Anda di halaman 1dari 36

MAKALAH

LEMBAGA KEUANGAN INDONESIA


Bank Umum dan Bank Perkreditan Rakyat
Disusun untuk Memenuhi Mata Kuliah Lembaga Keuangan Indonesia
Dosen Pembimbing: Zulham Al Farizi, S.E., M.Acc.

Disusun oleh:
Kelompok 1
1. Arya Suteja

(4201314029)

2. Azmala Putri Harditiara

(4291314017)

3. Dini Audi

(4201314051)

AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK


POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK
TAHUN AJARAN 2015/2016

KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
limpahan rahmat dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan makalah Bank
Umum dan Bank Perkreditan Rakyat dengan baik dan lancar. Penulisan makalah
ini bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas yang diberikan oleh dosen
pembimbing mata kuliah Lembaga Keuangan Indonesia yaitu Zulham Al Farizi,
S.E., M.Acc.
Makalah ini disusun untuk membantu mengembangkan kemampuan
pemahaman pembaca terhadap Bank Umum dan Bank Perkreditan Rakyat.
Pemahaman tersebut dapat dipahami melalui pendahuluan, pembahasan masalah,
serta penarikan garis kesimpulan dalam makalah ini.
Makalah Bank Umum dan Bank Perkreditan Rakyat ini disajikan dalam
konsep dan bahasa yang sederhana sehingga dapat membantu pembaca dalam
memahami makalah ini. Dengan makalah ini, diharapkan pembaca dapat
memahami kegiatan Bank Umum, jasa Bank Umum, dan Bank Perkreditan
Rakyat.
Ucapan terimakasih penulis sampaikan kepada Dosen Pembimbing mata
kuliah Lembaga Keuangan Indonesiayang telah memberikan kesempatan kepada
penulis untuk berkarya menyusun makalah Bank Umum dan Bank Perkreditan
Rakyat. Tidak lupa penulis sampaikan terimakasih kepada seluruh pihak yang
telah memberikan bantuan berupa konsep dan pemikiran dalam penyusunan
makalah ini.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Tak ada gading yang
tak retak, begitulah adanya makalah ini. Dengan segala kerendahan hati, saransaran dan kritik yang konstruktif sangat penulis harapkan dari para pembaca guna
peningkatan pembuatan makalah pada tugas yang lain dan pada waktu mendatang.

Pontianak, 12 September
2015

Penulis

ii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................. i


DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN
I.1
I.2
I.3
I.4

Latar Belakang Masalah ...................................................................... 1


Rumusan Masalah ................................................................................2
Tujuan Masalah ....................................................................................3
Sistematika Penulisan Masalah ...........................................................3

BAB II PEMBAHASAN
II.1Bank Umum ........................................................................................ 5
II.1.1.........................................................Pengertian Bank Umum
.................................................................................................5
II.1.2................................................................Fungsi Bank Umum
................................................................................................ 5
II.1.3...........................................................Kegiatan Bank Umum
.................................................................................................7
II.1.4...............................................Pengelompokkan Bank Umum
.................................................................................................9
II.1.5....................................................................Jasa Bank Umum
...............................................................................................12
II.1.6..............................................Risiko dalam Usaha Perbankan
...............................................................................................19
II.1.7...........Ketentuan Kehati-Hatian Bank Umum Konvensional
...............................................................................................20
II.2Bank Perkreditan Rakyat ................................................................... 21
II.2.1......................................Pengertian Bank Perkreditan Rakyat
.............................................................................................. 21
II.2.2............................................Fungsi Bank Perkreditan Rakyat
.............................................................................................. 22
II.2.3.............................Kegiatan Usaha Bank Perkreditan Rakyat
.............................................................................................. 22

iii

II.2.4...............Ketentuan Kelembagaan Bank Perkreditan Rakyat


.............................................................................................. 23
II.2.5..............Ketentuan KehatiHatian Bank Perkreditan Rakyat
.............................................................................................. 24

iii

II.2.6..................................Ketentuan Megenai Tingkat Kesehatan


Bank Perkreditan Rakyat.......................................................26
II.2.7.....................Ketentuan LainLain Bank Perkreditan Rakyat
...............................................................................................26
II.2.8........................................Likuidasi Bank Perkreditan Rakyat
...............................................................................................27
BAB III PENUTUP
III.1............................................................................................Kesimpulan
............................................................................................................ 28
III.2......................................................................................................Saran
............................................................................................................ 29

DAFTAR PUSTAKA

iv

iv

BAB I
PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang Masalah


Menurut Undang-undang Negara Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998
Tanggal 10 November 1998 tentang perbankan, yang dimaksud dengan bank
adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk
simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau
bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.
Menurut UU RI No 10 Tahun 1998 tanggal 10 November 1998 tentang
perbankan, dapat disimpulkan bahwa usaha perbankan meliputi tiga kegiatan,
yaitu menghimpun dana,menyalurkan dana, dan memberikan jasa bank lainnya.
Kegiatan menghimpun dan menyalurkan dana merupaka kegiatan pokok bank
sedangkan memberikan jasa bank lainnya hanya kegiatan pendukung. Kegiatan
menghimpun dana, berupa mengumpulkan dana dari masyarakat dalam bentuk
simpanan giro, tabungan, dan deposito. Biasanya sambil diberikan balas jasa yang
menarik seperti, bunga dan hadiah sebagai rangsangan bagi masyarakat. Kegiatan
menghimpun dana, berupa pemberian pinjaman kepada masyarakat. Sedangkan
jasa-jasa perbankan lainnya diberikan untuk mendukung kelancaran kegiatan
utama tersebut. Dengan adanya jasa perbankan, maka masyarakat menemukan
kemudahan dalam melakukan kegiatankegiatan yang berhubungan dengan
perbankkan sehingga masyarakat bisa dengan tenang dalam menjalankan
perekonomiannya. Untuk itu perlu diketahui apa saja yang menjadi produk jasa
dari perbankan agar masyarakat bisa memanfaatkan jasa tersebut sesuai dengan
kebutuhan mereka.
Dalam perbankan, ada beberapa jenis jasa yang ditawarkan oleh bank
seperti jasa kliring, inkaso, jasa transfer, pertukaran uang (Money Changer),
rekening Koran, bank garansi dan lainnya. Jasa yang ditawarkan tersebut
merupakan suatu bentuk kepedulian perbankan kepada masyarakat selain

