Anda di halaman 1dari 12

EMILE DURKHEIM

(15 Apr 1858 15 Nov 1917)

Sosiologi Hukum
by. Tien Handayani Naf
I. SIAPAKAH EMILE DURKHEIM?
Lahir di Epinal, Perancis, pada tahun 1858.
Melanjutkan pemikiran Auguste Comte dalam hal:
i) Teori Positivisme menjelaskan gejala sosial dengan
pendekatan alamiah, dimana kerangka acuannya
adalah biologi dan analog gejala sosial dengan
organisme;
ii) Fungsi dalam struktur masyarakat terdapat
bermacam-macam fungsi.
) Pelopor Pendekatan Fungsionalistis Menjelaskan gejala
sosial berdasarkan kaitannya dengan keseluruhan
organisme sosial.
) Pemula Pendekatan Fenomenologis Melihat realitas
sebagai hasil komunikasi antara kenyataan sosial dan
kesadaran.
Tokoh Pemikir yang sangat bercorak
sosiologistis
Durkheim ingin membebaskan sosiologi dari filsafat
dan psikologi. Dengan tegas ia berusaha membedakan
dan memisahkan psikologis dari fenomena sosial,
dimana masyarakat sebagai suatu unit tidak bisa
dianggap sebagai perpanjangan saja dari individu.
Cth.: Studi tentang bunuh diri yang menunjukan
adanya korelasi antara tinggi/rendahnya angka
bunuh diri dengan renggang/rapatnya integrasi
sosial.

Menurut Durkheim, antara ilmu pengetahuan dan


moral tidak dipisahkan kebenaran semestinya
sekaligus bersifat moralitas dan ilmiah yang
mempertemukan adalah ILMU MORALITAS.
II. ILMU MORALITAS
Bersifat induktif, obyektif, rasional dan positivis.
Ketentuan moral dan hukum pada dasarnya
memantulkan keperluan sosial yang hanya bisa
dimasukan oleh masyarakat itu sendiri sesuatu yang
berdasarkan pandangan kolektif (dasarnya adalah
konsesus sosial yang berasal dari solidaritas sosial)
Bertumpu pada 3 sikap dasar:
1. Moralitas harus dilihat sebagai suatu fakta sosial;
2. Moralitas merupakan bagian yang fungsional dari
masyarakat. Berbuat moralitas artinya berbuat
menurut keinginan kolektif, jadi setiap masyarakat
mempunyai moralitas sendiri;
3. Memiliki proses historis yang bersifat evolusionistis,
berubah sesuai dengan struktur sosial.
ILMU MORALITAS (contd)
Durkheim tidak bisa membayangkan perbuatan
moral yang terlepas dari ikatan sosial - moralitas
baginya terikat erat dengan keteraturan
perbuatan dan otoritas. Suatu tindakan bisa
disebut moral, kalau tindakan itu tidak menyalahi
kebiasaan dan didukung oleh sistem kewenangan
otoritas sosial yang berlaku.
Tujuan tindakan moral yaitu demi kepentingan
kolektif dan demi keterikatan pada kelompok.
ILMU MORALITAS (contd)
Moralitas juga berkaitan dengan disiplin, sebab di
satu pihak disiplin menjaga keberlakuan dari
keteraturan tindakan, namun di pihak lain disiplin
juga mempertahankan sistem otoritas dari
kolektivitas.
Moralitas adalah pantulan dari masyarakat.
Masyarakat bukan saja merupakan suasana
(milieu) yang melahirkan moralitas, melainkan
juga tujuan dari tindakan moral itu. Oleh karena
itu dalam proses perubahan sosial diperlukan
adanya pendidikan moral.
III. TEORI SOLIDARITAS
Teori ini menunjuk pada suatu hubungan individu
dan/atau kelompok, yang didasarkan pada perasaan
moral dan kepercayaan yang dianut bersama, yang
diperkuat oleh pengalaman emosional bersama.

Bentuk/tipe solidaritas sosial:


a. Solidaritas Mekanis
b. Solidaritas Organis
a. Solidaritas Mekanis
Ada dalam masyarakat yang ditandai oleh adanya
kesadaran kolektif* yang sama (banyak terdapat di
masy. tradisional).
*Kesadaran kolektif adalah keseluruhan keyakinan dan
perasaan yang membentuk sistem tertentu, yang
mempunyai kehidupan sendiri dan dimiliki bersama
oleh anggota-anggota masyarakat tersebut.

Dasar solidaritas mekanis:


- persamaan;
- Individu tunduk pada kolektivitas;
- Kesadaran individu dikuasai oleh kesadaran kolektif.
Solidaritas Mekanis (contd)
Sifat struktur sosial:
Segmenter struktur sosial terdiri atas segmen-
segmen homogen dan mirip satu sama lain yang
sangat kurang menunjukan kepaduan satu sama
lain. Apabila satu segmen hilang, kehilangan itu
tidak berpengaruh terhadap struktur masyarakat.
Kaedah hukum:
Represif hukum bertujuan untuk mendatangkan
penderitaan pada orang yang melanggar, karena
hukum dianggap sebagai alat untuk memuaskan
kesadaran bersama.
b. Solidaritas Organis
Ada dalam masyarakat yang telah mengalami
pembagian kerja, dan berdasarkan atas
keanekaragaman fungsi-fungsi demi kepentingan
keseluruhan (banyak terdapat di masy. modern).
Dasar solidaritas organis:
- keanekaragaman;
- saling ketergantungan yang besar;
- kesadaran individual mulai menguasai
kesadaran kolektif;
- rasionalitas dan kontraktual.
Solidaritas Organis (contd)
Sifat struktur sosial:
Tidak dalam segmen-segmen, tetapi menurut
kegiatan-kegiatan yang mereka lakukan.
Kaedah hukum:
Restitutif hukum bertujuan untuk
mengembalikan ke keadaan semua, yakni
sebelum terjadi kegoncangan sebagai akibat
dilanggarnya suatu kaedah hukum.
Sifat hukum:
Akomodatif menjaga perbedaan-perbedaan itu
agar tidak menjadi desintegrasi.
SOLIDARITAS MEKANIS SOLIDARITAS ORGANIS

FILSAFAT SOSIAL 1. Kesadaran sosial di 1. Kebebasan dan


antara individu- kemerdekaan individu;
individu; 2. Pembagian kerja dalam
2. Kesadaran kemiripan di masyarakat;
antara individu- 3. Spesialisasi.
individu;
3. Kepaduan dari molekul
sosial.
NILAI Kesadaran dan hati nurani Milik pribadi
kolektif Kontrak
TUJUAN Mempertahankan Mempertahankan
kepaduan sosial kemerdekaan hubungan
antar individu
TINDAKAN Membaur (masyarakat Menyebar (masyarakat
MASYARAKAT bertindak langsung) bertindak melalui aktivitas
masing-masing individu)
HUKUM YANG DIPAKAI Represif (pidana) Restitutif (perdata)

PRESTASI EKONOMI Rendah Tinggi

Anda mungkin juga menyukai