Anda di halaman 1dari 11

PERJANJIAN KERJA SAMA

antara
PT BPR DEWA ARTHAKA MULYA
dengan
PRUDENTIAL PRUFUTURE TEAM YOGYAKARTA
tentang
PEMBERIAN FASILITAS KREDIT PEGAWAI
Nomor :

/DAM/PKS-KG/VII/2012

Pada hari ini, Selasa tanggal dua puluh empat Juli tahun dua ribu dua belas (24-07-2012), bertempat di
kantor PT Bank Perkreditan Rakyat Dewa Arthaka Mulya berkedudukan di Jl. Demangan Baru No. 6-7,
Depok, Sleman, kami yang bertanda tangan dibawah ini :
1. WILLIBRORDUS RAHADIYAN DEWANTO, S.H., M.Kn., dalam hal ini bertindak dalam jabatannya
sebagai Direktur Utama dari Perseroan Terbatas Bank Perkreditan Rakyat Dewa Arthaka Mulya, oleh
karenanya bertindak untuk dan atas nama Perseroan Terbatas Bank Perkreditan Rakyat Dewa
Arthaka Mulya, berkedudukan di Depok, Sleman, selanjutnya disebut sebagai PIHAK PERTAMA.
2. HAWARI N. TANDJAYA, beralamat di Perum Bale Agung Kav. 33, Purwosari RT 003 RW 059,
Sinduadi, Mlati, Sleman, dalam hal ini bertindak dalam jabatannya sebagai Agency Manager, dan
untuk melakukan tindakan hukum dalam Perjanjian ini memiliki kewenangan hukum dan hak secara
sah, untuk dan atas nama serta sah mewakili Prudential PRUfuture Team Yogyakarta berkedudukan
di Casa Grande Square Kav. 106, Ringroad Utara, Maguwoharjo, Sleman, selanjutnya disebut PIHAK
KEDUA.
Pihak-pihak tersebut di atas dalam kedudukannya seperti tersebut di atas terlebih dahulu
memberitahukan dan menerangkan bahwa para pihak masing-masing bertindak dalam kedudukannya
tersebut mewakili Pihak Pertama dan Pihak Kedua bersama-sama disebut sebagai Para Pihak (termasuk
di dalamnya semua Pihak yang secara hukum menggantikan salah satu dari Para Pihak) telah saling
setuju dan sepakat untuk dan dengan ini membuat serta menetapkan Perjanjian Kerja Sama Pemberian
Fasilitas Kredit Pegawai, untuk dipatuhi dan dilaksanakan oleh para pihak tersebut, dengan syarat-syarat
dan ketentuan-ketentuan yang diatur sebagai berikut :
Pasal 1
ISTILAH
1. Instansi adalah kantor, lembaga, atau badan usaha yang secara sah diwakili oleh atau sama dengan
Pihak Kedua;
2. Bank adalah PT Bank Perkreditan Rakyat Dewa Arthaka Mulya berkedudukan di Depok Sleman,
atau sama dengan Pihak Pertama;
3. Pegawai adalah tenaga kerja yang bekerja di atau pada Pihak Kedua;
4. Pemohon adalah Pegawai yang mengajukan permohonan untuk diberikan Fasilitas Kredit oleh Pihak
Pertama;
5. Debitur adalah Pegawai yang telah menerima fasilitas kredit dari Pihak Pertama;
6. Dokumen Kredit adalah permohonan kredit dan kelengkapannya, yang akan disebutkan kemudian,
yang semuanya merupakan satu kesatuan dan bagian yang tidak terpisahkan dari Perjanjian Kredit;
7. Fasilitas Kredit adalah sejumlah dana yang disediakan oleh Bank kepada Pegawai;