melakukan tugasnya yang menghimpun dana dan menyalurkan kembali


kepada masyarakat. Dengan demikian masyarakat bisa melakukan perekonomian
dengan tenang dan tidak mengalami kesulitan dalam berekonomi.
Dalam praktiknya, Bank terdiri dari Bank Sentral, Bank Umum, dan bank
Perkreditan rakyat (BPR). Bank Sentral di Indonesia dilaksanakan oleh bank
Indonesia dan memegang fungsi sebagai Bank Sirkulasi, Bank to bank and Lender
Of the Last Resort. Biasanya pelayanan yang diberikan oleh Bank Indonesia lebih
banyak kepada pihak pemerintah dan dunia perbankan. Dengan kata lain nasabah
bank Indonesia dalam hal ini lebih banyak kapada Lembaga Perbankan. Tujuan
utama Bank Indonesia sebagai Bank Sentral adalah mencapai dan memelihara
kastebilan nilai rupiah. Untuk mencapai tujuan tersebut Bank Sentral mempunyai
tugas menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter, mengatur dan menjaga
kelancaran sistem devisa serta mengatur dan mengawasi bank.
Kemudian Bank Umum merupakan Bank yang bertugas melayani seluruh
jasa-jasa perbankan dan melayani segenap lapisan masyarakat, baik perorangan
maupun lembaga-lembaga lainnya.
Sedangkan Bank Perkreditan Rakyat (BPR) merupakan Bank yang khusus
melayani masyarakat kecil di kecamatan dan pedesaan. Jenis produk yang
ditawarkan oleh Bank Perkreditan Rakyat ini relatif sempit dibandigkan dengan
Bank Umum, bahkan ada beberapa jenis jasa bank yang tidak boleh
diselenggarakan oleh BPR, seperti pembukaan rekening Giro dan ikut Kliring.
I.2 Rumusan Masalah
Untuk mengkaji dan mengulas tentang Bank Umum dan bank perkreditan
rakyat, maka diperlukan subpokok bahasan yang saling berhubungan, sehingga
penulis membuat rumusan masalah sebagai berikut:
1. Apa definisi Bank Umum?
2. Apa fungsi dan kegiatan yang dilakukan oleh Bank Umum?
3. Bagaimana pengelompokan Bank Umum?
4. Apa saja jasa yang diberikan oleh Bank Umum?
5. Apa saja risiko dalam usaha perbankan?
6. Apa saja aspek yang dilihat dalam kehati-hatian Bank Umum
Konvensional?
7. Apa definisi Bank Perkreditan Rakyat?

8. Apa saja fungsi dan kegiatan usaha Bank Perkreditan Rakyat?


9. Bagaimana ketentuan kelembagaan, keteentuan kehati-hatian,
tingkat kesehatan dan ketentuan lainnya dalam Bank Perkreditan
Rakyat?
10. Bagaiman proses likuidasi Bank Perkreditan Rakyat?
I.3 Tujuan Masalah
Untuk mengkaji makalah ini ada beberapa tujuan yang akan dicapai, yaitu:
1. Memahami pengertian Bank Umum.
2. Mengetahui berbagai macam fungsi dan kegiatan Bank Umum.
3. Mengetahui pengelompokkan Bank Umum.
4. Mengetahui jasa-jasa Bank Umum.
5. Memahami risiko-risiko dalam usaha perbankan.
6. Memahami ketentuan kehati-hatian Bank Umum.
7. Memahami definisi Bank Perkreditan Rakyat.
8. Mengetahui fungsi dan kegiatan usaha Bank Perkreditan Rakyat.
9. Memahami mengenai ketentuan kelembagaan, keteentuan kehatihatian, tingkat kesehatan dan ketentuan lainnya dalam Bank
Perkreditan Rakyat.
10. Memahami proses likuidasi Bank Perkreditan Rakyat.
I.4 Sistematika Penulisan Masalah
Makalah ini disusun dengan sistematika pembahasan yang meliputi:
BAB I: PENDAHULUAN
Menyajikan latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan masalah dan
sistematika penulisan masalah;
BAB II: PEMBAHASAN
Membahas tentang Bank Umum dan Bank Perkreditan Rakyat yang
meliputi: pengertian Bank Umum, fungsi dan kegiatan Bank Umum,
pengelompokkan Bank Umum, jasa Bank Umum, risiko-risiko dalam usaha
perbankan, ketentuan kehati-hatian Bank Umum, pengertian Bank
Perkreditan Rakyat, Fungsi dan kegiatan usaha Bank Perkreditan Rakyat,
ketentuan kelembagaan, ketentuan kehati-hatian, tingkat kesehatan dan
ketentuan lainnya dalam Bank Perkreditan Rakyat serta proses likuidasi
Bank Perkreditan Rakyat.

BAB III: PENUTUP


Menyajikan Kesimpulan dan Saran.

BAB II
PEMBAHASAN

II.1 Bank Umum


II.1.1. Pengertian Bank Umum
Bank Umum adalah lembaga keuangan yang paling penting dalam
suatu negara dilihat dari jumlah asetnya. Berdasarkan UU Nomor 7 Tahun
1992 tentang Perbankan sebagaimana diperbaharui dengan UU Nomor 10
Tahun 1998, Bank Umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha
secara konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam
kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Pengertian lain
dari

Bank

Umum,

yaitu Bank

Umum

adalah

bank

yang

hanya menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan


menyalurkannya kepada masyarakat dalam rangka meningkatkan taraf
hidup rakyat banyak yang berorientasi laba secara konvesional.
II.1.2.

Fungsi Bank Umum


Berdasarkan definisi Bank Umum, Bank Umum memiliki beberapa

fungsi, yaitu:
1. Penciptaan uang
Uang yang diciptakan Bank Umum adalah uang giral, yaitu alat
pembayaran

lewat

mekanisme

pemindahbukuan

(kliring).

Kemampuan Bank Umum menciptakan uang giral menyebabkan


posisi dan fungsinya dalam pelaksanaan kebijakan moneter. Bank
sentral dapat mengurangi atau menambah jumlah uang yang
beredar dengan cara mempengaruhi kemampuan Bank Umum
menciptakan uang giral.
2. Mendukung Kelancaran Mekanisme Pembayaran

Fungsi lain dari Bank Umum yang juga sangat penting adalah
mendukung

kelancaran

mekanisme

pembayaran.

