Anda di halaman 1dari 4

ARTIKEL TENTANG RADIKALISME & NKRI

MATA KULIAH
Character Building

DOSEN PEMBIMBING
Adinata Sebayang, S.SOS, MM

DISUSUN OLEH
Nuzhulilla Darelas (44200266)
44.3F.37

UNIVERSITAS BINA SARANA INFORMATIKA FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI


Radikalisme merupakan momok yang mengerikan bagi Bangsa Indonesia. Radikalisme adalah faham
sosial /politik yang dalam usaha mencapai tujuannya, menggunakan cara - cara kekerasan.
Istilah radikalisme berasal dari bahasa Latin " radix ", yang artinya akar ,pangkat, bagian bawah atau juga
bisa berarti menyeluruh , habis - habisan dan amat keras untuk menuntut perubahan .

Faktor Penyebab Munculnya Radikalisme


Gerakan radikalisme sesungguhnya bukan sebuah gerakan yang muncul begitu saja tetapi memiliki latar
belakang yang sekaligus menjadi faktor pendorong munculnya gerakan radikalisme. Diantara faktor-
faktor itu adalah sebagai berikut.

1. Faktor Sosial-Politik
Yaitu adanya pandangan yang salah atau salah kaprah mengenai suatu kelompok yang dianggap sebagai
kelompok radikalisme. Secara historis kita dapat melihat bahwa konflik-konflik yang ditimbulkan oleh
kalangan radikal dengan seperangkat alat kekerasannya dalam menentang dan membenturkan diri
dengan kelompok lain ternyata lebih berakar pada masalah sosial-politik.

2. Faktor Emosi Keagamaan

Harus diakui bahwa salah satu penyebab gerakan radikalisme adalah faktor sentimen keagamaan,
termasuk di dalamnya adalah solidaritas keagamaan untuk kawan yang tertindas oleh kekuatan
tertentu.

Tetapi hal ini lebih tepat dikatakan  sebagai faktor emosi keagamaannya, dan bukan agama (wahyu suci
yang absolut) walaupun gerakan radikalisme selalu mengibarkan bendera dan simbol agama seperti
dalih membela agama, jihad dan mati syahid. Dalam konteks ini yang dimaksud dengan emosi
keagamaan adalah agama sebagai pemahaman realitas yang sifatnya interpretatif. Jadi sifatnya nisbi dan
subjektif.

3. Faktor Kultural

Faktor ini juga memiliki andil yang cukup besar yang melatarbelakangi munculnya radikalisme. Hal ini
wajar karena memang secara kultural, sebagaimana diungkapkan Musa Asy’ari, bahwa di dalam
masyarakat selalu diketemukan usaha untuk melepaskan diri dari jeratan jaring-jaring kebudayaan
tertentu yang dianggap tidak sesuai.

Sedangkan yang dimaksud faktor kultural di sini adalah sebagai anti tesa atau pertentangan terhadap
budaya sekularisme. Budaya Barat merupakan sumber sekularisme yang dianggap sebagai musuh yang
harus dihilangkan dari bumi. Sedangkan fakta sejarah memperlihatkan adanya dominasi Barat dari
berbagai aspeknya atas negeri-negeri dan budaya Muslim.

Peradaban Barat sekarang inimerupakan ekspresi dominan dan universal umat manusia. Negara Barat
telah dengan sengaja melakukan proses marjinalisasi seluruh sendi-sendi kehidupan Muslim sehingga
umat Islam menjadi terbelakang dan tertindas.Negara Barat dengan sekularismenya, sudah dianggap
sebagai bangsa yang mengotori budaya-budaya bangsa Timur dan Islam, juga dianggap bahaya terbesar
bagi keberlangsungan moralitas Islam.
Pengaruh radikalisme yang merupakan suatu pemahaman baru yang dibuat-buat oleh pihak tertentu
mengenai suatu hal, seperti agama, sosial, dan politik, seakan menjadi semakin rumit karena berbaur
dengan tindakan yang cenderung melibatkan kekerasan.

