Anda di halaman 1dari 16

PERJANJIAN KREDIT

Nomor : 114/VI.PKMK/A7-666/16/11/2008
Perjanjian Kredit Modal Kerja ini dibuat dan ditandatangani pada tanggal 16
bulan November tahun 2008 oleh dan antara:

1. Dollar S.E., M.M., sebagai Direktur Utama PT. BANK SEJAHTERA dengan
demikian berwenang dan sah bertindak dalam jabatannya tersebut
untuk dan atas nama PT. BANK SEJAHTERA, berkedudukan di Jalan
Keuangan No. 37, Kabanjahe, Kabupaten Karo, Sumatera Utara 22112
selanjutnya disebut Bank Sejahtera
Dalam hal ini sebagai PIHAK PERTAMA dan selanjutnya disebut
KREDITUR

2. Tigor, S.H., M.H., sebagai Direktur Utama PT. PUTRA SAMOSIR dengan
demikian berwenang dan sah bertindak dalam jabatannya tersebut
untuk dan atas nama PT. PUTRA SAMOSIR, berkedudukan di Jalan Kapas
Nomor 134, Kabupaten Karo, Sumatera Utara, didirikan berdasarkan
Akta Pendirian Nomor 20 Tertanggal 20 Februari 2000 yang dibuat di
hadapan Sulistiandriatmoko, S.H., M.Kn., Notaris di Kabupaten Karo,
Sumatera Utara, telah disetujui oleh Menteri Kehakiman berdasarkan
Keputusan Menteri Kehakiman tanggal 20 Maret 2000 No. AHU-
39219.AH.01.02, yang kemudian diumumkan dalam Berita Negara
Republik Indonesia tertanggal 30 Maret 2000, Nomor 7, Tambahan
Berita Negara Republik Indonesia Nomor 645.
Dalam hal ini sebagai PIHAK KEDUA dan selanjutnya disebut DEBITUR

PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA bersama-sama untuk selanjutnya disebut


sebagai Para Pihak.

Para Pihak bertindak dalam kedudukan masing-masing seperti tersebut


diatas, terlebih dahulu menerangkan hal-hal sebagai berikut:
1. Bahwa KREDITUR adalah Perseroan Terbatas yang bergerak di bidang
perbankan termasuk di dalamnya penyaluran kredit usaha modal kerja.
2. Bahwa DEBITUR adalah Perseroan Terbatas yang bergerak di bidang
pariwisata.
3. Bahwa KREDITUR dengan suratnya nomor tertanggal 9 September 2008
telah mengajukan permohonan fasilitas kredit kepada Bank

Sehubungan dengan hal tersebut di atas, dengan ini Para Pihak sepakat
bahwa KREDITUR memberikan fasilitas kredit modal kerja kepada DEBITUR
dan DEBITUR mengaku berutang kepada KREDITUR dan Para Pihak dengan
ini setuju dan saling mengikatkan diri untuk membuat dan menandatangani
Perjanjian Kredit Modal Kerja dengan ketentuan-ketentuan dan syarat-syarat
sebagai berikut (Perjanjian Kredit Modal Kerja ini beserta semua
lampirannya, sebagaimana sewaktu-waktu diubah, diperpanjang, ditambah
atau diperbaharui untuk selanjutnya disebut Perjanjian Kredit):
PASAL 1
PENGERTIAN/ISTILAH

1. Agunan kredit adalah meliputi benda bergerak, benda tidak bergerak,


benda tetap atau tidak tetap, berwujud atau tidak berwujud yang oleh
undang-undang dikategorikan sebagai jaminan dalam pengertian yang
luas dan secara teknis dapat diterima oleh KREDITUR
2. Denda adalah sejumlah uang yang wajib dibayar oleh DEBITUR karena
tidak memenuhi kewajiban yang telah jatuh waktu berdasarkan
Perjanjian Kredit yang besarnya dihitung berdasarkan prosentase
tertentu sesuai ketentuan dalam Perjanjian Kredit.
3. Dokumen agunan adalah semua dokumen yang membuktikan bahwa
Agunan telah diberikan dan diikat untuk kepentingan KREDITUR
sebagaimana dokumen tersebut diubah, ditambah atau diperbaharui dari
waktu ke waktu, baik masing-masing maupun beberapa di antaranya
maupun semuanya.
4. Fasilitas Kredit adalah penyediaan dana oleh KREDITUR sebagai bank
yang memberi kredit kepada DEBITUR berdasarkan kesepakatan pinjam-
meminjam sebagaimana dituangkan dalam Perjanjian Kredit yang
mewajibkan DEBITUR untuk melunasi Hutangnya setelah jangka waktu
tertentu dengan pembebanan bunga.
5. Fixed Rate adalah suku bunga yang besarnya tetap selama jangka waktu
tertentu.
6. Hari Kerja adalah hari di mana layanan operasional Bank dan perbankan
di Indonesia pada umumnya beroperasi dan melakukan kliring sesuai
ketentuan Bank Indonesia.
7. Hutang adalah seluruh kewajiban keuangan Debitur kepada Bank yang
timbul dari transaksi kredit antara Bank dengan Debitur, berupa pokok
dan/atau bunga yang telah jatuh tempo dan dapat ditagih, denda serta
biaya-biaya lainnya.
8. Kredit Modal Kerja adalah fasilitas kredit yang dipergunakan untuk
membiayai aktiva lancar dan atau menggantikan hutang dagang, serta
membiayai sementara kegiatan operasional rutin (sehari-hari)
perusahaan, uang muka, cadangan kas, atau komponen modal kerja
lainnya sesuai dengan karakter bisnisnya.
9. Penarikan Kredit adalah setiap pembayaran dan atau pemindahbukuan
dari Rekening Kredit yang dilakukan oleh Bank sesuai dengan ketentuan
dan syarat-syarat yang diatur dalam Perjanjian Kredit dan atau dokumen
lainnya yang disepakati bersama antara Bank dan Debitur.
10.Perjanjian Kredit berarti suatu perjanjian antara Bank dan Debitur yang
menetapkan ketentuan-ketentuan dan syarat-syarat khusus yang berlaku
atas suatu Kredit dan dalam istilah Perjanjian Kredit, harus diartikan pula,
termasuk setiap perubahan, penambahan dan atau pembaharuannya
berikut segala lampiran-lampirannya.
11.Plafond Kredit adalah maksimal kredit yang dapat disediakan oleh Bank
kepada Debitur sesuai dengan Perjanjian Kredit yang telah
ditandatangani.
12.Provisi adalah biaya dengan tarif tertentu yang dibebankan Bank kepada
Debitur berdasarkan Perjanjian Kredit.
13.Non Revolving adalah fasilitas yang diberikan Bank kepada Debitur
yang sifatnya tidak dapat ditarik kembali atas fasilitas kredit yang telah
dilunasi/diangsur tersebut.