8. Plafond Kredit adalah besarnya Fasilitas Kredit yang disetujui dan diberikan kepada Debitur berdasarkan
Perjanjian Kredit.
9. Baki Debet adalah saldo atau sisa Plafond Kredit setelah dikurangi dengan pengembalian pokok Fasilitas Kredit.
10. Perjanjian Kredit adalah perjanjian pemberian Fasilitas Kredit antara Pihak Pertama dan Debitur berdasarkan
ketentuan kredit dari Pihak Pertama dan Perjanjian ini;
11. Piutang adalah seluruh jumlah dana dari waktu ke waktu terhutang oleh para Debitur di Instansi kepada Pihak
Pertama yang telah diterima berdasarkan Perjanjian Kredit;
12. Hari Kerja adalah hari Senin sampai dengan Jumat dengan waktu antara pukul 07.30 WIB sampai dengan pukul
14.30 WIB dan Sabtu antara pukul 07.30 WIB sampai dengan pukul 12.00 WIB ;
13. Hutang adalah jumlah akumulasi seluruh Fasilitas Kredit yang terhutang berupa Baki Debet, bunga, biaya/denda
yang secara akumulatif timbul berdasarkan Perjanjian Kredit yang wajib dibayarkan oleh para Debitur kepada
Pihak Pertama, kecuali disebutkan secara khusus sebagai Baki Debet, bunga, dan/atau biaya/denda kewajiban
Debitur sendiri;
14. Jaminan adalah jaminan atau jaminan-jaminan berupa benda bergerak dan/atau benda tidak bergerak yang
diberikan Pihak Kedua kepada Pihak Pertama untuk menjamin kelancaran pelaksanaan Perjanjian ini;
15. Jaminan Kredit adalah jaminan atau jaminan-jaminan berupa benda bergerak dan/atau tidak bergerak yang
diberikan oleh Debitur sebagai jaminan atas Perjanjian Kredit;
16. Perjanjian adalah Perjanjian Kerja Sama Pemberian Fasilitas Kredit Pegawai ini;
17. Angsuran adalah angsuran kolektif atas Hutang para Debitur di Instansi dengan perhitungan bulanan, yang terdiri
dari pengembalian pokok Fasilitas Kredit ditambah dengan bunga dan/atau denda, yang diangsur setiap bulannya
sebagai pembayaran pengembalian Fasilitas Kredit kepada Pihak Pertama sesuai Daftar Nominatif Tagihan yang
disampaikan oleh Pihak Pertama, kecuali disebutkan secara khusus sebagai pembayaran baik pokok, bunga,
dan/atau denda Debitur sendiri;
18. Daftar Nominatif Tagihan adalah data Angsuran yang ditagihkan melalui dan diserahkan Kepada Pihak Kedua,
berisi data tentang daftar nama Debitur, Plafond Kredit, Baki Debet, nominal tagihan pembayaran pokok, nominal
tagihan pembayaran bunga, serta jumlah Angsuran.
19. Tanggal Pencairan adalah tanggal dimana Pihak Pertama mencairkan Fasilitas Kredit dengan cara menyerahkan
dana kepada Debitur sesuai dengan Perjanjian Kredit;
20. Tanggal Jatuh Tempo adalah tanggal dimana Debitur harus melunasi seluruh kewajibannya berdasarkan Perjanjian
Kredit;
21. Kepala adalah pejabat Instansi yang berwenang dalam hal kepegawaian dan memiliki kewenangan untuk
memberikan keterangan tentang kepegawaian dan status kepegawaian, atau dapat berarti sama dengan Pihak
Kedua;
22. Bendahara adalah pejabat Instansi yang berwenang dalam hal penggajian Pegawai atau memiliki kewenangan
untuk mengeluarkan struk gaji atau keterangan penghasilan Pegawai atau pejabat Instansi yang ditunjuk sebagai
penanggung jawab gaji Pegawai dan/atau Angsuran;

Penunjukan kepada suatu pasal atau lampiran berarti penunjukan kepada pasal atau lampiran dalam Perjanjian;
Penunjukan kepada suatu dokumen (termasuk Perjanjian) berarti penunjukan kepada dokumen tersebut berikut
dengan perubahan, penambahan, dan perpanjangannya di kemudian hari;
Penunjukan kepada suatu pihak pada Perjanjian atau dokumen lain yang berkaitan dengan Perjanjian adalah
termasuk juga penunjukan kepada (para) pengganti atau penerima haknya yang sah;
Judul pada setiap pasal perjanjian dipakai hanya untuk memudahkan dalam membaca Perjanjan karenanya judul
tersebut tidak memberikan penafsiran atas isi Perjanjian ini.