Hal

ini

dimungkinkan karena salah satu jasa yang ditawarkan Bank Umum


adalah jasa-jasa yang berkaitan dengan mekanisme pembayaran.
Beberapa jasa yang amat dikenal adalah kliring, transfer uang,
penerimaan setoran-setoran, pemberian fasilitas pembayaran
dengan tunai, kredit, fasilitas-fasilitas pembayaran yang mudah dan
nyaman, seperti kartu plastik dan sistem pembayaran elektronik.
3. Penghimpunan Dana Simpanan Masyarakat
Dana yang paling banyak dihimpun oleh Bank Umum adalah dana
simpanan. Di Indonesia dana simpanan terdiri atas giro, deposito
berjangka, sertifikat deposito, tabungan dan atau bentuk lainnya
yang dapat dipersamakan dengan itu. Kemampuan Bank Umum
menghimpun dana jauh lebih besar dibandingkan dengan lembagalembaga keuangan lainnya. Dana-dana simpanan yang berhasil
dihimpun akan disalurkan kepada pihak-pihak yang membutuhkan,
utamanya melalui penyaluran kredit.
4. Mendukung Kelancaran Transaksi Internasional
Bank Umum juga sangat dibutuhkan untuk memudahkan dan atau
memperlancar transaksi internasional, baik transaksi barang/jasa
maupun transaksi modal. Kesulitan-kesulitan transaksi antara dua
pihak yang berbeda negara selalu muncul karena perbedaan
geografis, jarak, budaya dan sistem moneter masing-masing negara.
Kehadiran Bank Umum yang beroperasi dalam skala internasional
akan memudahkan penyelesaian transaksi-transaksi tersebut.
Dengan adanya Bank Umum, kepentingan pihak-pihak yang
melakukan transaksi internasional dapat ditangani dengan lebih
mudah, cepat dan murah.
5. Penyimpanan Barang-Barang Berharga
Penyimpanan barang-barang berharga adalah satu satu jasa yang
paling awal yang ditawarkan oleh Bank Umum. Masyarakat dapat

menyimpan barang-barang berharga yang dimilikinya seperti


perhiasan, uang, dan ijazah dalam kotak-kotak yang sengaja
disediakan oleh bank untuk disewa (safety box atau safe deposit
box). Perkembangan ekonomi yang semakin pesat menyebabkan
bank memperluas jasa pelayanan dengan menyimpan sekuritas atau
surat-surat berharga.
6. Pemberian Jasa-Jasa Lainnya
Di Indonesia pemberian jasa-jasa lainnya oleh Bank Umum juga
semakin banyak dan luas. Saat ini kita sudah dapat membayar
listrik, telepon membeli pulsa telepon seluler, mengirim uang
melalui atm, membayar gaji pegawai denga menggunakan jasa-jasa
bank.

II.1.3.
Kegiatan Bank Umum
Kegiatan usaha yang dapat dilaksanakan oleh Bank Umum adalah
sebagai berikut:
1. Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa
giro, deposito berjangka, sertifikat deposito, tabungan, dan atau
bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu.
2. Memberikan kredit.
3. Menerbitkan surat pengakuan utang.
4. Membeli, menjual, atau menjamin atas risiko sendiri maupun untuk
kepentingan dan atas perintah nasabahnya:
a. Surat-surat wesel termasuk wesel yang diakseptasi oleh bank
yang masa berlakunya tidak lebih lama daripada kebiasaan
dalam perdagangan surat-surat dimaksud.
b. Surat pengakuan utang dan kertas dagang lainnya yang masa
berlakunya

tidak

lebih

lama

dari

kebiasaan

dalam

perdagangan surat-surat dimaksud.


c. Kertas perbendaharaan negara dan surat jaminan pemerintah.
d. Sertifikat Bank Indonesia (SBI).

e. Obligasi.
f. Surat dagang berjangka waktu sampai dengan satu (1) tahun.
g. Instrumen surat berharga lain yang berjangka waktu sampai
dengan satu (1) tahun.
5. Memindahkan uang baik untuk kepentingan sendiri maupun untuk
kepentingan nasabah.
6. Menempatkan dana pada, meminjam dana dari, atau meminjamkan
dana kepada bank lain, baik dengan menggunakan surat, sarana
telekomunikasi maupun dengan wesel unjuk, cek atau sarana
lainnya.
7. Menerima pembayaran dari tagihan atas surat berharga dan
melakukan perhitungan dengan antar pihak ketiga.
8. Menyediakan tempat untuk menyimpan barang dan surat berharga.
9. Melakukan kegiatan penitipan untuk kepentingan pihak lain
berdasarkan suatu kontrak.
10. Melakukan penempatan dana dari nasabah kepada nasabah lainnya
dalam bentuk surat berharga yang tidak tercatat di bursa efek.
11. Melakukan kegiatan anjak piutang, usaha kartu kredit dan kegiatan
wali amanat.
12. Menyediakan pembiayaan dan atau melakukan kegiatan lain
berdasarkan Prinsip Syariah, sesuai dengan ketentuan yang
ditetapkan oleh Bank Indonesia.

13. Melakukan kegiatan lain yang lazim dilakukan oleh bank sepanjang
tidak bertentangan dengan undang-undang ini dan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
Selain itu Bank Umum dapat pula:
1. Melakukan kegiatan dalam valuta asing dengan memenuhi
ketentuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia.
2. Melakukan kegiatan penyertaan modal pada bank atau perusahaan
di bidang keuangan, seperti sewa guna usaha, modal ventura,
perusahaan efek, asuransi serta lembaga kliring penyelesaian dan
penyimpanan, dengan memenuhi ketentuan yang ditetapkan oleh
Bank Indonesia.
3. Melakukan kegiatan penyertaan modal sementara untuk mengatasi
akibat kegagalan kredit atau kegagalan pembiayaan berdasarkan
prinsip

syariah,

dengan

syarat

harus

menarik

kembali

penyertaannya, dengan memenuhi ketentuan yang ditetapkan oleh


Bank Indonesia, dan
4. Bertindak sebagai pendiri dana pensiun dan pengurus pensiun
sesuai dengan ketentuan dalam peraturan perundang-undangan
dana pensiun yang berlaku.
II.1.4.
Pengelompokkan Bank Umum
Bank Umum sebagai salah satu bagian dari sistem perbankan
Indonesia dikelompokkan sebagai berikut dilihat dari berbagai aspek.
No.
1.

Aspek
Fungsi

Jenis Bank
Bank Sentral

Keterangan
Badan hukum milik Negara yang
tugas

Bank Umum

pokoknya

membantu

pemerintahan.
Bank yang sumber utama dananya

10

berasal dari simpanan pihak ketiga dan


penyaluran

dana

dalam

bentuk

Bank

pinjaman kredit.
Sumber
dananya

Pembangunan
Bank Desa

simpanan deposito
Tugas utamanya melakukan fungsi

berasal

dari

perkreditan dan penghimpunan dana


untuk memajukan desa.
Merupakan unsur penghimpunan dana

BPR

dari masyarakat dan menyalurkan


2.

Status

Bank

Kepemilikan

Negara
Bank

dana di sector pertanian dan pedesaan.


Milik Seluruh modalnya dari kekayaan
Negara yang dipisahkan dan didirkan
atas dasar UU tersendiri.
Milik Didirikan dalam bentuk PT yang

Swasta Nasional

sahamnya dimiliki oleh WNI dan atau


badan hokum di Indonesia secara

3.

