2018-2019
A. Pertemuan 1 (Konsep Dasar Kualitas Lingkungan)
Beberapa istilah:
- Variabel lingkungan →Kuantitas lingkungan yang diukur
- Variabel polutan →Kuantitas fisik, kimia, atau biologi sebagai ukuran
polusi lingkungan
Contoh: konsentrasi SO2 di atmosfer, pH sungai
- Kualitas lingkungam →Variabel-variabel yang menggambarkan bagian
dari lingkungan
- Indikator lingkungan →Kuantitas tunggal yang berasal dari satu variabel
polutan dan digunakan untuk menggambarkan beberapa atribut lingkungan
- Indeks lingkungan →Angka tunggal yang berasal dari dua atau lebih
indikator
- Profil kualitas lingkungan →Jumlah indikator yang ada pada saat yang
sama untuk menghasilkan gambaran kondisi lingkungan (tetapi tidak
digabungkan)
- Data monitoring lingkungan →pengukuran-pengukuran rutin variabel-
variabel fisik, kimia dan biologi yang dimaksudkan untuk menggambarkan
kondisi-kondisi lingkungan
Indeks kualitas udara
Rentang ISPU
Pada pH < 4, sebagian besar tumbuhan air mati karena tidak dapat
bertoleransi terhadap pH rendah. Namun ada sejenis algae yaitu Chlamydomonas
acidophila mampu bertahan pada pH =1 dan algae Euglena pada pH 1,6.
Oksigen terlarut(DO)
Tanpa adanya oksegen terlarut, banyak mikroorganisme dalam air tidak
dapat hidup karena oksigen terlarut digunakan untuk proses degradasi senyawa
organic dalam air. Oksigen dapat dihasilkan dari atmosfir atau dari reaksi
fotosintesa algae. Oksigen yang dihasilkan dari reaksi fotosintesa algae tidak
efisien, karena oksigen yang terbentuk akan digunakan kembali oleh algae untuk
proses metabolisme pada saat tidak ada cahaya. Kelarutan oksigen dalam air
tergantung pada temperature dan tekanan atmosfir.
Kebutuhan Oksigen Biokimia (BOD)
Dekomposisi bahan organic terdiri atas 2 tahap, yaitu terurainya bahan
organic menjadi anorganik dan bahan anorganik yang tidak stabil berubah
menjadi bahan anorganik yang stabil, misalnya ammonia mengalami oksidasi
menjadi nitrit atau nitrat (nitrifikasi). Pada penentuan nilai BOD, hanya
dekomposisi tahap pertama ynag berperan, sedangkan oksidasi bahan anorganik
(nitrifikasi) dianggap sebagai zat pengganggu. Dengan demikian, BOD adalah
banyaknya oksigen yang dibutuhkan oleh mikroorganisme dalam lingkungan air
untuk memecah (mendegradasi) bahan buangan organic yang ada dalam air
menjadi karbondioksida dan air.
Logam Berat
Logam berat adalah komponen alamiah lingkungan yang mendapatkan
perhatian berlebih akibat bahaya yang mungkin ditimbulkan. Bagaimanapun
logam berat tersebut berbahaya terutama apabila diserap oleh tanaman, hewan
atau manusia dalam jumlah besar. Namun demikian beberapa logam berat
merupakan unsur esensial bagi tanaman atau hewan (Nugroho, 2001).
Pb (Timbal)
Penyebaran logam timbal di bumi sangat sedikit. Jumlah timbal yang
terdapat diseluruh lapisan bumi hanyalah 0,0002% dari jumlah seluruh kerak
bumi. Jumlah ini sangat sedikit jika dibandingkan dengan jumlah kandungan
logam berat lainnya yang ada di bumi (Palar, 2008). Selain dalam bentuk logam
murni, timbal dapat ditemukan dalam bentuk senyawa inorganik dan organik.
Semua bentuk Pb tersebut berpengaruh sama terhadap toksisitas pada manusia
(Darmono, 2001).
Kandungan Pb total pada tanah pertanian berkisar antar 2-200 ppm (Nriagu,
1978). Kadar unsur Pb yang tersedia dalam tanah sangat rendah, tetapi dibutuhkan
tanaman dalam jumlah sangat sedikit. Hasil analisis jaringan tanaman
(rerumputan) pada masaa pertumbuhan aktif menunjukkan bahwa kandungan Pb
berkisar dari 0,3-1,5 mg/kg bahan kering (Alloway, 1995).
