Kerjasama :
DPD PERBARINDO DIY YOGJAKARTA
METHAVISION Training Center & Consulting
Jalan Wuluku Raya No. 29 Kiaracondong Bandung
Telp : 022 7273678 Ex 103 – 104 Fax : 022 710 2176
E-Mail : tshsamses@yahoo.co.id
IMPLEMENTASI
TATA KELOLA (GOOD CORPORATE GOVERNANCE)
BAGI BANK PERKREDITAN RAKYAT
(Sesuai POJK No. 4/POJK 03/2015)
Kerjasama :
DPD PERBARINDO DIY YOGJAKARTA
METHAVISION Training Center & Consulting
Jalan Wuluku Raya No. 29 Kiaracondong Bandung
Telp : 022 7273678 Ex 103 – 104 Fax : 022 710 2176
E-Mail : tshsamses@yahoo.co.id
LEMBAR PENYAJI :
LINGKUP
PENERAPAN TATA KELOLA (GCG)
BAGI BANK PERKREDITAN RAKYAT
3/18/2016 methavison 4
LATAR BELAKANG PERLUNYA PENERAPAN
TATA KELOLA (GCG)
1. Adanya peningkatan volume usaha Bank Perkreditan Rakyat, maka
semakin meningkat pula risiko Bank Perkreditan Rakyat sehingga
mendorong kebutuhan terhadap penerapan tata kelola oleh Bank
Perkreditan Rakyat.
2. Untuk meningkatkan kinerja BPR,melindungi pemangku kepentingan
(stakeholder), dan meningkatkan kepatuhan terhadap operaturan
perundang-undangan, serta nilai-nilai etika yang berlaku umum pada
perbankan, BPR perlu segera menerapkan tata kelola.
3. BPR menyadari bahwa untuk keberlangsungan eksistensi perusahaan
tidak hanya diukur dari performa keuangan, dan peningkatan
keuntungan, melainkan juga melalui performa internal perusahaan yaitu
diterapkannya etika dan Good Corporate Governance (GCG).
4. Melalui implementasi prinsip-prinsip GCG secara konsisten dan
berkesinambungan diharapkan dapat memaksimalkan corporate value
dan kepercayaan pasar. Hal ini dilakukan agar BPR memiliki daya saing
yang kuat, baik secara regional maupun nasional serta mampu menjaga
kelangsungan usaha dalam jangka panjang sehingga tujuan perseroan
dapat tercapai
3/18/2016 methavison 5
ALASAN PERLU PENERAPAN
TATA KEOLA (GCG)
3/18/2016 methavison 6
TUJUAN PENERAPAN TATA KELOLA (GCG)
1. Mendukung pencapaian visi dan misi Bank
2. Mendukung pencapaian tujuan Bank melalui peningkatan kinerja yang
signifikan;
3. Memaksimalkan nilai perusahaan
4. Memberikan keyakinan kepada pemegang saham dan stakeholders
lainnya bahwa pengurusan dan pengawasan Bank dijalankan secara
profesional
5. Menjamin kesehatan dan kemajuan Bank secara berkesinambungan
6. Memberikan pedoman bagi Komisaris, Direksi dan Pekerja Bank dalam
melaksanakan tugasnya
7. Mendukung pengelolaan sumber daya Bank secara lebih efisien dan
efektif
8. Mengoptimalkan hubungan risk – return yang konsisten dengan strategi
bisnis
9. Mendukung terciptanya pengambilan keputusan oleh seluruh insan Bank
yang didasari pada prinsip-prinsip GCG
10. Mendukung penetapan kebijakan Bank yang didasari oleh prinsip-prinsip
GCG
3/18/2016 methavison 7
CORPORATE GOVERNACE
Corporate governance dapat didefinisikan sebagai sistem yang
terdiri atas proses dan struktur (mekanisme) yang
dikoordinasikan untuk mengarahkan dan mengendalikan bisnis
perusahaan, sehingga jalannya bisnis perusahaan tidak
menyebabkan kepentingan masing-masing partisipan
(stakeholder) terganggu.
•Proses digunakan untuk mengarahkan dan mengendalikan
aktivitas-aktivitas bisnis yang direncanakan, dalam rangka mencapai
tujuan perusahaan, menyelaraskan perilaku perusahaan dengan
ekspektasi dari masyarakat serta mempertahankan akuntabilitas
perusahaan kepada pemegang saham.
•Struktur akan menspesifikasikan pendistribusian hak-hak dan
tanggung jawab di antara berbagai partisipan dalam perusahaan
seperti dewan komisaris, direksi, manajer, pemegang saham serta
stakeholder lainnya dan menyelaraskan aturan-aturan maupun
prosedur-prosedur untuk pengambilan kebijakan perusahaan.