Halaman 2 dari 11 halaman

Pasal 2
KETENTUAN KREDIT
1. Pihak Pertama memberikan kepada Pegawai suatu Fasilitas Kredit dengan plafond atau besarnya pinjaman
maksimal tidak ditentukan sepanjang gaji Pemohon masih syarat antara lain bahwa gaji Pemohon masih dapat
dipotong untuk angsuran, dan dengan jangka waktu setiap kelipatan 6 (enam) bulan minimal 12 (dua belas) bulan
dan maksimal 60 (enam puluh enam).
2. Fasilitas Kredit tersebut tidak termasuk segala jenis biaya yang menjadi beban Debitur baik berupa bunga, denda
maupun biaya-biaya lain yang ditetapkan oleh Pihak Pertama.
3. Suku bunga atas Fasilitas Kredit adalah sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan ditetapkan oleh Pihak Pertama.
4. Ketentuan mengenai Jaminan Kredit :
a. Fasilitas Kredit dengan plafond sama dengan atau kurang dari Rp 5.000.000,00 (lima juta rupiah) diberikan
dengan tanpa jaminan.
b. Fasilitas Kredit dengan plafond lebih dari Rp 5.000.000,00 (lima juta rupiah) diberikan dengan jaminan.
5. Pada Tanggal Jatuh Tempo, Pihak Kedua wajib membayar lunas seluruh Hutang Pihak Kedua kepada Pihak
Pertama.
Pasal 3
TATA CARA PENGAJUAN
1. Pemohon dapat mengajukan permohonan dengan mengisi dan menyerahkan :
a. formulir permohonan kredit pegawai;
b. foto kopi KTP pemohon beserta foto kopi KTP pasangan kawinnya yang sah (bagi yang sudah menikah),
dengan ketentuan bahwa KTP tersebut masih berlaku;
c. foto kopi surat nikah (bagi yang sudah menikah);
d. surat keterangan dan rekomendasi dari Kepala dan/atau Bendahara;
e. surat keterangan gaji yang ditandatangani oleh Bendahara dan/atau pejabat berwenang di Instansi;
f. strook gaji asli pada bulan berjalan atau bulan sebelumnya terhitung pada saat pengajuan permohonan;
g. surat kuasa potong gaji yang ditandatangani oleh pemohon dengan meterai cukup;
h. foto kopi SK Pengangkatan atau kontrak kerja;
i. foto kopi bukti kepemilikan Jaminan Kredit (apabila dengan jaminan).
2. Segera setelah Pihak Pertama menerima semua Dokumen sebagaimana tersebut dalam ayat 1, maka Pihak
Pertama akan meneliti dan memeriksa kelengkapan dan pemenuhan persyaratan yang ditentukan dari Pihak
Pertama;
3. Apabila setelah dilakukan pemeriksaan sebagaimana dimaksud di atas, Pihak Pertama berpendapat salah satu
atau semua Dokumen yang telah dipersyaratkan tidak lengkap, maka Pihak Pertama akan memberitahukan kepada
Pemohon dan/atau Pihak Kedua untuk melengkapinya.
Pasal 4
TATA CARA PENCAIRAN
1. Fasilitas Kredit dicairkan oleh Pihak Pertama sesuai dengan kebutuhan tersebut dalam permohonan kredit oleh
Pemohon dengan berdasarkan pada hasil penelitian dan survey oleh Pihak Pertama.
2. Debitur dapat melakukan penarikan seketika pada saat Perjanjian Kredit ditandatangani di tempat kedudukan
Pihak Pertama atau berdasarkan kesepakatan Para Pihak dapat diserahkan oleh Pihak Pertama di tempat
kedudukan Pihak Kedua;
3. Debitur wajib menggunakan Fasilitas Kredit sesuai dengan maksud dan tujuan yang dicantumkan dalam
permohonan kredit.
Halaman 3 dari 11 halaman

4. Fasilitas Kredit yang dicairkan setelah Daftar Nominatif Tagihan dikirimkan ke Instansi akan dikenakan potongan
berupa bunga grace period sebesar 1 (satu) kali bunga.
5. Tanpa mengurangi hak Pihak Pertama menurut Pasal 11 Perjanjian, dalam hal terjadi Cidera Janji oleh Pihak
Kedua, atau Pihak Pertama beranggapan bahwa telah terjadi perubahan keadaan atau adanya suatu hal yang
baru diketahui oleh Pihak Pertama mengenai Pihak Kedua dan/atau Debitur yang mengakibatkan suatu penarikan
Fasilitas Kredit oleh Debitur akan merugikan kepentingan Pihak Pertama maka Pihak Pertama berhak menolak
permohonan penarikan Fasilitas Kredit yang sudah disetujui sebelumnya.
Pasal 5
HAK DAN KEWAJIBAN PIHAK PERTAMA
1. Selama berlakunya dan sehubungan dengan Perjanjian, Pihak Pertama memilki hak :
a. menyetujui atau menolak permohonan fasilitas kredit yang telah diajukan Pemohon;
b. melakukan pemeriksaan, penelitian, dan survey terhadap kebenaran data dari Pemohon serta meminta
keterangan dan/atau data kepada Pihak Pertama maupun pihak lainnya mengenai keadaan Pemohon;
c. melakukan pengawasan atau pemeriksaan atas pelaksanaan pemberian Fasilitas Kedit kepada Debitur dan
Pihak Kedua wajib mengizinkan dan membantu Pihak Pertama setiap waktu dalam rangka pengawasan atau
pemeriksaan tersebut;
d. menentukan dan menetapkan persyaratan pemberian Fasilitas Kredit, sesuai ketentuan umum yang berlaku di
Pihak Pertama, atau persayaratan-persyaratan khusus berdasarkan kesepakatan dengan Pihak Kedua atau
berdasarkan pertimbangan kepentingan Pihak Pertama;
e. mendapatkan prioritas utama dan pertama untuk memperoleh Angsuran, maupun menerapkan langkahlangkah atau upaya yang dianggap perlu demi pengamanan pembayaran kembali atas Piutang apabila terjadi
kondisi atau hal-hal yang mengakibatkan Angsuran terlambat dan/atau menunggak atau menurut
pertimbangan Pihak Pertama terjadi kondisi atau hal-hal yang dapat mengakibatkan terganggunya Angsuran
atau pelunasan Fasilitas Kredit.
2. Selama berlakunya dan sehubungan dengan Perjanjian, Pihak Pertama memilki kewajiban :
a. memberitahukan dan memberikan penjelasan kepada Pihak Kedua, Pemohon, dan/atau Debitur mengenai
persyaratan dan segala hal yang harus dipenuhi dan dilaksanakan oleh Pihak Kedua, Pemohon, dan/atau
Debitur sehubungan dengan permohonan, pencairan, atau pembayaran kembali Fasilitas Kredit;
b. memproses setiap permohonan Fasilitas Kredit dari Pemohon yang telah mendapatkan rekomendasi dari
Pihak Kedua setelah keseluruhan persyaratan Dokumen Kredit dipenuhi oleh Pemohon;
c. mengirimkan Daftar Nominatif Tagihan kepada Pihak Kedua untuk setiap bulannya.
Pasal 6
HAK DAN KEWAJIBAN PIHAK KEDUA
1. Selama berlakunya dan sehubungan dengan Perjanjian, Pihak Kedua memilki hak :
a. memberikan rekomendasi dan meneruskan permohonan fasilitas kredit dari Pemohon kepada Pihak Pertama,
akan tetapi kewenangan persetujuan pemberian Fasilitas Kredit sepenuhnya tetap hak dari Pihak Pertama;
b. mengetahui dan mendapatkan penjelasan tentang disetujui atau alasan ditolaknya permohonan Fasilitas
Kredit dari Pemohon oleh Pihak Pertama.
2. Selama berlakunya dan sehubungan dengan Perjanjian, Pihak Kedua memilki kewajiban :
a. memberikan rekomendari permohonan Fasilitas Kredit dari Pemohon dengan terlebih dahulu melakukan
evaluasi berdasarkan ketentuan atau kebijaksanaan Pihak Kedua. Adapun Pemohon yang dapat
direkomendasikan antara lain pada umumnya adalah sebagai berikut :
i. Pemohon adalah Pegawai yang memiliki konduite kerja baik,
ii. Pemohon adalah Pegawai dengan status kepegawaian sebagai pegawai tetap, pegawai kontrak, atau
pegawai honorer, dengan pertimbangan bahwa Pemohon tidak sedang dalam proses pensiun dalam
tempo enam bulan menjelang pensiun, proses pengunduran diri, diberhentikan, atau dimutasikan ke
Halaman 4 dari 11 halaman