PASAL 2
NOMINAL KREDIT

Dengan mengindahkan syarat-syarat dan ketentuan-ketentuan Perjanjian Kredit,


KREDITUR menyetujui untuk memberikan Fasilitas Kredit kepada DEBITUR yaitu
Fasilitas Kredit Modal Kerja, dengan jumlah kredit sebesar Rp 1.500.000.000,-

PASAL 3
TUJUAN KREDIT

Tujuan kredit adalah untuk modal DEBITUR.

PASAL 4
BENTUK KREDIT

Sifat dari Fasilitas Kredit ini adalah Non Revolving

PASAL 5
JANGKA WAKTU KREDIT

Jangka waktu kredit adalah 5 (lima) tahun yaitu terhitung sejak tanggal
penandatanganan Perjanjian Kredit yaitu tanggal 16 bulan November tahun
2008 dan akan berakhir/harus dibayar lunas pada tanggal 16 bulan
November tahun 2013.

PASAL 6
PENCAIRAN DAN PENARIKAN KREDIT

1. Pencairan dan penarikan kredit dilakukan dengan memperhatikan


ketentuan mengenai syarat-syarat penarikan kredit sebagaimana
dimaksud dalam pasal 13 Perjanjian Kredit ini.
2. Penarikan Kredit dilakukan oleh DEBITUR dengan uang tunai dari
KREDITUR
3. Dengan ditandatanganinya Perjanjian Kredit ini DEBITUR mengakui telah
menerima seluruh jumlah fasilitas kredit tersebut dari Bank.
4. DEBITUR akan melaksanakan penarikan kredit sesuai dengan fasilitas
kredit yang diberikan KREDITUR pada hari ditandatanganinya Perjanjian
Kredit ini yaitu tanggal 16 November 2008
5. KREDITUR berhak untuk sewaktu-waktu menolak pencairan fasilitas
kredit yang diberikan kepada Debitur, apabila :
a. Tidak memenuhi ketentuan ayat 1 Pasal ini ; dan/atau
b. Terjadinya perubahan setiap undang-undang atau perubahan dalam
penerapan dari undang-undang dan/atau ketentuan Bank Indonesia
dan/atau ketentuan dari Badan/Lembaga Otoritas Moneter dan/atau
Badan/Lembaga Pemerintah lainnya dan/atau informasi tertulis
lainnya mengenai kejadian luar biasa yang mengakibatkan demikian.

PASAL 7
PEMBAYARAN KREDIT

1. DEBITUR wajib membayar angsuran pokok dan/atau bunga sesuai


dengan jadwal pembayaran sebagai berikut :
a. Pembayaran angsuran pokok dilakukan dilakukan dengan jadwal
angsuran selambat-lambatnya setiap tanggal 23 (dua puluh tiga)
setiap bulannya
b. Pembayaran bunga dilakukan setiap tanggal 23 (dua puluh tiga)
setiap bulannya.
c. Apabila tanggal angsuran jatuh bukan pada Hari Kerja, maka tanggal
angsuran jatuh pada Hari Kerja sebelum tanggal angsuran tersebut.
d. Apabila jangka waktu pelunasan seluruh jumlah kredit jatuh bukan
pada Hari Kerja, maka tanggal angsuran jatuh pada Hari Kerja
sebelum tanggal berakhirnya jangka waktu Perjanjian Kredit.

2. DEBITUR dengan ini memberikan wewenang dan kuasa kepada KREDITUR


untuk mendebet rekening DEBITUR untuk keperluan pembayaran
kewajiban DEBITUR kepada KREDITUR berdasarkan Perjanjian Kredit ini
termasuk pokok dan bunga.
3. Kewajiban pembayaran wajib dipenuhi DEBITUR tanpa memperhitungkan
(kompensasi) kewajiban KREDITUR terhadap DEBITUR dan dengan ini
DEBITUR melepaskan hak-hak sebagaimana dimaksud Pasal 1425
sampai 1429 KUHPerdata.
4. KREDITUR berhak mengadakan perubahan jadwal angsuran tanpa perlu
persetujuan tertulis terlebih dahulu dari DEBITUR

PASAL 9
SUKU BUNGA KREDIT

1. Suku bunga
DEBITUR wajib membayar kepada KREDITUR bunga sebesar 15% p.a
(per annum) secara fixed rate.
2. Dasar perhitungan Bunga dalam Perjanjian Kredit ini dihitung secara
harian dengan ketentuan bahwa 1 (satu) tahun dihitung 360 (tiga ratus
enam puluh) hari sebagai faktor pembagi tetap.

PASAL 10
DENDA KETERLAMBATAN

1. Besarnya denda keterlambatan apabila DEBITUR tidak membayar


angsuran pada waktunya adalah :
- 3% per tahun atau 0.25% per bulan terhadap tunggakan pokok; dan
- 3% per tahun atau 0.25% per bulan terhadap tunggakan bunga.
2. Perhitungan denda keterlambatan dihitung proporsional berdasarkan
jumlah kewajiban yang lalai dibayar sejak tanggal jadwal membayar
angsuran selama 3 (tiga) hari kalender sampai dengan tanggal
dilunasinya kewajiban pembayaran tersebut oleh DEBITUR
3. Selama DEBITUR mempunyai keterlambatan pembayaran pokok
dan/atau bunga maka setiap setoran dari Debitur kepada Bank akan
diperhitungkan oleh Bank dengan urutan prioritas pembayaran pokok
lalu bunga kemudian denda.
4. Bank berdasarkan pertimbangannya sewaktu-waktu dapat merubah
besarnya denda keterlambatan dengan pemberitahuan kepada Debitur.

