Anda di halaman 1dari 6

Assalammualikum wr. wb.

Selamat pagi dan salam sejahtera untuk kita semua.

Kepada yang terhormat


1. Bapak Bupati Tanah Bumbu
2. Sekretaris Daerah Kabupaten Tanah Bumbu
3. Narasumber dari Konsultan ISAI (Institutional Strengtherning In
Agriculture and Irrigation) Regional 5 Kalimantan Selatan
4. Narasumber dari Kementerian PUPR
5. Kepala Dinas PUPR atau yang mewakili
6. Kepala Dinas Pertanian atau yang mewakili
7. Kepala Dinas Perikanan atau yang mewakili
8. Ketua P3A kewenangan kabupaten dan kewenangan provinsi
9. Bapak/Ibu peserta sidang Komisi Irigasi Kabupaten Tanah Bumbu
Tahun 2022

Puji syukur marilah senantiasa kita panjatkan kehadhirat Allah SWT,


karena atas limpahan rahmat dan karunia-Nya kita masih diberi kesehatan
dan kesempatan sehingga dapat hadir pada acara Sidang Komisi Irigasi
Kabupaten Tanah Bumbu. Shalawat dan salam kita sampaikan kepada
junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW yang semoga kita semua
mendapatkan syafat dari Beliau di akhir jaman.

Bapak/Ibu hadirin yang berbahagia,


Dasar hukum pelaksanaan KOMIR di Kabupaten Tanah Bumbu
berdasarkan UU No. 23 Thn 2014 (Pemerintahan Daerah), PP No. 65 Thn
2005 (Pedoman Penyusunan Penerapan SPM), UU No. 17 Thn 2019
(Sumber Daya Air), UU No. 41 Thn 2009 (PLP2B), Permen PUPR 30/ 2015
(Peng. dan Pengelolaan Sistem Irigasi ), PP No. 45 Thn 2017 (Partisipasi
Masyarakat dalam Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah), Permen PU
17/ 2015 (Komisi Irigasi) dan SK Bupati Tanah Bumbu Nomor
188.46/329/BAPPEDA/2020 tentang Komisi Irigasi Kabupaten Tanah
Bumbu. Komisi Irigasi ini dimaksudkan guna mewujudkan tertib Pengelolaan
jaringan irigasi yang dibangun oleh Pemerintah Pusat dan Pemerintah
Provinsi serta pemerintah Kabupaten/Kota serta memiliki fungsi untuk
menyelenggarakan koordinasi dan komunikasi dengan Komisi Irigasi
Tingkat Provinsi lain, koordinasi dan komunikasi dengan perkumpulan petani
pemakai air pada tingkat daerah irigasi / rawa dan koordinasi dan komunikasi
dengan pengguna jaringan irigasi untuk keperluan lain di Kabupaten Tanah
Bumbu. Selain fungsi yang dimiliki, Komisi Irigasi juga memiliki 12 Tugas
yang teruraikan secara detail di dalam SK Bupati Tanah Bumbu Nomor
188.46/329/BAPPEDA/2020.

Bapak/Ibu hadirin yang berbahagia,

Berdasarkan Permen PU Nomor 14/PRT/M/2015 Kabupaten Tanah


Bumbu memiliki 1 D.I yang merupakan kewenangan Pusat, 1 D.I.R
kewenangan Provinsi, dan 38 D.I dan 28 D.I.R kewenangan Kabupaten
dengan luas D.I dan D.I.R Kewenangan Kabupaten seluas 21.838 Ha,
namun dari keseluruhan tersebut hanya terdapat 36 D.I yang masih
berfungsi ada yang beralih fungsi ada pula yang berubah kewenangannya.
Dengan jumlah D.I tersebut maka diperlukan penguatan pelaksanaan
tugas dan fungsi Komisi Irigasi melalui penguatan kelembagaan untuk dalam
mendukung peningkatan layanan irigasi, kemudian penguatan tersebut
harus kemudian dilanjutkan dengan penyediaan anggaran operasional
Komisi Irigasi yang dilakukan melalui integrasi Program, Kegiatan dan
Penguatan Kelembagaan Komisi Irigasi sesuai nomenklatur Permendagri
Nomor 90 Tahun 2019 dalam dokumen perencanaan pembangunan daerah
serta peningkatan Penguatan kelembagaan komisi irigasi (Komir) sangat
strategis guna mendukung capaian target program prioritas infrastruktur
pelayanan dasar terkait irigasi di tahun 2022 dan pasca IPDMIP.

Berkenaan dengan hal tersebut, Pemerintah Kabupaten Tanah Bumbu


telah memberikan dukungan dukungan perencanaan dan penganggaran
untuk Anggaran Tahun 2022 baik terkait dengan KOMIR serta Pengelolaan
Sistem Irigasi Partisipatif (PPSI). Dukungan perencanaan dan
penganggaran tersebut telah dianggarkan di Bappedalitbang melalui Sub
Kegiatan Koordinasi Pelaksanaan Sinergitas dan Harmonisasi Perencanaan
Pembangunan Daerah bidang Infrastruktur, Dinas PUPR pada Kegiatan
Pengembangan dan Pengelolaan Sistem Irigasi Primer dan Sekunder pada
Daerah Irigasi yang Luasnya dibawah 1000 Ha dalam 1 (Satu) Daerah
Kabupaten/Kota dan Dinas Pertanian pada Program Penyuluhan Pertanian
Pelaksanan Urusan Pertanian.