Kegiatan

Bank

keseluruhan.
Swasta Dibentuk antara bank asing dan bank

Asing

nasional di Indonesia, atau cabang

Bank

bank asing yang ada di Indonesia.


Didirikan atas peraturan daerah

Pembangunan

propinsi dan sahamya sebagian besar

Daerah

merupakan

Bank Campuran

daerah.
Sebagian sahamnya milik pihak asing

Bank Devisa

dan swasta Indonesia.


Bank yang memiliki wewenang dari

Operasional

kekayaan

pemerintah

BI untuk melakukan transasksi valuta


asing dan koresponden dengan pihak

4.

Penciptaan

Bank Nondevisa

asing.
Bank yang hanya melakukan transaksi

Bank Primer

dalam negeri saja.


Kegiatan operasional berupa funding

11

Uang Giral

dan

landing,

melakukan
Bank Sekunder

bank

semua

primer

juga

transaksi

yang

berhubungan langsung dengan kas.


Kegiatan
operasionalnya
hanya
sekedar melaksanakan transaksi kas

5.

6.

Sistem

Unit

Organisasi

System

melayani

Branch Banking

wilayah itu.
Memiliki kantor cabang di beberapa

System

wilayah yang sistemnya terkait dengan

Holding

kantor pusat.
Sebuah bank yang memiliki satu atau

Company Bank
Multi Holding

lebih anak bank.


Bank yang memiliki perusahaan yang

Company Bank

bergerak

Correspondent

nonperbankan.
Bank yang memiliki

Banking

koresponden baik itu dalam negeri

Skala Usaha Retail Banking


dan

Target

Pasar

7.

Banking

masyarakat

dibidang

di

sekitar

perbankan

dan

hubungan

maupun luar negeri.


Penjaringan nasabah pada kelompok

Wholesale

masyarakat kecil.
Penjaringan nasabah pada kelompok

Banking

masyarakat menengah dan masyarakat

Wholesale

atas.
Penjaringan nasabah dari kelompok

dan

Retail Banking

masyarakat

Bank Lokal

masyarakat atas.
Beroperasi di daerah terbatas dan

Bank Regional
Bank

tertentu.
Beroperasi di pasar perkotaan.
Beroperasi
sampai
di
lingkup

Perhitungan

Multinasional
Bank

internasional.
Bank yang perhitungan pendapatannya

Pendapatan

Konvensional

dengan sistem bunga.

Letak
Geografis

8.

secara langsung.
Hanya memiliki satu kantor saja dan

kecil,

menengah

dan

12

Bank Syariah

Bank yang perhitungan pendapatannya


dengan sistem bagi hasil.

II.1.5.
Jasa Bank Umum
Masyarakat berkedududukan sebagai pelaku-pelaku ekonomi yang
secara aktif melakukan transaksi ekonomi dengan sistem pembayaran
melalui system banking, untuk itulah bank memberikan berbagai kemudahan
untuk transaksi dengan berbagai bentuk produk bank yang didukung dengan
teknologi perbankan yang semakin mutakhir. Berikut ini akan dibahas
beberapa bentuk jasa perbankan.
1. Electronic Banking (E-Banking)
Layanan elektronik perbankan memiliki beraneka ragam bentuk
selain ATM yaitu Phone Banking, Internet Banking, Mobile
Banking dan SMS Banking.
E-Banking yang dikeluarkan

oleh

bank

bertujuan

untuk

menghimpun dana nasabah agar mengendap di bank, memberikan


layanan yang mudah, cepat dan murah kepada nasabah, agar
nasabah lebih loyal.
Biaya yang dikeluarkan untuk menikmati layanan e-banking
merupakan

keuntungan

sendiri

untuk

bank

yaitu

sebagai

pendapatan nonbunga, semakin banyak kepercayaan nasabah


semakin banyak

transaksi

e-banking dan

bertambah

pula

pendapatan bank dari nonbunga.


2. Transfer (Payment Order)
Merupakan jasa pengiriman uang lewat bank. Pengiriman uang
dapat dilakukan padabank yang sama atau bank yang berlainan.
Pengiriman uang juga dapat dilakukan derigan tujuan dalam kota,
luar kota atau luar negeri. Khusus untuk pengiriman uang keluar
negeri harus melalui bank devisa. Kepada nasabah pengirim
dikenakan biaya kirim yang besarnya tergantung dari bank yang
bersangkutan.
Manfaat transfer bagi nasabah yaitu sebagai salah satu bentuk
layanan dari bank untuk melakukan pemindahan uang baik berupa

13

devisa maupun nondevisa, mempercepat proses pengiriman uang


dan mempererat hubungan kerjasama dengan bank lain dalam
negeri maupun luar negeri. Beberapa sarana yang dapat dipakai
untuk pemindahan uang yaitu:
a. Non Lalu Lintas Giro (LLG), yaitu nota kredit atau dalam
bentuk transfer yang dikirim antar bank dalam wilayah kliring
setempat.
b. Real Time Gross Settlement (RTGS), yaitu pemindahan uang
antar Bank Umum secara cepat dengan nilai nominal minimal
Rp 50.000.000.
c. Talex, cable, atau faximile yaitu pengiriman uang yang
dilakukan dengan menggunakan mesin telegraph dengan syarat
antar bank tersebut sudah memiliki perjanjian transfer yang
telah disepakati bersama.
d. Telephone yaitu metode transfer yang dilakukan dengan
menggunakan jaringan telepon dan kedua belah pihak sudah
memiliki transfer agreement.
e. Melalui mail/mail transfer yaitu pengiriman uang secara
tertulis.
3. Tabungan (Saving Deposit)
Tabungan adalah simpanan pada bank yang penarikan sesuai
dengan persyaratan yang ditetapkan oleh bank dan dapat dilakukan
menggunakan buku tabungan, slip penarikan, kwitansi atau kartu
(ATM).
4. Kliring (Clearing)
Merupakan penagihan warkat (surat-surat berharga seperti cek,
bilyet giro) yang berasal dari dalam kota. Proses penagihan lewat
kliring hanya memakan waktu 1 (satu) hari. Besarnya biaya
penagihan tergantung dari bank yang bersangkutan.
5. Simpanan Deposito
Deposito merupakan simpanan yang memiliki jangka waktu
tertentu (jatuh tempo). Penarikannyapun dilakukan sesuai jangka
waktu tersebut. Namun saat ini sudah ada bank yang memberikan
fasilitas deposito yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat.

14

Jenis depositopun beragam sesuai dengan keinginan nasabah.