PASAL 11
AGUNAN

1. Segala harta kekayaan Debitur, baik yang bergerak maupun tidak


bergerak, baik yang sudah ada maupun yang akan ada di kemudian hari
menjadi jaminan bagi pelunasan jumlah kredit yang timbul karena
Perjanjian Kredit ini.
2. Guna lebih menjamin pembayaran kembali fasilitas kredit, Debitur
menyerahkan kepada Bank Agunan untuk menjamin pelunasan fasilitas
kredit berupa Sertifikat Hak Milik nomor : 1922, Gambar Situasi Nomor
4513/1991, atas tanah seluas 420 M2 atas nama pemegang hak
PARDAMAIAN, yang terletak di Kabupaten Karo, Propinsi Sumatera Utara
atau lebih dikenal sebagai Jalan Keindahan Nomor 69
3. Bank berhak menyimpan bukti-bukti kepemilikan, izin-izin atau
dokumen-dokumen yang berkaitan dengan Agunan serta akta-akta
berkenaan dengan pengikatan barang Agunan sampai kredit dinyatakan
lunas oleh Bank.
4. Setelah kredit dinyatakan lunas oleh Bank atau berdasarkan
pertimbangan Bank, barang-barang pada ayat (2) Pasal ini sudah tidak
diperlukan lagi sebagai Agunan, Bank akan mengembalikan dokumen-
Dokumen Agunan tersebut kepada Debitur dengan persetujuan pemilik
agunan, atau pemilik agunan dengan sepengetahuan Debitur, atau
penerima kuasa yang dilengkapi dengan surat kuasa atau ahli warisnya.

PASAL 12
ASURANSI BARANG-BARANG AGUNAN

1. Selama fasilitas kredit belum lunas, Agunan wajib diasuransikan oleh


Debitur kepada perusahaan asuransi yang disetujui oleh Bank terhadap
risiko kerugian/kehilangan/kerusakan atau lainnya sesuai dengan sifat
Agunan.
2. Premi asuransi atas Agunan sebagaimana tersebut pada ayat 1 Pasal ini
harus dibayar lunas oleh Debitur.
3. Apabila terdapat asuransi yang karena sifat penutupannya dilaksanakan
per periode, maka Debitur wajib membayar perpanjangan premi setiap
sebelum berakhirnya periode tertentu sehingga jaminan selama jangka
waktu kredit terus menerus dilindungi asuransi.
4. Di dalam perjanjian asuransi (polis) harus dicantumkan klausul
sedemikian rupa sehingga jika ada pembayaran ganti rugi dari pihak
maskapai asuransi maka Bank berhak untuk menerima dan
memperhitungkan hasil pembayaran klaim tersebut dengan seluruh
kewajiban Debitur kepada Bank (Banker's Clause).
5. Debitur wajib mempertahankan keberlakuan dan keabsahan asuransi
terhadap Agunan sejak penarikan fasilitas kredit dan selama kredit
belum lunas.

PASAL 13
SYARAT-SYARAT PENARIKAN

Syarat penarikan kredit untuk pertama kalinya bagi Debitur diantaranya : *)


1. Telah melengkapi syarat dan menandatangani Perjanjian Kredit.
2. Telah melengkapi dan menyerahkan formulir-formulir yang
dipersyaratkan untuk penarikan.
3. Telah menyerahkan polis/dokumen bukti penutupan asuransi atas
jaminan yang memuat Bankers Clause atau minimal cover note dari
perusahaan asuransi.
4. Telah menandatangani dan menyerahkan perjanjian pengikatan jaminan
secara notariil serta bukti proses pendaftarannya.
5. Menyerahkan kontrak/Standing Instruction yang menunjukan bahwa
penerimaan pembayaran akan dilaksanakan melalui rekening Debitur di
Bank
PASAL 14
HAL-HAL YANG HARUS DILAKSANAKAN DEBITUR

1. Mempergunakan fasilitas kredit ini sesuai dengan tujuan/keperluannya


sebagaimana dimaksud pada Pasal 2 Perjanjian Kredit ini.
2. Segera memberitahukan kepada Bank paling lambat 7 (tujuh) hari kerja
tentang :

a. Adanya perkara atau tuntutan atau somasi, baik Perdata maupun Pidana
yang terjadi antara Debitur/pengurusnya dengan pihak lain yang
menyangkut aktivitas maupun harta kekayaan Debitur.
b. Adanya kerusakan, kerugian, atau kemusnahan atas harta kekayaan
Debitur serta barang-barang jaminanPegawai Aktif Pensiunan
Item
c. Adanya pengurus perusahaan Debitur yang melanggar Anggaran
Dasar perusahaan Debitur. -Pada usia 60 tahun
d. Setiap informasi -
1. Usia yang penting Minimal 23 tahun
dan dapat mempengaruhi kemampuan
kredit harus lunas
Debitur dalam membayar kewajiban kepada Bank atau dalam
menjalankan usahanya.
2. Status
3. Menyampaikan kepada Bank-Pegawai Negeri,- RugiPensiunan
Neraca dan Perhitungan Laba (Home
Pegawai
Pegawai BUMN Negeri, Purnawirawan
Pegawai
Statement) periodik secara triwulanan berikut/ penjelasannya
BUMD, yang
TNI / telah
POLRI
anggota TNI / POLRI,
disahkan oleh pengurus perusahaan Debitur dengan secepat mungkin
akan tetapi tidak lebih lambatPegawai
dari 1 (satu) bulanMulti
setelah bulan laporan.
4. Memperoleh, memiliki atau memenuhi Company
National WNI syarat-syarat yang
ijin-ijin dan
diperlukan serta mempertahankan keberlakuan ijin-ijin tersebut, baik
yang sekarang ada maupun
3. Penghasila - yang timbul dikemudian hari
Mempunyai - Mempunyai
sesuai dengan
ketentuan yang n berlaku. penghasilan tetap penghasilan tetap
5. Menjaga/memelihara dengan(regularbaik kualitas
income) dandan (regular income)
nilai barang-barang dan
jaminan kredit sesuai dengan mampu
perjanjian pengikatan jaminan.
mengangsur mampu mengangsur
6. Aktivitas keuangan Debitur dilaksanakan melalui Bank.
7. Mempertahankan rasio-rasio keuangan perusahaan
4. Masa kerja - Sebagai pegawai
tetap minimal 3 -
tahun
- Khusus untuk
pegawai BANK JABAR
masa kerja minimal 2
tahun
8. Membayar semua jenis kewajiban pajak-pajak sesuai dengan ketentuan
yang berlaku termasuk pajak bumi dan bangunan (PBB), pajak atas harta
kekayaan Debitur, dan pajak lainnya.
9. Atas permintaan Bank, melakukan tindakan-tindakan yang dianggap
perlu oleh Bank dalam hubungannya dengan Perjanjian Kredit atau
jaminan.