SUMBER : KADIN
SASARAN :
• Pengertian penerapan GCG terkait dengan sasaran pada 3
aspek yaitu:
– Peningkatan kinerja perusahaan (performance);
– Kepatuhan pada peraturan perundangan yang berlaku (compliance),
dan;
– Kesesuaian pada norma dan etika masyarakat (conformance)
SUMBER : KADIN
GCG merupakan fungsi dari sistem,
budaya dan integritas ... *
1/3
Budaya The Most Critical
Secret of Success
Side
1/3
Sistem
1/3 Integritas
*) Sumber: Wilson Arafat, Filbert Deo Governance Indexing and Rating System
10
PRINSIP DASAR TATA KELOLA (GCG)
3/18/2016 methavison 12
INDIKATOR TATA KELOLA (GCG)
3/18/2016 methavison 13
KUNCI KEBERHASILAN
TATA KELOLA (GCG)
3/18/2016 methavison 14
KONSEP KEBERHASILAN PELAKSANAAN
TATA KELOLA (GCG)
3/18/2016 methavison 15
STRUKTUR PELAKSANAAN
TATA KELOLA (GCG)
3/18/2016 methavison 16
SESI : 4 - 10
KEBIJAKAN
PENERAPAN TATA KELOLA (GCG)
BAGI BANK PERKREDITAN RAKYAT
3/18/2016 methavison 17
BERBAGAI ISTILAH DALAM GCG
3/18/2016 methavison 18
BERBAGAI ISTILAH DALAM GCG
3/18/2016 methavison 20
BERBAGAI ISTILAH DALAM GCG
3/18/2016 methavison 21
PRINSIP TATA KELOLA (GCG) BAGI BPR
1. keterbukaan (transparency),- T
2. akuntabilitas (accountability),- A
3. pertanggungjawaban
(responsibility), - R
4. independensi (independency), -I
5. kewajaran (fairness)- F
3/18/2016 methavison 22
APLIKASI PRINSIP KETERBUKAAN
(TRANSPARENCY)- T
Merupakan keterbukaan dalam mengemukakan informasi yang material
dan relevan serta keterbukaan dalam proses pengambilan keputusan.
Pedoman Pokok Pelaksanaan
1. Mempunyai kebijakan untuk mengungkapkan berbagai informasi
penting yang diperlukan oleh pemangku kepentingan.
2. Mengungkapkan informasi sesuai dengan ketentuan perundang‐
undangan yang berlaku, antara lain meliputi tetapi tidak terbatas pada
hal‐hal yang bertalian dengan visi, misi, nilai‐nilai serta sasaran usaha
dan strategi, kondisi keuangan, susunan dan remunerasi Komisaris dan
Direksi, pemegang saham pengendali, struktur organisasi beserta
pejabat eksekutif, manajemen risiko, sistem pengawasan dan
pengendalian internal, sistem dan pelaksanaan GCG serta tingkat
kepatuhannya dan kejadian penting yang dapat mempengaruhi kondisi
Bank.
3/18/2016 methavison 23
APLIKASI PRINSIP KETERBUKAAN
(TRANSPARENCY)- T
3/18/2016 methavison 24
APLIKASI PRINSIP AKUNTABILITAS
(ACCOUNTABILITY- A)
Merupakan kejelasan fungsi dan pelaksanaan pertanggungjawaban organ Bank
sehingga pengelolaannya berjalan secara efektif.
1. Menetapkan sasaran usaha jangka panjang dan target usaha jangka pendek
untuk dapat dipertanggungjawabkan kepada pemegang saham dan pemangku
kepentingan lainnya.
2. Dewan Komisaris dan Direksi menyampaikan laporan tahunan dan
pertanggungjawaban keuangan dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS)
serta menjelaskan pokok‐pokok isinya kepada pemangku kepentingan dan
masyarakat pada umumnya.
3. Menyampaikan laporan sesuai dengan ketentuan yang berlaku kepada otoritas
pengawas Bank dan kepada pemangku kepentingan lainnya sesuai ketentuan
yang berlaku.
4. Menetapkan tugas dan tanggung jawab yang jelas bagi masing‐masing organ,
anggota Dewan Komisaris dan Direksi serta seluruh jajaran dibawahnya yang
selaras dengan visi, misi, nilai‐nilai perusahaan, sasaran usaha dan strategi
Bank.
3/18/2016 methavison 25
APLIKASI PRINSIP AKUNTABILITAS
(ACCOUNTABILITY- A)
5. Memastikan bahwa masing‐masing anggota Dewan Komisaris dan Direksi
serta seluruh jajaran pimpinan Bank harus membuat pertanggungjawaban atas
pelaksanaan tugasnya, secara periodik sesuai dengan ketentuan internal Bank.
6. Meyakini bahwa masing‐masing Dewan Komisaris dan Direksi maupun seluruh
jajaran dibawahnya mempunyai kompetensi sesuai dengan tanggung jawabnya
dan memahami perannya dalam pelaksanaan GCG.