Secara garis besar, deposito ada tiga jenis, yaitu:
a. Deposito Berjangka
Deposito berjangka adalah simpanan pihak ketiga di bank
yang penarikannya hanya dapat dilakukan setelah jangka
waktu tertentu menurut perjanjian antara pihak ketiga dengan
bank bersangkutan. Diterbitkan atas nama deposan tersebut
sehingga tidak dapat dipindahtangankan atau dijual. Jangka
waktu deposito ada beberapa yaitu 1 bulan, 3 bulan, 6 bulan,
12 bulan dan 24 bulan.
b. Deposito Harian
Deposito harian adalah simpanan pihak ketiga pada bank
yang memiliki jangka waktu 1 hari sampai dengan 30 hari,
pencairannya

dapat

dilakukan

setiap

hari

dengan

pemberitahuan sebelumnya kepada pihak bank. Tingkat


bunga yang diberikan atas deposito harian lebih rendah
daripada deposito berjangka karena mempengaruhi tingkat
risiko likuiditas bank yang lebih besar.
c. Sertifikat Deposito
Menurut UndangUndang No. 10 Tahun 1998 tentang
Perbankan yang dimaksud dengan sertifikat deposito adalah
simpanan dalam bentuk deposito yang sertifikat bukti
penyimpanannya dapat dipindahtangankan. Pemilik sertifikat
deposito dapat menjualnya apabila membutuhkan dana
segera. Sifat sertifikat deposito adalah atas unjuk, sehingga
sertifikat deposito dapat diperjualbelikan.

6. Giro
Giro adalah simpanan yang penarikannya dapat dilakukan setiap
saat dengan menggunakan cek, bilyet giro, sarana perintah
pembayaran lainnya atau dengan cara pemindahbukuan.

7. Bank Garansi
Merupakan jaminan bank yang diberikan kepada nasabah dalam
rangka membiayai suatu usaha. Dengan jaminan bank ini si
pengusaha memperoleh fasilitas untuk melaksanakan kegiatannya

15

dengan pihak lain. Tentu sebelum jaminan bank dikeluarkan, bank


terlebih dulu mempelajari kredibilitas nasabahnya
8. Inkaso
Merupakan penagihan warkat (surat-surat berharga seperti cek,
bilyet giro) yang berasal dari luar kota atau luar negeri. Proses
inkaso dikelompokkan menjadi dua yaitu inkaso dalam negeri dan
inkaso luar negeri. Manfaat inkaso yaitu memberikan pelayanan
kepada nasabah dalam proses penagihan dari warkat yang dimiliki,
nasabah tidak perlu datang pada bank tertarik, tapi hanya pelru
memberikan surat kuasa pada bank untuk melakukan warkatnya.
9. Cek Perjalanan (Travellers Cheque)
Merupakan cek perjalanan yang biasa digunakan oleh turis atau
wisatawan. Cek Wisata dapat dipergunakan sebagai alat pem
bayaran di berbagai tempat pembelanjaan atau hiburan seperti
hotel, supermarket. Keistimewaan cek perjalanan dibanding cek
lain yaitu apabila terjadi kehilangan bank akan memberikan ganti
penuh dan dalam waktu yang singkat selama pemegang cek
perjalananan ini segera melaporkan kejadian kehilangan kepada
pada penerbit.
10. Kredit Dokumenter (Documentary Letter of Credit)
Merupakan surat kredit yang diberikan kepada para eksportir dan
importir yang digunakan untuk melakukan pembayaran atas
transaksi ekspor-impor yang mereka lakukan. Jenis Letter of Credit
ada 2 bentuk yaitu L/C yang dapat dibatalkan dan L/C yang tidak
dapat dibatalkan. Berikut beberapa LC dilihat dari bebrapa aspek
penting:
No
.
1.

Menurut
Sifatnya

Jenis
Revocable letter
of credit

Irrevocable letter
of credit

Keterangan
Dapat dibatalkan
secara sepihak tanpa
persetujuan dari
pihak-pihak terlibat
di dalamnya.
Tidak dapat
dibatalkan atau

16

Irrevocable
confirmed letter of
credit

Revolving letter of
credit

Counter letter of
credit
Transferable
letter of credit

Back to back
letter of credit

2.

Menurut
jangka waktu

Sight letter of
credit

diubah sepihak tanpa


persetujuan dari
pihak-pihak yang
terlibat yaitu seller,
buyer, opening bank
ataupun negotiating
bank.
Mendapat konfirmasi
sebuah bank bahwa
bank menjamin akan
melakukan
pembayaran jika
opening bank cidera
janji sedangkan
syarat-syarat L/C
sudah dipenuhi.
Secara otomatis
berlaku secara
berulang-ulang
seterlah L/C
direalisasi.
Diterbitkan oleh bank
lain yang bukan
merupakan advising
bank dari master L/C.
Dapat dipindah
tangankan dari
beneficiary pertama
kepada beneficiary
kedua dan bisa lebih
dari satu beneficiary.
Beneficiary pertama
murni sebagai
applicant dan
bertanggung jawab
terhadap
pembayarannya
kepada beneficiary
kedua, tidak
memandang apakah
dia mendapat
pembayaran dari
buyer luar negeri atau
tidak.
Pembayarannya
dilakukan setelah

17

pembayaranny
a
Usance letter of
credit

Usance on sight
basis letter of
credit

Red caluse letter


of credit

3.

Menurut bank
pembuka atau
asal
pembukanya

Merchants letter
of credit

Menurut bank
yang
menegosiasi

Restriced letter of
credit

Unresricted letter
of credit

wesel diserahkan,
disertai dengan
dokumen-dokumen
yang disyaratkan
L/C berjangka yang
pembayarannya
dilakukan pada suatu
jangka waktu
tertentu, setelah
wesel diunjukkan
atau setelah barang
dikapalkan.
Kombinasi dari sight
L/C dengan Usance
L/Cnegotiating
dengan Sight, dan
pembayarannya
dilakukan dengan
Usance.
L/C yang memuat
klausa khusus yang
member kuasa
kepada advising
bank untuk
melakukan
pembayaran sejumlah
uang muka kepada
beneficiary sebelum
dokumen-dokumen
diserahkan.
L/C yang diterbitkan
oleh suatu
perusahaan yang
biasanya adalah
perusahaan dari
pihak buyer.
L/C yang menunjuk
sebuah bank untuk
melakukan
pembayarannya
ataupun negosiasi.
L/C yang tidak
menunjuk sebuah
bank untuk
melakukan
pembayran ataupun