PASAL 15
PEMBATASAN TERHADAP TINDAKAN DEBITUR

Tanpa persetujuan tertulis terlebih dahulu dari Bank, Debitur tidak


diperkenankan untuk:
1. Mengadakan merger, konsolidasi, atau akuisisi.
2. Menyewakan obyek yang merupakan jaminan Perjanjian Kredit.
3. Memperoleh fasilitas kredit/pinjaman/pembiayaan dari pihak lain
4. Mengubah Anggaran Dasar perusahaan yang meliputi : nama perseroan
dan/atau tempat kedudukan perseroan, maksud dan tujuan serta
kegiatan usaha perseroan, jangka waktu berdirinya perseroan, besarnya
modal dasar, pengurangan modal, modal ditempatkan dan disetor, dan
atau status perseroan yang tertutup menjadi perseroan terbuka atau
sebaliknya.
5. memindahtangankan/menjaminkan resipis atau Saham perusahaan baik
antar pemegang saham maupun kepada pihak lain.
6. Membayar hutang perusahaan dan/atau bunga atas pinjaman pemegang
saham.
7. Mengikatkan diri sebagai Penjamin (borg),
8. Menjaminkan harta kekayaan dalam bentuk dan maksud apapun kepada
pihak lain.
9. Mengubah susunan Direksi dan Komisaris perusahaan.
10. Menjual/memindahtangankan atau dengan cara apapun melepaskan
sebagian atau seluruh harta perusahaan selain dalam rangka aktivitas
usahanya.
11. Membagi laba usaha dan membayar deviden kepada pemegang
sahamnya.
PASAL 16
PERNYATAAN DAN JAMINAN DEBITUR

Debitur dengan ini menyatakan dan menjamin Bank, bahwa :