b.

c.
d.

e.
f.
g.

h.

daerah lain di luar kota dalam lingkup kedinasan di Pihak Kedua, atau setidaknya dalam perkiraan masa
Perjanjian Kredit sampai dengan Fasilitas Kredit Lunas Pemohon tidak mengundurkan diri, diberhentikan,
atau dimutasikan ke daerah lain di luar kota dalam lingkup kedinasan di Pihak Kedua,
iii. jika Pemohon pernah atau telah menerima fasilitas kredit dari Pihak Kedua atau pihak lainnya maka
Pemohon memiliki konduite angsuran yang baik dan belum pernah menunggak atau mengalami
permasalahan dalam pengembalian atau pelunasan fasilitas kredit tersebut,
iv. proporsi maksimal anguran atas Fasilitas Kredit adalah 40% (empat puluh persen) dari take home pay,
v. Pemohon bersedia dan sanggup untuk membuat Surat Kuasa Potong Gaji yang ditandatangani dan
bermeterai cukup yang pada intinya berisi pemberian kuasa kepada Bendahara untuk memotong gaji
Pemohon di Instansi sebesar jumlah angsuran atas Fasilitas Kredit,
vi. memenuhi persyaratan ketentuan kredit lainnya yang berlaku dan ditetapkan oleh Pihak Pertama.
memberikan keterangan yang sebenar-benarnya mengenai segala sesuatu yang berhubungan dengan
keadaan Pemohon, termasuk, bilamana diperlukan, memberikan keterangan jika terdapat pinjaman Pemohon
pada Pihak Kedua maupun dari lembaga keuangan/pembiayaan lainnya selain yang akan diperoleh dari Pihak
Kedua;
menjamin dan bertanggung jawab atas kelancaran Angsuran, termasuk pula ketertiban dan kelancaran
pemotongan gaji untuk keperluan Angsuran oleh Bendahara untuk selanjutnya disetorkan kepada Pihak
Pertama sampai dengan Hutang dinyatakan lunas;
menjamin dan bertanggung jawab bahwa apabila pegawai penerima fasilitas kredit tersebut pensiun
dipercepat, atau diberhentikan atau berhenti bekerja atas permintaan pegawai sendiri, maka akan
mendahulukan/memprioritaskan penerimaan uang pensiun, uang pesangon maupun segala penerimaan hak
lainnya yang diterima oleh pegawai yang bersangkutan untuk diperhitungkan dengan sisa
kreditnya/kewajibannya yang masih ada di Pihak Kedua.
memberikan keterangan-keterangan dan/atau data lain yang diperlukan Pihak Pertama yang berkaitan dengan
permohonan Fasilitas Kredit dari Pemohon, termasuk pula memberikan izin pada Pihak Pertama untuk
meneliti keadaan/kondisi dari Pemohon apabila Pihak Pertama memerlukannya.
memerintahkan kepada Pemohon untuk membuat Surat Kuasa Potong Gaji yang ditandatangani dengan
meterai cukup dengan memberikan kuasa kepada Bendahara untuk keperluan pemotongan gaji Pemohon
tersebut setiap bulannya sebagai angsuran atas Fasilitas Kredit yang diterima lunas,
membantu dan ikut bertanggung jawab atas penyelesaian kewajiban Debitur kepada Pihak Pertama dalam hal
:
i. terjadi tunggakan angsuran, pelunasan, atau terjadi wanprestasi dari Debitur,
ii. Debitur mengundurkan diri, diberhentikan oleh Pihak Kedua, atau secara permanen dimutasikan ke luar
kota dalam lingkup kedinasan di Pihak Kedua dan hutang Debitur belum diselesaikan.
atas persetujuan Pihak Pertama, memberikan rekomendasi dan penjaminan secara nyata dan tertulis apabila
terdapat pengajuan fasilitas kredit oleh Pemohon yang menyimpang dari ketentuan dalam pasal 2 ayat 1 atau
pasal 6 ayat 2 huruf a point iv Perjanjian atau ketentuan umum yang berlaku dan ditetapkan oleh Pihak
Pertama.
Pasal 7
JANGKA WAKTU