18

negosiasinya.
11. Kartu Kredit (Credit Card)
Kartu kredit memiliki keunggulan yaitu jangkauan penggunaan
yang luas hampir 5,7 juta di 160 negara telah mengikatkan diri
untuk selalu melayani para pemegang kartu kredit. Kartu kredit
dipergunakan untuk transaksi.
Cara pembayaran kartu redit:
a. Charge card, adalah jenis kartu yang mana pembayarannya
dilakukan secara penuh atas jumlah pengeluaran pemegang
kartu yang ditagih oleh bank penerbit melalui billing statement
yang dikirim.
b. Credit card, adalah jenis kartu di mana cara pembayarannya
dapat dibayarkan sebagian atau keseluruhan kewajiban.
12. Kotak Pengamanan (Safety Deposit Box)
Safe Deposit Box memberikan layanan penyewaan box atau kotak
pengaman tempat menyimpan surat-surat berharga atau barangbarang berharga milik nasabah. Biasanya surat-surat atau barangbarang berharga yang disimpan di dalam box tersebut aman dari
pencurian dan kebakaran. Kepada nasabah penyewa box di kenakan
biaya sewa yang besarnya tergantung dari ukuran box serta jangka
waktu penyewaan.
13. Automatic Teller Machine (ATM)
Automatic teller machine, atau dalam bahasa Indonsia dikenal
dengan Anjungan Tunai Mandiri.ATM merupakan alat elektronik
yang diberikan oleh bank yang kepada pemilik rekening yang dapat
digunakan untuk bertransaksi secara elektronis seperti mengecek
saldo, mentransfer uang dan juga mengambil uang dari mesin ATM
tanpa perlu dilayani seorang teller. Setiap pemegang kartu
diberikan PIN (personal identification number), atau nomor pribadi
yang bersifat rahasia untuk keamanan dalam penggunaan ATM.
II.1.6.
Risiko dalam Usaha Perbankan
Dalam menjalankan bisnis di bidang industri perbankan, maka
setiap bankir harus benar-benar menyadari berbagai risiko bisnis yang

19

dihadapinya. Usaha perbankan adalah usaha yang memiliki risiko tinggi


baik dari aspek penarikan dana maupun dari aspek penyaluran dana. Dalam
menghadapi berbagai risiko usaha yang timbul tentunya para bankir harus
melakukan perencanaan yang tepat dengan kemampuan prediksi yang
akurat.Risiko-risiko usaha bank tersebut antara lain:
1. Risiko Likuiditas
Timbul karena bank tidak dapat memenuhi kewajiban jangka
pendek.
2. Risiko Tingkat Bunga
Timbul akibat perubahan tingkat suku bunga.
3. Risiko Kredit
Timbul karena debitur tidak dapat mengembalikan hutang dan
bunga kepada bank.
4. Risiko Manajemen
Timbul karena mismanagement dan mentalitas pegawai bank.
5. Risiko Investasi
Timbul akibat nilai surat berharga bank turun.
6. Risiko Operasi
Timbul karena masalah pengumpulan dan penggunaan dana untuk
operasi bank.
7. Risiko Fidusa
Adanya unsur perwalian yang menyebabkan nasabah merugi
karena penipuan.
8. Risiko Keamanan
Timbul akibat ketidakstabilan politik dan keamanan lingkungan.
9. Risiko Pendapatan
Timbul karena bank gagal menyalurkan dananya.
10. Risiko Pasar
Timbul akibat perubahan tingkat bunga pasar.
II.1.7.
Ketentuan Kehati-Hatian Bank Umum Konvensional
Dalam hal ini Bank Umum perlu memperhatikan beberapa aspek
yaitu:
1. Modal inti yang harus dimiliki senilai lebih dari Rp 100 miliar,
bank wajib menyediakan modal minimum sebesar 8% dari asset
tertimbang menurut risiko (ATMR).
2. Posisi devisa neto (PDN) secara keseluruhan maksimal 20% dari
modal dan untuk neraca maksimal 20% dari modal.
3. Batas maksimum pemberian kredit.

20

4. Kualitas asset produktif Bank Umum.


5. Penyisihan penghapusan asset (PPA) yang teridiri dari cadangan
umum dan cadangan khusus.
6. Restrukturi kredit terhadap kreditur yang mengalami kesulitan
pokok, bunga kredit dan yang mengalami prospek usaha yang baik
dan mampu memenuhi kewajiban setelah kredit direstrukturisasi.
7. Giro wajib minimum (GWM), bank devisa wajib memenuhi GWM
dalam rupiah dan valas, GWM terdiri terdiri dari GWM utama
(dalam rupiah sebesar 5% dari DPK) dan GWM sekunder (dalam
rupiah 2,5 % dari DPK), sanksi yang melanggar kewajiban
pemenuhan GWM akan dikenakan sanksi sesuai pasal 13 dan pasal
14 Peraturan Bank Indonesia No. 10/25/PBI/2008 tentang
Perubahan atas Peraturan Bank Indonesia No. 10/19/PBI/2008
tentang Giro Wajib Minimum Bank Umum pada BI dalam rupiah
dan valas.
8. Penerapan prinsip mengenal nasabah yang ketentuannya dibuat
oleh bank dan dilaporkan ke PPATK jika mengalami hal-hal yang
mencurigakan saat bertransaksi.
9. Transparansi kondisi keuangan Bank Umum yang dilaporkan
kepada BI secara periodic bulanan triwulan dan tahunan. Laporan
triwulan wajib di share ke masyarakat umum melalui media masa.
10. Transparansi informasi produk bank dan penggunaan data pribadi
nasabah yang ditetapkan dalam kebijakan dan prosedur tertulis.
11. Prinsip kehati-hatian dalam kegiatan penyertaan modal umum.
12. Prinsip kehati-hatian dalam aktivitas sekuritas asset bagi Bank
Umum.
13. Penilaian tingkat kesehatan bank melalui penilaian kualitatif
kondisi dan konerja bank, melalui penilaian kuantitatif terhadap
factor modal, kualitas aset, manajemen, rehabilitas, likuiditas dan
sensitifitas pasar (CAMELS).
II.2 Bank Perkreditan Rakyat
II.2.1.
Pengertian Bank Perkreditan Rakyat
Bank Perkreditan Rakyat (BPR) adalah lembaga keuangan bank
yang menerima simpanan hanya dalam bentuk deposito berjangka,

21

tabungan, dan bentuk lainnya yang dipersamakan dan menyalurkan dana


sebagai usaha BPR. Kegiatan utama BPR ditujukan untuk melayani usahausaha kecil dan masyaraakat di daerah pedesaan.Bentuk hukum BPR dapat
berupa perseroan terbatas, perusahaan daerah, atau koperasi.
II.2.2.
Fungsi Bank Perkreditan Rakyat
Funsgi BPR adalah menyalurkan kredit kepada para pengusaha
mikro, kecil dan menengah

dan menerima simpanan dari masyarakat.

Dalam penyaluran kredit kepada masyarakat menggunakan prinsip 3T, yaitu


tepat waktu, tepat jumlah, tepat sasaran, karena proses kreditnya yang relatif
cepat, persyaratan lebih sederhana, dan sangat mengerti akan kebutuhan
nasabah.

II.2.3.