7. Memastikan adanya struktur, sistem dan standard operating procedure (SOP)
yang dapat menjamin bekerjanya mekanisme check and balance dalam
pencapaian visi, misi, dan tujuan Bank.
8. Memiliki ukuran kinerja dan sistem remunerasi bagi masing‐masing anggota
Dewan Komisaris dan Direksi maupun seluruh jajaran dibawahnya berdasarkan
ukuran‐ukuran yang disepakati dan konsisten dengan visi, misi, nilai‐nilai
perusahaan, sasaran usaha dan strategi Bank serta memiliki sistem
penghargaan dan sanksi (reward and punishment system).
9. Memiliki sistem pengendalian internal yang efektif dalam pengelolaan Bank.
10. Dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya, masing‐masing insan
Bank harus berpegang pada etika bisnis dan pedoman perilaku yang telah
disepakati.
3/18/2016 methavison 26
APLIKASI PRINSIP
PERTANGGUNGJAWABAN(RESPONSIBILITY -R)
Merupakan kesesuaian pengelolaan Bank dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku dan prinsip-prinsip pengelolaan Bank yang sehat.
Pedoman Pokok Pelaksanaan
3/18/2016 methavison 28
APLIKASI PRINSIP KEWAJARAN DAN
KESETARAAN (FAIRNESS –F)
Merupakan keadilan dan kesetaraan dalam memenuhi hak-hak
stakeholders yang timbul berdasarkan perjanjian dan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
Pedoman Pokok Pelaksanaan
1. Memberikan perlakuan yang wajar dan setara kepada pemangku
kepentingan sesuai dengan manfaat dan kontribusi yang diberikan
kepada Bank.
2. Memberikan kesempatan kepada seluruh pemangku kepentingan untuk
memberikan masukan dan menyampaikan pendapat bagi kepentingan
Bank serta membuka akses terhadap informasi sesuai prinsip
keterbukaan.
3. Dalam penerimaan pegawai dan pengembangan karir pekerja serta
pelaksanaan tugas secara profesional, Bank tidak membedakan suku,
agama, ras, golongan, jenis kelamin (gender) dan kondisi fisik.
3/18/2016 methavison 29
PELAKSANAAN TATA KELOLA (GCG) BAGI
BANK PERKREDITAN RAKYAT
1. BPR wajib menerapkan Tata kelola dalam setiap kegiatan
usahanya pada seluruh tingkatan atau jenjang organisasi
2. Penerapan Tata kelola yang berbasis pada prinsip tata kelola
paling sedikit harus diwujudkan dalam bentuk sebagai berikut:
a. Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Direksi
b. Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris
c. Kelengkapan dan pelaksanaan tugas atau fungsi komite
d. Penanganan benturan kepentingan
e. Penerapan fungsi kepatuhan, audit intern, dan audit ekstern
f. Penerapan manajemen resiko, termasuk system pengendalian
intern
g. Batas maksimum pemberian kredit
h. Rencana bisnis BPR
i. Transparansi kondisi keuangan dan non keuangan
3/18/2016 methavison 30
1- PELAKSANAAN TATA KELOLA (GCG) TENTANG
TUGAS & TANGGUNG JAWAB DIIREKSI
3/18/2016 methavison 32
3-PELAKSANAAN TATA KELOLA (GCG) TENTANG
KELENGKAPAN DAN PELAKSANAAN
TUGAS DAN FUNGSI KOMITE
3/18/2016 methavison 33
4-PELAKSANAAN TATA KELOLA (GCG) TENTANG
PENANGANAN BENTURAN KEPENTINGAN
Penanganan benturan kepentingan harus ditujukan pada efektivitas
pengelolaan benturan kepentingan serta kecukupan aspek
pengungkapan (disclosure)-nya serta Dampak benturan kepentingan
tersebut terhadap profitabilitas Bank.
Indikator Penanganan Benturan Kepentingan harus dinilai dari
segi :
1. Bank memiliki kebijakan, sistem dan prosedur penyelesaian
mengenai :
a. Benturan kepentingan yang mengikat setiap pengurus dan
pegawai Bank.
b. Administrasi, dokumentas, dan pengungkapan benturan
kepentingan dimaksud dalam Risalah Rapat
2. Benturan kepentingan telah diungkapkan dalam setiap keputusan
dan telah terekomendasi dengan baik.
3. Benturan kepentingan tidak merugikan atau mengurangi
keuntungan Bank.
3/18/2016 methavison 34
5-PELAKSANAAN TATA KELOLA (GCG) TENTANG
PENERAPAN FUNGSI KEPATUHAN, AUDIT INTERN,
DAN AUDIT EKSTERN
3/18/2016 methavison 38
5-PELAKSANAAN TATA KELOLA (GCG) TENTANG
PENERAPAN FUNGSI KEPATUHAN, AUDIT INTERN,
DAN AUDIT EKSTERN
INDIKATOR PELAKSANAAN AUDIT INTEREN, harus dinilai
dari segi :
Bahwa Audit Internal - SKAI, harus :
1. Melakukan fungsi pengawasan secara independen dengan cakupan tugas
yang memadai dan sesuai dengan rencana, pelaksanaan maupun
pemantauan hasil audit.