Jangka waktu Perjanjian ini ditetapkan selama waktu yang tidak terbatas selama Hutang belum dinyatakan lunas oleh
Pihak Pertama.

Pasal 8
ANGSURAN DAN DENDA
Halaman 5 dari 11 halaman

1. Pihak Kedua wajib dan mengikatkan diri untuk menyerahkan kepada Pihak Pertama Angsuran yang berasal dari
pemotongan gaji Debitur di Instansi atas dasar Surat Kuasa Potong Gaji dari Debitur paling lambat tanggal 15 tiap
bulannya.
2. Angsuran sebagaimana ayat 1 pasal ini dibayarkan secara langsung kepada Pihak Pertama.
3. Apabila tanggal pembayaran Angsuran sebagaimana dimaksud ayat 1 tersebut di atas bertepatan dengan hari
libur nasional atau di luar Hari Kerja, maka pembayaran harus sudah efektif diterima di oleh Pihak Pertama pada
Hari Kerja sebelumnya.
4. Setiap keterlambatan pembayaran Angsuran oleh Pihak Kedua kepada Pihak Pertama akan dikenakan denda
sebesar tersebut dalam Perjanjian Kredit.
5. Angsuran pertama bagi Debitur yang dikenakan potongan grace period adalah pada bulan kedua terhitung setelah
Tanggal Pencairan.
Pasal 9
PELUNASAN LEBIH AWAL
Debitur dapat melakukan pembayaran kembali seluruh Fasilitas Kredit yang diterimanya sebelum Tanggal Jatuh Tempo
dengan memenuhi persyaratan dan perhitungan yang dtentukan oleh Pihak Pertama dan/atau sesuai ketentuan dalam
Perjanjian Kredit serta Dokumen Kredit.
Pasal 10
PENGHENTIAN FASILITAS KREDIT
1. Pihak Pertama dapat menghentikan Fasilitas Kredit bagi Pegawai Instansi, baik secara temporer maupun secara
permanen, berdasarkan pertimbangan yang layak dan memberitahukannya kepada Pihak Kedua dalam hal :
a. terdapat tunggakan Angsuran,
b. terdapat Debitur yang bermasalah sehingga angsuran Debitur tersebut menunggak dan/atau Fasilitas Kredit
belum diselesaikan melewati Tanggal Jatuh Tempo,
c. terdapat permasalahan kepegawaian pada Instansi, yang menurut pertimbangan Pihak Pertama dapat
mempengaruhi kelancaran pengembalian Fasilitas Kredit,
d. terdapat penyalahgunaan kewenangan oleh Kepala dan/atau Bendahara, yang menurut pertimbangan Pihak
Pertama dapat mempengaruhi kelancaran pengembalian Fasilitas Kredit,
e. Debitur di Instansi berkurang hingga kurang dari atau sama dengan 3 (tiga) dan tidak ada Pemohon dalam
jangka waktu 12 (dua belas bulan) berturut-turut.
2. Bilamana terjadi hal tersebut pada ayat 1 pasal ini, dengan pertimbangan-pertimbangan yang layak dan dengan
pemberitahuan kepada Pihak kedua maka Pihak Pertama dapat menghentikan Perjanjian ini seketika setelah
Putang Pihak Pertama terbayar seluruhnya.
Pasal 11
PERNYATAAN-PERNYATAAN
Pihak Kedua menyatakan dan menjamin Pihak Pertama pada saat ditandatanganinya Perjanjian sebagai berikut :
1. Pihak Kedua dalam keadaan sehat jasmani dan rohani dan/atau tidak sedang dan tidak akan dicabut kewenangan
bertindaknya menurut hukum;
2. Setiap ijin, persetujuan atau wewenang yang dikeluarkan oleh pihak yang berwenang dan disyaratkan untuk dan
dalam rangka pembuatan, penyerahan dan pelaksanaan Perjanjian, telah diperoleh Pihak Kedua serta masih
berlaku dan akan diperpanjang oleh Pihak Kedua jika jangka waktu izin, persetujuan dan/atau wewenang tersebut
akan habis;
3. Pihak Kedua berhak untuk menandatangani dan melaksanakan kewajiban-kewajibannya berdasarkan Perjanjian
Halaman 6 dari 11 halaman

