KULIAH KE 7
DR. SUPARDI HAMID, M.SI
BATASAN RADIKALISME
Radikalisme, yaitu paham yang melekat pada seseorang atau kelompok yang mengusung ideologi
keagamaan yang menginginkan perubahan baik sosial, politik dengan menggunakan kekerasan dan
bertindak ekstrem.
Kata radikalisme ini juga memiliki varian pengertian.
Simpulan dari segenap pengertian tersebut terkait erat dengan pertentangan secara tajam antara nilai-
nilai yang diperjuangkan oleh kelompok agama tertentu dengan tatanan nilai yang berlaku atau
dipandang mapan pada saat itu.
Sepintas pengertian ini berkonotasi kekerasan fisik, padahal radikalisme merupakan pertentangan yang
sifatnya ideologis.
Atas dasar itu, radikalisme merupakan paham (isme), tindakan yang melekat pada seseorang atau
kelompok yang menginginkan perubahan baik sosial, politik dengan menggunakan kekerasan, berpikir
asasi, dan bertindak ekstrem.
IDELOGI DAN MOTIF SEBAGAI PENJELASAN RADIKALISME
pemahaman bahwa radikalisme di Indonesia bukan sekedar persoalan kekeliruan menafsirkan ajaran
agama, tapi jug kuat dipengaruhi oleh struktur dunia dan pola interaksi global yang tidak egaliter.
Pada konteks tertentu terorisme tidak lain merupakan jalan berkontestasi yang dikembangkan oleh
kelompok tertentu.
Jalan (means) yang digunakan adalah mengembangkan radikalisme untuk memproduksi kekerasan
dalam bentuk terror yang mematikan.
MOTIF
Pertama adalah suasana keterbelakangan, kemiskinan dan keterisolasian.
Kedua, permasalahan ketidak adilan dalam interaksi global.
Ketiga, adanya pemikiran radikal akibat pemahaman agama yang bertentangan dengan arus moderat
agama manapun. Sinyalemen ini menegarai ketiga hal tadi sebagai sumber terorisme yang bersifat
simultan dan saling mempengaruhi.
RADIKALISME SEBAGAI ISSU
GLOBAL
Hampir setiap negara menghadapi problem radikalisme, kendati dalam varian bentuk.
Di Irlandia, terdapat gerakan The Irish Republican Army (IRA) yang melakukan perlawanan bersenjata dan serangan
terhadap pemerintah Inggris.
Di Amerika Serikat terdapat kelompok- kelompok radikal di antaranya Ku Klux Klan, Church of Aryan Nations, The
Arizona Patriots, The American Nazi Party.
Terdapat juga Red Army Faction (RAF) di Jerman, Basque di Spanyol, Red Brigades (RB) di Italia, Action Direct (AD) di
Prancis. Di Amerika Latin juga terdapat The Tupac Amaru Revolutionary Movement dan The Sendero Luminoso (Shining
Path).
Di berbagai belahan dunia terdapat varian kelompok radikal yang mengatasnamakan agama-agama semisal Kristen,
Yahudi, Sikh, Hindu, Budha, dan Islam.
Kelompok radikal keagamaan tersebut antara lain The Army of God di Amerika Serikat, Kach and Kahne Chai di Israel,
Babbar Khalsa International di India, Aum Shinrikyio (yang kemudian berganti nama menjadi Aleph) di Jepang, The
Islamic Resistance Movement (Hamas) dan Palestinian Islamic Jihad (PIJ) di daerah konflik Palestina-Israel, al-Jamaah
al-Islamiyah (di Asia Tenggara), al-Qaeda (yang berskala internasional), Ikhwanul Muslimin (IM) di Mesir.
Untuk konteks Indonesia, jaringan radikalisme disinyalir terdapat kaitan secara ideologis dengan Ikhwanul Muslimin (IM)
di Mesir, Jamaah Islamiyah (JI) di Timur Tengah, dan al-Qaedah yang berkolaborasi dengan JI Asia Tenggara yang
selanjutnya melahirkan JI Indonesia.
KETERKAITAN RADIKALISME DAN TERORISME
Mereka adalah para eksekutor aksi terorisme baik yang ada di garis depan
maupun sebagai perangkat pelaksana.
Kelompok telah dilatih dan dipersiapkan untuk melakukan aksi bunuh diri dalam
aksi teror,
atau disebut sebagai ’’pengantin”. Mereka sudah tidak takut lagi untuk mati baik
ketika meledakkan bom, tertangkap dan dieksekusi mati, atau tertangkap dan
dipenjara.
Biasanya, mereka adalah remaja-remaja yang mudah dipengaruhi.
Mereka direkrut oleh tokoh- tokoh kunci di kelompok satu (inti) untuk
melaksanakan aksi teror yang direncanakan.
KELOMPOK PENDUKUNG
Kelompok yang termasuk dalam kategori ini adalah individu atau kelompok yang
dengan sukarela menyediakan sarana pendukung bagi aksi terorisme, termasuk tempat
pelatihan, pendanaan, dan tempat persembunyian anggota-anggota teroris.
Pada dasarnya, mereka memiliki paham yang sama dengan dua kelompok
sebelumnya.
Kelompok ini menjadi berbahaya karena ikut menentukan berhasil tidaknya aksi
terorisme.
Keberhasilan aksi teror juga ditentukan apakah sumber daya berupa dana, materi
pembuat bom, senjata, media rekruitmen, serta tempat pelatihan.
KELOMPOK SIMPATISAN