Anda di halaman 1dari 6

URGENSITAS KEPEMIMPINAN PANCASILA

DI ERA VUCA

DISUSUN OLEH :
MUHAMMAD UNTUNG RLU, S.H., M.H.
NIP. 19890705 201101 1 001

BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA


DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
PKA ANGKATAN IV
TAHUN 2023
A. JUDUL

URGENSITAS KEPEMIMPINAN PANCASILA DI ERA VUCA ((Volatility,


Uncertainty, Complexity, Ambiguity)

B. PENDAHULUAN

Istilah VUCA di era industri 4.0 tetap berlaku pada era society 5.0. Kita
dihadapkan pada kondisi dimana terjadi perubahan skala besar (volatility),
kesulitan melakukan prediksi secara akurat (uncertainty), kerumitan tantangan
akibat berbagai faktor yang saling terkait (complexity), dan ketidakjelasan suatu
kejadian dengan mata rantai akibatnya (ambiguity). Situasi lingkungan yang hadir
serba tidak pasti, fluktuatif, kompleks, sulit diprediksi dan kebenaran realitas
bersifat subjektif. Hal ini merupakan tantangan yang tentu tidak mudah bagi para
pemimpin Aparatur Sipil Negara (ASN) dimana para pemimpin harus mempunyai
kompetensi yang mumpuni agar dapat merespon perubahan yang terjadi di era
ini. Pasca Pandemi Covid-19 membuat intensitas VUCA semakin kuat, wabah
penyakit yang telah menularkan ke berjuta jiwa penduduk dunia dan menyeret
negara-negara ke dalam jurang resesi. Oleh sebab itu, Pemimpin saat ini tidak
hanya menghadapi era disrupsi digital yang mengguncang dunia, tetapi juga harus
melakukan perubahan mindset sebagai respons yang tepat dalam menghadapi
dunia yang berubah serba cepat.
VUCA adalah singkatan dari Volatility (Volatilitas), Uncertainty
(Ketidakpastian), Complexity (Kompleksitas), dan Ambiguity (Ambiguitas). Konsep
VUCA dapat diterapkan pada pemerintahan dan memiliki dampak yang signifikan
pada kondisi pemerintahan antara lain :

1. Volatilitas: Perubahan yang cepat dan tak terduga dalam politik, ekonomi,
sosial, dan lingkungan dapat mengakibatkan ketidakstabilan politik.
Pemerintah harus mampu menghadapi dan menangani krisis yang tiba-tiba,
seperti bencana alam, krisis keuangan, atau perubahan tiba-tiba dalam
dukungan publik.
2. Ketidakpastian: Lingkungan yang penuh ketidakpastian dapat menyulitkan
perencanaan jangka panjang dan pengambilan keputusan strategis.
Pemerintah harus dapat beradaptasi dengan perubahan yang tidak terduga
dan seringkali kompleks dalam dinamika politik dan ekonomi, serta dapat
merumuskan kebijakan yang relevan dan efektif.
3. Kompleksitas: Tantangan yang kompleks dan beragam memerlukan
pendekatan yang terintegrasi dan multidimensional dalam mengelola masalah-
masalah yang dihadapi oleh pemerintah. Pemerintah perlu bekerja secara
kolaboratif dengan berbagai pihak dan sektor untuk mencari solusi yang holistik
dan berkelanjutan.
4. Ambiguitas: Informasi yang terbatas atau tidak jelas dapat menyulitkan
pemerintah dalam membuat keputusan yang tepat. Pemerintah harus dapat
menghadapi ambiguitas ini dengan mencari informasi yang akurat dan dapat
diandalkan untuk mendukung kebijakan dan tindakan yang efektif.

