTAR PUSTAKA
https://jalandamai.org/pancasila-sebagai-pencegahan-radikalisme.html
http://lasealwin.com/2017/07/24/faktor-penyebab-terorisme-tanpa-pemerataan-muncullah-
pengkhianat/#
Radikalisme (Def. 2) (n.d). Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Online. Diakses
melalui https://kbbi.web.id/radikalisme, pada 31 Agustus 2019.
Zuly Qodir, Radikalisme Agama di Indonesia, Yogyakarta:Pustaka Pelajar, 2014, hlm.116.
Terorisme (n.d). Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Online. Diakses
melalui https://kbbi.web.id/terorisme, pada 31 Agustus 2019

Anda mungkin juga menyukai