Cd (Kadmium)
Logam Cd atau cadmium mempunyai penyebaran yang sangat luas di alam.
Seperti halnya unsur-unsur lainnya terutama golongan logam, logam Cd
mempunyai sifat fisika dan kimia tersendiri. Logam cadmium ini sangat banyak
digunakan dalam kehidupan sehari-hari manusia. Penggunaan Cd dan
persenyawaannya ditemukan dalam industri pencelupan, fotografi dan lain-lain
(Palar, 2008).
Unsur Cd tanah terkandung dalam bebatuan beku sebesar 0,1–0,3 ppm, pada
batuan metamorfik sekitar 0,1–1,0 ppm Cd, sedangkan pada bebatuan sedimen
mengandung sekitar 0,3–11 ppm. Pada umumnya kandungan dalam tanah (tanah
berasal dari hasil proses pelapukan dari bebatuan) 1,0 ppm atau lebih rendah
(Alloway, 1995). Sudarmaji, dkk (2008) juga mengatakan bahwa sebagian besar
cadmium dalam tanah berpengaruh pada pH, larutan material organik, logam yang
mengandung oksida, tanah liat dan zat organik maupun anorganik. Rata-rata kadar
cadmium alamiah dikerak bumi sebesar 0,1-0,5 ppm.
Penjamah makanan:
Tidak sakit perut, kulit dan penyakit menular lainnya.Periksa kesehatan rutin
(2x/tahhun), kuku pendek dan bersihPakaian khusus kerja (celemek,tutup rambut),
tidak merokok, menggaruk-garuk hidung, telinga, selalu cuci tangan.
Proses memasak:
Suhu tertentu sesuai jenis bahan makanan. Penggunaan BTM.Gunakan yg sesuai
persyaratan dan terdaftar.Penggunaan peralatanterbuat dari bahan yg aman.
F. Pertemuan 6 (Pengenalan instrumen untuk analisa kualitas
lingkungan)
1. Air
Analisis Kualitas air adalah suatu kajian terhadap ukuran kondisi air
dilihat darikarakteristik fisik, kimiawi, dan biologisnya.
2. Udara
Udara adalah campuran dari berbagai gas secara mekanis dan bukan
merupakansenyawa kimia.
3. Tanah
Tanah adalah kumpulan dari bagian-bagian padat yang tidak terikat antara
satu denganyang lain (diantaranya mungkin material organik) dan rongga-
rongga diantara bagian- bagian tersebut berisi udara dan air. (Verhoef,
1994)
4. Indeks Kualitas Air, udara, tanah.
5. Instrumen Lingkungan
Instrumen pencegahan pencemaran dan/atau perusakan lingkungan hidup
menurut Pasal 14 UU PPLH 2009 terdiri dari :
a. Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS),
b. tata ruang,
c. baku mutu lingkungan hidup,
d. kriteria baku kerusakan lingkungan hidup,
e. amdal
f. UKL-UPL,
g. perizinan, instrumen ekonomi lingkungan hidup,
h. peraturan perundang-undangan berbasis lingkungan hidup,
i. anggaran berbasis lingkungan hidup,
j. analisis risiko lingkungan hidup,
k. audit lingkungan hidup; dan
l. instrumen lain sesuai dengan kebutuhan dan/atau perkembangan ilmu
pengetahuan.
6. Analisis
Instrumen yang telah dijelaskan dalam pasal tersebut diatas adalah sudah
cukup lengkap untuk melindungi lingkungan hidup dari pencemaran dan
kerusakan, namun dalam penerapannya justru beberapa instrument tidak
diperhatikan sama sekali, contohnya instrument perizinan, kadangkala pejabat
yang berwenang dalam memberikan izin sama sekali tidak memperhatikan aspek
resiko lingkungan, dan memberikan izin pengelolaan tersebut dengan sangat
mudah hanya demi pemasukan daerah. Alhasil tidak sedikit sungai- sungai di
Indonesia yang mengalami kerusakan lingkungan karena diakibatkan hal tersebut.
Instrumen Amdal, banyak perusahaan di Indonesia yang masih tidak memiliki
dokumen amdal, sehingga kerusakan lingkungan yang diakibatkan oleh minimnya
pengananggulangan akibat pun terjadi.
G. Pertemuan 7 (Metode dan teknik sampling analisis lingkungan air)
Pengertian sampling dan tujuan sampling Air
Sampling air berarti melakukan pengambilan sejumlah volume suatu badan air
yang akan diteliti, dengan jumlah sekecil mungkin, tapi masih mewakili yaitu
masih mempunyai sifat-sifat yang sama dengan badan air tersebut.