ini, serta untuk mengambil segala tindakan dan melakukan hal-hal lainnya yang ditentukan atau dimaksudkan
dalam Perjanjian.
Pasal 12
JAMINAN
Untuk lebih menjamin dan menanggung terbayarnya Hutang dengan sebagaimana mestinya dan menjamin
pelaksanaan Perjanjian ini maka pihak kedua dengan ini memberikan Jaminan yang akan terikat selama berlakunya
Perjanjian, berupa :
1. institutional-waranty atau penjaminan secara resmi dari Instansi berupa peletakan tanggung gugat dan
pertanggungjawaban hukum akan keabsahan dan validitas data dalam Dokumen Kredit dari Pemohon, kelancaran
pembayaran Angsuran dan/atau Angsuran Debitur dari pemotongan gaji, bantuan dan bilamana pendampingan
untuk penyelematan dan/atau penyelesaian kredit dalam hal timbul wanprestasi dari Debitur,
2. tanggung gugat pribadi atau pertanggungjawaban secara hukum baik pidana maupun perdata dari pihak yang
berwenang sebagaimana disebut dalam pasal 13 ayat 1 Perjanjian ini atas keabsahan dan validitas data dalam
Dokumen Kredit dari Pemohon, termasuk segala keterangan maupun rekomendasi dalam bentuk lisan maupun
tertulis.
Pasal 13
KEWENANGAN DALAM DOKUMEN KREDIT
1. Pihak Kedua menentukan pihak yang berwenang dan bertanggung jawab atas Dokumen Kredit yang diajukan
Pemohon, yaitu :
a. Berwenang dan bertanggung jawab sebagai Kepala :
Nama
: Hawari N. Tandjaya
Jabatan
: Agency Manager
Alamat
: Perum Bale Agung Kav. 33, Purwosari RT 003 RW 059, Sinduadi, Mlati, Sleman
b. Berwenang dan bertanggung jawab sebagai Bendahara :
Nama
: ..............................................................................................................................
Jabatan
: ..............................................................................................................................
Alamat
: ..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
2. Apabila terdapat penggantian baik sementara maupun permanen atas pejabat tersebut di atas, maka Pihak Kedua
akan memberitahukan secara tertulis kepada Pihak Pertama beserta dengan menyertakan bukti atas terjadinya
penggantian tersebut dalam waktu maksimal 7 (tujuh) hari setelah adanya pengantian.
3. Apabila terjadi hal seperti tersebut pada ayat 2 pasal ini, maka bilamana diperlukan, atas kesepakatan Para Pihak,
dapat dilakukan perubahan atas Perjanjian.
Pasal 14
CIDERA JANJI
Pihak Pertama berhak untuk setiap saat mengakhiri Perjanjian, membatalkan pencairan Fasilitas Kredit yang
seharusnya diberikan kepada Debitur berdasarkan Perjanjian Kredit, menagih Hutang tanpa perlu adanya somasi/surat
peringatan atau surat-surat lain sejenisnya terlebih dahulu dan karenanya Pihak Kedua wajib bertanggung jawab atas
pelunasan hutang Debitur atau pelunasan Hutang dengan seketika dan sekaligus, dan dalam hal terjadi salah satu
atau seluruh Cidera Janji yang disebut di bawah ini :
1. Jika Pihak Kedua lalai memenuhi kewajibannya kepada Pihak Pertama pada waktu dan menurut cara yang telah
ditentukan dalam Perjanjian.
2. Jika Pihak Kedua dibekukan operasionalnya atau kegiatan usahanya oleh instansi yang berwenang.
Halaman 7 dari 11 halaman

