PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kejahatan atau kekerasan adalah suatu fenomena yang sering kita dengar dan lihat, baik di
media massa maupun realitas yang ada di sekitar lingkungan dan masyarakat kita. Kabar terbaru
dan yang hangat dibicarakan, khalayak serta media massa dan elektronik yaitu terorisme.
Terorisme selalu identik dengan teror, kekerasan, ekstrimnitas dan intimidasi sehingga seringkali
menimbulkan konsekuensi negatif bagi banyak orang dan dapat menjatuhkan korban yang
banyak. Sebagian para pelaku teroris di Indonesia menganggap dirinya sebagai mujahid fi
sabilillah..
Radikalisme dalam artian bahasa berarti paham atau aliran yang mengingikan perubahan atau
pembaharuan social dan politik dengan cara kekerasan atau drastic. Namun, dalam artian lain,
esensi radikalisme adalah konsep sikap jiwa dalam mengusung perubahan. Sementara itu
radikalisme menurut pengertian lain adalah inti dari perubahan itu cenderung menggunakan
kekerasan.
Dawinsha mengemukakan defenisi radikalisme menyamakannya dengan teroris.Tapi ia sendiri
memakai radikalisme dengan membedakan antara keduanya. Radikalisme adalah kebijakan dan
terorisme bagian dari kebijakan radikal tersebut.
Pada kesempatan kali ini, pemakalah akan membahas tentang Terorisme dan Radikalisme
Islam. Semoga apa yang pemakalah sajikan dapat bermanfaat bagi pemakalah sendiri dan
umumnya untuk kita semua, hal-hal yang kurang sempurna dan banyak kesalahan baik dalam
penulisan maupun pembahasan, pemakalah memohon maaf yang sebesar-besarnya dan
pemakalah menerima setiap komentar, kritik dan saran untuk dapat memperbaiki makalah ini
yang pemakalah sadari penuh dengan kekurangan.
Radikalisme keagamaan sebenarnya fenomena yang biasa muncul dalam agama apa saja.
Radikalisme sangat berkaitan erat dengan fundamentalisme, yang ditandai oleh kembalinya
masyarakat kepada dasar-dasar agama. Fundamentalisme adalah semacam Ideologi yang
menjadikan agama sebagai pegangan hidup oleh masyarakat maupun individu. Biasanya
fundamentalisme akan diiringi oleh radikalisme dan kekerasan ketika kebebasan untuk kembali
kepada agama tadi dihalangi oleh situasi sosial politik yang mengelilingi masyarakat.
B. RUMUSAN MASALAH
Radikalisme dan Sejarah Kemunculan Radikalisme?
Faktor-faktor Penyebab dan Perspektif islam tentang Radikalisme?
Delegitimasi Islam Politik dan Radikalisme dan Radikalisme didunia Islam
BAB II
PEMBAHASAN
RADIKALISME
Pengertian Radikalisme
Radikal dalam bahasa Indonesia berarti amat keras menuntut perubahan. Sementara itu,
radikalisme adalah paham yang menginginkan perubahan sosial dan politik dengan cara drastis
dan kekerasan.
Menurut Horace M Kallen, radikalisme ditandai oleh tiga kecenderungan umum.
Radikalisme merupakan respons terhadap kondisi yang sedang berlangsung. Respons tersebut
muncul dalam bentuk evaluasi, penolakan, atau bahkan perlawanan. Masalah-masalah yang
ditolak dapat berupa asumsi, ide, lembaga, atau nilai-nilai yang dapat bertanggung jawab
terhadap keberlangsungan keadaan yang ditolak.
Radikalisme tidak berhenti pada upaya penolakan, melainkan terus berupaya mengganti tatanan
lain. Ciri ini menunjukkan bahwa di dalam radikalisme terkandung suatu program atau
pandangan dunia (world view) tersendiri. Kaum radikalis berupaya kuat untuk menjadikan
tatanan tersebut sebagai ganti dari tatanan yang sudah ada.
Kaum radikalis memiliki keyakinan yang kuat akan kebenaran program atau ideologi yang
mereka bawa. Dalam gerakan sosial, kaum radikalis memperjuangkan keyakinan yang mereka
anggap benar dengan sikap emosional yang menjurus pada kekerasan.
Kita lihat teori ini sedikit banyak pembenarannya tatkala terjadi konflik atas nama agama dan
aksi terorisme di mana-mana. Secara empirik, radikalisme agama di belahan dunia muncul dalam
bentuknya yang paling konkret, yakni kekerasan atau konflik. Di Bosnia misalnya, kaum
Ortodoks, Katolik, dan Islam saling membunuh. Di Irlandia Utara, umat Katolik dan Protestan
saling bermusuhan. Begitu juga di Tanah Air terjadi konflik antaragama di Poso dan di Ambon.
Kesemuanya ini memberikan penjelasan betapa radikalisme agama sering kali menjadi
pendorong terjadi konflik dan ancaman bagi masa depan perdamaian.
Pandangan ini tetap hidup dalam kelompok sempalan beberapa agama dan semuanya berakar
pada radikalisme dalam penghayatan agama. Secara teoretis, radikalisme muncul dalam bentuk
aksi penolakan, perlawanan, dan keinginan dari komunitas tertentu agar dunia ini diubah dan
ditata sesuai dengan doktrin agamanya.
Karena itulah, bentuk-bentuk radikalisme agama yang dipraktikkan oleh sebagian umat
seharusnya tidak sampai menghadirkan ancaman bagi masa depan bangsa. Pluralisme tetap
menjadi komitmen kita semua untuk membangun bangsa yang modern, yang di dalamnya
terdapat banyak agama dan etnis secara damai. Pluralisme adalah simbol bagi susksesnya
kehidupan masyarakat majemuk. Karena itu, agama yang dimiliki oleh masing-masing umat
tetap terjaga sebagai sosok keyakinan yang tidak melampaui batas. Sebab, bagaimanapun agama
sangat diperlukan untuk mengisi kehampaan spiritual umat, tetapi segala bentuk ekspresinya
tidak boleh menghadirkan ancaman bagi masa depan dunia yang damai. Kalau kaum radikalis
agama mengekspresikan keyakinannya dalam bentuk kekerasan maka ini merupakan ancaman
besar bagi pluralisme.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Radikal dalam bahasa Indonesia berarti amat keras menuntut perubahan. Sementara itu,
radikalisme adalah paham yang menginginkan perubahan sosial dan politik dengan cara drastis
dan kekerasan.
Radikalisme bisa menjadi ancaman besar bagi dunia jika mereka melakukannya atau
mengekspresikannya keyakinannya dalam bentuk kekerasan. Akibat dari timbulnya kekerasan
tersebut bisa muncul karena adanya faktor internal dan eksternal. Radikalisme Islam Indonesia
lahir dari hasil persilangan Mesir dan Pakistan. Nama-nama seperti Hassan al-Banna, Sayyid
Qutb dan al-Maududi terbukti sangat memengaruhi pelajar-pelajar Indonesia yang belajar di
Mesir dan Pakistan. Pemikiran mereka membangun cara memahami Islam ala garis keras. Setiap
Islam disuarakan, nama mereka semakin melekat dalam ingatan. Bahkan, sampai tahun 1970-
1980-an ikut menyemangati perkembangan komunitas usroh di banyak kampus atau organisasi
Islam. Seperti FPI, HTI dan PKS. Istilah radikalisme Islam kian menguat tak hanya pada matra
tekstualitas agama. Persentuhan dengan dunia kini, menuntut adanya perluasan gerakan. Mulai
dari sosio ekonomi, pendidikan hingga ranah politik.
DAFTAR PUSTAKA