Langkah-langkah yang harus diambil dalam sampling :
1. Perencanaan sampling :
Seluruh aktifitas pengambilan sampel Air harus direncanakan dengan baik
sebelum pergi menuju tempat pengambilan sampel. Langkah pertama
perencanaan adalah menentukan secara jelas tujuan perjalanan
pengambilan sampel Air. Contoh :
apakah sampel digunakan untuk memenuhi persyaratan tertentu, atau
pemeriksaan mutu air secara umum atau penentuan jumlah analit asal
sebelum proses dimulai.
Perencanaan Sampling ( Aspek Administrasi dan Teknis ) :
a. Tujuan Sampling.
b. Biaya .
c. Administrasi sampling meliputi : format lapangan, surat tugas,
surat perintah perjalanan dinas, surat ijin bandara ( bila
pengambilan dilakukan dengan transportasi pesawat ).
d. Petugas sampling
e. Metode analisis
f. Tipe sampel
g. Pengedalian Mutu
h. Frequensi sampling
i. Jumlah , volume dan wadah
j. Parameter dan lokasi
k. Pengawetan sampel
l. Penyimpanan dan waktu simpan.
2. Persiapan Sampling
A. Persiapan wadah sampling
Untuk menghindari kontaminasi sampel lapangan, seluruh wadah sampel
harus benar-benar dibersihkan di laboratorium sebelum berangkat ke lokasi
pengambilan sampel. Jenis wadah sampel dan tingkat pembersihan yang
diperlukan tergantung dari jenis sampel yang akan diambil.
Parameter makanan
Untuk kepentingan pengujian parameter lapangan kita menyiapkan wadah
sampel berupa beckerglass volume 500 ml yang sebelumnya sudah dicuci
dengan deterjen yang bebas fosfat, kemudian dibilas dengan air biasa dan
selanjutnya dibilas dengan Aquabidest.
Parameter COD, BOD dan Nutrien ( PO4, NO2, NO3, SO4 dll )
Wadah : Gunakan botol plastik atau gelas lengkap dengan tutupnya.
Kapasitas minimal botol adalah 1 liter untuk analisa BOD, 50 ml untuk
COD dan 250 ml untuk nutrien.
Tata kerja pembersihan : cuci botol dan tutupnya dengan deterjen bebas
fosfat ( tipol) dan bilas dengan air bersih. Setelah itu cuci dengan asam HCl
1:1 . kemudian bilas dengan air bebas analit ( aquabidest ) sebanyak 3 kali
dan biarkan mengering. Saat telah kering tutup botol dengan rapat.
Pengawetan : BOD awetkan pada suhu dingin 4º C , akan tahan selama 48
jam. sedangkan COD diawetkan dengan H2SO4 hingga pH < 2 lalu
didinginkan pada suhu 4ºC, akan tahan selama 28 hari.
Logam ( Total & Terlarut )
Wadah : Botol Polyethylene lengkap dengan tutupnya. Kapasitas minimum
untuk keperluan analisa adalah 200 ml.
Tatakerja pembersihan : cuci botol dengan tutupnya dengan deterjen bebas
fosfat dan bebas logam. Bilas dengan air bersih. Setelah itu cuci botol
dengan asam dengan memasukkan HCl 1:1 kedalam botol, putar tutup botol
hingga kencang dan kemudian kocok. Kemudian botol bilas dengan air
bersih dan uci kembali dengan asam, kali ini menggunakan asam HNO3 1:1.
Akhirnya bilas botol dengan air bebas analit ( aquabidest ) sebanyak 3 kali
dan biarkan mengering. Setelah kering, tutup botol dengan rapat.
Pengawetan logam dengan HNO3 hingga pH < 2
B. Pembuatan Daftar Peralatan Pengambilan sampel :
Karena lokasi pengambilan sampel air biasanya jauh dari laboratorium ,
maka pembuatan daftar peralatan akan sangat penting, dimana didalamnya
tercantum seluruh keperluan untuk sampling.
Peralatan – peralatan itu meliputi :
Alat pengambil sampel
Wadah sampel
Pengawet sampel
Label
Form Lapangan
Pena
Buku Catatan
Es
Kamera dan film.