2. Melaksanakan tugas sekurang-kurangnya meliputi penilaian :
a. Kecukupan Sistem Pengendalian Internn Bank;
b. Efektivitas Sistem Pengendalian Intern Bank;
c. Kualitas kinerja
3. Melaporkan seluruh temuan hasil pemeriksaan sesuai ketentuan yang
berlaku.
4. Memantau, menganalisis dan melaporkan perkembangan tindak lanjut
perbaikan yang dilakukan auditee.
5. Menyusun dan mengkinikan pedoman serta sistem dan prosedur kerja
secara berkala sesuai ketentuan dan peruindangan yang berlaku.
3/18/2016 methavison 39
5-PELAKSANAAN TATA KELOLA (GCG) TENTANG
PENERAPAN FUNGSI KEPATUHAN, AUDIT INTERN,
DAN AUDIT EKSTERN
3/18/2016 methavison 40
5-PELAKSANAAN TATA KELOLA (GCG) TENTANG
PENERAPAN FUNGSI KEPATUHAN, AUDIT INTERN,
DAN AUDIT EKSTERN
INDIKATOR PELAKSANAAN AUDIT EKSTEREN, harus
dinilai dari segi :
1. Dalam pelaksanaan Audit laporan keuangan bank, Bank telah menunjukkan Akuntan
Publik dan Kantor Akuntan Publik (KAP) yang terdaftar di Bank Indonesia
2. Penunjukkan Akuntan Publik dan KAP yang oleh Bank tidak lebih dari 5 (lima) tahun
buku berturut-turut.
3. penunjukkan Akuntan Publik dan KAP terlebih dahulu memperoleh persetujuan
RUPS berdasarkan rekomendasi dari Komite Audit melalui Dewan Komisaris
4. Penugasan audit kepada Akuntan Publik dan KAP sekurang-kurangnya memenuhi
aspek-aspek :
Kapasitas Kantor Akuntan Publik yang ditunjuk;
Legalitas perjanjian kerja;
Ruang lingkup audit;
Standard profesional akuntan publik, dan ;
Komunikasi Bank Indonesia dengan Kantor Akuntan Publik dimaksud.
5. Akuntan Publik dan KAP yang ditunjuk telah :
Menyampaikan hasil audit dan manajemen letter kepada Bank tepat waktu;
Mampu bekerja secara independen, memenuhi standard profesional akuntan
puublik dan perjanjian kerja serta ruang lingkup audit yang ditetapkan
3/18/2016 methavison 41
6-PELAKSANAAN TATA KELOLA (GCG) TENTANG
PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO, TERMASUK
SISTEM PENGENDALIAN INTERN
3/18/2016 methavison 42
7-PELAKSANAAN TATA KELOLA (GCG) TENTANG
BATAS MAKSIMUM PEMBERIAN KREDIT
3/18/2016 methavison 44
9-PELAKSANAAN TATA KELOLA (GCG) TENTANG
TRANSPARANSI KONDISI KEUANGAN DAN NON
KEUANGAN
3/18/2016 methavison 45
SESI : 11 -13
KEBIJAKAN PENENTUAN
JUMLAH,KOMPOSISI, KRITERIA DAN
INDEPENDENSI DIREKSI
3/18/2016 methavison 46
PEERAPAN TATA KELOLA BPR
BERDASAR MODAL INTI
3/18/2016 methavison 47
JUMLAH, KOMPOSISI, KRITERIA, DAN
INDEPENDENSI DIRIKSI
3. Kriteria Direksi
a. Mayoritas anggota Direksi dilarang memiliki hubungan
keluarga atau semenda sampai dengan derajat kedua
dengan :
- Sesama anggota Direksi, dan/atau
- Anggota Dewan Komisaris
b. Anggota Direksi baik secara sendiri-sendiri maupun
bersama-sama dilarang memiliki saham sebesar 25 %
(dua puluh lima perseratus) atau lebih dari modal disetor
pada bank dan/atau menjadi pemegang saham
mayoritas di lembaga jasa keuangan non bank.
3/18/2016 methavison 49
JUMLAH, KOMPOSISI, KRITERIA, DAN
INDEPENDENSI DIRIKSI
4. Independensi Direksi
a. BPR yang membentuk Komite Remunerasi dan Nominasi
harus memperhatikan rekomendasi Komite Remunerasi
dan Nominasi dalam setiap usulan penggantian dan/atau
pengangkatan anggota Direksi kepada Rapat Umum
Pemegang Saham.
b. Anggota Direksi harus memiliki pengetahuan, pengalaman,
keahlian dan kemampuan sebagaimana diatur dalam
Peraturan Otoritas Jasa Keuangan mengenai BPR.
c. Anggota Direksi harus lulus uji kemampuan dan kepatutan
sesuai dengan ketentuan yang mengatur mengenai uji
kemampuan dan kepatutan (fit and proper test) yang
berlaku bagi BPR.