Berbagai tindakan teror yang tak jarang memakan korban jiwa seakan menjadi cara dan senjata utama
bagi para pelaku paham radikal dalam menyampaikan pemahaman mereka dalam upaya untuk
mencapai suatu perubahan.

Sebuah stigma radikalisme sebagai ancaman NKRI dan Pancasila yang dikumandangkan media
mainstream diawali dari pernyataan presiden, dan kemudian diikuti jajaran di bawahnya pada hampir
semua kementerian dan koalisi politik. Kemudian bermunculan beberapa polemik di tengah masyarakat
mengenai celana cingkrang, jenggot dan cadar. Polemik menjadi berkepanjangan setelah disuarakan
politisi Senayan tentang bahayanya radikalisme. Tetapi apa sebenarnya radikalisme? Mengapa
radikalisme menjadi ancaman sebuah negara yang berdaulat?

Radikal yang berarti mendasar dan radikalisme diartikan sebagai ideologi yang mendasar atau ideologi
yang dianut penganutnya tanpa kompromi. Mungkin itu sebabnya ideologi itu dianggap bertentangan
dengan NKRI dan Pancasila.

Bagaimana dengan stigma radikal?

Radikal atau puritan melekat tak terpisahkan dengan tata nilai kebenaran yang dianut. Itulah makna
ideologi yang benar. Konsekuensinya ideologi yang diyakini penganutnya sebagai kebenaran cenderung
menjadi radikal atau puritan.

Bukan ideologi kalau tidak menyangkut tata nilai kebenaran yang mendasar/radikal. Juga bukan
penganut ideologi kalau tidak puritan atau kaffah.

H. Jamzuri menyampaikan beberapa upaya Kementerian Agama dalam upaya mencegah paham
radikalisme, diantara upaya tersebut adalah:

 Membentuk Team Cyber Anti-Radikalisme dan Anti-Narkoba


 Mereview Kegiatan/Program yang tidak prioritas dan menggantinya dengan Kegiatan Anti-
Radikalisme.
 Mensosialisasikan ajaran Agama yang santun, saling menghargai, saling menghormati, damai,
toleran, hidup rukun, menerima keberagaman dan kemajemukan, memiliki rasa cinta Tanah Air
dan bela Negara serta ajaran agama yang Rahmatan Lil’alamin
 Memberdayakan peran Penyuluh Agama Fungsional/Penyuluh Non-PNS, Muballigh,
Penceramah dan KUA Kecamatan dalam upaya pencegahan paham Radikalisme
 Memberdayakan Lembaga Pendidikan Agama Formal (RA/BA, MI, MTs dan MA) maupun
Lembaga Pendidikan Agama Non-Formal (TKQ, TPQ, DTA dan Pondok Pesantren) dalam upaya
Pencegahan Paham Radikalisme kepada Santri/Siswa
 Pembinaan Agama bagi siswa di sekolah-sekolah melalui Guru Pendidikan Agama untuk
mencegah masuknya paham radikalisme.
Menurut pendapat saya radikalisme adalah pemikiran atau sikap yang ditandai oleh empat hal yang
sekaligus menjadi karakteristiknya, yaitu pertama, sikap tidak toleran dan tidak mau menghargai
pendapat atau keyakinan orang lain. Kedua, sikap fanatik, yaitu selalu merasa benar sendiri dan
menganggap orang lain salah.

Sumber Artikel :

https://www.dosenpendidikan.co.id/pengertian-radikalisme/

https://dakwah.unisnu.ac.id/cinta-nkri-cegah-radikalisme

https://www.google.co.id/amp/s/m.antaranews.com/amp/berita/775125/bahaya-radikalisme-
terhadap-keutuhan-nkri

https://www.alinea.id/kolom/radikalisme-ancaman-bagi-nkri-dan-pancasila-b1XpT9peT

Anda mungkin juga menyukai