1. Perjanjian Kredit ini tidak melanggar ketentuan peraturan perundang-
undangan/perijinan atau perjanjian manapun yang berlaku bagi Debitur.
2. Perjanjian lainnya yang akan dibuat di kemudian hari sehubungan
dengan Perjanjian Kredit adalah sah menurut hukum dan Debitur akan
menaati perjanjian dimaksud.
3. Bahwa Debitur adalah badan usaha yang secara sah didirikan dan
berkedudukan menurut hukum Indonesia.
4. Debitur memiliki kecakapan untuk membuat dan menandatangani
Perjanjian Kredit ini dan tidak ada larangan baik dari peraturan
perundang-undangan maupun dari perjanjian lain termasuk telah
memenuhi telah memenuhi syarat-syarat dan ketentuan-ketentuan
anggaran dasar dalam hal Debitur merupakan suatu badan usaha.
5. Orang-orang yang menandatangani Perjanjian Kredit ini adalah orang-
orang yang berwenang bertindak untuk dan atas nama Debitur.
6. Bahwa Anggaran Dasar perusahaan dan perubahan-perubahannya
sebagaimana termaktub di dalam komparisi Debitur yang disebutkan
pada awal Perjanjian Kredit merupakan Anggaran Dasar yang terakhir.
7. Bahwa susunan para anggota Direksi dan Dewan Komisaris perusahaan
Debitur pada saat ditandatanganinya Perjanjian Kredit ini adalah sebagai
berikut:
Direktur Utama : Tigor, S.H., M.M.
Direktur : Annie Putri Wibowo SE, M.Si
Komisaris Utama : Ari Prakarsa SE, MM.
Dan selain dari yang disebutkan diatas ini, tidak ada lagi orang atau
pihak lain yang menjabat sebagai Direksi dan Komisaris Debitur.
8. Pada saat Perjanjian Kredit ini ditandatangani, para pemegang saham
Debitur adalah sebagai berikut :
a. Andriansyah, selaku pemegang 10 (sepuluh) % saham;
b. Sulistyawati selaku pemegang 15 (lima belas) % saham;
Dan selain daripada yang disebutkan diatas, tidak ada lagi orang atau
pihak lain yang menjadi pemegang saham Debitur.
9. Bahwa Perjanjian Kredit dan perjanjian lainnya yang akan dibuat di
kemudian hari sehubungan dengan fasilitas kredit ini adalah sah
menurut hukum dan mengikat serta ditaati/tidak akan wanprestasi.
10. Debitur dan agunan yang diberikan pada waktu ini tidak tersangkut
dalam perkara/sengketa apapun juga yang dapat mengancam harta
kekayaan/kelangsungan usaha Debitur.
11. Kewajiban pembayaran kepada Bank berdasarkan Perjanjian Kredit ini
mempunyai kedudukan yang diutamakan atau sekurang-kurangnya
paripasu dengan kewajiban-kewajiban Debitur lainnya, baik yang
sekarang ada maupun yang akan timbul di kemudian hari.
12. Debitur telah memperoleh semua persetujuan/ijin yang diperlukan
untuk melaksanakan usahanya.
13. Perjanjian Kredit ini tidak melanggar ketentuan peraturan perundang-
undangan/perijinan atau perjanjian manapun yang berlaku bagi Debitur.
14. Apabila terdapat perbedaan perhitungan pokok atau bunga yang
tertunggak antara pencatatan Bank dengan Debitur maka catatan Bank
yang dipergunakan.
15. Seluruh agunan serta pengikatannya yang telah diserahkan oleh
Penerima Kredit kepada Bank untuk menjamin fasilitas kredit di atas
tetap dipertahankan dan dinyatakan berlaku untuk menjamin pelunasan
fasilitas kredit berdasarkan Perjanjian Kredit ini.
16. Sumber pengembalian kredit ini adalah dari hasil dari usaha yang
dibiayai dengan Perjanjian Kredit dan/atau sumber pendapatan lainnya
dari Debitur yang disetujui Bank.
17. Debitur mematuhi dan melaksanakan peraturan-peraturan atau
ketentuan-ketentuan yang berkaitan dengan dampak lingkungan.
18. Debitur wajib menjalankan usahanya dengan sebaik-baiknya secara
berkesinambungan.
19. Debitur menyetujui dan/atau mematuhi segala ketentuan dan
peraturan serta kebijakan yang telah ada maupun yang akan ditetapkan
serta perubahannya di kemudian hari oleh Bank sehubungan dengan
pemberian kredit ini termasuk dalam rangka menyesuaikan dengan
kondisi pasar.
20. Tidak ada perubahan material yang merugikan/berpotensi merugikan
kondisi keuangan, kekayaan, atau kegiatan usaha dari Debitur sampai
dengan tanggal Perjanjian Kredit ini.
21. Setiap dan semua laporan keuangan (termasuk Neraca dan
Perhitungan Laba Rugi) atau informasi keuangan Debitur yang
diserahkan kepada Bank, mencerminkan dan selalu mencerminkan
keadaan yang wajar mengenai keadaan keuangan Debitur.
22. Debitur tidak mempunyai tunggakan pajak dalam jumlah material dan
tidak menerima klaim perpajakan yang tidak atau belum diinformasikan
kepada Bank.
23. Debitur wajib menjaga barang agunan dengan baik secara kualitas
maupun nilainya dan mengasuransikannya selama kredit belum
dinyatakan lunas.
24. Semua dokumen, data dan keterangan yang disampaikan secara
tertulis kepada Bank sehubungan dengan penyediaan kredit adalah
lengkap, tepat, benar dan sesuai dengan keadaan yang sebenarnya dan
dapat dipertanggungjawabkan.
25. Debitur menjamin tidak akan mengambil keuntungan apabila terdapat
kesalahan dalam Perjanjian Kredit ini dan akan menjalankan Perjanjian
Kredit ini dengan itikad baik.
26. Debitur dengan ini berjanji, sanggup, dan mengikat diri kepada Bank
untuk saat ini atau nanti secara periodik atau sewaktu waktu apabila
diperlukan oleh Bank memberikan keterangan-keterangan, data,
informasi dan menyampaikan dokumen-dokumen yang setiap
saat/sewaktu-waktu diperlukan/ diminta Bank atau pihak yang
ditunjuk/diberi kuasa oleh Bank dalam rangka pemeriksaan baik
keuangan maupun aktivitas Debitur.
27. Debitur tidak pernah dan/atau tidak akan pernah memberikan dan/atau
janji memberikan baik secara langsung maupun tidak langsung, baik
tersurat maupun tersirat kepada Bank (Komisaris, Direksi, Pegawai), atau
pihak yang terkait dengan Bank antara lain tetapi tidak terbatas
pemberian dalam bentuk uang, barang bergerak (berupa benda
berwujud dan tidak berwujud) tidak bergerak, hak-hak fasilitas dan/atau
segala sesuatu yang dapat ditafsirkan sebagai imbalan dalam arti seluas-
luasnya yang menguntungkan dan/atau dapat menyebabkan keuntungan
pribadi dan/atau kelompoknya yang diduga dan/atau diduga secara
langsung dan tidak langsung berkaitan dengan fasilitas kredit yang
diberikan oleh Bank kepada Debitur.
28. Debitur tidak sedang tercatat sebagai Debitur yang memiliki kredit
bermasalah di lembaga perbankan maupun lembaga keuangan lainnya
pada saat Perjanjian Kredit ditandatangani.
29. Debitur menyatakan bahwa pernyataan/jaminan tersebut adalah sesuai
dengan keadaan yang sesungguhnya dan apabila di kemudian hari
terbukti pernyataan/ jaminan tersebut tidak sesuai dengan yang
sesungguhnya maka atas segala kerugian Debitur semata-mata
merupakan kelalaian Debitur dan bukan merupakan tanggung jawab
Bank.