3/18/2016 methavison 50
JUMLAH, KOMPOSISI, KRITERIA, DAN
INDEPENDENSI DIRIKSI
3/18/2016 methavison 51
JUMLAH, KOMPOSISI, KRITERIA, DAN
INDEPENDENSI DIRIKSI
3/18/2016 methavison 56
JUMLAH, KOMPOSISI, KRITERIA, DAN
INDEPENDENSI DIRIKSI
17. Rapat Direksi
a. Setiap kebijakan dan keputusan strategis wajib diputuskan dalam
rapat.
Maksud dengan kebijakan dan keputusan strategis adalah keutusan
BPR yang dapat mempengaruhi keuangan BPR secara signifikan
dan/atau memiliki dampak yang berkesinambungan terhadap
anggaran, sumber daya manusia, struktur organisasi, dan/atau pihak
ketiga.
3/18/2016 methavison 58
JUMLAH, KOMPOSISI, KRITERIA, DAN
INDEPENDENSI DIRIKSI
KEBIJAKAN PENENTUAN
JUMLAH,KOMPOSISI, KRITERIA DAN
INDEPENDENSI KOMISARIS
3/18/2016 methavison 61
PEERAPAN TATA KELOLA BPR
BERDASAR MODAL INTI
3/18/2016 methavison 62
JUMLAH, KOMPOSISI, KRITERIA, DAN
INDEPENDENSI KOMISARIS
19. Jumlah Komisaris Berdasar Modal Inti Rp 50 Milyar
1) BPR yang memiliki modal inti paling sedikit Rp 50.000.000.000,00 (lima
puluh miliar rupiah) wajib memiliki paling sedikit 3 (tiga) orang anggota
Dewan Komisaris dan paling banyak sama dengan jumlah anggota
Direksi.
2) BPR yang memiliki modal inti kurang dari Rp 50.000. 000.000,00 (lima
puluh miliar rupiah) wajib memiliki paling sedikit 2 (dua) orang anggota
DewanKomisaris dan paling banyak sama dengan jumlah anggota
Direksi
3) Seluruh anggota Dewan Komisaris wajib bertempat tinggal di Indonesia
dan paling sedikit 1 (satu) orang anggota Dewan Komisaris harus
bertempat tinggal di provinsi yang sama atau di kota/kabupaten pada
provinsi lain yang berbatasan langsung dengan provinsi lokasi kantor
pusat BPR.
Maksud tempat tinggal anggota dewan Komisaris dibuktikan dengan
kartu tanda penduduk atau surat keterangan tempat tinggal dari kepala
desa atau lurah atau camat setempat.
3/18/2016 methavison 63
JUMLAH, KOMPOSISI, KRITERIA, DAN
INDEPENDENSI KOMISARIS
3/18/2016 methavison 64
JUMLAH, KOMPOSISI, KRITERIA, DAN
INDEPENDENSI KOMISARIS
Maksud dengan masa tunggu (cooling off) adalah tenggang waktu antara
berakhirnya secara efektif jabatan yang bersangkutan sebagai anggota
direksi atau pejabat Eksekutif atau hubungan lain dengan BPR, dengan
penganggakatan yang bersangkutan secara efektif sebegai Komisaris
Independen.
3/18/2016 methavison 67
JUMLAH, KOMPOSISI, KRITERIA, DAN
INDEPENDENSI KOMISARIS
23. Tugas dan Tanggung Jawab Dewan Komisaris
1) Dewan Komisaris wajib melaksanakan tugas dan tanggung
jawab secara indpenden
Maksud dengen independen adalah obyektif dan bebas dari
tekanan dan kepentingan pihak tertentu yang tidak sesuai
dengan peraturan perundang-undangan, serta
melaksanakan tugas untuk kepentingan BPR secara
menyeluruh dan sesuai dengan maksdu dan tujuan BPR.
.
3/18/2016 methavison 68
JUMLAH, KOMPOSISI, KRITERIA, DAN
INDEPENDENSI KOMISARIS
3/18/2016 methavison 70
JUMLAH, KOMPOSISI, KRITERIA, DAN
INDEPENDENSI KOMISARIS
7) Dewan Komisaris wajib memberitahukan:
a. Pelanggaran peraturan perundang-undangan di bidang
keuangan dan perbankan dan/atau
b. Keadaan atau perkiraan keadaan yang dapat membahayakan
kelangsungan usaha BPR.