3. Apabila keadaan keuangan Pihak Kedua dalam kondisi tidak memungkinkan karena resesi ekonomi atau sebabsebab lain di luar kekuasaan Pihak Kedua.
Pasal 15
FORCE MAJEURE
1. Dalam hal terjadi Force Majeure, yaitu peristiwa-peristiwa atau kejadian-kejadian yang disebabkan oleh bencana
alam, kerusuhan, huru-hara, pemberontakan, epidemi (wabah penyakit menular), sabotase, peperangan,
pemogokan, kebijakan Pemerintah atau sebab lain di luar kekuasaan Para Pihak, maka pihak yang terkena akibat
Force Majeure tersebut wajib memberitahukan secara tertulis kepada pihak lainnya mengenai terjadinya peristiwa
Force Majeure tersebut dalam waktu selambat-lambatnya 7 (tujuh) Hari Kerja terhitung sejak tanggal berakhirnya
Force Majeure, jika tidak terdapat kesepakatan tentang tanggal berakhirnya Force Majeure maka pihak yang
terkena Force Majeure wajib melampirkan bukti dari kepolisian setempat mengenai terjadinya peristiwa Force
Majeure dan tanggal berakhirnya Force Majeure.
2. Segala dan tiap-tiap permasalahan yang timbul akibat terjadinya Force Majeure akan diselesaikan oleh Para Pihak
secara musyawarah untuk mufakat.
Pasal 16
BIAYA DAN PAJAK
1. Segala biaya sehubungan dengan Perjanjian ini berikut perubahan/pembaharuan serta penambahan dan biayabiaya lainnya, termasuk tetapi tidak terbatas pada biaya notaris, saksi, dan meterai menjadi tanggungan Pihak
Kedua dan harus dibayar seketika dan sekaligus pada saat ditagih oleh Pihak Pertama.
2. Segala macam biaya yang timbul akibat tidak ditaatinya Perjanjian sepenuhnya menjadi tanggungan Pihak Kedua.
Pasal 17
KLAUSULA TIDAK KONFLIK
Pihak Kedua dan/atau pihak terkait/terafiliasi dengan Pihak Kedua dengan ini menyatakan tanpa dapat dibatalkan,
dicabut kembali atau diubah dengan alasan apapun dan dalam keadaan apapun bahwa tidak pernah dan/atau tidak
akan pernah memberikan dan/atau janji memberikan baik seeara langsung maupun tidak langsung baik tersurat
maupun tersirat kepada Komisaris, Direksi, Karyawan dan/atau pihak yang terkait/terafiliasi dengan Pihak Pertama
antara lain tetapi tidak terbatas pada pemberian dalam bentuk uang, barang bergerak (berupa benda bertubuh
maupun tidak bertubuh)/tidak bergerak, hak-hak, fasilitas-fasilitas dan/atau segala sesuatu yang dapat ditafsirkan
sebagai imbalan dalam arti yang seluas-luasnya yang menguntungkan dan/atau dapat menyebabkan keuntungan
pribadi dan/atau kelompoknya yang diduga dan/atau dapat diduga berakibat langsung atau tidak langsung, pada
penilaian kebijakan pemberian Fasilitas Kredit yang diberikan baik sebelum, pada saat selama dan/atau setelah
Fasilitas Kredit diberikan.
Pasal 18
HAK MENUNTUT
Kealpaan Pihak Pertama untuk menuntut dilaksanakannya ketentuan-ketentuan dalam Perjanjian ini, atau untuk
menggunakan hak, kewenangan, atau upaya-upaya hukum apapun berdasarkan Perjanjian ini atau yang diberikan
kepadanya oleh hukum, sama sekali tidak dapat ditafsirkan sebagai pelepasan ketentuan tersebut dan tidak
membatasi hak Pihak Pertama untuk meminta dilaksanakannya ketentuan-ketentuan atau untuk menggunakan hak,
kewenangan, atau upaya-upaya hukum tersebut di kemudian hari.
Pasal 19
Halaman 8 dari 11 halaman