1. METODE ANALISA
a. Teknik Adsorpsi dan Desorbsi
Teknik pengumpulan gas yang umum digunakan untuk menangkap gas
pencemar di udara adalah dengan teknik adsorpsi, desorbsi, pendinginan
dan pengumpulan pada kantong udara (bag sampler atau tube sampler).
b. Teknik Adsorpsi
Teknik adsorpsi adalah teknik pengumpulan gas berdasarkan kemampuan
gas pencemar terabsorpsi/bereaksi dengan larutan pereaksi spesifik
(larutan absorben). Pereaksi kimia yang digunakan harus spesifik artinya
hanya dapat bereaksi dengan gas pencemar tertentu yang akan di analisis.
Efisiensi pengumpulan nya sangat dipengaruhi oleh :
Karakteristik dari gas pencemar, yaitu kemampuan/kecepatan
absorpsi zat pencemar pada larutan spesifik
Waktu kontak antara gas pencemar dengan pereaksi spesifik
Luas permukaan bidang kontak/ukuran gelembung. Untuk menangkap kadar
gas-gas berbahaya secara konvensional, menggunakan sampling udara dengan
impinger (Gambar 4.2) yang langkah-Langkah kerjanya yaitu:
Menarik udara dengan pompa hisap ke dalam tabung impinger yang
berisi larutan penangkap.
Mengukur kontaminan yang tertangkap atau bereaksi dengan larutan
pe-nangkap baik dengan metoda konvensional maupun instrumental.
Menghitung kadar kontaminan dalam udara berdasarkan jumlah udara
yang dipompa dan hasil pengukuran.
I. Pertemuan 9 (Metode dan teknik sampling analisis lingkungan
makanan)
2. Kelayakan penyisih
Kriteria yang digunakan untuk memilih lokasi terbaik dari hasil kelayakan
regional dengan ketentuan berikut:
Luas lahan
1. Ketersediaan zone penyangga kebisingan dan bau
2. Permeabilitas tanah
3. Kedalaman muka air tanah
4. Intensitas hujan
5. Bahaya banjir
6. Jalur dan lama pengangkutan sampah
3. Kelayakan Rekomendasi
Kriteria yang digunakan oleh pengambil keputusan atau lembaga
yangberwenang untuk menyetujui dan menetapkan lokasi terpilih sesuai
dengan kebijakan lembaga berwenang setempat dan dengan ketentuan
yang berlaku. Adapun proses pemilihan lokasi TPA sampah perlu
mempertimbangkan tiga hal berikut, yaitu:
1. Pertimbangan operasional, secara operasional TPA sampah
memerlukan lahan yang cukup untuk menampung segala jenis
sampah dan zonasi ketersediaan lahan harus memperhatikan
rencana regional serta aspek aksesibilitas (keterjangkauan);
2. Pertimbangan ekologi, yang perlu diperhatikan adalah
keberlanjutan lokasi TPA setelah tidak digunakan lagi;
3. Pertimbangan topografi, geologi dan hidrologi, lebih
mengarah pada aspek persyaratan fisik lahan, misalnya:
berdasarkan relief atao topografi dapat dipilih lokasi-lokasi
yang bebas dari bahaya banjir ataupun erosi dan berdasarkan
aspek hidrologi, lokasi TPA harus berada diwilayah dengan
muka air tanah yang tidak dalam, sehingga lindi sampa tidak
mencemari air tanah.
Pengendaliankimiawi
Penggunaan repellents Banyak masyarakat terbiasa
menggunakan berbagai bahan sebagai repellents.Penggunaan
repellents ini efektif dan tidak berbahaya, mereka dianjurkan
untuk menggunakannya dalam situasi darurat, dan hal ini
sebenarnya sudah umum pada sebagian masyarakat untuk
memakai repellents yang terbukti manfaatnyanya.
Insektisida untuk penyemprotan (IRS, spray, fogging) untuk
vektor dewasa
Larvicides untuk pengendalian larva Data resistensi terhadap
insektisida akan berguna dalam membantu memastikan
insektisida yang akan dipilih.
Limbah Padat
Limbah padat dibagi 2 yaitu limbah padat organik dan limbah
padat anorganik yang biasanya akan menimbulkan bau dan limbah
B3 yang akan menimbulkan kerusakan terhadap lingkungan dan
membahayakan kehidupan manusia.
Polusi Udara
Polusi udara seperti kebisingan dan debu sangat mengganggu
dalam kelangsungan hidup manusia seperti gangguan pendengaran,
ketenangan, kenyamanan dan pernafasan.