3/18/2016 methavison 71
JUMLAH, KOMPOSISI, KRITERIA, DAN
INDEPENDENSI KOMISARIS
3/18/2016 methavison 73
JUMLAH, KOMPOSISI, KRITERIA, DAN
INDEPENDENSI KOMISARIS
3/18/2016 methavison 74
JUMLAH, KOMPOSISI, KRITERIA, DAN
INDEPENDENSI KOMISARIS
3/18/2016 methavison 75
JUMLAH, KOMPOSISI, KRITERIA, DAN
INDEPENDENSI KOMISARIS
3/18/2016 methavison 77
SESI : 18
3/18/2016 methavison 78
BAGI BPR DENGAN MODAL MASIH DI
BAWAH RP 80 MILYAR, MAKA TIDAK
PERLU DIBENTUK KOMITE, SEHINGGA
FUNGSI KOMITE DILAKSANAKAN OLEH
ANGGOTA DEWAN KOMISARIS SEPERTI :
TUGAS & TANGGUNG JAWAB :
1. KOMITE AUDIT
2. KOMITE PEMANTUAN RISIKO
3. KOMITE REMUNERASI DAN NOMINASI
3/18/2016 methavison 79
STRUKTUR DAN KEANGGOTAAN KOMITE
3/18/2016 methavison 80
STRUKTUR DAN KEANGGOTAAN KOMITE
ANGGOTA KOMITE PEMANTAUAN
1. Anggota Komite Pemantau Risiko paling sedikit terdiri dari:
a. seorang Komisaris Independen;
b. seorang pihak independen yang memiliki kompetensi
dana atau pengalaman di bidang keuangan atau
akuntansi dan
c. seorang pihak independen yang memiliki kompetensi
dana atau pengalaman di bidang manajemen risiko.
2. Komite Pemantau Risiko harus diketuai oleh Komisaris
Independen.
3. Anggota direksi dilarang menjadi anggota Komite
Pemantauan Risiko.
4. Mayoritas anggota Komite Pemantau Risiko terdiri dari
Komisaris Independen dan Pihak Independen.
5. Anggota Komite Pemantau Risiko harus memiliki integritas
yang baik.
3/18/2016 methavison 81
STRUKTUR DAN KEANGGOTAAN KOMITE
3/18/2016 methavison 82
TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB KOMITE AUDIT
3/18/2016 methavison 84
TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB KOMITE
REMUNERASI & NOMISASI
1. evaluasi dan rekomendasi terkait kebijakan remunerasi;
dan
2. penyusunan dan pemberian rekomendasi terkait kebijakan
nominasi
3. Dalam rangka melaksanakan tugas dan tanggungjawab,
komite remunerasi & nominasi dalam rekomendasi
kepada Dewan Komisaris, paling sedikit melakukan
pemantauan dan evaluasi terhadap:
a. kinerja keuangan dan pemenuhan cadangan
sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-
undangan;
b. prestasi kerja individual;
c. kewajaran dengan peer group; dan
d. pertimbangan sasaran dan strategi jangka panjang BPR
3/18/2016 methavison 85
PEDOMAN KERJA, TATA TERTIB & RAPAT KOMITE
RAPAT KOMITE
1. Rapat Komite diselenggarakan sesuai dengan pedoman dan tata tertib
yang telah ditetapkan.
2. Rapat Komite Audit atau Komite Pemantau Risiko dilaksanakan apabila
dihadiri oleh mayoritas anggota komite termasuk seorang komisaris
independen dan pihak independen.
3. Dalam hal BPR membentuk Komite Remunerasi dan Nominasi, Rapat
Komite Remunerasi dan Nominasi harus dihadiri oleh mayoritas
anggota Komite Remunerasi dan Nominasi, termasuk seorang
Komisaris Independen dan Pejabat Eksekutif.
3/18/2016 methavison 86
PENGAMBIL KEPUTUSAN RAPAT KOMITE
3/18/2016 methavison 87
SESI : 19 - 20
PENERAPAN
FUNGSI KEPATUHAN,
FUNGSI AUDIT INTERN &
FUNGSI AUDIT EKSTERN
3/18/2016 methavison 88
FUNGSI KEPATUHAN
1. BPR wajib memastikan kepatuhan terhadap peraturan
Otoritas Jasa Keuangan dan peraturan perundang-
undangan lainnya.
3/18/2016 methavison 89
FUNGSI KEPATUHAN
.
4. Dalam rangka membantu pelaksanaan tugas anggota Direksi
yang membawahkan fungsi kepatugan, BPR yang memiliki
modal inti kurang dari Rp 50 milyar wajib menunjuk pejabat
eksekutif yang independen terhadap operasional BPR untuk
melaksanakan fungsi kepatuhan.
5. Satuan kerja kepatuhan sebagaimana dimaksud pada point 3
dan pejabat eksekutif sebagaimana dimaksud pada point 4
bertanggung jawab langsung kepada anggota Direksi yang
membawahkan fungsi kepatuhan sebagaimana dimaksud pada
point 2.