Kegiatan Usaha Bank Perkreditan Rakyat

1. Usaha yang boleh dilakukan BPR


a. Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan
berupa deposito berjangka, tabungan, dan/atau bentuk lainnya
yang dipersamakan dengan itu
b. Memberikan kredit.
c. Menyediakan pembiayaan bagi nasabah berdasarkan prinsip
bagi hasil sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan dalam
Peraturan Pemerintah.
d. Menempatkan dananya

dalam

bentuk

Sertifikat

Bank

Indonesia (SBI), deposito berjangka, sertifikat deposito,


dan/atau tabungan pada bank lain. SBI adalah sertifikat yang
ditawarkan Bank Indonesia kepada BPR apabila BPR
mengalami over likuiditas.
2. Usaha yang tidak boleh dilakukan BPR
a. Menerima simpanan berupa Giro.
b. Melakukan kegiatan usaha dalam bentuk valuta asing.
c. Melakukan penyertaan modal dengan prinsip prudent banking
dan concern terhadap layanan kebutuhan asyarakat menengah
ke bawah.
d. Melakukan usaha peransuransian.

22

e. Melakukan usaha lain di luar kegiatan usaha sebagaimana yang


dimaksud dalam usaha BPR.
II.2.4.
Ketentuan Kelembagaan Bank Perkreditan Rakyat
1. BPR hanya dapat didirikan dan dimiliki dengan ijin Dewan
Gubernur Bank Indonesia.
2. Kepemilikan BPR adalah orang yang memiliki intregias dan bukan
orang tercela.
3. Sumber dana tidak boleh berasal dari pinjaman/fasilias pembiayaan
dalam bentuk apapun dari bank/pihak lain dan berasal dari dan
untuk tujuan pencucian uang.
4. Kepengurusan BPR teridiri dari direksi dan komisaris.
5. Merger, konsolidasi dan akuisisi BPR wajib mendapat ijin dari BI
dan dapat dilakukan atas inisiatif BPR yang bersangkutan atau atas
permintaan BI.
6. Pembukaan kantor

cabang hanya dpat dilakukan di wilayah

propinsi yang sama dengan mempertimbangkan kesehatan,


kemampuan permodalan, teknologi informasi dan tercantum dalam
rencana kerja tahunan BPR.
7. Pembuakaan kantor kas hanya dapat dilakukan dalam satu wilayah
satu kota/kabupaten dengan kantor induknya.
8. Perubahan nama diajukan ke BI disertai dengan alasan perubahan
nama dan akta perubahan anggaran dasar yang disetujui dari
instansi berwenang.
9. BPR wajib mengumumkan perubahan nama kepada masyarakat
dalam surat kabar harian atau papan pengumuman seluruh kantor
cabang.
10. Perubahan bentuk badan hukum dilakukan dalam dua tahap yaitu
permohonan ijin prinsip dan permohonan pengalihan ijin usaha
BPR.
11. Penutupan

kantor

cabang

hanya

dapat

dilakukan

dengan

persetujuan Bank Indonesia.


12. Penutupan sementara diluar hari libur resmi sebanyak-banyaknya 5
hati kerja dalam kurun waktu satu tahun dan wajib memperoleh
persetujuan dari BI dan diajukan dengan menyebutkan alasan

23

penutupan. BPR wajib mengumumkan rencana penutupan kantor


sementara kepada masyarakat.
13. Perubahan kegiatan usaha harus mendapat ijin Dewan Gubernur BI
dan mengacu pada Peraturan BI ttg BPR berlandaskan prinsip
syariah.
II.2.5.

Ketentuan Kehati-Hatian Bank Perkreditan Rakyat


1. Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM)
BPR diwajibkan untuk memenuhi rasio KPMM (CAR) minimal 8%
yang dihitung dari perbandingan antara Modal dengan Aktiva
Tertimbang Menurut Risiko (ATMR). Komponen modal terdiri atas
modal inti dan modal pelengkap dimana modal pelengkap
maksimum sebesar 100% dari modal inti.
2. Batas Maksimum Pemberian Kredit (BMPK)
BMPK

adalah

batas

maksimum

penyediaan

dana

yang

diperkenankan untuk dilakukan oleh BPR kepada peminjam atau


kelompok peminjam tertentu.
BMPK untuk satu peminjam maupun satu kelompok peminjam
yang tidak terkait dengan BPR ditetapkan setinggi tingginya 20 %
dari modal BPR. BMPK bagi pihak yang terkait dengan BPR
secara individu maupun secara keseluruhan ditetapkan setinggitingginya sebesar 10% dari modal BPR.
3. Kualitas Aktiva Produktif
Aktiva produktif adalah penanaman dana BPR dalam bentuk
Kredit, SBI dan Penempatan Dana Antar Bank dengan menerapkan
prinsip kehati-hatian dimana pengurus BPR wajib menilai,
memantau dan mengambil langkah-langkah yang diperlukan agar
kualitas Aktiva Produktif senantiasa Lancar. Kualitas Aktiva
Produktif dalam bentuk Kredit ditetapkan dalam 4 golongan, yaitu
Lancar, Kurang Lancar, Diragukan dan Macet yang penilaiannya

24

berdasarkan ketepatan membayar dan/atau kemampuan membayar


kewajiban oleh Debitur.
4. Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif (PPAP)
PPAP adalah penyisihan yang wajib dibentuk oleh BPR untuk
menutup risiko kerugian. Besarnya PPAP umum minimal adalah
0,5% dari aktiva produktif yang digolongkan lancar (tidak termasuk
SBI).
5. Restrukturisasi Kredit
Restrukturisasi kredit dapat dilakukan terhadap debitur yang
mengalami kesulitan pembayaran pokok dan atau bunga kredit dan
debitur yang memiliki prospek usaha yang baik dan mampu
memenuhi kewajiban setelah kredit direstrukturisasi.
Kualitas kredit yang direstrukturisasi adalah maksimum kurang
lancar untuk kredit yang sebelum direstrukturisasi memiliki kualitas
diragukan atau macet dan tidak berubah, untuk kredit yang sebelum
direstrukturisasi memiliki kualitas lancar atau kurang lancar.
Kualitas kredit yang direstrukturisasi dapat menjadi lancar, apabila
tidak terjadi tunggakan angsuran pokok dan/atau bunga selama 3
kali periode pembayaran secara berturut-turut dan apabila debitur
tidak mampu memenuhi kondisi ini maka kualitas kreditnya sama
dengan kualitas kredit sebelum dilakukan restrukturisasi kredit.
6. Penerapan

Prinsip

Mengenal

Nasabah

Know

Your

Customer (KYC)
BPR wajib menerapkan Prinsip Mengenal Nasabah (Know Your
Customer Principles ) dengan cara menetapkan kebijakan dan
prosedur penerimaan, mengidentifikasi, memantau rekening dan

25

transaksi serta manajemen risiko yang berkaitan dengan penerapan


Prinsip Mengenal Nasabah. Terkait dengan pemantauan rekening
dan transaksi nasabah, BPR wajib memiliki sistem informasi/sistem
pencatatan yang dapat mengidentifikasi, menganalisa, memantau
dan menyediakan laporan secara efektif mengenai karakteristik
transaksi

yang

dilakukan

oleh

nasabah

serta

melakukan

pemantauan atas transaksi yang dilakukan oleh nasabah, termasuk


mengidentifikasi terjadinya transaksi keuangan mencurigakan.
II.2.6.