PASAL 17
KEJADIAN KELALAIAN
1. Menyimpang dari ketentuan jangka waktu yang telah ditentukan di
dalam Perjanjian Kredit ini, apabila terjadinya salah satu atau lebih dari
keadaan tersebut di bawah ini, Bank berhak menolak penarikan kredit
lebih lanjut oleh Debitur dan dapat mengakhiri jangka waktu kredit dan
Debitur diwajibkan membayar lunas seketika dan sekaligus atas
kewajiban yang terutang berdasarkan Perjanjian Kredit ini sebagaimana
ditetapkan dalam surat Bank kepada Debitur, apabila :
a. Debitur lalai melaksanakan pembayaran angsuran yang jatuh tempo.
b. Debitur melanggar kewajiban atau tidak memenuhi ketentuan dalam
Perjanjian Kredit atau terdapat pernyataan Debitur yang tidak benar.
c. Debitur lalai terhadap perjanjian lainnya dengan pihak ketiga dan
mengakibatkan Debitur menjadi wanprestasi berdasarkan perjanjian
lainnya tersebut.
d. Debitur melakukan perbuatan dan/atau terjadinya peristiwa dalam
bentuk/nama apapun yang semata mata atas pertimbangan Bank
dapat mengancam kelangsungan usaha Debitur secara material atau
menyebabkan kondisi keuangan/ kekayaan Debitur menjadi menurun
sehingga kewajiban Debitur kepada Bank menjadi tidak terjamin
sebagaimana mestinya.
e. Dimasukkannya suatu permohonan kepailitan dan/atau Penundaan
Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU) terhadap Debitur atau sebab
lain yang mengakibatkan Debitur kehilangan hak untuk
mengurus/menguasai harta bendanya.
f. Perusahaan Debitur dibubarkan atau dinyatakan pailit atau karena
sebab lain yang mengakibatkan Debitur kehilangan haknya untuk
mengurus perusahaannya atau menguasai harta kekayaannya.
g. Debitur menyatakan secara tertulis dan secara umum tidak dapat
membayar hutangnya pada tanggal jatuh tempo atau mengajukan
suatu permohonan atau melakukan suatu tindakan dalam rangka
kepailitan dan/atau insolvensi.
h. Adanya keputusan Pengadilan yang mengakibatkan Debitur wajib
membayar ganti rugi dan/atau pembayaran lainnya dan Bank
menganggap pembayaran tersebut menganggu secara signifikan
kemampuan Debitur dalam melaksanakan kewajibannya kepada
Bank.
i. Apabila Debitur mengalihkan usahanya kepada pihak lain dengan
cara apapun juga.
j. Apabila Debitur berkewajiban untuk melakukan suatu kewajiban
berdasarkan Perjanjian Kredit dalam suatu waktu yang ditetapkan dan
lalai melaksanakannya, maka dengan lewatnya waktu saja sudah
merupakan bukti yang sah sehingga pemberitahuan, keterangan atau
bukti dalam bentuk khusus apapun juga tidak diperlukan lagi.
k. Jika Debitur (perorangan) meninggal dunia atau jatuh sakit
sedemikian rupa sehingga tidak dapat bekerja seperti biasanya atau
jika Debitur menangguhkan untuk sementara usahanya, jika ada,
sehingga menurut pendapat Bank dapat mengurangi kemampuan
Debitur untuk memenuhi kewajibannya sesuai Perjanjian Kredit, atau
Debitur ditaruh di bawah pengampuan (curatele) atau kehilangan
haknya untuk mengurus harta kekayaannya, atau Debitur dinyatakan
pailit oleh pengadilan yang berwenang atau diberlakukan ketentuan
serupa di luar Indonesia; atau
l. Apabila harta kekayaan Debitur dan/atau Penjamin dan atau Pemilik
Barang Agunan, baik sebagian atau seluruhnya disita oleh instansi
yang berwenang;
m. Apabila salah satu atau lebih Agunan disita oleh instansi yang
berwenang, baik sebagian maupun seluruhnya;
n. Apabila Debitur (perorangan) melakukan/terlibat dalam tindak pidana
yang berpotensi mencemarkan nama baik atau menurunkan reputasi
Debitur.
2. Dalam hal terjadi Kejadian Kelalaian sebagaimana dimaksud ayat 1 Pasal
ini, maka Bank berhak dan dengan ini Debitur mengijinkan Bank
melakukan dan dapat menetapkan hal-hal sebagai berikut :
a. Melakukan pengawasan dan pengamanan sebagaimana dimaksud
Pasal 19 Perjanjian Kredit ini.
b. Menyatakan Debitur lalai dengan mengirimkan surat pemberitahuan
yang menyatakan bahwa Debitur dinyatakan lalai (Surat Pernyataan
Kelalaian).
c. Pengiriman Surat Pernyataan Kelalaian bukan merupakan syarat
timbulnya hak Bank terhadap kejadian kelalaian namun hak Bank
mulai berlaku pada saat terjadinya kelalaian.
3. Apabila utang harus dibayar seketika, maka semua biaya atau
pengeluaran yang dikeluarkan oleh Bank dalam rangka penyelesaian
utang Debitur harus ditanggung oleh Debitur.

PASAL 18
PERUBAHAN KEADAAN ATAU KEBIJAKAN

1. Apabila terjadi suatu perubahan kebijakan atau terjadi sesuatu dalam


keadaan/kondisi ekonomi dan/atau moneter sehingga menurut
pertimbangan Bank Perjanjian Kredit menjadi sulit dilaksanakan dan/atau
menambah biaya bagi Bank atau diproyeksikan akan menyulitkan kinerja
keuangan Debitur dalam pembayaran kredit kepada Bank, maka Bank
berhak untuk :
a. Membebankan kepada Debitur seluruh biaya yang meningkat
tersebut, dalam hal tercapai kesepakatan Bank tetap menyediakan
fasilitas kredit.
b. Apabila Debitur berkeberatan atau menolak butir (a) ayat ini, maka
Bank dan Debitur akan sepakat mengakhiri Perjanjian Kredit ini
sebelum tanggal jatuh tempo dan Debitur akan seketika membayar
lunas seluruh kewajiban pada saat tersebut.
2. Dengan tidak mengurangi ketentuan-ketentuan dalam Perjanjian Kredit,
apabila terjadi perubahan dalam hukum atau peraturan yang berlaku di
negara Republik Indonesia yang mengakibatkan Bank atau Debitur tidak
dapat melanjutkan Perjanjian Kredit/mempengaruhi usahanya atau untuk
mempertahankan atau memberlakukan kewajiban-kewajibannya
berdasarkan Perjanjian Kredit, maka apabila tidak dimungkinkan untuk
melanjutkan Perjanjian Kredit, maka semua hutang segera menjadi jatuh
tempo dan Debitur segera harus membayar kembali seluruh jumlah yang
terhutang.
3. Dalam hal perubahan keadaan sebagaimana dimaksud ayat 1 Pasal ini
atau dalam hal perlunya penyesuaian terhadap kebijakan baik dari
pemerintah, pengawas Bank, maupun kebijakan internal manajemen
Bank, dan dalam hal ini harus dilaksanakan perubahan ketentuan
terhadap salah satu/beberapa klausul Perjanjian Kredit ini maka Debitur
dengan ini menyetujui dan memberikan kuasa kepada Bank untuk
mengadakan penyesuaian atas ketentuan Perjanjian Kredit ini yang perlu
dirubah/disesuaikan.