KEPATUHAN PADA HUKUM


1. Perjanjian ini tunduk pada hukum Republik Indonesia.
2. Apabila suatu ketentuan dari Perjanjian ini sekarang atau sewaktu-waktu dianggap tidak sah, batal atau dibatalkan,
ketentuan tersebut akan dianggap terpisahkan dari Perjanjian ini dan dianggap bukan merupakan bagian dari
Perjanjian, dan ketentuan-ketentuan lainnya dari Perjanjian akan tetap dianggap berlaku tanpa dipengaruhi oleh
ketentuan yang tidak sah, batal atau dibatalkan tersebut.
3. Apabila salah satu pihak mengetahui bahwa berdasarkan hukum atau peraturan-peraturan yang berlaku suatu
tindakan wajib dilakukan/tidak dilakukan oleh salah satu pihak atau setiap pihak dalam Perjanjian ini karena
apabila tidak dilakukan/dilakukan akan mengakibatkan pelanggaran hukum, maka pihak tersebut wajib
memberitahukannya kepada pihak lainnya.
4. Para Pihak sepakat untuk berusaha sebaik mungkin melakukan segala hal sepanjang tidak bertentangan dengan
ketentuan peraturan perundang- undangan Republik Indonesia guna pencapaian maksud dari ketentuan yang
dianggap tidak sah, batal atau dibatalkan.
5. Dalam hal terjadi sesuatu sebagaimana dimaksudkan dalam ayat 2 dan/atau 3 pasal ini maka dapat pula dilakukan
perubahan atas perjanjian ini dengan kesepakatan kedua belah pihak
Pasal 20
PEMBERITAHUAN
1. Setiap pemberitahuan, persetujuan, ijin permintaan atau komunikasi lainnya yang diperlukan atau diberikan atau
dibuat berdasarkan Perjanjian ini harus disampaikan ke alamat atau dikirim melalui alamat sebagaimana yang
tercantum di bawah ini melalui pos tercatat, telex, faksimili atau disampaikan langsung oleh salah satu Pihak
kepada Pihak lainnya :
a. Pihak Pertama
Nama
: PT Bank Perkreditan Rakyat Dewa Arthaka Mulya
Alamat
: Jl. Demangan Baru No. 6-7, Caturtunggal, Depok, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta
Telepon : (0274) 552015
Faksimili : (0274) 562268
b. Pihak Kedua
Nama
: Prudential PRUfuture Team Yogyakarta
Alamat
: Casa Grande Square Kav. 106, RingRoad Utara, Maguwoharjo, Sleman, Daerah Istimewa
Yogyakarta
Telepon : (0274) 871286
Faksimili : (0274) 871287, 871246
2. Dalam hal terjadi perubahan alamat dari alamat tersebut di atas atau alamat terakhir yang tercatat pada masingmasing Pihak, maka perubahan tersebut harus diberitahukan secara tertulis kepada Pihak lain dalam Perjanjian
selambat-lambatnya 5 (lima) Hari Kerja sebelum terjadinya perubahan alamat yang dimaksud.
Pasal 21
PENYELESAIAN SENGKETA
1. Setiap perselisihan atau perbedaan daiam bentuk apapun (Sengketa) yang timbul antar Pihak Pertama dan Pihak
Kedua sehubungan dengan, atau sebagai akibat dari Perjanjian, akan diselesaikan melalui musyawarah di antara
Para Pihak.
2. Bila sengketa tersebut tidak dapat diselesaikan melalui musyawarah, maka sengketa tersebut akan diselesaikan
sesuai dengan hukum yang berlaku, melalui Pengadilan Negeri Sleman di Kabupaten Sleman dengan tidak
mengurangi hak Pihak Pertama untuk mengajukan gugatan atau tuntutan hukum kepada Pihak Kedua melalui atau
di hadapan pengadilan-pengadilan lainnya dalam wilayah Republik Indonesia.
Halaman 9 dari 11 halaman

Pasal 22
KETENTUAN LAIN
1. Hal-hal yang belum diatur atau belum cukup diatur dalam Perjanjian akan ditetapkan oleh Pihak Pertama dan Pihak
Kedua serta diatur secara tertulis dalam suatu perjanjian tambahan (addendum) yang merupakan bagian yang
integral dan tidak terpisahkan dengan perjanjian ini.
2. Hal-hal yang dilakukan menyimpang dari ketentuan dalam Perjanjian atau pelaksanaan hal-hal yang belum diatur
dalam Perjanjian, dan hal-hal tersebut bersifat insidentil, dapat dijalankan tanpa perlu adanya addendum atas
kesepakatan Para Pihak, dibuktikan dengan adanya permohonan dan/atau pernyataan dari satu pihak dan
persetujuan dari pihak lainnya.
3. Selama Hutang belum dibayar lunas, maka segala kuasa yang diberikan Pihak Kedua kepada Pihak Pertama tidak
akan berakhir karena sebab apapun juga termasuk tetapi tidak terbatas oleh sebab-sebab yang tercantum dalam
pasal 1813, 1814, dan 1816 Kitab Undang-undang Hukum Perdata Indonesia.
4. Untuk maksud mengakhiri Perjanjian ini, Pihak Pertama dan Pihak Kedua dengan ini secara tegas
mengesampingkan ketentuan pasal 1266 dan 1267 Kitab Undang-undang Hukum Perdata Indonesia dan oleh
karena itu pengakhiran demikian akan berlaku sebagaimana ditentukan dalam Perjanjian ini tanpa diperlukan
adanya putusan pengadilan.
Pasal 23
PENUTUP
1. Penafsiran atas isi perjanjian ini merupakan kesesuaian pendapat antara Pihak Pertama dan Pihak Kedua dan
dilakukan menurut tata bahasa Indonesia yang baik dan benar.
2. Perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) masing-masing bermeterai cukup dan ditandatangani oleh Kedua Belah
Pihak, serta mempunyai kekuatan hukum yang sama.

Demikian Perjanjian ini dibuat oleh dan di hadapan Para Pihak dengan penuh keinsyafan dan kesadaran tanpa adanya
paksaan dari pihak mana pun dan setelah dibaca serta dipahami dan dimengerti isi beserta konsekuensi hukumnya
dengan persamaan penafsiran di antara Para Pihak, sebagai bukti persetujuan kemudian ditandatangai oleh Pihak
Pertama dan Pihak Kedua.
Ditandatangani di : Depok
Pada tanggal
: 24 juli 2012
PT. BANK PERKREDITAN RAKYAT

PIHAK PERTAMA,

PIHAK KEDUA,
Prudential PRUfuture Team Yogyakarta

Willibrordus Rahadiyan Dewanto, S.H., M.Kn.


Direktur Utama

Hawari N. Tandjaya
Agency Manager

DEWA ARTHAKA MULYA

Halaman 10 dari 11 halaman

Anda mungkin juga menyukai