Ketentuan Mengenai Tingkat Kesehatan Bank Perkreditan

Rakyat
Tingkat kesehatan BPR dinilai dari aspek yang berpengaruh
terhadap kondisi dan perkembangan suatu BPR meliputi; aspek permodalan,
kualitas asset produktif, manajemen, rentabilitas dan likuiditas, serta faktor lain
yang dapat menurunkan dan atau menggugurkan tingkat kesehatan.

II.2.7.

Ketentuan Lain-Lain Bank Perkreditan Rakyat


Dalam pengembangan sumber daya manusia perbankan, BPR wajib

menyediakan untuk peningkatan pengetahuan dan ketrampilan SDM di bidang


perbankan sebesar 5% dari realisasi biaya SDM tahun sebelumnya.
Sistem informasi debitur diselenggarakan untuk membantu pelapor
dalam memperlancar proses penyediaan dana, mempermudah penerapan
manajemen resiko, dan membantu bank dalam melakukan identifikasi kualitas
debitur untuk pemenuhan ketentuan yang berlaku.
II.2.8.

Likuidasi Bank Perkreditan Rakyat


Likuidasi BPR adalah tindakan penyelesaian seluruh hak dan

kewajiban BPR sebagai akibat pencabutan izin usaha dan pembubaran badan
hukum BPR.
Beberapa alasan suatu BPR dicabut izin usahanya oleh BI adalah
karena:

26

1. Tindakan penyelamatan yang diminta oleh BI terhadap BPR yang


mengalami kesulitan yang membahayakan kelangsungan usahanya,
belum cukup mengatasi kesulitan yang dihadapi BPR.
2. Menurut penilaian BI keadaan suatu BPR dapat membahayakan
sistem perbankan.
3. Terdapat permintaan dari pemilik atau pemegang saham BPR.
Jangka waktu likuidasi ditetapkan sebagai berikut:
1. Pelaksanaan likuidasi BPR paling lama 5 tahun terhitung
sejak terbentuknya timlikuidasi.
2. Apabila melebihi 5 tahun, penjualan aset dilakukan melalu lelang
dalam jangka waktu 180 hari sejak berakhirnya pelaksanaan
likuidasi BPR.

BAB III
PENUTUP
III.1.

Kesimpulan

Kesimpulan dari pemaparan tulisan di bab sebelumnya dapat disimpulkan


bahwa jasa perbankan sangat diperlukan oleh masyarakat dalam melakukan
kegiatan perekonomian dewasa ini. Hal ini dikarenakan semakin banyaknya
kegiatan perekonomian yang dimasuki oleh masyarakat sehingga masyarakat akan
mendapatkan

kemudahan

dalam

melakukan

perekonomian.

Untuk

itu,

pengetahuan mengenai bank dan berbagai produk jasanya harus dipupuk sedini
mungkin meski hanya sebatas pengetahuan saja sehingga pengetahuan semakin
meningkat dan mendapatkan informasi terlebih dahulu mengenai jasa produk
perbankan.
Usaha bank umum salah satunya menghimpun dana dari masyarakat dalam
bentuk simpanan berupa giro, deposito berjangka, sertifikat deposito, tabungan,
dan/atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu.
Usaha BPR menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan
berupa deposito berjangka, tabungan, dan/atau bentuk lainnya yang dipersamakan
dengan itu.
Berdasarkan pengertiannya dapat dilihat perbedaannya yaitu dalam
kegiatannya, bank umum memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran,
sedangkan pada BPR tidak. Jasa lalu lintas pembayaran itu adalah jasa yang
diberikan perbankan untuk nasabah, misalnya kliring, dan jual beli valuta asing.
Maka dari itu BPR tidak terlibat dalam kliring dan kegiatan usaha valuta asing.
Selanjutnya ditinjau dari kegiatan usaha bank umum dan BPR.
Perbedaannya terletak pada bentuk simpanan dana yang dihimpun dari
masyarakat. BPR tidak menghimpun dana dalam bentuk giro dan sertifikat
deposito, hanya menerima dalam bentuk tabungan dan deposito. Maka dari itu,
BPR tidak dapat melakukan transaksi giral. Sedangkan bank umum dapat
melakukan transaksi giral.

28

29

Jadi berdasarkan pengertian dan usaha bank umum dan BPR, perbedaan
keduanya terletak pada boleh tidaknya memberikan jasa lalu lintas pembayaran
dan bentuk simpanan dana yang dihimpun dari masyarakat.
Adapun kesamaan dari kedua jenis bank tersebut yaitu larangan untuk
melakukan penyertaan modal dan melakukan usaha perasuransian.

III.2.
Saran
Di era sekarang ini semakin banyak bank umum dan Bank Perkreditan
Rakyat (BPR) bermunculan di masyarakat kita, idealnya semakin bergairah pula
dunia usaha terutama usaha kecil dan menengah sehingga Bank benar-benar
berperan penting dalam meningkatkan roda perekonomian masyarakat kecil.
Masyarakat kita, terutama ekonomi lemah masih mengalami kekurangan
secara struktural tentang permodalan, modal adalah masalah klasik yang terus
menghantui dan menjadi barang mewah bagi mereka, maka solusi terbaik adalah
bagaimana Bank dapat melaksanakan program yang dapat membantu secara riel
usaha masyarakat ekonomi lemah dengan pengelolaan yang profesional.

DAFTAR PUSTAKA
Fahmi, Irham. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya Teori dan Aplikasi.
Alfabet. Jakarta Selatan. 2014.
Latumerissa, Julius R. 2011. Bank dan Lembaga Keuangan Lain. Salemba Empat.
Purwani, Yarsi. Makalah Bank Umum. http://bit.ly/1iFc1bS (diakses 3 Mei 2014)
Makalah, Contoh. Bank Perkreditan Rakyat BPR. http://bit.ly/1KetL3U (diakses
Juni 2012)
Trisna. Makalah Bank Umum. http://bit.ly/1Lq96ux (diakses 17 Mei 2013)
Wikipedia. Bank Perkreditan Rakyat. http://bit.ly/1UKMGhT (diakses 17
Februari 2015)

Anda mungkin juga menyukai