PASAL 19
KEWENANGAN BANK DALAM RANGKA PENGAWASAN,
PENGAMANAN, DAN PENYELESAIAN KREDIT

Bank dalam rangka melakukan pengawasan, pengamanan, dan


penyelesaian kredit, berwenang melakukan hal-hal sebagai berikut :
1. Meminta keterangan tentang kondisi usaha Debitur, baik secara
langsung maupun melalui pihak lain;
2. Memeriksa pembukuan/pencatatan usaha Debitur;
3. Memeriksa objek-objek usaha Debitur;
4. Menempatkan petugas Bank pada perusahaan Debitur;
5. Menugaskan konsultan atau pihak lain untuk melakukan pengawasan,
memberikan nasehat dan /atau membantu pengelolaan usaha Debitur;
6. Sewaktu-waktu Bank dapat mengambil alih usaha Debitur dan/atau
tindakan-tindakan lain termasuk eksekusi, bilamana menurut
pertimbangan Bank, Debitur sudah diragukan kemampuannya untuk
menyelesaikan fasilitas kredit.
7. Apabila Bank menganggap perlu maka Bank berhak untuk menempatkan
staf Bank atau pihak ketiga yang ditunjuk oleh Bank untuk duduk dalam
kepengurusan perusahaan khususnya di bidang keuangan atau
menjalankan/mengambil alih usaha Debitur;
8. Apabila Debitur tidak memenuhi atau lalai melaksanakan kewajiban yang
diatur dalam Perjanjian Kredit dan/atau ketentuan-ketentuan lain yang
berkaitan dengan Perjanjian Kredit serta apabila Debitur telah dipanggil
secara patut oleh Bank namun Debitur tidak memenuhi panggilan
tersebut, maka dalam rangka penyelesaian kewajiban Debitur yang
timbul akibat dari Perjanjian Kredit Bank berwenang :
a. Melakukan pengumuman dengan memasukan Debitur dalam nama-
nama Debitur/penanggung bermasalah melalui media yang
ditentukan oleh Bank dan/atau;
b. Melakukan tindakan-tindakan lainnya yang diperlukan termasuk
namun tidak terbatas pada memasang papan pengumuman yang
menyatakan bahwa Agunan dalam penguasaan/pengawasan Bank.

PASAL 20
KUASA BANK

1. Bank berhak dan dengan ini diberi kuasa oleh Debitur, untuk
sewaktu-waktu tanpa memerlukan persetujuan terlebih dahulu dari
Debitur untuk mendebet Rekening Tabungan/Giro, Rekening Pinjaman
Debitur, dan/atau rekening-rekening lainnya milik Debitur yang ada pada
Bank untuk pembayaran hutang pokok, bunga kredit, denda tunggakan,
premi asuransi, biaya-biaya pengikatan barang jaminan, dan biaya lain
yang timbul karena dan untuk pelaksanaan Perjanjian Kredit, pengikatan
agunan, dan lain-lain yang terkait dengan Perjanjian Kredit ini.
2. Debitur dengan ini memberi kuasa kepada Bank, kuasa mana tidak
dapat dicabut atau ditarik kembali dan tidak akan berakhir karena sebab
apapun juga, baik sewaktu-waktu atau apabila Bank menganggap perlu,
untuk atas nama Debitur melaksanakan hal-hal/tindakan-tindakan,
membuat/menyerahkan dokumen-dokumen yang diperlukan guna
menjamin penyelesaian Hutang Debitur dengan terjadinya salah satu
atau lebih dari keadaan tersebut dibawah ini yaitu :
a. Tidak memenuhi kewajiban-kewajiban dalam Perjanjian Kredit
termasuk jumlah yang telah jatuh tempo, baik atas pokok pinjaman,
bunga maupun kewajiban-kewajiban lainnya menurut Perjanjian
Kredit ini maupun perjanjian lainnya.
b. Apabila Debitur melaksanakan hal-hal yang dapat merugikan dirinya
sendiri, usahanya, reputasinya dan mempengaruhi terhadap
kemampuan membayar kewajibannya kepada Bank.
c. Tidak melaksanakan hal-hal yang wajib dilaksanakan oleh Debitur
sebagaimana ditentukan dalam Pasal 14 Perjanjian Kredit ini atau
ternyata telah melakukan salah satu dari hal-hal yang tercantum
dalam Pasal 15 Perjanjian Kredit atau Debitur lalai.
d. Tidak adanya atau tidak diperolehnya persetujuan/ijin yang
diperlukan dalam rangka melaksanakan Perjanjian Kredit.
e. Terjadinya eksekusi atas barang-barang milik Debitur termasuk
Agunan sehubungan dengan kelalaian Debitur memenuhi
kewajiban-kewajiban kepada pihak ketiga lainnya yang menurut
pertimbangan Bank hal tersebut dapat mempengaruhi kemampuan
pemenuhan kewajiban Debitur kepada Bank berdasarkan Perjanjian
Kredit ini.
f. Debitur memberikan data dan atau keterangan yang tidak benar,
timbul perpecahan dalam kepengurusan karena alasan apapun,
timbul sengketa mengenai kepemilikan perusahaan, Debitur karena
alasan apapun tidak berhak lagi mengurus dan menguasai harta
kekayaan perusahaan, usaha dan kekayaan Debitur mengalami
kemunduran atau berkurang sedemikian rupa atau karena hal-hal lain
yang semata-mata menurut pertimbangan Bank menyebabkan
kemampuan Debitur disangsikan.
g. Fasilitas kredit yang diberikan Bank berdasarkan Perjanjian Kredit
digunakan untuk tujuan lain dari yang telah diperjanjikan dalam
Perjanjian Kredit.
h. Terdapat hal-hal lain yang berakibat buruk atau akan berakibat
buruk/mempengaruhi kinerja keuangan Debitur dalam membayar
kewajibannya kepada Bank.
3. Apabila setelah berakhirnya jangka waktu Perjanjian Kredit ini karena
sebab apapun juga ternyata menurut pertimbangan Bank, Debitur tidak
dapat menyelesaikan kewajibannya berdasarkan Perjanjian Kredit, Bank
berhak dan dengan ini diberi kuasa oleh Debitur untuk mengambil
tindakan-tindakan dalam rangka pelunasan Hutang termasuk premi
asuransi, biaya-biaya pengikatan barang Agunan, dan biaya lain yang
timbul karena dan untuk pelaksanaan Perjanjian Kredit atau diharuskan
oleh ketentuan Bank Indonesia atau ketentuan pemerintah yang berlaku.
4. Bank diberi hak dan kuasa oleh Debitur untuk:
a. Meminta langsung pada Akuntan Publik yang mempersiapkan laporan
keuangan audited untuk memperoleh copy management letter dari
tahun audit yang bersangkutan (jika ada);
b. Mendiskusikan permasalahan perusahaan Debitur baik secara
terpisah atau bersama-sama dengan Akuntan Publik yang ditunjuk
oleh Debitur atau Bank;
5. Debitur dengan ini memberikan kuasa kepada Bank apabila dianggap
perlu, untuk menunjuk Akuntan Publik lainnya guna melakukan audit
khusus guna mengevaluasi ulang laporan keuangan audited untuk
periode berjalan maupun periode-periode sebelumnya apabila Bank me-
nilai bahwa atas laporan keuangan audited Debitur yang telah dise-
rahkan terdapat hal-hal yang perlu diperiksa lebih lanjut.
6. Biaya-biaya yang dikeluarkan sehubungan dengan pelaksanaan Pasal ini
dibebankan kepada Debitur kecuali ditentukan lain oleh Bank.
7. Atas seluruh kuasa dan wewenang yang diberikan oleh Debitur kepada
Bank merupakan bagian-bagian terpenting dan tidak terpisahkan dari
Perjanjian Kredit. Oleh karena itu kuasa dan wewenang tersebut tidak
dapat ditarik atau dicabut kembali dan juga tidak akan berakhir atau
hapus karena timbulnya peristiwa apapun dan Para Pihak dengan ini
melepaskan ketentuan-ketentuan yang tercantum dalam Pasal 1813,
1814 dan 1816 KUHPerdata.