6. Satuan kerja kepatuhan atau pejabat eksekutif yang menangani
fungsi kepatuhan sebagaimana dimaksud pada point 3 dan point
4 wajib menyusun dan/atau mengkinikan pedoman kerja, system
dan prosedur kepatuhan.
3/18/2016 methavison 90
FUNGSI KEPATUHAN
.
7. Anggota Direksi yang membawahkan fungsi kepatuhan pada BPR yang
memiliki modal inti paling sedikit Rp 50 milyar wajib independen dan
memenuhi persyaratan paling sedikit :
a. Tidak merangkap sebagai Direktur Utama
b. Tidak membawahkan bidang operasional peng-himpunan dan penyaluran
dana
c. Memahami peraturan Otoritas Jasa Keuangan dan peraturan perundang-
undangan lain yang berkaitan dengan perbankan, dan
d. Mampu bekerja secara independen.
3/18/2016 methavison 91
PENGANGKATAN, PEMBERHENTIAN DAN ATAU
PENGUNDURAN DIRI ANGGOTA DIREKSI MEMBAWAHKAN
FUNGSI KEPATUHAN
1. Dalam hal anggota direksi yang mebawahkan fungsi kepatuhan
berhalangan sementara sehingga tidak dapat menjalankan tugas
jabatannya selama lebih dari 10 (sepuluh) hari kerja berturut-turut,
pelaksanaan tugas yang bersangkutan wajib digantikan sementara oleh
anggota Direksi lain sampai dengan anggota Direksi yang
membawahkan fungsi kepatuhan dapat menjalankan tugas jabatannya
kembali.
2. Dalam hal anggota direksi yang mebawahkan fungsi kepatuhan
berhalangan tetap , mengundurkan diri, atau habis masa jabatannya,
BPR wajib mengangkat pengganti anggota Direksi yang membawahkan
fungsi kepatuhan.
3. Selama proses penggantian anggota Direksi yang membawahkan fungsi
kepatuhan berhalangan tetap , mengundurkan diri, atau habis masa
jabatannya, BPR wajib menunjuk anggota Direksi lain untuk sementara
melaksanakan tugas sebagai anggota Direksi yang membawahkan
fungsi kepatuhan.
3/18/2016 methavison 92
PENGANGKATAN, PEMBERHENTIAN DAN ATAU
PENGUNDURAN DIRI ANGGOTA DIREKSI MEMBAWAHKAN
FUNGSI KEPATUHAN
4. Anggota Direksi yang melaksanakan tugas sementara untuk membawahkan
fungsi kepatuhan, baik karena berhalangan sementara atau berhalangan
tetap, mengundurkan diri, atau habis masa jabatannya, harus memenuhi
ketentuan sebagai berikut :
a. Anggota Direksi yang membawahkan fungsi kepatuhan pada BPR yang
memiliki modal inti paling sedikit Rp 50 milyar wajib independen dan
memenuhi persyaratan paling sedikit :
1) Tidak merangkap sebagai Direktur Utama
2) Tidak membawahkan bidang operasional peng-himpunan dan
penyaluran dana
3) Memahami peraturan Otoritas Jasa Keuangan dan peraturan
perundang-undangan lain yang berkaitan dengan perbankan, dan
4) Mampu bekerja secara independen.
b. Anggota Direksi BPR yang membawahkan fungsi kepatuhan pada BPR
yang memiliki modal inti kurang dari Rp 50 milyar wajib independen dan
memenuhi persyaratan paling sedikit :
a. Tidak menangani penyaluran dana, dan
b. Memahami peraturan Otoritas Jasa Keuangan serta peraturan
perundang-undangan lain yang berkaiatan dengan perbankan.
3/18/2016 methavison 93
PENGANGKATAN, PEMBERHENTIAN DAN ATAU
PENGUNDURAN DIRI ANGGOTA DIREKSI MEMBAWAHKAN
FUNGSI KEPATUHAN
5. Dalam hal tidak terdapat anggota Direksi lain, anggota Direksi yang
membawahkan fungsi kepatuhan dapat dirangkap sementara oleh
anggota Direksi lainnya yang membawahkan fungsi sebagaimana
dimaksud point 4 di atas.
3/18/2016 methavison 94
TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB DIREKSI MEMBAWAHKAN
FUNGSI KEPATUHAN
3/18/2016 methavison 95
TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB DIREKSI MEMBAWAHKAN
FUNGSI KEPATUHAN
3/18/2016 methavison 96
KEWAJIBAN LAPORAN DIREKSI MEMBAWAHKAN
FUNGSI KEPATUHAN
3/18/2016 methavison 97
FUNGSI AUDIT INTERN
.
Fungsi Audit Intern
1. BPR wajib menerapkan fungsi audit intern secara
efektif.
2. BPR yang memiliki modal inti sebesar Rp 50 milyar
atau lebih wajib membentuk Satuan Kerja Audit Intern
yang independen terhadap fungsi operasional.
