Anda di halaman 1dari 6

COLLABORATIVE GOVERNANCE:

Kemitraan pemerintah dan lembaga non pemerintahan dalam


pelayanan publik

Collaborative Governance, merupkan sebuah proses yang di


dalamnya melibatkan berbagai stakeholders yang terikat untuk
mengusung kepentingan masing-masing instansi dalam mencapai
tujuan bersama(Cordery, 2004).

Collaborative Governance, sebuah pengaturan yang mengatur satu atau lebih


Lembaga public secara langsung terlibat dengan pemangku kepentingan non
public dalam proses pengambilan keputusan kolektif yang bersifat formal,
berorientasi consensus, dan musyawarah yang bertujuan membuat atau
mengimplementasikan kebijakan public atau mengelola program atau asset
public(Ansel & Gash(2007).
Definisi yang dikemukakan Ansel & Gash(2007), dapat dirumuskan beberapa kata
kunci yang menekankan pada lima karakteristik, antara lain:

1. Forum tersebut diinisiasi atau dilaksanakan oleh Lembaga public maupun


actor-actor dalam Lembaga public.
2. Peserta dalam forum tersebut juga termasuk actor non public.
3. Peserta terlibat secara langsung dalam pembuatan dan pengambilan
keputusan dan keputusan tidak harus merujuk pada actor-actor public.
4. Forum terorganisisr secara formal dan pertemuan diadakan secara
Bersama-sama.
5. Forum bertujuan untuk membuat keputusan atas kesepakatan Bersama,
dengan kata lain forum ini berorientasi pada consensus.
Proses kolektif dan egalitarian dimana setiap partisipan di dalamnya
memiliki otoritas subtantif dalam pengambilan keputusan dan setiap
stakeholders memiliki kesempatan yang sama untuk merefleklsikan
aspirasinya dalam proses tersebut(Robertson & Choi, 2010).

“sebuah proses dimana organisasi-organisasi yang memiliki


suatu kepentingan terhadap suatu masalah tertentu berusaha
mencari solusi yang ditentukan secara bersama dalam rangka
mencapai tujuan yang mereka tidak dapat mencapainya secara
sendiri-sendiri”, (Purwanti, 2016)
AREA ATAU ISU PUBLIC PRIVAT PARTNERSHIP(PPP) DALAM
COLLABORATIF GOVERNANCE

LEVEL
COLLABORATIV KEBIJAKAN
Sektor Keamanan
NON-
E MANAGEMENT PEMERINTAH
LEVEL PELAYANAN
Kerjasama Kolaboratif Antara Pemerintah Dan Swasta Yang Bercirikan Kemitraan
Antara Pemerintah Dengan Lembaga Non-pemerintah Di Indonesia Selama Ini
Masih Terbatas Kerjasama Yang Bersifat Kontraktual, Jangka Pendek Dan Dengan
Intensitas Yang Terbatas. Padahal Kerjasama Kolaboratif Yang Bercirikan Kemitraan
Yang Sebenarnya Adalah dimana pihak Pemerintah dan Non-pemerintah masing-
masing berusaha melakukan aliansi dan penyatuan Tujuan, Strategi, dan
Kegiatan dalam rangka mencapai Tujuan Bersama (Agus Dwiyanto: 2012)

Kerjasama yang bersifat kolaboratif, hubungan agen tidak berlaku karena


kerjasama yang terjadi adalah kerjasama principal dan principal. Para pihak
yang berkolaborasi adalah principal dan sekaligus juga bertindak sebagai agen
untuk diri mereka sendiri.
(Peter: 1998).
PERBEDAAN ANTARA PUBLIC PRIVAT PARTNERSHIP
DAN KERJASAMA NON-KEMITRAAN
DALAM PENYELENGGARAAN PELAYANAN PUBLIK

CIRI-CIRI TIPE KERJASAMA PEMERINTAH DAN SWASTA


KEMITRAAN NON-KEMITRAAN
SIFAT KERJASAMA KOLABORATIF SWASTANISASI,
OUTSOURCING

INTENSITAS TINGGI RENDAH

JANGKA WAKTU PANJANG PENDEK

KEDUDUKAN PARA PIHAK SETARA DAN OTONOM TIDAK SETARA, TERIKAT


KONTRAK

MANFAAT DAN RESIKO SALING BERBAGI MANFAAT MANFAAT DIHITUNG SEBAGAI


DAN RESIKO KOMPENSASI ATAS PRESTASI,
RESIKO DITANGGUNG
MASING-MASING PIHAK

SUMBERDAYA UNTUK PENGGAMBUNGAN TIDAK ADA


PELAKSANAAN KEGIATAN SUMBERDAYA PENGGAMBUNGAN
SUMBERDAYA

Agus Dwiyanto, 2012

Anda mungkin juga menyukai