PASAL 21
PENGALIHAN HAK DAN KEWAJIBAN

1. Bank berhak mengalihkan sebagian atau seluruh hak-hak dan


kewajiban-kewajibannya berdasarkan Perjanjian Kredit setiap saat
kepada pihak lain dan sehubungan dengan hal tersebut Bank akan
memberitahukan pengalihan yang dilakukan kepada Debitur.
2. Debitur dengan ini menyatakan setuju atas pengalihan yang dilakukan
oleh Bank sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 Pasal ini.
3. Untuk keperluan pengalihan hak-hak dan kewajiban-kewajiban
sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 Pasal ini, Debitur menyatakan
bahwa tidak berkeberatan apabila Bank memberikan informasi
berkaitan dengan fasilitas kredit ini kepada calon penerima hak dan
kewajiban sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 Pasal ini
4. Ketentuan pengalihan hak dan kewajiban Pasal ini dilaksanakan dengan
ketentuan tidak akan menimbulkan tambahan biaya apapun bagi
Debitur.

PASAL 22
HUKUM YANG BERLAKU, PENYELESAIAN PERSELISIHAN DAN
DOMISILI HUKUM

1. Pelaksanaan Perjanjian Kredit ini tunduk, diartikan, ditafsirkan dan


dilaksanakan menurut ketentuan hukum dan peraturan perundang-
undangan negara Republik Indonesia.
2. Apabila timbul perselisihan antara Bank dan Debitur atas penafsiran
dan pelaksanaan Perjanjian Kredit ini, maka Para Pihak sepakat untuk
menyelesaikan perselisihan tersebut dengan jalan musyawarah untuk
mencapai mufakat.
3. Apabila perselisihan secara musyarawah untuk mencapai mufakat tidak
mencapai kata sepakat, maka Para Pihak setuju untuk menyerahkan
penyelesaian perselisihan tersebut kepada Pengadilan Negeri
Kabanjahe
PASAL 23
KETENTUAN LAIN-LAIN

1. Besarnya jadwal angsuran, denda, dan biaya-biaya sebagaimana


dimaksud dalam Pasal 6 dan 8 Perjanjian Kredit ini, dapat berubah
sewaktu-waktu sesuai dengan ketetapan Bank, perubahan mana akan
diberitahukan kepada Debitur dan mengikat Debitur.
2. Catatan-catatan dan atau pembukuan Bank merupakan bukti yang
mengikat bagi Debitur mengenai jumlah terhutang kepada Bank,
kecuali jika terdapat kesalahan perhitungan. Debitur tidak akan
mengajukan keberatan terhadap perhitungan Bank sebelum Hutang
dibayar lunas seluruhnya, tanpa mengurangi hak Debitur untuk
menuntut perhitungan kembali dimana jika terbukti terjadi kesalahan
perhitungan, maka Bank akan mengembalikan uang kelebihan
dimaksud kepada Debitur, tanpa adanya kewajiban untuk membayar
ganti rugi, Bunga maupun pembayaran lainnya. Dalam hal terjadi
kesalahan perhitungan oleh Bank sehingga pembayaran yang
dilakukan oleh Debitur kurang dari pembayaran yang seharusnya
dilakukan, maka Debitur wajib membayar kekurangannya dan Bank
tidak akan mengenakan bunga atau denda.
3. Dalam hal terdapat satu, sebagian, atau lebih dari ketentuan-ketentuan
dalam Perjanjian Kredit menjadi tidak berlaku atau tidak dapat
dilaksanakan karena adanya suatu ketentuan, peraturan perundang-
undangan, putusan atau kebijaksanaan dari instansi Pemerintah yang
berwenang maka hal tersebut tidak akan menyebabkan ketentuan-
ketentuan lainnya dalam Perjanjian Kredit menjadi tidak berlaku atau
tidak mengikat, kecuali Bank menentukan lain.
4. Perjanjian Kredit tidak dapat diubah atau ditambah, kecuali dengan
suatu perjanjian perubahan atau tambahan yang ditandatangani oleh
Para Pihak dalam perubahan/tambahan Perjanjian Kredit dan
merupakan satu kesatuan dengan Perjanjian Kredit ini.
5. Para Pihak dengan tegas mengesampingkan berlakunya ketentuan
dalam Pasal 1266 KUHPerdata sepanjang mengenai ketentuan-
ketentuan yang mensyaratkan diperlukannya suatu keputusan
Pengadilan atau hakim untuk mengakhiri Perjanjian Kredit ini.
6. Lampiran Perjanjian Kredit merupakan bagian yang tidak terpisahkan
dan merupakan satu kesatuan dengan Perjanjian Kredit.

Demikian Perjanjian Kredit ini dibuat, pada tempat, hari dan tanggal
sebagaimana disebutkan pada bagian awal Perjanjian Kredit dan segera
ditandatangani setelah dibaca, dimengerti dan disetujui oleh Para Pihak.
Perjanjian Kredit dibuat dalam rangkap 2 (dua) masing-masing bermeterai
cukup dan memiliki kekuatan hukum yang sama.

Debitur,
PT. Putra Samosir,

Materai
Rp.6000,-
Direktur Utama
(Tigor, S.H., M.M)

Kreditur,
PT BANK SEJAHTERA

Materai
Rp.6000,-

Direktur Utama
(Dollar, S.E., M.M)

Anda mungkin juga menyukai