3. BPR yang memiliki modal inti kurang dari Rp 50 milyar
wajib menunjuk 1 (satu) orang pejabat eksekutif yang
bertanggung jawab terhadap pelaksanaan fungsi audit
intern yang independen terhadap fungsi operasional.
4. Satuan Kerja Audit Intern atau pejabat eksekutif
sebagaimana dimaksud dalam point 2 dan 3 bertugas
dan bertanggung jawab :
3/18/2016 methavison 98
FUNGSI AUDIT INTERN
.
a. Membantu tugas Direktur Utama dan Dewan Komisaris
dalam melakukan pengawasan operasional BPR yang
mencakup perencanaan, pelaksanaan maupun pemantauan
hasil audit.
b. Membuat analisi dan penilaian di bidang keuangan,
akuntantansi, operasional dan kegiatan lainnya paling sedikit
dengana cara pemeriksaan langsung dan analisis dokumen.
c. Mengidentifikasi segala kemungkinan untuk memperbaiki
dan meningkatkan efisiensi penggunaan sumber daya dan
dana, dan
d. Memberikan saran perbaikan dan informasi yang objektif
tentang kegiatan yang diperiksa pada semua tingkatan
manajemen.
3/18/2016 methavison 99
FUNGSI AUDIT INTERN
.
5. Satuan Kerja Audit Intern atau pejabat eksekutif yang
bertanggung jawab terhadap pelaksanaan fungsi audit intern
bertanggung jawab langsung Kepada Direktur Utama.
6. Dalam melaksanakan tugasnya, Satuan Kerja Audit Intern
atau pejabat eksekutif yang bertanggung jawab terhadap
pelaksanaan fungsi audit intern wajib menyampaikan laporan
kepada Direktur Utama dan Dewan Komisaris dengan
tembusan kepada anggota Direksi yang membawahkan
fungsi kepatuhan.
7. Kepala Satuan Kerja Audit Intern atau Pejabat Eksekutif yang
bertanggung jawab terhadap pelaksanaan fungsi audit intern
diangkat dan diberhentikan oleh Direktur Utama dengan
mempertimbangkan pendapat Dewan Komisaris.
PENERAPAN
MANAJEMEN RESIKO
ASPEK TRANSPARANSI
KONDISI BPR
Dimaksud dengan fasilitas lain adalah fasilitas yang diterima tidak dalam
bentuk keuangan, antara lain fasilitas perumahan, fasilitas transportasi
dan fasilitas kesehatan.
e. Rasio gaji tertinggi dan gaji terendah
f. Frekuensi rapat Dewan Komisaris sebagaimana dimaksud
g. Jumlah penyimpangan intern yang terjadi dan upaya penyelesaian oleh
BPR
3/18/2016 methavison 130
LAPORAN TATA KELOLA (GCG)
SANKSI
KETENTUAN PERALIHAN
KETENTUAN PENUTUP
147
148
149
150
151
Contoh ISI Laporan Pelaksanaan GCG versi 1
DAFTAR ISI
152
Contoh ISI Laporan Pelaksanaan GCG versi 1
2 Kepemilikan Saham Dewan Komisaris dan Direksi ............................ 12
3 Hubungan Keuangan dan Hubungan Keluarga Anggota Dewan
Komisaris dan Direksi ......................................................................... 12
4 Paket/Kebijakan Remunerasi dan fasilitas lain Dewan Komisaris
dan Direksi ....................................................................................... 13
5 Shares Option .................................................................................... 14
6 Rasio Gaji Tertinggi dan Terendah .................................................... 14
7 Frekuensi Rapat Dewan Komisaris .................................................... 14
8 Jumlah Penyimpangan Internal (Internal Fraud) ................................ 14
9 Permasalahan Hukum ........................................................................ 15
10 Transaksi yang Mengandung Benturan Kepentingan ........................ 15
11 Pemberian Dana Untuk Kepentingan Sosial dan Kegiatan
Politik................................................................................................... 15
LAMPIRAN
Hasil Self Assessment Pelaksanaan Good Corporate Governance PT BPT Duta Artha
Sejahtera (DAS)
Tabel 1. Jadwal Rapat Komite Dewan Komisaris Tahun 2010
Tabel 2. Program Kerja Komite – Komite Tahun 2010
Dana Bantuan Masyarakat
153
Contoh ISI Laporan Pelaksanaan GCG VERSI 2
154
Contoh ISI Laporan Pelaksanaan GCG VERSI 2
155
Contoh ISI Laporan Pelaksanaan GCG VERSI 2
156
TUGAS & TANGGUNG JAWAB KOMITE AUDIT
TUGAS & TANGGUNG JAWAB KOMITE AUDIT
TUGAS & TANGGUNG JAWAB KOMITE
PEMANTUAN RISIKO
TUGAS & TANGGUNG JAWAB KOMITE
REMUNERASI & NOMINASI
KOMITE-KOMITE LAINNYA
TERIMA KASIH
SELAMAT BERKERJA & SUKSES