Dalam rangka untuk menghadapi pengaruh VUCA di era society 5.0 sangat
diperlukan peran kepemimpinan Pancasila yang lebih focus terhadap pelayanan
publik secara berkesinambungan, lebih dari sekadar kinerja pelayanan yang
mudah dan memudahkan serta melayani kebutuhan rakyat, berbasis kinerja
organisasi pelayanan publik yang dikelola secara sinambung yang tentu akan
memperkuat eksistensi negara dan mengawal pencapaian visi pembangunan
nasional untuk mewujudkan Manusia Indonesia seutuhnya secara material dan
spiritual.

C. ANALISIS MASALAH

Pancasila merupakan pedoman dasar dalam kehidupan berbangsa dan


bernegara Indonesia. Sebagai pedoman dasar, Pancasila tempatnya berada
paling atas dalam hierarki perundang-undangan, yakni sebagai grundnorm atau
norma dasar. Setiap warga negara, dalam hal ini seorang pemimpin, wajib
mengetahui, menghayati, dan mengamalkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan
sehari-harinya. Urgensi Kepemimpinan Pancasila sangatlah tepat untuk
menjawab pola kepemimpinan di era VUCA dengan menempatkan Pancasila
sebagai sistem etika sebagai berikut:
1. Pertama, meletakkan sila-sila Pancasila sebagai sistem etika berarti
menempatkan Pancasila sebagai sumber moral dan inspirasi bagi
penentu sikap, tindakan, dan keputusan yang diambil setiap warga
negara.
2. Kedua, Pancasila sebagai system etika memberi pedoman bagi setiap
warga negara sehingga memiliki orientasi yang jelas dalam tata
pergaulan baik lokal, nasional, regional maupun internasional.
3. Ketiga, Pancasila sebagai sistem etika dapat menjadi dasar analisis
bagi berbagai kebijakan yang dibuat oleh penyelenggara negara
sehingga tidak keluar dari semangat negara kebangsaan yang berjiwa
Pancasilais.
4. Keempat,Pancasila sebagai sistem etika dapat menjadi filter untuk
menyaring pluralitas. Nilai yang berkembang dalam kehidupan
masyarakat sebagai dampak globalisasi yang mempengaruhi pemikiran
warga negara.

Kepemimpinan Pancasila di era VUCA ini juga memberikan dan


menghadirkan tantangan yang unik bagi para pemimpin dalam menghadapi
lingkungan yang terus berubah dan penuh ketidakpastian. Pancasila sebagai
dasar negara Indonesia memiliki nilai-nilai luhur yang dapat menjadi pedoman
dalam menghadapi era VUCA ini. Urgensitas kepemimpinan Pancasila di era
VUCA sangat dibutuhkan melalui dengan mengimplementasikan yaitu pertama
Ketegasan Nilai-Nilai Pancasila: Sebagai pemimpin, penting untuk menunjukkan
komitmen yang kuat terhadap nilai-nilai Pancasila, nilai-nilai ini harus menjadi
pijakan dalam mengambil keputusan dan menghadapi berbagai situasi kompleks
dan ambigu. Kemudian Kedua adaptabilitas dan Inovasi Era VUCA menuntut
pemimpin untuk bisa beradaptasi dengan cepat terhadap perubahan dan mencari
solusi inovatif untuk menghadapi tantangan yang muncul. Memahami dan
menerapkan prinsip-prinsip Pancasila secara kreatif dan inovatif akan membantu
dalam menghadapi perubahan yang terus-menerus. Ketiga, Kolaborasi dan
Keterbukaan harus dilakukan oleh Pemimpin. Pemimpin di era VUCA harus
mampu membangun kerjasama yang kuat dengan berbagai pihak, baik di dalam
maupun di luar organisasi. Menerapkan semangat gotong royong dari Pancasila
dan mengedepankan dialog dan inklusivitas akan membantu menciptakan
lingkungan yang terbuka dan mendukung bagi penyelesaian masalah. Keempat,
Kepemimpinan Berbasis Integritas merupakan nilai penting dalam Pancasila dan
harus menjadi karakteristik utama dalam kepemimpinan di era VUCA.
Kepemimpinan yang jujur, adil, dan transparan akan membantu membangun
kepercayaan dari para pengikut dan memperkuat fondasi organisasi. Selanjutnya
kelima pemimpin harus Visioner dan Strategis. Pemimpin di era VUCA harus
memiliki visi jangka panjang yang kuat dan strategi yang tepat untuk mencapai
tujuan organisasi. Pandangan jauh ke depan yang berlandaskan pada nilai-nilai
Pancasila akan membantu menavigasi arus perubahan dan ketidakpastian.
Keenam, pemimpin harus memiliki Resilien. Era VUCA seringkali menyebabkan
gejolak dan tekanan yang tinggi. Seorang pemimpin harus memiliki daya tahan
(resilience) yang kuat untuk tetap tegar menghadapi tantangan dan kemampuan
untuk pulih dari kegagalan. Ketujuh, pemimpin di era VUCA harus selalu terbuka
untuk belajar dan mengembangkan diri.