Hadirin yang saya hormati,

Berdasarkan pemaparan yang disampaikan Direktur Jenderal


Prasarana Dan Sarana Pertanian, saat ini tantangan dalam
pengembangan Irigasi Pertanian ada 3 pengelompokan, yang pertama
adalah terkait dengan EFESIENSI PEMANFAATAN IRIGASI dimana belum
optimalnya pemanfaatan karena kondisi kerusakan irigasi dan pola tanam
yang tidak teratur, kemudian yang kedua adalah terkait dengan KONDISI
GEOGRAFIS dimana curah hujan tahunan tinggi tetapi tidak merata,
berdampak pada kondisi kekeringan – kebanjiran, dan yang ketiga adalah
KONDISI KELEMBAGAAN dimana kemampuan pengelolaan kelembagaan
pada tingkat petani belum merata (tingkat partisipasi perlu ditingkatkan).
Disamping itu terdapat berbagai macam permasalahan umum lainnya
seperti keandalan penyediaan air, sarana dan prasarana, system
pengelolaan irigasi, institusi pengelola irigasi, sumber daya manusia dan
berbagai macam permasalahan lainnya. Oleh karena itu peran Komisi
Irigasi sangat diperlukan dalam menghadapi tantangan ini yaitu berupa
peningkatan dan pemanfaatan irigasi pertanian, antisipasi dan adaptasi
perubahan iklim, melakukan koordinasi dengan intansi terkait, serta
penguatan kelembagaan P3A.

Hadirin yang saya hormati,

Sebagaimana kita ketahui bahwa program IPDMIP telah berakhir dan tentu
kita harus memiliki exit strategy pasca program IPDMIP dalam rangka
menjamin keberlanjutan program pengelolaan irigasi dan pertanian serta
untuk mendukung pencapaian ketahanan pangan. IPDMIP ini merupakan
contoh baik Program Pembangunan Pertanian Beririgasi yang perlu
dilanjutkan oleh Pemerintah Dearah dengan strategi :
1. Mewujudkan Pemberdayaan dan Memfasilitasi P3A/GP3A Dan
Membentuk IP3A yang Lebih Maju Dan Mandiri;
2. Mendorong peran aktif komir dalam mengangkat permasalahan yang
muncul di P3A/GP3A terkait Pengelolaan Sistem Irigasi Partisipatif
(PPSI), dan pembangunan pertanian untuk ditindak lanjuti ke forum
yang lebih tinggi seperti Musrenbang Kecamatan , Kabupaten dan
Musrenbang Prov;
3. Pengalokasian dana APBD untuk pembiayaan O.P. Irigasi secara
optimal berbasis pada dokumen RP2I.
4. Optimalisasi Single Management Data pelaksanaan irigasi partisipatif
dan pertanian beririgasi yang sudah dan akan dibiayai oleh dana
Loan/Hibah maupun dana APBD;
5. Penganggaran dana APBD untuk Program Kerja Pengelolaan Sistem
Irigasi Partisipatif (PPSI) dan Penguatan KPI berbasis Partisipasi
Masyarakat;
6. Mewujudkan Kebijakan Alih Fungsi Lahan dengan mensinergikan
implementasi RTRW dan Perda PLP2B (Perlindungan Lahan
Pertanian Pangan Berkelanjutan) dalam mendukung Ketahanan dan
Kedaulatan Pangan.

Hadirin yang saya hormati,


Akhir sambutan ini perlu kami sampaikan bahwa dalam Pengembangan
Pertanian Terpadu yang Maju, Mandiri dan Modern, seluruh aktivitas
pertanian harus terus ditingkatkan terutama dalam pemenuhan air irigasi.
Selain itu dalam upaya mewujudkan Ketahanan Pangan Nasional yang
berkelanjutan, Sektor Pertanian dituntut untuk terus meningkatan efisiensi
dan efektivitas pemanfaatan irigasi serta peningkatan produktivitas
pertanian, penguatan Komisi Irigasi mulai dari Tingkat Kecamatan hingga
Kabupaten dan bahkan sampai Pusat dituntut untuk harus dapat
meningkatkan peran, koordinasi dan kontribusinya dalam mendorong
peningkatan layanan irigasi untuk peningkatan produktivitas irigasi, adaptasi
dan mitigasi dampak perubahan iklim serta terwujudnya swasembada
pangan Nasional pada umumnya dan di Kabupaten Tanah Bumbu pada
khususnya.
Mengingat pentingnya kegiatan pada hari ini, kami berharap bahwa
acara ini dapat berjalan dengan lancar dan para peserta Sidang sekalian
dapat mengikuti acara hingga selesai serta diharapkan seluruh peserta
dapat memberikan masukan untuk pembangunan Kabupaten Tanah Bumbu
kedepannya.
Demikian yang dapat kami sampaikan kami harapkan semua peserta
sidang tetap mematuhi protokol kesehatan Covid-19

Dengan mengucapkan Bismillahirahmanirahim Sidang KOMISI


IRIGASI Kabupaten Tanah Bumbu Tahun 2022 dibuka secara resmi.

Terimakasih atas perhatian Bapak dan Ibu.


Wabillahi Taufik Walhidayah, Wassalamualaikum Wr Wb.

Anda mungkin juga menyukai