D. PROBLEM SOLVING

Pada era era society 5.0. dan VUCA Kepemimpinan Pancasila sangat
diperlukan unutk mengatasi permasalahan yang ada di birokrasi, yaitu dengan
cara menekankan dan menggabungkan nilai-nilai luhur Pancasila dengan
keterampilan adaptasi dan inovasi untuk menghadapi tantangan yang kompleks
dan berubah-ubah. Dengan mengikuti prinsip-prinsip Pancasila dan
menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari, pemimpin dapat membawa
perubahan positif dan menghasilkan dampak yang baik bagi masyarakat.
Berikut adalah bentuk solusi pemecahan masalah birokrasi di era VUCA
dimana para pemimpin wajib mengimpementasikan nilai-nilai wawasan
kebangsaan, kerangka berpikir nilai-nilai Pancasila dan bela negara sebagai
fondasi peningkatan kinerja organisasi secara berkesinambungan sebagai wujud
nyata bela negara yang berintegritas melalui:
1. Kekuatan nilai-nilai Pancasila: Pemimpin di era VUCA harus teguh
dalam memegang nilai-nilai Pancasila. Nilai-nilai ini menjadi pijakan
yang kuat dalam menghadapi perubahan yang tidak pasti.
2. Ketangguhan (resilience): Pemimpin Pancasila harus memiliki
ketangguhan mental dan emosional untuk menghadapi tantangan yang
kompleks dan sulit. Mereka harus mampu menjaga ketenangan dan
tetap fokus dalam situasi yang bergejolak.
3. Kemampuan beradaptasi: Pemimpin harus dapat beradaptasi dengan
cepat terhadap perubahan yang terjadi di sekitar mereka. Mereka perlu
fleksibel dan terbuka terhadap ide-ide baru serta mampu mengubah
strategi jika diperlukan.
4. Keterampilan komunikasi yang efektif: Pemimpin harus memiliki
kemampuan komunikasi yang baik untuk mempengaruhi dan
memotivasi orang lain. Komunikasi yang jelas dan terbuka sangat
penting dalam situasi yang tidak pasti, untuk menjaga kepercayaan dan
membangun solidaritas.
5. Kolaborasi dan kepemimpinan inklusif: Di era VUCA, kolaborasi antara
berbagai pemangku kepentingan menjadi kunci. Pemimpin Pancasila
harus mampu membangun kerja sama yang inklusif dan memfasilitasi
partisipasi aktif dari semua pihak untuk mencapai tujuan bersama.
6. Keberanian dan inovasi: Pemimpin Pancasila harus memiliki keberanian
untuk mengambil risiko yang diperlukan dalam menghadapi tantangan.
Mereka perlu mendorong inovasi dan berpikir kreatif dalam mencari
solusi baru.
7. Integritas dan etika: Pemimpin Pancasila harus menjunjung tinggi
integritas dan etika dalam tindakan dan keputusan mereka. Dalam
situasi yang tidak pasti, integritas merupakan fondasi yang kuat untuk
mempertahankan kepercayaan masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai