Anda di halaman 1dari 109

STRATEGI DIFUSI INOVASI MASYARAKAT KAMPUNG

DARLING DALAM PENGELOLAAN BANK SAMPAH DI


KELURAHAN SUDIMARA JAYA KECAMATAN CILEDUG
KOTA TANGERANG

SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Akademik dalam Memenuhi Ujian
Sarjana (S-1)
Program Studi Ilmu Komunikasi
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Islam Syekh-Yusuf Tangerang

Terakreditasi “B”
Berdasarkan Surat Keputusan Badan/Lembaga
Nomor: 215/SK/BAN-PT/Akred/S/II/2019
26 Februari 2019

Disusun Oleh:
Anisa Safitri
NIM: 1801030110

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK


PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM SYEKH YUSUF TANGERANG
PRIODE 2021/2022
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Saya yang bertandatangan di bawah ini:

Nama : Anisa Safitri


NIM : 1801030110
Program Studi` : Ilmu Komunikasi
Judul Skripsi : Strategi Difusi Inovasi Masyarakat Kampung
Darling dalam Pengelolaan Bank Sampah di
Kelurahan Sudimara Jaya Kecamatan Ciledug Kota
Tangerang
Menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi ini adalah benar-
benar hasil karya asli saya sendiri dan bukan plagiarisme, pencurian hasil karya
milik orang lain, hasil kerja orang lain untuk kepentingan saya karena hubungan
material maupun non-material, ataupun segala kemungkinan lain yang pada
hakekatnya bukan merupakan karya tulis skripsi saya secara orisinil dan
otentik.Bila dikemudian hari diduga kuat ada ketidaksesuaian antara fakta dengan
kenyataan ini, saya bersedia diproses oleh tim fakultas yang dibentuk melalui
verifikasi dengan sanksi terberat berupa pembatalan kelulusan dan pencabutan
ijazah.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan kesadaran sendiri dan
tidak atas tekanan ataupun paksaan dari pihak manapun demi menegakkan
integritas Akademik FISIP Universitas Islam Syekh Yusuf Tangerang.

Hormat saya,

Anisa safitri
NIM: 1801030110

i
LEMBAR PENGESAHAN
STRATEGI DIFUSI INOVASI MASYARAKAT KAMPUNG DARLING
DALAM PENGELOLAAN BANK SAMPAH DIKELURAHAN
SUDIMARA JAYA KECAMATAN CILEDUG KOTA TANGERANG

Peneliti

Anisa Safitri
1801030110

Menyetujui:

Pembimbing I Pembimbing II

Ukon Furkon Sukanda, S.Sos.,M.I.Kom Een Irianti, S.Sos.,M.I.Kom


NIDN.0421128404 NIDN: 0423058903

Mengetahui
Dekan FISIP

Lina Wati, S.Sos.,M.I.Kom.


NIDN: 0423018301

ii
Abstrak

Nama : Anisa Safitri


Nim : 1801030110
Judul : Strategi Difusi Inovasi Masyarakat Kampung Darling dalam upaya
pengelolaan Bank Sampah Dikelurahan Sudimara Jaya Kecamatan Ciledug Kota
Tangerang

Tujuan dari penelitian ini ialah untuk mengetahui Strategi Difusi Inovasi
Masyarakat Kampung Darling dalam Pengelolaan Bank Sampah, Kelurahan
Sudimara Jaya Kecamatan Ciledug Kota Tangerang dengan menggunakan
metode penelitian kualitatif serta teknik pengumpulan data yang dilakukan
melalui observasi, wawancara dan dokumentasi. Analisis data yang dilakukan
dengan reduksi data, penyajian data, serta penarikan kesimpulan. Data yang
diperoleh penulis disajikan dan dianalisis menggunakan triangulasi data. Hasil
pada peneltian ini meunjukkan bahwa adanya program bank sampah di Kampung
Darling dalam mengupayakan pemberdayaan masyarakat Kelurahan Sudimara
Jaya membuat masyarakat semakin kreatif dan inovatif serta membantu
perekonomian tiap anggota kepala keluarga dan membuat masyarakat Kampung
Darling aktif berkontribusi kepada sesama masyarakat Kelurahan Sudimara Jaya
dengan cara memberikan edukasi. Dengan adanya arahan serta komunikasi yang
diberikan oleh ketua kepengurusan, masyarakat serta RT/RW yang aktif menjalin
kerjasama dengan menjaga lingkungan yang sehat dan bersih di sekitaran bank
sampah Darling Sudimara Jaya.

Keyword : Difusi Inovasi masyarakat Kampung Darling

iii
Abstrack

The purpose of this study was to determine the Innovation Diffusion Strategy of

the Darling Village Community in Waste Bank Management, Sudimara Jaya

Village, Ciledug District, Tangerang City by using qualitative research methods

and data collection techniques carried out through observation, interviews and

documentation. Data analysis was carried out by data reduction, data

presentation, and drawing conclusions. The data obtained by the authors are

presented and analyzed using data triangulation. The results of this research

show that the existence of a waste bank program in Darling Village in seeking

to empower the Sudimara Jaya Village community makes the community more

creative and innovative and helps the economy of each family head member and

makes the Darling Village community actively contribute to fellow Sudimara

Jaya Village communities by providing education. . With the direction and

communication given by the chairman of the management, the community and

RT/RW are actively collaborating by maintaining a healthy and clean

environment around the Darling Sudimara Jaya waste bank.

iv
KATA PENGANTAR

Puji Syukur Kehadirat Allah SWT atas berkah, rahmat, serta hidayahnya, serta
tidak lupa pula salam tercurah kepada Nabi Muhammad SAW berserta keluarga
dan sahabatnya. Penulis dapat membuat dan menyelesaikan skripsi dengan judul
“Strategi Difusi Inovasi Masyarakat Kampung Darling dalam Pengelolaan Bank
Sampah di Kelurahan Sudimara Jaya Kecamatan Ciledug Kota Tangerang”, dalam
hal ini penulis berharap proposal ini dapat berguna sebagai bacaan maupun
informasi yang memiliki nilai pengetahuan bagi para pembaca.
Dalam penyusunan skripsi ini, penulis tentu mendapatkan berbagai kendala dan
hambatan dalam pengerjaanya. Namun, berkat dukungan, motivasi dan arahan
dari orangtua dan dosen pembimbing dan juga sahabat serta kekasih saya sehingga
berbagai kendala yang dihadapi dapat terselesaikan dengan baik. Penulis juga
megucapkan Terimakasih yang sebersar-besarnya Kepada:

1. Kepada Bapak Prof. Dr. H Mustofa kamil, Dip.,RSL.,M.Pd. selaku Rektor


Universitas Islam Syekh Yusuf Tangerang.
2. Kepada Ibu Lina Wati, S.Sos.I.,M.IKom. selaku Dekan Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik Universitas Islam Syekh Yusuf Tangerang.
3. Kepada Ibu Aulian Khairani, S.I.Kom, M.S.i. selaku Kepala Program
Studi Ilmu Komunikasi Universitas Islam Syekh Yusuf Tangerang.
4. Kepada Bapak Ukon Furkon Sukanda, S.Sos,M.I.Kom. selaku Dosen
Pembimbing I yang sudah banyak membimbing saya dari mulai penelitian,
penyusunan skripsi dan pada akhirnya terselesaikan nya skripsi ini.
5. Dan juga kepada Ibu Een Irianti, S.Sos,M.I.Kom. selaku Dosen
Pembimbing II yang sudah membimbing saya dari awal dan memberikan
banyak masukan lainnya.

v
6. Terima kasih untuk kedua orangtua yang sudah membiayai kuliah sampai
dengan bisa menyelesaikan Skripsi ini yang mana tidak murah dan rela
menyekolahkan anaknya ke jenjang perguruan tinggi.
7. Terima kasih kepada seluruh pengurus Kampung Darling Sudimara Jaya
yang sudah membantu dalam menyelesaikan tugas akhir skripsi saya.
8. Terima kasih kepada Dinas Lingkungan Hidup yang sudah senan tiasa
membagi waktunya dalam upaya penyelesaian skripsi ini.
9. Terima kasih kepada Zakiya Maulidia dan Putri Zahra Anggraeni selaku
sahabat yang sudah senantiasa mendampingi saya dalam penyusunan
skripsi dan selalu mendengar keluh kesah jatuh bangun dalam menyusun
skripsi dan sangat berkontribusi dalam perkuliahan ini.
10. Terima Kasih kepada calon suami (Hamba Allah) yang selalu
mendapamngi saya dari awal masuk kuliah sampai saat ini yang selalu
antar jemput Tangerang-Bogor.

Hormat saya

Anisa Safitri

vi
DAFTAR ISI

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI .............................................................. ii


LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................. iii
LEMBAR PERSETUJUAN PERBAIKAN ....................................................... iv
BERITA ACARA (SEMINAR PROPOSAL/SIDANG SKRIPSI) ....................v
Abstrak .................................................................................................................. vi
Abstract ................................................................................................................ vii
KATA PENGANTAR ........................................................................................ viii
DAFTAR ISI ...........................................................................................................x
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xiii
DAFTAR TABEL .............................................................................................. xiv
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................1
1.1 Latar Belakang .........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ...................................................................................12
1.3 Identifikasi Masalah................................................................................12
1.4 Tujuan Penelitian ...................................................................................13
1.5 Manfaat Penelitian .................................................................................13
1.5.1 Manfaat Akademis ........................................................................13
1.5.2 Manfaat Praktis .............................................................................14
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..........................................................................15
2.1 Penelitian Terdahulu ..............................................................................15
2.2 Landasan Teoritis....................................................................................19
2.2.1 Teori Model Komunikasi Everett M Rogers ................................19
2.2.2 Proses Keputusan Inovasi ............................................................23
2.2.3 Karatersitik Inovasi ......................................................................24
2.2.4 Sistem Sosial ...............................................................................25
2.2.5 Pengelolaan Bank Sampah .........................................................28
2.2.6 Program Bank Sampah .................................................................29
2.3 Kerangka Berfikir ..................................................................................31

vii
2.4 Proposisi .................................................................................................32
BAB III METODE PENELITIAN .....................................................................33
3.1 Objek Penelitian .....................................................................................33
3.2 Metode Penelitian ..................................................................................33
3.2.1 Paradigma Penelitian ....................................................................34
3.3 Teknik Pengumpulan Data ....................................................................35
3.4 Jenis dan Sumber Data............................................................................37
3.5 Teknik Analisis Data ..............................................................................38
3.6 Lokasi Penelitian ....................................................................................39
3.7 Jadwal Penelitian ....................................................................................40
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .............................................................41
4.1 Hasil ........................................................................................................51
4.1.1 Profil Kampung Darling ...............................................................51
4.1.2 Hasil Penelitian .............................................................................52
4..2.1 Bagaimana Kesadaran Masyarakat Sebelum dan Sesudah
Adanya Kampung Darling ...............................................55
4.2.2 Bagaimana Tanggapan Masyarakat Terhadap Program
Kampung Darling .............................................................58
4.2.3 Apa Saja yang Menjadi Faktor Penghambat dan
Pendukung Pelaksanaan Bank Sampah Darling ..............60
4.1.3 Pembahasan Penelitian .................................................................61
4..3.1 Difusi Inovasi Melalui Pengelolaan Bank Sampah ...........61
4..3.2 Difusi Inovasi Melalui Tahap Adopsi Masyarakat ............65
4..3.3 Proses Komunikasi dalam Pengelolaan Bank Sampah ......70
4..3.4 Proses Penerimaan dan Penolakan Difusi inovasi
Melalui Bank Sampah ........................................................72
4.3.5 Dukungan DLH terhadap kampung Darling .......................76
BAB V SIMPULAN DAN SARAN .....................................................................80
5.1 Kesimpulan .............................................................................................80
5.2 Saran .......................................................................................................87

viii
5.2.1 Saran Akademis ............................................................................87
5.2.2 Saran Praktis .................................................................................89
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................90
LAMPIRAN ..........................................................................................................92

ix
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Penumpukan Sampah Rawa Kucing Kota Tangerang ...........................12

Gambar 2.1 Model Komunikasi Difusi Inovasi Rogers (1971) .................................35

Gambar 2.3 Kerangka Pemikirian ..............................................................................49

Gambar 3.7 Jadwal Penelitian ....................................................................................40

Gambar 4.1 Logo Kampung Darling .........................................................................50

Gambar 4.1 Fasilitas Pendukung Kampung Darling..................................................53

Gambar 4.1 Akun Media Sosial Kampung Darling ...................................................55

Gambar 4.1 Struktur Organisasi Kampung Darling ...................................................56

Gambar 4.2 Kampung Darling ...................................................................................58

Gambar 4.2.2 Edukasi Kampung Darling ..................................................................58

x
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ...............................................................................15

Tabel 4.3 Struktur organisasi Kampung Darling ......................................................32

Tabel 4.3.2 Proses Difusi Inovasi Kampung Darling ................................................23

xi
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sampah merupakan masalah yang sering didengar dengan berbagai

akibat dan permasalahan yang sering ditemukan, akibat dari penumpukkan

sampah bisa menimbulkan berbagai penyakit,bau tidak sedap, pencemaran

lingkungan bahkan bisa menimbulkan banjir, akibat dari penumpukkan

sampah yang sudah terlalu menumpuk tidak jarang dijumpai di Kota

Tangerang. Sampah yang sudah menumpuk berasal dari berbagai macam

sumber yaitu sampah yang berasa dari limbah industri, sampah perkantoran,

sampah rumah tangga, sampah pedagang, dan sampah lainnya.Banyaknya

sumber sampah yang menumpuk dari berbagai sumber dan meningkatnya

jumlah penduduk membuat sampah yang dihasilkannya pun juga ikut

meningkat setiap harinya.

Kepala Bidang Kebersihan Lingkungan Hidup (DLH) Kota Tangerang

mengatakan bahwa Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Rawa Kucing Kota

Tangerang memungkinkan bisa bertahan sekitar dua atau tiga tahun lagi untuk

bisa menampung sampah di Kota Tangerang. Maka dari itu, permasalahan

sampah di Kota Tangerang ini menjadi masalah yang cukup serius sehingga

harus adanya kesadaran dalam menangani sampah yang semakin menumpuk.

Petugas DLH Kota Tangerang sudah mulai kesulitan dalam menata sampah

yang makin lama makin menumpuk dan menggunung di TPA Rawa Kucing

1
Kota Tangerang. Bagaimana tidak menggunung, produksi gunungan sampah

kini mencapai angka 25 meter dari permukaan TPA Rawa kucing. Dilansir

dari Kompas.com, dan hasil wawancara kepada Dinas Kebersihan Lingkungan

Hidup.satu satunya harapan jangka panjang yaitu Pemkot Tangerang segera

merealisasi Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) yang digadang-

gadang sejak 2015. Proyek PLTsa yang dicetuskan oleh Pemerintah Pusat

sudah berjalan ditahap negosisasi dan juga pembangunan PLTSa ini yang

mana rencananya akan dilakukan di Kawasaan Jatiuwung.

Gambar 1.1 Volume Sampah di Rawa Kucing

Sumber: Liputan 6.com.Tangerang daily

Dengan memakan waktu tiga tahun sebelum siap beroperasi, dengan

begitu masalah penumpukan sampah di kawasan Rawa Kucing Neglasari Kota

2
Tangerang akan dengan mudah tertangani mengingat lagi penumpukan sampah

yang sudah semakin banyak dan padat. Hal ini bisa dilihat bahwa pemerintah

membutuhkan lahan dan kurun waktu yang cukup lama dalam menangani kasus

penumpukkan sampah di Rawa Kucing yang semakin hari semakin meningkat

akibat masyarakat yang kurang sadar akan lingkungannya. Yang mana masyarakat

masih menganggap bahwa sampah hanyalah barang sisa yang sudah tidak layak

dipakai lagi. Padahal dalam sampah tersebut, masyarakat bisa memanfaatkan dan

mendapatkan keuntungan dari mengelola sampah menjadi sebuah keuntungan.

Permasalahan sampah di Kota Tangerang yang semakin menumpuk juga menjadi

penyebab dari kebiasaan masyarakat yang mana tanpa sadar sering membuang

sampah sembarangan.

Adapun kebiasaan yang sering dijumpai ialah karena sering melakukan

pembuangan sampah di sungai yang mana ini bisa menyebabkan banjir,dan

kebiasaan sering membakar sampah plastik. Maka dari itu, hal ini perlu

menjadi banyak perhatian lebih oleh pemerintah setempat.Kebiasaan

membuang sampah secara tidak langsung mengajarkan perilaku yang tidak

baik dan tidak untuk dicontoh. Apalagi jika dilihat oleh anak-anak yang mana

gampang untuk meniru gaya kebiasaan orang dewasa membuang sampah

sembarangan, dengan begitu mereka akan meniru perilaku tersebut. Bank

Sampah merupakan suatu program yang digunakan pemanfaatannya dalam

pengeolaaan sampah atau penanggulangan sampah.Program yang upayanya

mensejahterakan masyarakat ini berupaya untuk mengubah perilaku serta

mengupayakan kebiasaan, serta dari ekonomi maupun pendidikan. Kepala

3
Bidang Kebersihan Yudi, sebelumnya mengatakan bahwa produksi sampah

Rawa Kucing biasanya menampug 1.800 ton perhari dan paling banyak ialah

800 per hari.

Dengan demikian, permasalahan sampah di Kota Tangerang cukup

serius mengingat TPA Kota Tangerang yang secara resmi dimiliki oleh

pemerintah hanya terdapat satu saja hingga saat ini yaitu TPA Rawa Kucing

yang berada di Neglasari. Sebagai salah satu program Bank Sampah yang baru

merintis pada Tahun 2019 di Kampung Darling Sudimara Jaya Ciledug Kota

Tangerang yang mana masih terbilang baru.Program Bank Sampah yang

dikomunikasikan kepada masyarakat Sudimara Jaya ini terbilang sukses dan

membuat masyarakat di Kampung Darling sadar dengan kepeduliannya

kepada sampah yang mana sampah yang dibilang sisa ini bisa menjadi solusi

bukan menjadi masalah.

Kesadaran masyarakat Kampung Darling dalam Bank Sampah sudah

merubah perilaku masyarakatnya terhadap sampah yang perlu dirubah sejak

dini.Dengan adanya suatu program yang dijalankan oleh Kampung Darling,

membuat pola hidup masyarakat cukup baik dan memiliki banyaknya

keuntungan yang dirasakan serta manfaat.Program yang diusulkan oleh Bapak

Sobirin selaku Ketua Pengurus dan Pengelola Kampung Darling, awal mula

nya melihat bahwa sampah yang berserakan di lingkungan kampung dan kanal

sering menimbulkan banjir. Bapak Sobirin melihat produksi sampah di Kota

Tangerang kian hari kian menggunung dan memuncak. Maka dari itu, muncul

lah inovasi yang telah di bangun sejak 2019 lalu sampai saat ini. Di kala hujan

4
datang dengan demikian diadakannya Kampungku Merdeka Sampah di

Kampung Darling Sudimara Ciledug Kota Tangerang dalam Program Bank

Sampah yang sudah dikelolanya pada Tahun 2019. Dan sudah berjalan sampai

dengan saat ini dengan mengajak masyarakat Sudimara untuk bergerak dalam

program tersebut, dengan meyadarkan masyarakat akan pentingnya kebersihan

lingkungan.

Awalnya tidak semua masyarakat sadar akan program Bank Sampah

dan tidak jarang masyarakat mengetahui program Bank Sampah.yang pada

awalnya hanya terdiri dari satu RT saja yang mengikuti dan menjadi Nasabah

Bank Sampah Kampung Darling. Namun seiring dengan keuntungan yang

dirasakan dan pemanfaatan sampah yang awalnya mengira sampah hanya

barang sisa saja kini masyarakat menjadi sadar sehingga pada akhirnya sudah

lima rt diKelurahan Sudimara yang sudah tergabung dalam Nasabah Bank

Sampah Kampung Darling. Dengan tersalurnya program positif ini dengan

maksimal,tentu saja tidak terlepas dari berbagai Inovasi yang sudah di

jalankan oleh pengurusan, serta anggota yang sudah berusaha mengubah

perilaku,serta gaya hidup masyarakat,serta pesan yang dikomunikasikan

secara terus menurus kepada masayarakat dan sampai pada akhirnya Kampung

Darling telah mencapai banyak pengharagaan yakni salah satunya dalam Juara

2 Lomba Inovasi Kampung Tematik 2022 Kategori Madya oleh Badan

Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Tangerang, dan Juara 1 Lomba

Pengelolaan Sampah Tingkat Kota Tangerang. Terkait dengan hal diatas, salah

satu definisi komunikasi yang mendukung ialah Difusi Inovasi Menurut

5
Everett M Rogers yang menjelaskan bagaimana suatu proses inovasi

pemberdayaan masayarakat dalam program Bank Sampah yang

dikomunikasikan melalui saluran komunikasi dari anggota-anggota sistem

social. Proses difusi inovasi ini ialah diadopsinya suatu anggota sistem sosial

yang terlibat didalam nya yang terjadi antara dua orang atau bisa lebih dengan

partisipan dengan terciptanya berbagai informasi,pemahaman pesepsi,dan

saling pengertian.(Ilmiputri Chitta Amilia, 2012)

Hal ini dikarenakan Bank Sampah merupakan program baru yang

pesan didalam nya perlu di sebarluaskan dikarenakan pada teori ini menyusun

bagaimana sebuah ide dan teknologi yang baru perlu tersebar dalam suatu

kebudayaan di masayarakat.Dalam teori tersebut banyak hal yang perlu

diperhatikan dikarenakan merupakan program baru, maka yang akan diterima

oleh si penerima pesan ini akan menimbulkan perilaku yang berbeda. Seperti

pendapat tentang persepsi atas program Bank Sampah dalam melakukan

komunikasi difusi inovasi terjadinya sebuah pengenalan,pemahaman,

penilaian kelak yang akan dihasilkan oleh penerima ataupun bahkan

penolakan oleh sebuah inovasi. Teknik pengeloloaan sampah menggunakan

sistem Bank Sampah dalam inovasi baru yang menjadi keseharian

masayarakat di Kampung Sudimara Kampung Darling guna memahami difusi

inovasi dalam pengelolaan Bank Sampah, maka penulis bermaksud

menggunakan tinjauan teori difusi inovasi yang mana melihat proses

penyebarannya dalam lima tahapan yaitu knowledge, persuasion, decision,

implementation, dan confirmations. Dalam pengelolaan inovasi Bank Sampah

6
di Kampung Darling Sudimara,pengelolaan sampah digulir melalui proses

sosialisasi antara ketua rt dan Kelurahan Sudimara Jaya. Ide serta gagasan

baru ialah mencoba membangun inovasi baru terkait pengelolaan Bank

Sampah agar bisa mengurangi sampah dan membantu pemerintah setempat

membangun persepsi masyarakat terkait pengelolaan sampah,dan mencoba

memberi pemahaman warga dan kepeduliannya terkait program Bank Sampah

yang bisa mengubah perekonomian dan pola pikir masyarakat (Dilla, 2007).

Dalam pemeliharaan lingkungan hidup,innovator berupaya menyusun

pesan lebih inovatif serta pesan-pesan yang akan disampaikan pada

komunikasi tersebut selanjutya persuasion pesan yang akan dikomunikasikan

kepada warga setempat,lalu ketua rt mengajak untuk warga berfikir dan

mengembangkan potensi tentang pengelolaan sampah di Bank Sampah

Darling. Tahap berikutnya adalah decisions,warga mulai melakukan

pertimbangan keuntungan serta manfaat yang akan didaptkan dalam

melakukan program Bank Sampah yang mana sudah disosialisasikan oleh

ketua rtsetempat terkait inovasi pengelolaan Bank Sampah. Dengan cara ini

warga setempat membuktikan sendiri manfaat yang didapatkan dalam

pengelolaan Bank Sampah yaitu selain keuntungan,masyarakat juga mulai

tergerak pola pikirnya dan menyadari bahwa pengelolaan Bank Sampah

tersebut bisa menjadikan lingkungan setempat menjadi lebih bersih dan

nyaman. Seiring pengelolaan Bank Sampah di Kampung Darling Sudimara

Jaya ini kian berlangsung sebagaimana mestinya program yang telah dibangun

pada tahun 2019 ini upaya merubah nilai sampah sisa yang bisa menjadi

7
keuntungan banyak masyarakat diluar Kampung Darling sudah bergabung

menjadi Nasabah Bank Sampah upaya dalam bergabungnya Nasabah Bank

Sampah ini ialah mereka berharap program tersebut bisa memberikan contoh

dan inovasi baru bagi kampung-kampung lainnya agar senantiasa peduli akan

barang sisa.

Seperti sampah yang pada hakikatnya ialah barang yang sudah tidak

layak pakai lagi,justru Kampung Darling senantiasa sukses menyusun

warganya untuk merubah pola pikir dan hidup sehat dan bersih.

Penanggulangan dan pengelolaan sampah yang tepat akan senantiasa menjaga

kebersihan lingkungan hidup dan juga menjadi salah satu pemberdayaan

masyarakat dalam pengelolaan sampah dimulai dari memilih dan memilah

jenis sampah yaitu sampah organik anorganik sampah rumah tangga, sampah

kertas, botol, dan lainnya yang dikumpulkan adapun sampah yang akan

dikelola menjadi pupuk dalam bercocok taman kegiatan setiap hari minggu di

Kampung Darling yang mana diselenggarakan oleh ibu-ibu KWT kegiatan

pemilihan sampah tersebut dilakukan oleh pengurus Bank Sampah bukan oleh

Nasabah maka dari itu setiap minggu Nasabah berdatangan untuk

menyetorkan Sampahnya kepada pengelola maka dari ini terdapat lah proses

difusi inovasi pada Kampung Darling dalam pengelolaan Bank Sampah dalam

memberdayakan masyarakat sekitar. Selanjutnya terkait dengan pengelolaan

sampah yang sudah dipilah pilih akan dilakukan pengelolaan selanjutnya dan

bisa untuk siap dijual oleh petugas yang datang setiap minggu untuk

mengganggut sampah yang sudah dipilih.proses inovasi selanjutnya ialah

8
proses produksi sampah seperti jenis sampah sisa bungkusan kopi, bungkusan

minuman, deterjen, pewangi dan lainya membutuhkan pengelolaan ide kreatif

dan menjadi daur ulang untuk sementara di Kampung darling pada pemilihan

sampah jenis bungkusan tersebut sampai saat ini ketua pengurus masih

menyusun strategi untuk dapat didaur ulang dikarenakan faktor yang tidak

cukup mendukung dalam melakukan pengerjaan kerajinan tangan serta

kreativitas lainnya.(chitta Amilia, Tubagus furqon sofhani, 2012)

Maka dkembangkan jenis tahapan inovasi pemberdaya yaitu Tahap Pra

produksi pemilihan jenis sampah yang paling pentng dalam melakukan

proses-proses selanjutnya, Tahap produksi tahap dimana pengerjaan sampah

anorganik, organic dan Sampah B3,tahap pasca Produksi merupakan tahap

pemasaran yang mana sampah tersebut yang sudah dipilih akan dijual kepada

pengelola barang bekas yang masih bisa layak I daur ulang sedangkan Sampah

yang berupa Sampah rumah tangga akan diproses untuk pengerjaan bahan

pupuk untuk kebutuhan bercocok tanam dalam penghijauan di Kampung

Darling.

Menurut UU No 18 tahun 2008 tentang pengelolaan sampah sampah

ialah sisa kegiatan harian akitivitas manusia diluar ruangan maupun ruangan

seprti rumah, sekolah, kantor, industri dan lainnya yang bersifat dapat terurai

dan tidak dapat terurai dalam entuk padat, cair serta zat organic dan anorganik

yang mana sampah sifatnya sudah tidak layak pakai lagi dan tidak berguna.

Salah satu upaya masalah yang paling cukup besar adalah permasalahan

Sampah di indonesia maka dilakukannya program 3R (Reduce, Reuse, dan

9
Recycle).Program tersebut merupakan alternatif pengurangan sampah yang

dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari Reduce ialah pengurangan

sampah yang dilakukan dalam upaya pembelian produk yang tahan lama dan

dikemas dengan menggunakan packing yang tidak beracun, sedangkan Rause

ialah penggunaan kembali sampah secara terus menerus atau secara langsung

(Ahmad.R, 2016).

Recycle ialah penanggulangan sampah atau mendaur ulang kembali

untuk dijadikan sebagai produk baru.Berdasarkan hasil pada pembahasan serta

pengamata tersebut penulis memilih Strategi Difusi Inovasi masyarakat

kampung Darling dalam upaya pengelolaan sampah di kelurahan Sudimara

jaya kecamatan Ciledug Kota Tangerang.Sebagai judul skripsi penulis dan

sebagai objek penelitian yang akan penulis pilih ialah Kampung Tematik

Darling Kelurahanan Sudimara Jaya Kecamatan Ciledug Kota Tangerang

Banten Kampung Tematik merupakan salah satu kampung inovasi pemerintah

Kota Tangerang yang mana tujuannya ialah untuk mengatasi permasalahan

perkotaan yang bermuara pada peninfkatan kualitas Lingkungan hidup

masyarakat pengentasan Kemiskinan,serta penataan pemukiman berawal dari

munculnya Kampung Bekelir di Buaran Kampung Green Village di Greenpull

Grendeng Pulo,Kampung Markisa,di Kelurahan Pasar Baru,Pemkot

Tangerang bergerak mengajak masyarakat aktif dalam Pembangunan.

Kampung Tematik ini juga sangat sejalan dengan tujuan Wali Kota Tangerang

dalam upaya mewujudkan “one village one product”satu Kampung satu

produk dimana potensi wilayah utamanya di tingkat kelurahan bisa di

10
optimalkan program kampung tematik Kota Tangerang memperhatikan

beberapa aspek mengubah lokasi kumuh menjadi tidak kumuh/perbaikan

kondisi (bappeda, 2019) lingkungan, peningkatan penghijauan wilayah yang

intensif, perlibatan partisipasi masyarakat secara aktif dalam pengentasan

kemiskinan, mengangkat potensi sosial dan ekonomi masyarakat setempat

(pemberdayaan) dalam hal ini konsep kampung tematik lebih pada

menawarkan masyarakat untuk terlibat proaktif sehingga tidak hanya berbasis

masyarakat akan tetapi juga penciptaan kampung yang berciri khas (pratama

h.w, 2016).

Pemberdayaan masyarakat berkelanjutan pengembangan Kampung

Tematik jika dikaitkan dengan Skema inovasi sosial dapat memberikan

perubahan yang positif menuju proses kolaboratif seta inisiatif masyarakat

untuk saling belajar dan mengubah pola pikir dalam pengembangan

Lingkungan sekitar konsep kampung Tematik menurut sekemanya ialah

masyarakat bersama-sama mencari ide/gagasan dalam mengembangkan

kampungnya sehingga dapat menciptakan lapangan pekerjaan serta

meningkatkan partisipasi masyarakat lokal (Ahmad.R, 2016) dalam

mengembangkan lingkungann hidup dan menemukan kelompok orang yang

mau bekerjasama dalam menerapkan gagasan, melakukan kordinasi tema yang

mana kemudian inovasi tersebut dapat dibangun secara bersama-sama dan di

implementasikannya melalui nyata pada wilayahnya (Kriyantono, 2012).

Dengan demikian penulis tertarik untuk mengambil judul Skripsi

tentang Kampung Tematik yang berlokasi Ciledug Kota Tangerang sebagai

11
objek penelitian penulis serta bahan untuk melakukan riset yang

berkelanjutan.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan paparan Latar belakang masalah yang telah diuraikan

sebelumnya, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Bagaimana

Cara Membangun Komunikasi Inovasi Kepada Masyarakat di Kampung

Darling dalam Upaya Pengelolaan Bank Sampah di Kelurahan Sudimara Jaya

Kecamatan Ciledug Kota Tangerang.

1.3 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar Belakang penelitian dan rumusan masalah di atas,

maka peneliti mengidentifikasikan secara intensif masalah-masalah sebagai

berikut:

1. Bagaimana kesadaran masyarakat sebelum dan sesudah adanya Kampung

Darling?

2. Bagaimana tanggapan masyarakat terhadap Kampung Darling terutama

pada Bank Sampah?

3. Apa saja hambatan dan proses difusi inovasi kampung Darling?

4. Bagaimana proses difusi inovasi Kampung Darling kepada Masyarakat?

12
1.4 Tujuan Penelitian

Berdasarkan uraian pada latar belakang dan rumusan masalah yang

telah di uraikan di atas, maka tujuan penelitian tersebut adalah:

1. Untuk mengetahui bagaimana mengkomunikasikan pesan yang akan

disampaikan dalam upaya pemberdayaan masyarakat dalam program Bank

Sampah di Kampung Darling Sudimara Jaya Ciledug Kota Tangerang.

2. Untuk mengetahui bagaimana persepsi masyarakat terhadap Kampung

Darling dan program Bank Sampah.

3. Untuk mengetahui apa saja kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan

pengelolaan Bank Sampah di Kampung Darling.

1.5 Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian ini memiliki dua macam manfaat,yang akan

dilihat dari segi akademis dan praktis ,yaitu :

1.5.1 Manfaat Akademis

Dari hasil penelitian yang akan dilakukan oleh Peneliti

diharapkan nantinya akan turut serta memberikan andil dalam upaya

memperkaya ilmu pengetahuan pada umummnya dan ilmu

komunikasi.

1.5.2 Manfaat Praktis

1. Bagi peneliti dapat menambah wawasan dan pengalaman dalam

mengidentifikasikan memberikan gambaran terhadap pemecahan

13
dari suatu permasalahan yang sedang dihadapi masyarakat secara

sistematik.

2. Dapat menjadikan bahan evaluasi dan masukan bagi pihak terkait

dengan masalah yang mengkontruksi realitas membingkainya

bagi masyarakat, diharapkan masyarakat akan mengetahui

bagaimana sebuah fenomena dan fakta sehingga masyarakat dapat

lebih selektif dalam melihat sebuah nilai-nilai di dalam nya.

14
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu dijadikan dasar pertimbangan sehingga kajian

pustaka perlu disusun dalam rancangan penelitian didasari oleh kenyatan

bahwa setiap Objek atau Fenomena Sosial merupakan gejala multidimensi

sehingga dapat dianalisis lebih dari satu kali secara berbeda-beda, baik oleh

orang yang sama maupun berbeda Alasan Peneliti mengambil Referensi dari

beberapa jurnal dan Skripsi Penelitian di atas karena dalam Jurnal tersebut

mengguanakan beberapa Pola Komunikasi yang akan menjadi acuan Penulis.

NAMA

PENELITI, OBJEK YANG


NO
JUDUL & DITELITI HASIL PERSAMAAN PERBEDAAN

TAHUN

1. SIGIT Masyarakat yang Bank sampah Persamaan perbedaan

SURAHMAN, berada di Alam lestari dalam penelian dalam

DIFUSI lingkungan didesa lontar terdahulu penelitian ini

INOVASI kampung Alam baru kota dengan ialah memiliki

PROGRAM lestari di kota serang penelitian yang perbedaan

BANK SAMPAH serang povinsi menempuh akan penulis dalam

PEMBERDAYA banten dan fokus beberapa teliti ialah menentukan

N objek ialah tahapan yaitu Sama-sama Objek lokasi

15
MASYARAKAT menganalisa priode awal, meneliti serta memiliki

DALAM stretegi komunikasi inovasi, sikap program bank perbedaan

PENGELOLAA inovasi dalam terhadapa sampah dan dalam

N BANK mengembangkan keputusan. memiliki menentukan

SAMPAH program bank persaman waktu dan

ALAM sampah alam dalam tempat yang

LESTARI lestari di kota menggunakan akan dipilih.

DIKOTA serang. teori yang akan

SERANG dipilih.

PROVISNSI

BANTEN, 2018

2. NOPITA Objek yang akan Agar Persamaan


Perbedaan
SARININGSIH, diteliti pada mendorong dalam
dalam
INOVASI Penelitian ini ialah masyarakat penelitian ini
peneltian ini
PROGRAM masyarakat yang dalam ialah sama-
ialah berbeda
BANK SAMPAH melakukan perubahan sama meneliti
dalam
MELALUI program bank sosial dalam tentang
menentukan
PEMBERDAYA sampah dalam upaya program bank
waktu dan
AN upaya perubahan membuat sampah dalam
lokasi yang
MASYARAKAT social program bank upaya
akan dipilih
SEBAGAI sampah kepedulian
dalam rangka
PROSES sehingga masyarakat
penelitian.
KOMUNIKASI manfaat nya kepada sampah

16
PERUBAHAN akan dirasakan yang akan di

SOSIAL, 2018 sehingga pada rasakan

akhirnya dapat manfaatnya.

merubahan

perubahan

sosial

dimasyarakat.

3. Haerozi, PERAN Objek yang diteliti Menemukan Persamaan Perbedaan

KOMUNIKASI pada penelitian ini makna yang dalam dalam

DALAM ialah masayarakat mendasari penelitian ini penelitian ini

DIFUSI di desa pengadang temuan- ialah sama- ialah berbedan

INOVASI dalam usaha temuan atau sama meneliti dalam

USAHA barang bekas pertanyaan tentang menentukan

BARANG yang komunikasi lokasi serta

BEKAS DIDESA ditemukan dan difusi inovasi waktu yang

PENGADANG, peran dan juga akan

2017 komunikasi memiliki objek ditentukan.

difusi inovasi yang sama

usaha barang yaitu meneliti

bekas. bank sampah di

lokasi tersebut

sehingga

penelitian ini

17
sangat relevan

dengan rujukan

penulis.

4. SELLA Objek yang diteliti Dengan Persamaan Perbedaan

MAULIDYA, dalam dalam adanya dalam peneitian dalam

KOMUNIKASI penelitian ini ialah pengetahuan ini ialah sama- penelitian ini

LINGKUNGAN Komunitas bank penguasaan, sama meneliti ialah berbeda

KOMUNITAS sampah wijaya keterampilan tentang bank lokasi

BANK SAMPAH kusuma serta sampah dalam penelitian dan

WIJAYA pengembangan lingkungan juga waktu

KUSUMA sikap maka komunitas yang akan

DALAM warga RW 16 sedangkan dikerjakan.

MENINGKATK mampu dalam

AN SEMANGAT melakukan penelitian yang

PEDULI gebrakan akan penulis

LINGKUNGAN inovasi yang teliti ialah

TAHUN, 2018 bermanfaat. meneliti

tentang

masyarakat di

Kampung

Darling.

5. DIFUSI Objek yang diteliti Dalam upaya Persamaan Perbedaan

INOVASI pada penelitian ini meningkatkan dalam dalam

18
DALAM ialah masayarakat potensi Lokal penelitian ini penelitian ini

KONTEKS dalam kelompok (KIM) ingin ialah sama- ialah berbeda

PERANAN KIM mengangkat sama memiliki dalam lokasi

KELOMPOK dan strategi Difusi penentuan

INFORMASI meningkatkan Inovasi dalam objek dan juga

MASYARAKAT potensi lokal melakukan berbeda

(KIM)SWARA kelurahan program keyinforman

RINGGIT ledug kota informasi yang akan di

KELURAHAN kepada masyarakat wawancarai

LEDUG GUNA masyarakat dengan

MENINGKATK luas. penulis.

AN POTENSI

LOKAL, 2020

2.2 Landasan Teoritis

2.2.1 Teori Difusi Inovasi Everett M, Rogers

Penelitian ini menggunakan Difusi Inovasi sebagai salah satu

teori yang sangat mendukung Program Bank sampah merupakan

program baru atau inovasi yang manfaatnya perlu disebarluaskan

kepada Khaayak dan Masyarakat karenanya banyak inovasi serta

manfaat dalam program Bank sampah Teori Difusi Inovasi juga

memperkenalkan bagaimana cara inovasi Tersebar luas dalam kurun

waktu yang panjang dalam sebuah Kelompok atau kebudayan di

19
masyarakat (Rogers, 1995). Dalam teori ini menjelaskan proses

bagaimana suatu inovasi disampaikan atau dikomunikasikan melalui

saluran komunikasi tertentu sepanjang waktu diantaranya anggota-

anggota yang terlibat didalam nya. Dikarenakan sesuatu yang baru yang

perlu banyak diperhatikan dalam proses penyebaran program Bank

Sampah dengan lebih efektif hal yang tentunya perlu banyak perhatian

ialah cara mengkomunikasikan nya secara tepat. Sesuai dengan apa

yang dikatakan oleh Rogers Shoemaker bahwa Studi difusi inovasi

merupakan ide-ide serta isi pesan berupa temuan baru serta isi pesan

yang dikomunikasikan adalah hal baru maka dari itu dalam si penerima

pesan akan merespon perilaku yang berbeda dikarenakan nya ada hal

tersebut dengan demikian terjadinya suatu pemberdayaan masyarakat.

Teori yang dipopolerkan oleh Evertt M Roggers pada Tahun 1964

melalui bukunya yang berjudul Diffusions Of Innovations ia

menjabarkan tentang bagaimana proses sebuah inovasi sangat perlu

disebarluaskan dalam program Bank Sampah (Nasution zulkarimen,

2004).

Tujuan teori Difusi Inovasi ialah memfokuskan anggota sistem

sosial.Teori difusi inovasi sifatnya nya dua arah maka akan

memungkinkan untuk anggota partisipan yang terlibat menciptakan

berbagai informasi agar terjalin nya kesamaan tujuan, persepsi,

pemahaman dan saling pengertian. Dengan adanya kesamaan dalam

pengertian yang akan terjalin maka diharapkan inovasi tersebut akan

20
terwujud Menurut Rongers (1971) dalam Nasutions Mengatakan bahwa

difusi Inovasi Mengkaji pesan-pesan yang berupa ide-ide ataupun

gagasan yang baru segala suatu ide cara yang dilakukan oleh seseorang

yang mana dalam waktu tersebut sudah ditemukan dan dipergunakan

sebelumnya dalam inovasi tersebut yang dimaksud dengan temuan ialah

seseorang yang menentukan reaksinya terhadap inovasi atau sebagai

bentuk perubahan yang memberikan sesuatu keuntungan relative bagi

mereka yang kelak akan menerimanya(Rogers, 1995).Tujuan dari difusi

inovasi ini ialah adanya pemberdayaan Masyarakat dalam pengelolaan

Bank sampah Oleh anggota dalam proses Komunikasi Difusi Inovasi

bersifat Konvergen diantara dua orang atau lebih yang saling bertukar

informasi dikarenakan sifatnya dua arah maka memungkinkan untuk

saling berpartisipasi satu sama lain saling menciptakan dan bertukar

informasi agar tercapai kesamaan persepsi,pemahaman dan saling

pengertian. Dengan adanya kesamaan satu sama lain maka diharapkan

Inovasi tersebut dapat ditentukan terdapat Lima karakter Difusi Inovasi

menurut Rogers berikut tabel yang akan dijabarkan.

Gambar 2.2 Model Komunikasi Difusi Inovasi Rogers (1971)

21
Keputusan individu terhadap sesuatu keputusan atau suatu

inovasi merupakan proses yang terjadi dari kurun waktu kewaktu dan

terdiri dari serangkaian suatu tindaakan oleh anggota dan terdapa Lima

(rogers,evereet, 2003)tahapan kegiatan yang dikemukakan oleh Rogers,

yang akan dilalui sebelum memulainya untuk menerima suatu inovasi

seperti berikut ini:

1. Tahap Pengetahuan (Knowladge)

Tahapan yang mana seseorang itu sadar atau tahu bahwa

ada suatu inovasi yang akan dibangun serta bagaimana suatu

inovasi tersebut di kelola contohnya dalam Kampung Darling

Masyarakat di kampung tersebut sadar akan kebersihan

lingkungan serta pemanfaatan sampah yang menjadi nilai tambah

untuk menutupi kebutuhan.

2. Tahap Persuasi/Bujukan (Persuasions)

Tahap ketika seseorang sedang dalam proses pertimbangan

keraguan atau kepastian dan mempertimbangkan suatu keputusan

yang akan diambil serta membentuk sikap sebagai contoh di

Kampung Darling terdapat beberapa masyarakat yang ragu dan

masih mempertimbangkan dalam program bank sampah yang

pada awalnya hanya berjalan 20% dari warga tersebut sehingga

pada akhirnya program sampah tersebut berjalan dengan

sebagaimana mestinya dan dalam kurun waktu masyarakat ikut

dan bergabung yang mana masyarakat itu sendiri sudah melihat

22
feedback yang dirasakan dalam pengelolaan program Bank

sampah.

3. Tahap Pengambilan Keputusan (Decisions)

Tahap yang mana masyarakat membuat suatu keputusan

yang akan diterimanya apakah lanjut atau menolak inovasi yang

dimaksud tersebut.

4. Tahap Implementasi (Implementation)

Tahap sseorang melaksanakan atau sudah berkewajiban

melakukan keputusan yang telah dibuat sebagai contoh

Masyarakat di kampung darling yang sudah mengikuti program

bank sampah dalam kampungku merdeka sampah wajib setiap

minggu menyetor sampah unorganic, organik atau sampah B3

dengan tempat yang sudah tersedia di lingkungan kampung

tersebut.

5. Tahap Pemastian (Confirmations)

Tahap pemastian ini tahap dimana seseorang memastikan

atau mengkonfirmasikan keputusan yang telah diambilnya.

2.2.2 Proses Keputusan Inovasi

Menurut Rogers (1983),proses pengambilan keputsan dalam

melakkan inovasi ialah proses yang mana seseorang melakukan

pengetahuan pertama mengenai suatu inovasi dengan membentuk sikap

sampai akhirnya memutuskan untuk dapat menolak atau menerima

masukkan ide-ide baru yang dapat mengukuhkan terhadap keputusan

23
inovasi tersebut pada awalnya, (Rogers, 1995) menjelaskan proses

perubahan seseorang dalam inovasi yaitu meliputi suatu perilaku yang

ditunjukkan dengan berbagai tahapan yaitu:

1. Tahap Awareness (Kesadaran) yaitu seseorang akan mengetahui

sadar terhadap suatu inovasi yang akan dikembangkan sehingga

muncul akan respon tersebut.

2. Tahap Inters (Keinginan) yaitu tahapan seseorang

mempertimbangkan keputusan apakah ia akan menolak atau

menerima akan suatu inovasi yang ditawarkan sehingga ia dapat

mulai berfikir dan mulai tertarik.

3. Tahap Evaluation (Evaluasi) tahap dimana seseorang berfikir

dalam memperetimbangkan keputusan.

4. Tahap Trial (Mencoba) yaitu tahapan dimana seseorang akan

melakukan keputusan yang mana mulai mencoba sesutau perilaku

yang baru.

5. Tahap Adoptions (Adopsi) yaitu tahapan seseorang memastikan

atau menginformasikan keputusan yang akan diambilnya sehingga

memulai perilaku yang baru.

Proses pengambilan Keputusan inovasi dapat dilihat pada

gambar berikut (Rogers, 1983):

2.2.3 Karakteristik Inovasi

Karakteristik ialah sifat dari difusi inovasi yang mana

merupakan salah satu yang menentukan kecepatan proses inovasi.

24
Rogers (1983) mengemukakan karakteristik inovasi yaitu: relative

advantage (keuntungan relatif), compalibity (keserasian), complexity

(kompleksitas kesusahan), triability (dapat dicoba) dan observability

(observasi).

1. Relative Advantage (keuntungan),ialah tingkat kelebihan suatu

inovasi apakah lebih baik dengan yang sebelumnya atau dari hal-

hal yang biasa dilakukan.

2. Compabilty (keserasian), ialah tingkat dari suatu inovasi yang

dianggap konsisten atau sesuai dengan nilai-nilai pengalaman dan

kebutuhan.

3. Complexity (kesusahan), seberapa sulit memahami dan

mengunakan inovasi. Jika semakin mudah inovasi dimengerti dan

dipahami oleh adopter maka akan cepat inovasi akan diadopsi.

4. Triability (dapat dicoba) merupakan suatu inovasi dapat dicoba

dengan keadaan ssungguhnya, inovasi pada umumnya akan lebih

cepat diadopsi.

5. Observabilty (observasi), penggunaan inovasi yang dapat dilihat

oleh orang lain dan semakin mudah dikenal dengan meilhat hasil

dari suatu inovasi yang dikembangkan tersebut.

2.2.4 Sistem Sosial

Sistem sosial mempunyai hubungan timbal balik yang ralatif

dengan menjalin suatu hubungan dengan seseorang yang memiliki

hubungan timbal balik dan kegiatan yang berlangsung terus menerus

25
dalam suatu sistem sosial perilaku Masyarakat sangat berperan penting

karena memiliki nilai dan norma yang menjadi aturan perilaku

masyarakat selalu mempertahankan batas-batas yang memisahkan dan

membedakan dari lingkungannya (rogers,evereet, 2003).

Adapun anggota sistem sosial dapat dikelompokan kedalam

(penerima inovasi). Proses difusi terdapat juga kaitannya dengan sistem

sosial, struktur sosial,norma sosial,peran pemimpin, agen perubahan

termasuk kedalam keputusan inovasi serta konsikuensi inovasi. Rogers

(1983), menyatakan terdapat empat faktor yang mempengaruhi proses

keputusan inovasi yaitu:

1. Struktur Sosial (social scructure) ialah susunan suatu unit sistem

yang memiliki pola tertentu dengan memberikan keteraturan dan

perilaku setiap individu dalam suatu sistem sosial tetentu dan

menunjukkan adanya hubungan antara anggota.

2. Norma Sistem (system norms) sesuatu perilaku yang dapat diterima

oleh anggota sistem sosial yang berfungsi sebagai panduan

kesemua anggota yang menjadi faktor penghambat dan pendukung

untuk dapat menerima suatu ide baru.

3. Peran Pemimpin (opinion leaders) yaitu sebagai orang yang

berpengaruh dan berperan penting dalam proses inovasi dan juga

yang mampu mempengaruhi sikap orang lain dengan secara tidak

langsung mampu mempengaruhi cara berfikir menjadi penentang

26
dalam hal ini mampu memainkan perannya dalam melakukan

keputusan inovasi.

4. Agen Perubahan (change agent), dalam kamus bahasa indonesia

ialah perubahan yang mampu mempengaruhi masyarakat yang

berada dalam suatu sistem sosial menjadi suatu penghubung kedua

sistem sosial atau lebih dengan demikian keterampilan agen

perubahan ini.

Dalam upaya untuk memandirikan masyarakat serta

menciptakan suasana atau iklim yang berbeda yang memungkinkan

masyarakat untuk berkembang meningkakan kapasitas dengan

memperkuat potensi atau daya yang dimiliki oleh masyarakat dan

melindungi kepentingan dengan mengembangkan sistem perlindungan

bagi masyarakat yang menjadi subjek pengembangan. Tujuan dari

Pemberdayaan Masyarakat ialah perbaikan lingkungan, perbaikan

kehidupan, perbaikan pendapatan, perbaikan Usaha serta kemandirian

Masyarakat yang merupakan suatu kondisi,yang dialami Oleh

masyarakat dengan tanda kemampuan untuk memikirkan serta

memutuskan melakukan sesuatu. (sulistyani, 2004) yang dipandang

tepat demi tercapainya pemecahan masalah yang dihadapi serta

menggunakan daya kemampuan yang terdiri atas kemampuan kognitif,

konotatif, pikomotorip, afektif, dengan pengerahan sumber daya yang

telah dimiliki oleh lingkungan sekitaran internal masyarakat tersebut.

Sharf Martin menjelaskan bahwa adanya pemberdayaan masyarakat

27
(purwanto, 2019) akan berjalan jika umpan balik dari orang yang

membuat lebih memiiki fokus dalam mengembil suatu kebijakan serta

keputusan yang terjadi dalam kelompok anggotanya. (Burhan Bungin,

2008) Hal tersebut merupakan inovasi bagi anggota nya dengan adanya

suatu pemberdayaan masyarakat dalam memberikan pengertian dan

kekuasaan tersebut maka akan berjalannya program bank sampah yang

akan tercapai oleh masyarakat.

2.2.5 Pengelolaan Bank Sampah

Peraturan Daerah Nomor 2 tahun 2022 tentang pengelolaan

sampah pasal 53,membuang sampah tidak pada tempatnya yang telah

disediakan dan ditentukan. Melakukan penanganan sampah dengan

pembuangan terbuka ditempat pemrosesan akhir,membakar sampah

yang tidak sesuai dengan persyaratan teknis pengelolaan sampah.

Menurut UU No 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan bank sampah,serta

pasal 55 yang dikeluarkan oleh PERDA Kota Tangerang yaitu setiap

orang yang melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud dengan pasal

53 dipidana dengan pidana kurungan paling lama 6 bulan dan pidana

denda paling banyak Rp.50.000.000.00 (lima puluh juta rupiah).

Sampah merupakan hasil dari kegiatan dan konsumsi manusia sehari-

hari atau proses alam yang berbentuk padat atau semi padat berupa zat

organic atau anorganik yang dapat terurai atau tidak dapat terurai yang

dianggap sudah tidak berguna lagi dan dibuang ke

lingkungan.(Littlejohn, 2011)

28
Sampah juga memiliki jenis dan bermacam-macam yang berada

disekitaran kita yaitu bisa sampah industri, sampah pasar, sampah

rumah sakit, sampah pertanian, sampah perkebunan, sampah

perternakan, sampah institusi, sampah rumah tangga, sampah sekolah

dan sampah lain sebagainya. Bank Sampah ialah fasilitas untuk

mengelola Sampah dengan prisnsip 3R (Reuce, Reuse, dan Recycle)

sebagai salah satu sarana eduksi untuk membentuk perubahan perilaku

yang mana dibentuk dan dikelola oleh masyarakat atau anggota lainnya

yang terlibat serta badan usaha atau pemeritah daerah (KLH, 2012).

Gambar 2.2.5 Proses berlangsungnya Bank Sampah

Sumber dari: Dokumentasi dan Instagram Kampung Darling

Gambar diatas merupakan proses berjalan nya Sampah di

Kampung Darling dari anggota pengurus kepada Nasabah Bank

Sampah yang mana Sampah tersbeut sudah dipilah dan dipilih dari

29
rumah. Dengan memanfaatkan Sampah rumah tangga yang hasilnya

akan ditimbang pada setiap minggu sekali.Dari proses pemilihan jenis

Sampah sampai penimbangan dan pencairan dana uang.

2.2.6 Program Bank Sampah

Berawal dari keprihatinan seorang anggota RT, Bapak Sobirin

di kampung Sudimara jaya akan kondisi sekitaran Lingkungan tempat

Tinggal yang mana sering banjir serta menyebabkan pembuangan air

sering mampet akibatnya penumpukkan sampah yang berlebih akibat

hujan, maka dari itu dikebangkanya inovasi baru yaitu program Bank

sampah di Kampung sudimara jaya yang terbilang berjalan dan salah

satu kampung Tematik yang sukses dalam usahanya menyelenggarakan

Bank Sampah, program Bank sampah merupakan suatu penerapan 3R

dalam pengelolaan sampah ditingkat masyarakat,(Sucahya, M., &

surahman, 2017) dengan menyaakan kedudukan sampah serupa dengan

uang atau barang ang berharga yang dapat mengasilkan pendapatan

tambahan dan nilai lebih dan juga mengajarkan masyarakat untuk

menghargai sebuah barang yang tidak layak pakai.

30
2.3 Kerangka Berpikir

Kampung Darling (Tematik) Ciledug Kota


Tangerang

Terhadap Pengelolaan

Bank Sampah

Pemberdayaan
Masyarakat

Komunikasi Difusi Inovasi

(Evert M Rogers)

STRATEGI DIFUSI INOVASI MASYARAKAT KAMPUNG


DARLING DALAM PENGELOLAAN BANK SAMPAH
KELURAHAN SUDIMARA JAYA KECAMATAN CILEDUG
Gambar 2.3 Kerangka Pemikiran
KOTA TANGERANG

Tabel 2.3 Kerangka berfikir

Kerangka Pemikiran Menggambarkan pikiran peneliti, dalam

memberikan penjelasan kepada orang lain, mengapa mempunyai tanggapan

seperti yang diutarakan dalam hipotesis, kerangka pemikiran sebagai model

konseptual yang dimanfaatkan sebagai teori yang ada kaitannya dengan

beberapa Faktor yang diidentifikasi sebagai masalah penting.Konteks yang

31
dimaksud untuk kerangka pemikiran yang mana berguna dalam memahami

alur penelitian yang akan penulis teliti. Kerangka pemikiran penelitian diatas

dijelaskan bahwa penulis akan meneliti Strategi Difusi Inovasi Masyarakat

Kampung Darling dalam Pengelolaan Bank Sampah di Kelurahan Sudimara

Jaya Kecamatan Ciledug Kota Tangerang.

2.4 Proposisi

Proposisi merupakan dugaan sementara dari sebuah penelitian

terhadap permasalahan dan fenomena yang terjadi, berdasarkan kerangka

pemikiran dapat ditarik garis besar bahwa proposisi ini adalah:

1. Adanya Komunikasi inovasi dalam upaya mengembangkan Kampung

Darling agar menjadi Kampung Iconic dan turut serta dalam

pemberdayaan masyarakat setempat.

2. Memiliki wadah dalam pengembangan dan sumber daya manusia yang

mendukung dalam menjalankan program Bank Sampah Kampung

Darling.

3. Keterlibatannya fasilisator terhadap maju nya Bank Sampah dalam upaya

pengelolanya

4. Terdapat peran pemimpin dalam menyelenggarakan proses komunikasi

interpersonal kepada masyarakat dengan melakukan sosialisasi dan

edukasi.

32
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian

Objek peneltian adalah sesuatu yang menjadi fokus utama dalam

permasalahan suatu penelitian (Arikunto 2002).Adapun penelitian ini akan

berfikus pada objek yaitu Strategi Difusi Inovasi Masyarakat Kampung

Darling dalam Upaya Pengelolaan Bank Sampah di Kelurahan Sudimara Jaya

Kecamatan Ciledug Kota Tangerang.

3.2 Metode Penelitian

Pada penelitian ini peneliti menggunakan metode kualitatif observasi

ilmiah serta wawancara yang mana diartikan sebagai pencatatan, fenomena

yang terjadi atau yang sedang diselidiki secara langsung melalui percakapan

dua orang atau lebih secara sistematik (Rakhmat, 2009). Dengan penjelasan

diatas maka peneliti akan mengetahui Strategi Difusi Inovasi Masyarakat

Kampung Darling dalam Pengelolaan Bank Sampah di Kelurahan Sudimara

Jaya Kecamatan Ciledug Kota Tangerang.

3.2.1 Paradigma Penelitian

Paradigma ialah perangkat yang mewakili cara pandang kita atas

suatu peristiwa yang ada di dunia (Kriyantono, 2020). Perangkat

tersebut ialah merupakan sebuah teori, yang mana dalam penelitian ini

memakai teori konstruksi sosial atau biasa disebut konstruktivisme.

33
Adapun pendapat Michael Crotty (1998) dalam buku John W.

Cresswell (2009),ia berpendapat konsep konstruktivisme dalam sudut

pandang keilmuan khususnya sosial, berpandangan bahwa pemaknaan

terjadi saat manusia mencoba untuk menafsirkan peristiwa yang mereka

alami di dunia ini.Sehingga dalam penelitian kualitatif, konsturktivisme

mencoba memaknai hasil interaksi dari sebuah pertanyaan terbuka yang

melibatkan peneliti dengan partisipan yang mengungkapkan

pandangannya (Creswell, 2009).

Manusia memahami dunia mereka berdasarkan perspektif sosial,

budaya dan juga sejarah. Dalam penelitian kualitatif, konstruktivisme

menuntut peneliti untuk berusaha memahami konteks atau setting dari

pandangan partisipan, dan menafsirkannya berdasarkan pengalaman

dan latar belakang mereka sebagai peneliti. Konstruktivisme berdasar

pada apa yang didapat dari hasil interaksi antara peneliti dengan

partisipannya.Maka dari itu penelitian kualitatif peneliti menafsirkan

hasil interaksi dengan partisipannya sehingga menghasilkan pemaknaan

yang lebih luas (Creswell, 2009).

Peneliti menggunakan paradigma konstruktivisme karena

peneliti ingin mendapatkan realita baru sebagai hasil dari penafsiran

interaksi dengan informan. Realita baru yang dihasilkan.

34
3.3 Teknik Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data adalah bagain instrument dari data yang

akan ditentukan berhasil atau tidaknya suatu penelitian. Penelitian ini tidak

hanya bisa mengandalkan pegetahuan rasional belaka karena sering kali apa

yang dilihat berbeda dengan kenyataan di lapanagan.Oleh karena itu penting

sekali untuk mencari dan menemukan fakta sebagai pengetahuan empiris

melalui data.

Adapun teknik yang digunakan dalam pengumpulan data yakni

dengan melakukan penelitian lapangan yang meliputi:

1. Wawancara (interview)

Wawancara merupakan kegiatan komunikasi antara dua orang,

melibatkan seseorang yang ingin memperoleh informasi dari seseorang

yang ingin memperoleh informasi dari seseorang lainnya. dengan

mengajukan sebuah pertanyaan berdasarkan tujuan yang berkaitan

dengan “Strategi difusi inovasi masyarakat Kampung darling dalam

pengelolaan bank sampah kelurahan sudimara jaya kecamatan Ciledug

Kota Tangerang tipe yang digunakan dalam wawancara ini adalah

menggunakan wawancara mendalam yang dilakukan secara intensif,

yakni dengan mengajukan pertanyaan kepada informan yaitu:

1. Sobirin selaku Ketua Pengurus

2. Aminah selaku Ketua Ibu KWT

3. Supriyati selaku Anggota KWT

4. Yudi Pradana selaku Kabid Dinas Lingkungan Hidup (DLH)

35
5. Sopi selaku Masyarakat Kampung Darling

6. Dewi Fauziah selaku Nasabah Bank Sampah

Pada dasarnya wawancara mendalam (in depth interview) adalah

suatu cara mengumpulkan data atau informasi dengan cara langsug

bertatap muka dengan informan agar mendapat data dan kelengkapan

mendalam. (Bungin 2012) Mengatakan bahwa wawancara mendalam

secara umum adalah proses memperoleh keteranagan untuk tujuan

penelitian dengan cara tanya jawab sambil betatapan muka antara

pewancara dan informan atau orang yang diwawancarai dengan atau

tanpa menggunakan pedoman (guide) wawancara dan pewawancara

informan sangat terlibat dalam kehidupan sosial maka ada ciri dalam

wawancara mendalam adalah keterlibatan peneliti sendiri dalam

kehidupan Informan.

2. Observasi

Teknik pengumpulan data dengan obervasi diguanakan jika

penelitian berkenan dengan perilaku manusia gejala alam dan bila respon

yang diamati tidak terlalu besar.observasi adalah dasar semua ilmu

pengetahuan peneliti akan menggunakan observasi untuk mengamati

objek atau Strategi Difusi Inovasi dalam upaya Pemberdayaan

Masyarakat Terhadap Pengelolaaan Bank Sampah Dalam Program di

Kampung Darling Tematik Ciledug Kota Tangerang.

3. Teknik Triangulasi Sumber

36
Pada penelitian ini,peneliti menggunakan Teknik Triangulasi

sumber data dengan kebenaran informasi tertentu dengan menggunakan

berbagai sumber data seperti data dokumen, hasil wawancara, maupun

observasi. Triangulasi sumber untuk menguji kredibilitas data yang

dilakukan dengan cara mengecek data yang telah diperoleh, melalui

beberapa sumber.

3.4 Jenis dan Sumber Data

Peneliti menggunakan sumber data primer dan sekunder yang dimana

menggunakan 3 teknik yaitu:

1. Sumber Data Primer

Data primer adalah berbagai informasi yang menunjukkan

keterarangan yang telah di peroleh dari hasil observasi lapangan atau

melalui sumbernya, yaitu pihak yang dijadikan informan penelitian

Dalam hal ini yang akan di wawancarai ialah Ketua RT, RW serta ketua

kepengurusan di Kampung Darling, serta Sekertaris dan ketua KWT di

Kampung Darling,ibu KWT Kampung Darling, Masyarakat Kampung

Darling,Dinas Lingkungan Hidup Kota Tangerang,Nasabah Bank

Sampah di Kampung dan anggota ibu-ibu KWT Kampung Darling.

2. Sumber Data Sekunder

Data sekunder merupakan data pelengkap atau data tambahan yang

melengkapi data yang sudah ada.Sebelumnya agar dapat membuat

pembaca mamahami berbagai teori dan informasi yang diperoleh tidak

37
langsung dari sumbernya, yaitu berbagai buku dan referensi terkait

dengan judul penelitian.

3.5 Teknik Analisis Data

Analisis data kualitatif adalah upaya yang dilakukan dengan data,

mengorganisasikan data, memilihnya menjadi suatu yang dapat di kelola

mencari, dan menemukan suatu pola, menemukan yang penting dan yang

akan dapat dipelajari, dan memutuskan apa yang akan diceritakan kepada

orang lain. Pada penelitian ini penulis menggunakan teknik analisis data

kualitatif.Menurut Miles dan Huberman dalam Model ini terdapat tiga

komponen analis yaitu Reduksi data,sajian data dan penarikan kesimpulan

yang mana dilakukan dalam bentuk interaktif dengan cara proses

pengumpulan data sebagai suatu siklus.

1) Reduksi Data

Reduksi data merupakan kegiatan yang mencatat data yang

ditemukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data

memilih menjadi kesatuan, yang mana berlangsung terus-menerus selama

penelitian. Reduksi data merupakan bentuk analisis yang menajamkan

menggolongkan, mengarahkan, dan membuang yang tidak perlu dalam

mengorganisasikan.

2) Penyajian Data

Diartikan sebagai sekumpulan gabungan dari informasi yang sudah

tersusun dan memberikan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan

38
dan pengambilan tidakan. Melalui penyajian data, peneliti akan

memahami apa yang sedang terjadi dan apa yang seharusnya dilakukan

berdasarkan sebuah pemahman.

3) Penarikan kesimpulan

Penarikan kesimpulan yang dapat di ambil ialah secara tetap tebuka

sehingga kesimpulan yang semula belum jelas,kemudian akan meningkat

menjadi lebih jelas. Kesimpulan ini juga menguji kebenaran, dan

kecocokan.

3.6 Lokasi penelitian

Pada Penelitian ini yang akan penulis teliti menjadi Objek Penelitian

adalah Masyarakat di Kampung Darling Kelurahan Sudimara Jaya

Kecamatan Ciledug Kota Tangerang Banten.

39
3.7 Jadwal Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan mulai Mei 2022, dan di perkirakan akan

berakhir di bulan juni 2022 atau sebelum pelaksanaan siding skripsi. Berikut

tabel jadwal penelitian ini:

No. Nama kegiatan Maret April Mei Juni Juli

1. Pra penelitian atau observasi

2. Proses Penelitian

Pengumpulan dan pengolahan


3.
data penelitian

4. Seminar proposal

5. Menyusun hasil penelitian

6. Sidang skripsi

7. Bimbingan skripsi

Tabel 3.7 Jadwal penelitian 1

40
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Profil Objek Penelitian

Berlokasi di Kecamatan Ciledug Kota Tangerang Kampung yang

dikenal dengan sebutan Kampung Darling RT 04 RW 11 yaitu Sadar

Lingkungan awalnya hanyalah sebuah Kampung biasa yang mana belum

terkenal seperti sekarang dan dulu bukan merupakan Kampung Tematik awal

mula didirikannya Kampung Darling ini pada Tahun 2018 oleh ide dari bapak

Sobirin yaitu selaku Ketua RT Kampung Darling yang mana ia sangat miris

awalnya Melihat beberapa kondisi Lingkungan mudah tercemar apalagi saat

banjir datang yang mana menimbulkan Sampah-sampah yang tergenang

dimana-mana dan saluran air menjadi mampet serta ketidak sadaran

Masyarakat setempat akan pentingnya menjaga kebersihan lingkungan.

Apalagi mengingat produksi sampah setiap harinya semakin meningkat tiap

kepala keluarga di kelurahan Sudimara Jaya.

Banyaknya sampah plastik dan juga botol minuman serta sampah

lainnya yang selalu berserakan ketika banjir dan juga melihat lagi Tempat

Pembuangan Akhir sampah di Rawa Kucing Neglasari Kota Tangerang

samakin memuncak dan tidak terkontrol membuat lingkungan sekitaran Rawa

Kucing tercemar meningat Akses tempat TPA tersebut berdekatan dengan

Jalan Utama tempat akses Masyarakat, dan juga berdekatan dengan warga

setempat Rawa Kucing beraktifitas dalam hal ini Kampung Darling turut serta

41
berkontribusi dalam perannya untuk menyelamatkan bumi karena setiap

Sampah yang disetorkan oleh Nasabah tersebut tidak sama sekali di bawa ke

tempat pembuangan Akhir melaikankan hasil Kumpulan hasil setoran

Sampah tersebut berubah menjadi Rupiah.dengan membuat Sobirin berfikir

kreatif dengan mengambangkan Sampah tersebut menjadi bahan yang bisa

didaur ulang kembali menjadi lebih bermanfaat dan juga secara tidak

langsung bisa membantu perekonomian Kepala keluarga maka dari itu di

Kembangkannya inovasi yaitu Kampung Darling yang merupakan Kampung

Tematik singkatnya Kampung Sadar Lingkungan dengan melakukan program

Bank Sampah Darling yang mana mengandalkan kepada pemberdayaan

Masyarakat sekitar dengan ikut menjadi Nasabah Bank Sampah dan juga

Donatur Sampah di Kampung Darling.Adapun Tempat yang dipilih Oleh

penulis ialah Kampung Darling merupakan Kampung Tematik yang sukses

mengelola Bank Sampah menjadi Rupiah dan menjadi salah satu Kampung

Berprestasi.

Fungsi pokok Kampung Darling adalah sebagai sarana pendukung

pemberdayaan Masyarakat Kelurahan Sudimara jaya yakni untuk melakukan

kegiatan berupa bahu membahu dalam menyelaraskan serta berkonribusi

dalam upaya menyelamatkan Bumi dengan adanya pengelolaan Bank

Sampah.

42
Gambar 4.1 Logo Kampung Darling

Sumber: Dokumentasi dan instagram

Jumlah Petugas Bank Sampah

JABATAN JUMLAH

Pengelola Kampung Darling 2

Pencatat Nasabah Bank Sampah 1

Kebersihan 1

Bendahara 1

Sekeraris 1

Administrasi 2

Total 8 Orang Anggota

Tabel 4.1 Jumlah Petugas Pengelola Bank Sampah Kampung Darling

Sumber dari: Hasil Wawancara pada 10 Juni 2022

43
 Maksud dan Tujuan

 Maksud

1. Menjadikan Masyarakat peduli dan lebih menghargai makna dari

barang bekas yang masih mempunyai nilai tersendiri.

2. Menjadikan Kampung Darling sebagai Kampung Tematik yang

mampu membantu Pembangunan pemerintah Dalam upaya

mengurangi sampah dengan cara melakukan pemanfaatan Sampah

menjadi lebih berguna dan bisa dimanfaatkan.

3. Mengajarkan Masyarakat sadar akan kebersihan lingkungan dan

mengajak Masyarakat untuk merubah pola pikir dengan adanya

Bank Sampah Darling.

4. Membiasakan diri untuk belajar hidup mandiri dan menjaga

kebersihan lingkungan.

 Tujuan

Dengan adanya Kampung Darling sebagai Kampung Darling

dan Bank Sampah didalam nya agar mengajarkan Masyarakat

terhadap nilai sebuah sampah dengan melihat nilai ekonomisnya

dan yangman dalam hal ini bisa menjadikan tabungan masyarakat

didalam suatu organisasi kemasyarakatan di kampung Darling

Sudimara jaya,dengan adanya Kampung Darling sebagai wadah

sosialisasi,yang bertujuan mengajarkan masyarakat untuk hidup

secara mandiri dengan tidak melulu mengandalkan bantuan

pemerintah,dengan adanya kampung Darling masyarakat kini

44
sudah bisa memiliki tabungan bank koprasi dan tabungan mandiri

dalam sebuah Bank Sampah dengan begitu masyarakat bisa melihat

manfaa dari menjaga lingkungan dan juga dapat feedback yang

dihhasilkan dari sebuah sampah yaitu terdapat nilai ekonomisnya,

namun hal ini bukan semata-mata hanya melihat dari segi

ekonomis nya saja, akan tetapi mengajarkan masyarakat juga untuk

terbiasa hidup mandiri dengan mengandalkan sebuah barang yang

sudah tidak layak pakai aka nada hasil yang didapatkan berupa

lingkungan menjadi lebih bersih dan sehat, adapun tujuan yang

terdapat di Kampung Darling sebagai berikut :

1. Agar terciptanya Masyarakat yang lebih paham dan sadar akan

Lingkungan yang lebih sehat.

2. Bisa merubah perilaku Masyarakat dengan cara Mengajak dalam

program Bank Sampah Darling.

3. Terciptanya Kampung yang Kompak akan kepedulian Lingkungan

Hidup.

4. Agar lebih bisa menghargai nilai dari sebuah barang bekas

(sampah).

5. Menjadikan Kampung Darling sebagai contoh untuk Masyarakat

yang belum sadar akan pentingnya merawat lingkungan.

45
 Fasilitas Pendukung

Fasilitas Pendukung yang disediakan dalam Bank Sampah darling

adalah kegiatan dalam bentuk penimbangan Sampah setiap minggunya

dengan mempermudah pengerjaan dalam menimbang sampah anorganik

secara cepat,fasilitas yang disediakan oleh Bank Sampah Darling bukan

hasil dari pembelian dari iuaran lagi kepada Masyarakat, melainkan atas

tabungan koprasi masyarakat Kampung Darling dan Bank Sampah hasil

uang koprasi tersebut bisa dari berbagai macam da nada juga terdapat dari

fasilisator seperti dari coca-cola yang kemarin sempat mengajak kerja

sama dengan Bank Sampah Darling dengan begitu uang hasil tersebut

disisakan 30% untuk koprasi masyarakat, adapun beberapa fasilitasi

dianatara nya :

1. Tempat Penimbangan Bank Sampah.

2. Balai pertemuan Tamu dan Nasabah Bank Sampah.

3. Lapangan Tempat pertemuan.

4. Sarana penyediaan Bank Sampah.

5. Sarana pra sarana untuk bertani.

6. Tempat pembuangan Sampah organik, anorganik, dan B3.

7. Musholla

8. Posyandu

46
Gambar 4.1 Fasilitas pendukung yang ada di Kampung Darling

Sumber: Dokumentasi Penelitian dan instagram Kampung Darling

 Keadaan Lingkungan Kampung Darling

a) Lingkungan pemukiman yang padat dengan penduduk.

b) Kampung yang menjadi terawat dan bersih serta tertib dalam

pemilihan sampah.

c) Masih menjadi bagian wilayah yang merupakan daratan rendah

sehingga memungkinkan terjadinya banjir saat hujan turun.

47
Gambar 4.1 Lingkungan Kampung Darling Sudimara Jaya

 Visi dan Misi

 Visi dari Kampung Darling kelurahan Sudimara Jaya

1. Menciptakan karakteristik Masyarakat Kampung Darling menjadi

lebih sadar akan lingkungan sekitar.

2. Menjadikan Kampung Darling sebagai salah satu Kampung

Tematik yang unggul dalam melakukan segala hal berupa

kegiatan.

3. Menciptakan Lingkungan yang bersih dan sehat.

48
 Misi dari Kampung Darling Sudimara Jaya

1. Membudayakan Sampah menjadi bahan yang bermanfaat dan

memiiki nilai lebih di Masyarakat.

2. Mengurangi Jumblah Limbah Sampah dari sampah rumah tangga.

3. Terwujudnya Kampung yang mandiri dengan melakukan program

Bank Sampah dan dapat merubah perekonomian keluarga.

49
 Profile Media Sosial Kampung Darling

Gambar 4.1 Akun Media Sosial Kampung Darling

Sumber dari:Instagram Kampung Darling

“Gambar diatas merupakan Akun dari media sosial dari Kampung


Darling yang mana setiap postingan dan kegiatan nya di share di akun
media sosial yang mereka miliki yang mana berguna untuk diketahui
khalayak dan memperkenalkan segala rangkaian kegiatan yang dengan
begitu Masyarakat bahkan orang lain yang ingin mengetahui bahkan baru
pertama kali mengenal Kampung Darling bisa melihat berbagai kegiatan
pada akun tersebut tetapi yang aktiv dalam memposting segala uraian
kegiatan ialah instagram @Kampung Darling kalau instagram @Krp.
Darling hanya untuk formalitas pemuda pemudi.” Nasrasumber Sobirin,
Minggu (10/07/2022).

50
 Sruktur Kepengurusan Kampung Darling

Pengelola Kampung
Darling

Pencatatan Nasabah
Bendahara Sekretaris
Bank Sampah

Administrasi

Gambar 4.3 Struktrur Organisasi Kampung Darling

4.2 Hasil Penelitian

Pada hasil bab ini peneliti akan menjelaskan beberapa dan temuan

yang sudah peneliti lakukan selama melakukan pengamatan di lokasi tempat

penelitian yaitu Kampung Darling Sudimara jaya yang dilakukan oleh peneliti

mengenai bagaimana kesadaran masyarakat sebelum dan ssudah adanya

Kampung Darling, bagaimana tanggapan masyarakat terhadap kampung

Darling terutama pada Bank Sampah Kampung Darling,bagaimana cara

membentuk sikap masyarakat kampung darling terhadap Bank Sampah.

Untuk mengetahui dan mendeskripsikan bagaimana kesadaran

masyarakat sebelum dan sesudah adanya kampung darling peneliti akan

51
menjelaskan dan mengkaitkan dengan teori yang peneliti tulis ialah dengan

melakukan model komunikasi difusi inovasi Rogers (1971).lalu bagaimana

kesadaran masyarakat sebelum dan sesudah adanya Kampung Darling,

bagaimana tanggapan masyarakat terhadap kampung darling terutama pada

Bank Sampah Kampung Darling, bagaimana cara membentuk sikap

masyarakat Kampung Darling terhadap Bank Sampah.

Dalam penelitian ini proses pengumpulan data yang dihasilkan oleh

peneliti ialah dengan melakukan wawancara kepada beberapa Narasumber

dalam penelitian ini ialah:

Narasumber I Sobirin : Selaku Ketua Kampung Darling

Narasumber 2 Aminah : Selaku ketua dari ibu KWT

Narasumber 3 Supriyati : Anggota dari ibu KWT

Narasumber 4 Yudi Pradana : Kabid Dinas Lingkungan Hidup (DLH)

Narasumber 5 Nasabah : Linda dan Muslimin

Masyarakat 6 : Dewi Fazrin

Data diatas adalah beberapa Informan dari peneliti yang selama ini

peneliti melakukan observasi mendalam yang sudah di wawancarai mengenai

pembahsan dan identifikasi masalah yang mana akan terjawab pada Sub bab

berikutnya Dengan demikian temuan dan analisis masalah penting yang

relevan akan dibahas pada bab berikut nya dengan mengkaitkan teori difusi

inovasi yang akan diuraikan dibawah ini yaitu:

52
4.2.1 Kesadaran Masyarakat sebelum dan sesudah adanya Kampung

Darling.

Masalah yang akan diteliti pada penelitian ini ialah tentang

kesadaran masyarakat Kampung Darling dalam penelitian ini peneliti

sudah melakukan wawancara kebeberapa informan terkait pertanyaan

tersebut.Dalam bab ini peneliti akan menguraikan nya kepada teori

yang peneliti gunakan ialah teori difusi inovasi Rogers (1991) yaitu

dalam hal memberikan pemahaman kepada masyarakat akan

disampaikan oleh informan dari peneliti yang akan diungkapkan oleh

Sobirin selaku ketua dari pengurus Kampung Darling Sudimara jaya

yaitu:

Informan I, Sobirin mengatakan bahwa,

“Pada saat sebelum adanya Kampung Darling mayoritas


masyarakat di Sudimara jaya termasuk orang yang cuek akan
kepeduliannya terhadap lingkungan jangankan cuek terhadap
lingkungan Sobirin juga mengatakan juga bahwa komunikasi antara
sesama masyarakat pun kurang begitu efektif bahkan dalam melakukan
gotong royong saja dan kerja bakti memerlukan waktu yang cukup
lama dalam mengumpulkan warga nya. Sehingga pada akhirnya
muncul lah suatu inovasi dari Sobirin ia memunculkan inovasi tersebut
terinspirasi dari masyarakat dan dari Bambang selaku yang kurang
aktiv berkontribusi maka terciptanya Kampung Darling yaitu Kampung
Sadar lingkungan dan terdapat beberapa uraian kegiatan di dalam nya
termasuk Bank Sampah, sesudah adanya kampung Darling masyarakat
disni mulai ingin tahu apa sih Kampung Darling itu sebernya lalu
Sobirin melakukan edukasi dan sosialiasi kepada masyarakat untuk
memperkenalkan Kampung Darling yang mana ia menjelaskan
beberapa manfaat, fungsi, dan apa saja untungnya ada Kampung
Darling ditengah-tengah masyarakat.”
Sobirin, Minggu (10/07/2022).

53
Gambar 4.2.1 Kampung Darling Sudimara Jaya Kota Tangerang

Sumber dari: hasil Dokumentasi selama penelitian

Gambar diatas merupakan foto hasil Dokumentasi selama

peneliti melakukan pengamatan selama proses wawancara kebeberapa

informan selama melakukan komunikasi dengan Masyarakat Sobirin

selaku informan I melakukan model komunikasi yang dikemukakan

oleh Rogers yakni melakukan Tahap pengetahuan (knowledge) yaitu

dengan berusaha mengenalkan kepada masyarakat akan pentingnya

menjaga kebersihan lingkungan hidup dengan menerapkan peradaban

baru yaitu “sampahku tanggung jawabku pilah dan olah sampah dari

sumbernya menjadi rupiah dan berkah” yang disosialisasikan, melalaui

rapat kepada pemuda pemudi setempat,serta masyarakat dan melakukan

edukasi kepada masyarakat dari beberapa rt ke rw karena semakin

54
masyarakat mengenali dan mengetahui bahwa Sampah atau barang

bekas yang dinilai oleh masyarakat adalah barang yang sudah tidak

layak pakai ternyata jika di kembangkan oleh orang yang tepat dan

memiliki jiwa inisiatif serta kreatifitas yang tinggi ternyata sampah

memiliki nilai dan harga dalam setiap jenis nya, dengan demikian yang

mana akan merubah pola pikir serta sikap yang di respon oleh

masyarakat. yaitu pengetahuan akan lingkungan hidup maka

masyarakat akan merespon dengan sikap dan tingkah laku nya seperti

melakukan penolakan atau penerimaan sehingga muncul proses

keputusan inovasi dari masyarakat terhadap Kampung Darling yang

meliputi Tahap pengetahuan dengan cara melakukan edukasi dan

sosialiasasi yang dikenalkan oleh Sobirin melalui proses penanaman

tumbuh-tumbuhan disekitaran halaman posyandu dengan secara

bertahap mengenalkan masyarakat terhadap lingkungan maka dari hal

kecil terlebih dahulu yang dicontohkan sehingga muncullah rasa

keingin tahuan adari proses penanaman tumbuhan tersebut ini yang

dinamakan proses Pengetahuan (Knowladge).

4.2.2 Bagaimana Tanggapan Masyarakat terhadap Kampung Darling

terutama pada Bank Sampah

Dalam melakukan wawancara kepada Masyarakat terutama

kepada Nasabah dan Masyarakat yang belum tergabung dalam

Kampung Darling akan merespon dengan sikap dan tingkah laku nya

seperti yang dijelaskan dalam teori difusi inovasi mengatakan bahwa

55
dalam melakukan suatu keputusan atau suatu inovasi merupakan proses

yang terjadi dari kurun waktu tertentu yang mana artinya bahwa dalam

menyampaikan suatu inovasi atau ide yang akan disebarluaskan kepada

khalayak khususnya kepada Masyarakat Rt04/11 terlebih dahulu

membutuhkan beberapa tahap yaitu melakukan sosialisasi, pengertian

agar nantinya respon yang ditimbulkan akan sesuai dengan apa yang

direncanakan, kepada masyarakat melalui Tahapan persuasi yaitu tahap

ketika seseorang sedang berproses dalam melakukan suatu

pertimbangan dan keraguaan serta bisa menyetujui dan tidak

menyetujui akan suatu inovasi terhadap suatu tindakan yang dilakukan

oleh seseorang yang pada akhirnya akan membentuk suatu sikap dan

tingkah laku yang akan direspon seperti yang dikatakan oleh

Narasumber I dan II mengatakan bahwa :

“awal mulanya masyarakat menanggap bahwa untuk apa


adanya program Bank Sampah, mengapa kami diajarkan seperti
menjadi pemulung padahal sampah sudah ada yang mengelola tinggal
buang ketempat sampah yang benar pasti nanti tiap minggunya ada
yang ngangkut jadi buat apa kami harus bersusah payah memisahkan
sampah tersebut hanya membuang waktu dan tenaga saja padahal
kesibukan dari pada memilah sampah dari rumah masih banyak kalo
hanya memikirkan tentang sampah saja dan program Bank Sampah
dikampung Darling dari beberapa masyarakat masih banyak yang
menunjukan respon yang negative terhadap maksud dari adanya Bank
Sampah dan di bentuknya Kampung Darling. Informan I dan II Sobirin
dan Supriyati Sabtu (06/08/2022).

Jawaban dari kedua Informan tersebut menunjukan bahwa

kurangnya pengetahuan Masyarakat akan Bank Sampah serta maksud

di adakan nya Kampung Darling sehingga menimbulkan beberapa

56
respon dari Masyarakat terkait Bank Sampah, dengan begitu upaya

yang dilakukan oleh Sobirin selaku ketua dari Kampung Darling ialah

memberikan sosialisasi terus menerus kepada masyarakat dan

memberikan contoh berupa penanaman bibit tanaman yang bahan

dasarnya ialah dari Sampah organik yang telah dikumpulkan oleh

Sobirin lalu akhirnya diolah menjadi pupuk sehingga pada akhirnya

rasa keingin tahuan masyarakat itu muncul dengan sendirinya dan mulai

mencari tahu dengan begitu menunjukkan respon tingkah laku dari tiap

individu dari melakukan beberapa proses seperti yang dikatakan oleh

Rogers dalam model komunikasi.dari akhirnya berproses serta

seringnya Sobirin melakukan Sosialisasi acara dalam membentuk

Kampung Tematik untuk mengikuti berupa seminar dan pengetahuan

akan Kampung Tematik yang mana dari ilmu tersebut diterapkan

kembali kepada Kampung Darling kepada Masyarakat.

dan keahlian dari Sobirin terhadap Teknologi yang mana dalam

hal ini Sobirin tidak hanya melakukan sosialisasi kepada masyarakat

melalui tatap muka saja dari kampung ke Kampung melainkan yang

membuat Kampung Darling ini semakin diminati ialah sehingga

akhrinya sedikit demi sedikit Masyarakat mulai paham dan tertarik

dalam bergabung menjadi bagian dari Nasabah Bank Sampah.

57
Gambar 4.2.2 Edukasi berupa tulisan untuk Masyarakat

Sumber dari : Dokumentasi Data Penelitan

melakukan penolakan atau penerimaan sehingga muncul proses

Kampung Darling yang meliputi Tahap (Awarness) kesadaran dengan

mengetahui dan sadar terhadap suatu inovasi yang diperkanlkan melalui

Kampung Darling terhadap Bank Sampah.

4.2.3 Apa saja yang menjadi faktor penghambat dan pendukung

pelaksanaan Bank Sampah Kampung Darling.

Yang menjadi faktor penghambat serta pendukung ialah masih

ketersediaan sisa sampah plastik di bank sampah yang mana dalam hal

ini tidak dapat di adopsi dengan cepat dikarenakan beberapa faktor dari

sampah tersebut susah untuk dikembangkan dan terdapat beberapa

faktor kendala dari anggota yang mengelolanya yang mana rencananya

akan dijadikan kerjaninan tangan namun sampai saat ini masih

difikirkan.Serta fator penghambat dari pengelolaan Bank Sampah itu

58
“jika ada Nasabah Bank yang ingin daftar itu kadang-kadang
mereka langsung membawa sampah nya semua entah itu
organik,anorganik yang dijadikan satu oleh masyarakat kedalam satu
wadah plastik atau karung nah ini menjadi faktor juga jadi kami harus
ngasih tau lagi kepada Nasabah yang baru-baru bahwa memilah
sampah anorganik dan organik itu dari rumah jadi pada saat Nasabah
datang ke Bank Sampah Cukup langsung penimbangan” Informan I
Sobirin Minggu (10/06/2022).

Sampah tersebut bisa dikelola serta semakin banyaknya

Nasabah yang bergabung dari 5 RW yang tadinya hanya 2 RW

sekarang malah makin bertambah yang mana mungkin masyarakat

sudah melihat manfaat dan nilai ekonomis nya dari sebuah sampah itu

hingga akhirnya banyak masyarakat yang mempromosikan bahwa

Kampung Darling dalam memanfaatkan program Bank Sampah banyak

sekali manfaatnya yang pertama bisa membantu perekonomian

keluarga,sebagai tabungan masyarakat, sebagai iuaran uang RT yang

mana sudah tidak perlu lagi mengeluarkan dana karna suda cukup dari

dana kompensasi uang Bank Sampah yang mana 70% milik Nasabah

dan 30% untuk kompensasi kepengurusan Bank Sampah 30% lagi

untuk Tabungan jika ada sewaktu-waktu Kampung tersebut

mengadakan acara maka uang dari Bank Sampah tersebut yang dipakai

jadi tidak lagi meminta iuran dana kepada masyarakat.

Adapun faktor pendukung dari dilaksanakannya Bank Sampah

ini ialah bahwa Kampung Darling sudah bekerja sama dengan DLH

dalam upaya pengelolaan Sampah organiknya yang mana pada setiap

seminggu 2 kali mengangkut sampah yang akan dijemput oleh pihak

59
DLH jadi ketua pengurus sangat diringankan dalam hal pengelolaan

sampah pada tiap jenis nya jadi sampah yang dikumpulkan tidak ada

yang terbuang ke TPA Rawa Kucing.

4.3 Pembahasan Penelitian

Dalam pembahasan pada penelitian pada Bab selanjutnya peneliti

akan menguraikan beberapa proses dari berlangsungnya proses pengelolaan

Bank Sampah serta Kampung Darling yang mana akan dikemukakan pada

Bab berikutnya :

4.3.1 Difusi inovasi melalui pengelolaan Bank Sampah

Pengelolaan Bank Sampah Dikampung Darling Sudimara jaya

Ciledug Kota Tangerang yang sudah terbangun dan berjalan sejak juli

2019 sampai dengan saat ini mengalami perubahan yang begitu pesat

dengan sering mengikuti perlombaan antar Kampung Tematik dan

sudah memiliki banyak prestasi dalam jangka kurang lebih 2tahun

dengan begitu Sobirin selaku ketua kepengurusan Kampung Darling

selalu memberikan inovasi baru bukan hanya perihal aktivitas kegiatan

Bank Sampah saja.

Namun Kampung Darling juga memiliki berbagai kegiatan

disetiap minggunya yaitu bertani dan membudidayakan ikan lele yang

mana kegiatan tersebut dikelola oleh ibu-ibu Kwt dan pemuda pemudi

dengan mamanfaatkan waktu kosong mereka maka dari itu kegiatan

tersebut diselenggarakan pada hari minggu saja kegiatan bertani

60
tersebut ialah menanam sayuran seperti kangkung,buah dan sayuran

terong dan cabai yang diselenggarakan pada hari minggu sekitar siang

sampai sore tujuan dari pada kegiatan bertani dan membudidayakan

ikan lele di Kampung Darling ialah mengajarkan Masyarakat untuk bisa

hidup Mandiri dengan mengandalkan segala kebutuhan pokok yang

disediakan berikut pupuk dari hasil pengelolaan Sampah menjadi bahan

untuk menanam Kangkung serta budidaya ikan lele agar hasil panen

tersebut bisa dibagikan kepada masyarakat Kampung Darling dan

dirasakan menfaatnya oleh masyarakat. Dengan diadakan nya program

Bank Sampah Darling manfaatnya banyak dan jauh ebih efektif dalam

membangun Komunikasi dengan melibatkan pemberdayaan masyarakat

terhadap lingkungan dengan demikian makna difusi inovasi menjadi

lebih berkembang dalam proses suatu perubahan sosial di

Masyarakat.Berdasarkan paparan data penelitian dan mencoba untuk

mendeskripsikan bahwa inovasi mampu mengubah tatanan kehidupan

masyarakat dengan nilai ekonomisnya dengan memanfaatkan Bank

Sampah Kampung Darling bisa menjadi sesuatu hal yang memiliki nilai

tinggi.

Dengan memanfaatkan Sampah organik dan An organik dari

mula sampah rumah tangga yang kini menjadi sumber penghasilan

tambahan untuk Masyarakat Kampung Darling dalam hal ini Bank

Sampah Darling turut berkontribusi dalam upaya pemerintah Kota

Tangerang dalam mengurangi tinggkat volume Sampah yang semakin

61
hari makin memuncak terlebih lagi dari Sampah rumah tangga dan juga

turut adil dalam menjaga lingkungan hidup serta menjadi inspirasi

Kampung Tematik yang unggul dan sukses dalam menyelenggarakan

unit kegiatan di dalamnya selain itu juga menjadi sebuah inovasi dalam

upaya pemberdayaan masyarakat.mengelola sampah dimulai dari

memilah sampah plastik,kaleng,bahan oganik dan anorganik yang

dipisahkan berdasarkan kategori dan juga memisahkan sampah B3 dan

terdapat Sampah yang akan dijadikan pupuk seperti yang sudah

dijelaskan oleh penulis diatas dengan begitu sudah mulai terlihat bahwa

adanya proses difusi inovasi dalam sebuah Bank Sampah Kampung

Darling yang mana pengelolaannya dilakukan oleh pengelola Bank

Sampah yaitu penilaian jenis Sampah terutama dengan jenis Sampah

yang langsung bisa diproses pemilihan untuk dijual kembali atau

melalui proses berkelanjutan. Proses inovasi selanjutnya ialah produksi

Sampah yaitu proses dimana pemilihan jenis barang yang tidak bisa di

rupiahkan seperti jenis Sampah Plastik, bungkusan deterjen, bungkusan

Kopi,dan sejenisnya.dengan begitu artinya barang plastik tersebut

membutuhkan waktu serta ide serta keahlian membuat kerjaninan

tangan berupa tas,dompet,tiker, vas bunga dan berupa jenis produksi

kerjaninan lainnya. maka dapat dikembangkan jenis dan tahapan

inovasi Kampung Darling sebagai berikut :

62
1. Tahap Pra Produksi

Ditemukan nya jenis Sampah yang merupakan paling

penting ialah melakukan berbagai proses-proses yang berkelanjutan

yaitu pemilihan jenis sampah yang paling penting untuk proses

selanjutnya, yaitu memilih jenis Sampah yang bisa dijual kembali

Bank Sampah Kampung Darling termasuk kedalam Kampung

Tematik yang berperan penting dalam ekonomi pemberdayaan

Masyarakat dan Sampah dari rumah tangga Namun untuk saat ini

Sampah berupa plastik, bungkus kopi, dan barang sejenisnya belum

dapat untuk dijual ataupun untuk dibuat kerajinan tangan oleh ibu-

ibu KWT dikarenakan ada beberpa kendala yang sudah penulis

paparkan diatas maka dari itu pengelola Bank Sampah sampai

dengan saat ini masih terus berupa agar Sampah sisa tersebut bisa

di inovasikan atau di Rupiahkan seperti Sampah yang lainnya.

2. Tahap produksi

Merupakan tahap yang membutuhkan waktu serta

kesabaran dalam melakukan proses tersebut dikarenakan dalam

proses pemilihan sampah di Kampung Darling hanya dilakukan

seminggu sekali yaitu pada hari minggu dengan begitu

membutuhkan waktu yang cukup lama sebagai pengurus Bank

Sampah yang mana mereka harus memilih terlebih dahulu Sampah

yang layak dijual dan yang tidak layak dengan begitu Sampah

tersebut sudah layak dan siap untuk dijadikan proses selanjutnya

63
antara menjadi rupiah atau tidak dan juga melakukan proses

penimbangan jenis Sampah sehingga Nasabah akan mudah

mengetahui jenis uang yang akan mereka terima pada saat proses

tersebut selesai pada minggu berikutnya Nasabah Bank Sampah

dapat menerima secara langsung hasil setoran Sampah mereka

kepada Bank Sampah Darling

3. Tahap Pasca Produksi

Yaitu proses pemasaran produk kepada pengempul barang

yang telah masuk proses pemilihan serta produksi dalam kurun

waktu 2tahun ini Bank Sampah Kampung Darling telah bekerja

sama dengan pengempul Barang serta sudah bekerja sama dengan

Dinas Lingkungan Hidup (DLH) yang mana di katakan oleh

Sobirin selaku ketua pengurus Kampung Darling dalam wawancara

pada 20 juni 2022 dengan beerbagai dukungan dan media promosi

yang telah dijalankan oleh Kampung Darling maka program yang

dilakukan oleh ketua dan pengrus dapat berjalan sebagai mana

mestinya dengan tujuan dan harapan yang semakin berkembang di

setiap tahunnya.

Tahap Produksi Jenis Difusi Inovasi

Tahap Pra Produksi : Pemilihan Memilih jenis-jenis Sampah yang dapat

katagori Sampah dilanjuti langsung dijual atau tidak

Tahap Produksi : Proses Difusi Inovasi Proses pemilihan sampah yang tidak

64
dapat di daur ulang menjadi kerajinan

anayaman,seperti tas,dompet dan jenis

lainnya.

Tahap Pasca Produksi : Pemasaran yaitu menjual sampah/barang yang sudah

dilewati melalui beberapa tahapan diatas

kepada pengempul barang dan juga

terdapat Sampah yang dijadikan pupuk

untuk bertani yang mana diurus oleh ibu-

ibu KWT Kampung Darling.

Tabel : 4.3.1 Gambar pemilhan produksi Sampah

4.3.2 Proses Difusi Inovasi melalui tahap Adopsi Masyarakat

Difusi Inovasi merupakan komunikasi yang mana penyebaran

pesan dengan ide dan inovasi baru,yang mampu mempengaruhi

seseorang dalam melakukan sesuatu termasuk dalam pengelolaan Bank

Sampah dan terjadi pada saat pengelola serta ketua pengurus melakukan

proses Komunikasi kepada Masyarakat tentang pengelolaan Bank

Sampah,pemicu awal nya difusi inovasi ialah berawal dari Sobirin

selaku ketua RT di Sudimara jaya sebelum nama Kampung Darling

tercipta sehingga kini Kampung Sudimara tersebut menjadi Kampung

Darling yaitu Kampung sadar lingkungan yang berkelurahan di

kelurahan Sudimara jaya Kampung tematik yang sudah berdiri pada

tahun 2019 hingga saat ini dengan melihat kondisi Lingkungan tersebut

65
sering terjadinya penumpukan Sampah jika banjir tiba dan

menimbulkan saluran air menjadi mampet maka dari itu atas

keprihatinan Sobirin akan kondisi lingkungan yang mudah tercemar dan

juga miris nya melihat kondisi Tempat Pembuangan Akhri TPA Rawa

Kucing yang setiap harinya memproduksi sampah lebih dari 800 ton

dengan begitu sobirin melakukan inovasi dalam upaya pengembangan

Bank Sampah dengan melakukan pemberdayaan Masyarakat berupa

program Bank Sampah,kelompok ibu-ibu Kwt,kelompok pemuda-

pemudi dan lain sebagainya namun dengan hal ini penulis akan

membahas berupa Bank Sampah Darling sebagai proses difusi inovasi

Maka dari itu terciptanya Bank Sampah Darling dengan tujuan untuk

memandirikan Masayarakat dan menciptakan Susana,iklim lingkungan

menjadi lebih sehat tujuan dari Pemberdayaan Masyarakat ialah untuk

perbaikan lingkungan, perbaikan kehidupan Masyarakat.

Memperbaiki perbaikan pendapatan Masyarakat, perbaikan

usaha. Dengan adanya dukungan dari pemberdayaan Masayarakat maka

akan berjalan seperti pada saat ini Bank Sampah Darling sudah

memiliki 120 Nasabah Bank Sampah yang tadinya hanya terdiri dari 1

Rt saja yaitu yang berjumblah 10 anggota sekarang makin banyak minat

dari beberapa Rw di Sudimara Jaya.untuk mendaftarkan diri bergabung

menjadi Bank Sampah di Kampung Darling.Tidak hanya perihal

Nasabah membawa Setoran Sampah saja setiap minggu ke Bank

Sampah melainkan Sobirin selaku ketua kepengurusan di Kampung

66
Darling melakukan inovasi lain yaitu setiap Nasabah yang datang

menyetorkan hasil Sampah nya minimal mencapai 10kg Sampah akan

mendapatkan kupon belanja Gratis yaitu berupa uang tunai sebesar 10

ribu sampai dengan 20ribu dank upon tersebut tidak bisa dicairkan

berbentuk uang maka Nasabah tersebut harus membelanjakan kupon

tersebut kepada penjual sembako mapun tukang sayuran,tetapi jika

kupon tersebut tidak habis untuk dibelanjakan maka kupon tersebut

akan dimasukan pada buku tabungan Bank Sampah.

Jadi,kupon tersebut tidak gugur hal ini dilakukan sebagai bentuk

apresiasi Masyarakat karena semangat dalam mengumpulkan Sampah

organik dan anorganik

dan sebagai bukti bahwa manfaat dari pada bergabung menjadi

Nasabah Bank Sampah Darling itu sangat banyak manfat yang

dirasakan jika dilihat dari nilai sisi kebaikannya dan menyetorkannya

kedalam Bank Sampah dalam mengumpulkan Sampahnya yang bisa

dirupiahkan kembali hasil pendapatan kupon uang tersebut didapat dari

penghasilan penyetoran Sampah yang mana hasil tersebut dibagi

menjadi 70% hasil penjualan Bank Sampah dengan membagi menjadi

30% untuk Nasabah, 30% lagi untuk kepengurusan dan sisanya untuk

biaya-biaya operasional yang dikumpulkan kepada bendahara Bank

Sampah jika sewaktu-waktu akan mengadakan kegiatan maka Bank

Sampah Kampung Darling sudah tidak perlu lagi menyalurkan dana

dari Nasabah dengan begitu akan menjadi lebih efektif dalam

67
melaksanakan segala kegiatan dengan begitu banyak masyarakat dari

beberapa Rw ikut menyalonkan diri untuk menjadi Nasabah Bank

Sampah karena mereka sudah melihat sendiri hasil dari pada program

Bank Sampah tersebut membuahkan hasil dan bisa membantu

perekonomian keluarga dengan hasil Sampah yang mereka kumpulkan

setiap minggu dengan sudah memilah dan memilih hasil Sampah dari

rumah dan dimasukan kedalam katagori Sampah organik, anorganik

maupun Sampah B3 jadi setelah Nasabah datang Sampah yang sudah

dipilah dari rumah sudah siap untuk penimbangan saja jadi mengurangi

dari pada beban petugas Bank Sampah jika sampah tersebut sudah

dipilih dari rumah.

Proses penerapan Difusi Inovasi Indikator

Pemicu awal Adopsi Keprihatinan akan kondisi Lingkungan

masyarakat dan melihat kurangnya

Komunikasi antar warga, dan seringnya

melihat saluran air membludak saat

hujan tiba.

Tahap Pra Adopsi Permasalahan yang terjadi ialah

awalnya masih banyak Masyarakat

yang belun paham akan manfaat

pengelolaan bank sampah.

68
Sikap Terhadap Keputusan Inovasi Inovasi dalam tahap pra produksi yang

dilakukan adalah pemilahan sampah

dari rumah ke rumah.

Pengelolaan Sampah yang akan

dilakukan ialah jenis sampah organik

yang akan diserahkan kepada DLH

untuk dikelola menjadi pupuk/kompos.

Yang terakhir ialah proses pemasaran

sampah yang dilakukan oleh anggota

pengurus sampah kepada pengempul

sampah untuk dilakukan penjualan dan

dananya akan dibagikan kepada

Nasabah sekitar 70% untuk Nasabah.

Perubahan Pasca Adopsi Inovasi Semakin bertambahnya Nasabah Bank

Sampah dari berbagai RW dikeluarahan

Sudimara jaya karena mereka sudah

merasakan dan mengatahui manfaat

dari bagian Nasabah Bank Sampah.

Sebagai ladang rezeki tambahan untuk

ekonomi masyarakat. Lingkungan yang

menjadi terawat. Memiliki koprasi

masyarakat dan sebagai tabungan iuran

69
uang RT dan acara-acara lainnya jadi

Masyarakat sudah tidak perlu lagi

mengeluarkan dana.

Tabel 4.3.2 Proses Difusi Inovasi Kampung Darling

4.3.3 Proses Komunikasi Dalam pengembangan Kampung Darling dan

Bank Sampah

Dalam melakukan proses komunikasi upaya pengembangan

serta mengevaluasi kepada dan pengelolaan Bank Sampah Darling

menggunakan komunikasi Interpersonal yaitu pertukaran informasi

kepada ketua pengurus Bank Sampah dan pihak yang terlibat

didalamnya dengan begitu akan terjalinnya kerja sama yang

sebagaimana mestinya dan kekompakan dalam tim yang terjadi di

dalam kepengurusan Bank Sampah Darling dengan selalu diadakan

rapat mingguan dari ketua pengurus di Posyandu atau di lapangan

Kampung Darling pada malam hari guna mengkomuniksi kan hal-hal

terkait berjalannya Bank Sampah serta menyusun strategi kedepannya

agar Bank Sampah Darling lebih maju dan berkembang seperti yang

diharapkan oleh Sobirin selaku ketua kepengurusan di Kampung

Darling.

Komunikasi interpersonal sangat berperan penting dalam suatu

organisasi dalam membentuk keberhasilan serta kegagalan dalam

sebuah organisasi tertutama di Bank Sampah Darling dikarenakan

70
perlunya bagi seorang pemimpin untuk mengetahui konsep dasar dari

komunikasi agar dapat membantu dan mengelola jalan nya suatu

kelompok dalam upaya mengelola organisasi nya dengan efektif.

Tujuan dari terjalinnya komunikasi secara interpersonal ialah untuk

memberikan kesempatan kepada orang yang berbicara misalnya di

dalam Kampung Darling.

Mengadakan rapat mingguan yang dihadiri oleh semua pengurus

Bank Sampah Darling didalam forum diskusi tersebut pasti ada yang

menanggapi dan memberikan masukan serta solusi dengan begitu

artinya komunikasi interpersonal memberikan kesempatan kepada

siapapun untuk memberikan masukan serta kritik/saran sekaligus tanpa

dibatasi dalam sebuah acara pertemuan. Tidak hanya itu proses

komunikasi interpersonal juga memberikan suatu respon tentang diri

sendiri maupun orang lain serta turut dalam merubah sikap dan tingkah

laku.Komunikasi interpersonal yang dijalankan oleh Kampung Darling

bukannya hanya pada saat mengadakan suatu rapat mingguan saja akan

tetapi komunikasi interpersonal juga terjadi pada saat Kampung Darling

mengadakan suatu acara pada bulan Ramadhan kemarin tahun 2021

acara yang bertemakan “Sodaqoh Sampah” diselenggrakan langsung

oleh ketua pengurus dalam acara tersebut panitia membagikan sebuah

sembako kepada Nasabah dan kepada Masyarakat yang belum ikut

bergabung dalam Nasabah Bank Sampah tujuan dari pada itu ialah

mengedukasi Masyarakat untuk saling berbagi dalam hasil penjualan

71
Sampah yang sudah didapat dan sekaligus memberikan nilai kebaikan

kepada masyarakat yang belum ikut bergabung dalam Nasabah Bank

Sampah.

Dengan begitu Masyarakat yang sudah bergabung dan yang

belum bergabung ikut serta dalam merasakan hasil dari pada penjualan

Bank Sampah dengan secara tidak langsung suatu pemimpin disebuah

kelompok organisasi mampu mempengaruhi sikap dan tingkah laku

Masyarakat yang tadinya tidak tertarik bergabung pada akhirnya

mereka berfikir bahwa hasil yang didapatkan memang nayata adanya

dan terbukti bahwa saat ini jumlah Nasabah Bank Sampah Darling

mencapai angka 120 Nasabah dengan melakukan edukasi tersebut

banyak masyatakat yang ikut mendaftarkan diri menjadi Nasabah Bank

Sampah dengan begitu komunikasi interpersonal sangat berperan

penting dalam melakukan komunikasi kepada masayarakat dalam

mempengaruhi sikap dan tingkah laku.

4.3.4 Faktor Penerimaan dan penolakan Difusi Inovasi melalui Bank

Sampah

Dalam melakukan proses Difusi Inovasi apalagi melakukan

suatu penyebaran informasi dan ide-ide yang mana perlu disebarluaskan

kepada masyarakat dan khalayak. Tentu saja mendapatkan beberapa

penerimaan dan juga penolakan dari tiap individu,hal yang dialami

adalah dalam mengenalkan program Bank Sampah Darling kepada

Masyarakat dan kendala yang dihadapi ialah :

72
1. Faktor penerimaan ialah sebagain dari masyarakat menerima

masukan dari maksud dan tujuan diadakannya Bank Sampah yaitu

RT,RW,ibu-ibu PKK,pemuda-pemudi yaitu Masyarakat yang

mengerti akan kepeduliaanya kepada lingkungan. Dengan begitu

adanya kesamaan dalamsuatu pemikiran yang sama dalam

membangun Bank Sampah.

2. Faktor penolakan ketidak tahuan akan manfaat dari Bank Sampah

berupa manfaat serta tujuaanya,serta banyaknya hal negatif, adanya

ketidak samaan pendapat antar masyarakat, dan masalah waktu

dalam berproses dan berkembang dalam mengenalkan Bank

Sampah.

Dalam proses inovasi Bank Sampah yang dilakukan oleh

Kampung Darling awalnya sempat mendapatkan beberapa penolakan

dari masyarakat dikarenakan banyak yang berfikiran negatif akan

pengelolaan Bank Sampah,namun usaha Sobirin dalam melakukan

edukasi dan sosialisasi kepada masyarakat tidak terhenti sampai disini

saja. upaya yang dilakukan Sobirin ialah terus menerus melakukan

sosialiasasi dan mencoba mempraktekan sendiri dengan secara

langsung ia membuktikan bahwa manfaat dari Sampah itu jika dikeola

dengan orang yang tepat dan inovasi akan membuahkan hasil yang

tidak cuma-cuma.hal yang dilakukan oleh sobirin dalam melakukan

proses inovasi pengelolaan Sampah ialah Sobirin memanfaatkan

Sampah disekitar lingkungan rumah untuk dijadikan pupuk/kompos

73
tanaman dan menanam tumbuh-tumbuhan berupa anggur, kangkung

dan bibit lele yang didapatkan nya dari kerabat sesema pengelola

Kampung Tematik dengan begitu Sobirin mendapatkan dukungan oleh

kerabat dalam usahanya membangun Bank Sampah dan menerapkan

bahan-bahan seadanya dengan begitu proses tersebut mampu

mempengaruhi pola fikir masyarakat sehingga proses Adopsi inovasi

tersebut mampu diterima di masyarakat.dalam melakukan penyebaran

proses difusi inovasi melalui Bank Sampah tentu saja memerlukan

waktu untuk dapat mengadopsinya yang mana Adopsi tersebut terbagi

menjadi beberapa tahapan yaitu :

1) Tahap Awareness (Kesadaran) yaitu tahap dimana seseorang

mengetahui atau tidaknya akan suatu inovasi yang akan disebar

luaskan dan akan dikembangkan.

2) Tahap Evaluations (Evaluasi) yaitu tahap dimana seseorang

berfikir dengan jangka waktu yang cepat atau lambat sehingga

proses adopsi inovasi baik dari individu maupun kelompok.

3) Tahap Trial (Mencoba) yang mana dalam hal ini seseorang

melakukan suatu keputusan dalam inovasi tersebut artinya suatu

inovasi mencoba untuk dapat diterima oleh kelompok itu sendiri

dan merubah suatu perilaku dan sikap.

4) Tahap Adopsi yaitu tahap dimana seseorang memastikan atau

menginformasikan keputusan yang akan diambilnya sehinga

74
memulai perilaku baru dengan cara menghitung jumblah anggota

yang menerima Adopsi inovasi baru.

Keputusan terhadap adopsi inovasi merupakan proses yang

mana suatu individu atau kelompok dalam sebuah lingkungan

Masyarakat mengetahui tahapan awal dikenalkan nya inovasi baru Bank

Sampah dengan menerapkan ide-ide baru, dan inovasi serta proses

penerimaan atau penolakan atas inovasi dari Bank Sampah tersebut.

Dari mulai tahapan komunikasi, tahap pengetahuan,tahap konfirmasi

yang mana dalam hal ini individu atau kelompok menerima akan

sebuah inovasi yang dikembangkan melalui Kampung Darling terhadap

Bank Sampah.Dalam keputusan adopsi inovasi yang telah dilakukan

oleh anggota pengurus Kampung Darling sudah dirasa sangat tepat.

Karena adopsi inovasi terbukti sudah bisa meningkatkan kemandirian

Masayarakat dalam proses pemilihan Sampah, kemandirian akan

kepeduliaannya kepda lingkungan hidup,serta mensejahterkan

kehidupan sosial bagi masyarakat dalam hal membantu perekonomian

keluarga dan turut berkontribusi dalam upaya pengurangan jenis

sampah terhdap pemerinta Kota Tangerang dan dengan demikian Proses

inovasi tersebut terus berjalan dan dikembangkan sampai saat ini.

75
4.3.5 Dukungan Dari fasilisator dan selaku Steakholders Dinas

Lingkungan Hidup (DLH) Kota Tangerang Terhadap Kampung

Darling.

Kota Tangerang merupakan Kota besar dengan jumlah

penduduk Kota yang tercatat sebanyak 2.274 juta jiwa yang terdiri dari

51,05% penduduk laki-laki dan 48,95% penduduk perempuan yang

mana dalam hal ini tidak terlepas dari meningkatnya jumlah produksi

sampah yang ada di TPA Rawa Kucing (Sumber dari: Wawancara

pada 10/08/2022).Informan 5 Yudi Pradana Ketua bidang

keebersihan dan pengelolaan sampah DLH Kota Tangerang.

Dengan begitu Kota Tangerang memiliki masalah sampah yang

cukup serius melihat kondisi TPA Rawa Kucing yang setiap hari nya

semakin meningkat dengan jumlah sampah 1.800 ton dan 12 sampai

dengan 17 meter sampah perhari dengan begitu usaha DLH dalam

menyediakan penampungan sampah untuk dapat diminimalisir terus

dilakukan dalam.

Dalam wawancara pada (10/08/2022) Yudi Pradana :

“usaha pengelolaan Bank Sampah Kampung Darling sudah


cukup efektif dan dinilai sebagai salah satu Bank Sampah yang maju
dalam upaya mengubah perilaku masyarakatnya untuk dapat
memahami dan juga berkontribusi dalam pengurangan pembuangan
sampah di TPA Rawa Kucing dengan begitu DLH sebagai fasilisator
dari upaya pengelolaan Sampah Organik yang dihasilkan dari Bank
Sampah Darling ikut berperan sebagai penyumbang dan pengangkutan
sampah pada setiap minggunya untuk dijadikan pupuk/kompos yang
akan dikelola oleh DLH dan akan dijadikan sebagai “sodaqoh
sampah” untuk masyarakat dan harapan nya bisa menjadikan
Kampung Darling sebagai contoh untuk daerah lain dalam upaya
pengelolaan sampah.

76
Wawancara pada Kepala Bidang Kebersihan pada kamis

(11/08/202) menginformasikan kondisi TPA rawa kucing saat ini

“ untuk saat ini jumlah sampah di TPA Rawa kucing kian meningkat
yaitu 1.800 ton perhari dan bisa dilihat bahwa tumpukan sampah di
TPA terus meningkat dengan begitu mau tidak mau TPA Rawa kucing
tidak bisa menolak akan meningkatnya jumlah sampah yang di
tampung setiap harinya oleh petugas kebersihan serta dalam
keterangan nya tumpukan sampah yang ditampung tersebut belum
termasuk katagori overload karena dibandingkan dengan TPA bantar
gebang Kota Bekasi Kota Tangerang masih terbilang aman dan masih
bisa menampung sampah setiap harinya dalam 1.800 ton dengan
diameter sampah sekitar 12 sampai dengan 17 meter dibandingkan
dengan bantar gebang yang sudah mencapai angkat 25 meter yang
mana dalam hal ini sampah tersebut bisa mencapai gedung setinggi 16
lantai. Dengan begitu masalah sampah akan bisa diminimalisir dengan
diadakan nya pemerintah dalam program membangun PLTsa yang
mana akan menjadi solusi bagi TPA Rawa Kucing yang mana selalu
ditanyakan oleh beberapa khalayak tentang kondisi sampah di Rawa
Kucing yang termasuk overload atau tidak dalam keterangan nya Yudi
selaku kepala bidang menegaskan bahwa kondisi saat ini di TPA Rawa
Kucing masih sangat bisa menampung sampah setiap harinya yang
dihasilkan dari masyarakat dan tidak termasuk katagori overload
karena masih bisa diminimalisir dan usaha pemerintah saat ini yang
akan melakukan program PLTSa sedang direncanakan dan dilakukan
agar masalah dari tumpukan sampah di TPA Rawa kucing segera di
selesaikan dan menjadikannya solusi dalam upaya penanganan
sampah.

Dalam keterangannya Dinas Kebersihan juga menginformasikan

jumlah sampah setiap harinya di TPA Rawa Kucing Kota Tangerang.

Wawancara Informan 5 pada Kamis (10/08/2022)

“Sampah yang hasilkan TPA Rawa Kucing mencapai angka


1.800 ton perhari dengan diameter sampah 12 sampai 17 meter namun
TPA Rawa Kucing masih bisa menampung tumpukan sampah yang
dihasilkan oleh masyarakat,dan tidak termasuk dalam kategori
overload seperti yang dikatakan oleh beberapa masyarakat belakangan
ini mengenai jumlah sampah di TPA Rawa Kucing. Akan tetapi usaha
pemerintah dalam menangani tumpukan sampah terus dilakukan dan
sedang diupayakan secepat mungkin agar tidak menimbulkan

77
permasalahan berkepanjangan akan penumpukan jumlah volume
sampah.dan saat ini upaya pemerintah dalam melakukan program
PLTsa( pembangki Listrik Tenaga Sampah),sedang dilakukan dan
direncanakan untuk menangani volume sampah sehingga
permasalahan tingkat volume sampah akan terselesaikan dan untuk
saat ini pemerintah Kabupaten seindonesia dituntut untuk melakukan
pengurangan sampah minimal 30% di tahun 2025 mendatang. usaha
yang dilakukan oleh pemerintah dan Dinas lingkungan hidup sampai
dengan 2021 ini sudah mencapai 18% target yang dilakukan oleh
pemerintah Kota Tangerang.dalam melakukan target pengurangan
sampah antar kabupaten kota seindonesia dan masih diusahakan oleh
Dinas lingungan hidup dan pemerintah untuk mencapai target 22%
dalam jumlah pengurangan volume sampah ditahun 2022.

Terkait dengan jumlah volume sampah yang berada di TPA

Rawa Kucing Informan 5 yaitu Yudi Pradana selaku Ketua Bidang

Kebersihan Lingkungan Hidup dalam wawancara pada

(10/08/20220),juga menjelaskan tentang jumlah Bank Sampah yang

sudah berdiri di Kota Tangerang dalam upaya berkontribusi mengurangi

volume Sampah sebagai berikut:

“jumlah Bank sampah yang sudah berdiri di Kota Tangerang


sudah berjalan dari Tahun 2019 dan sampai saat ini mencapai 150
Bank Sampah yang sudah ikut berkontribusi dalam upaya pengurangan
volume Sampah namun melihat dari belakang pada 2 tahun terakhir
pada masa pandemi covid 19 di indonesia mengalami masa-masa sulit
dengan dibatasi nya aktivitas pergerakan kegiatan masyarakat dalam
melakukan kegiatan nya sehari hari sangat berdampak kepada Bank
Sampah,begitu pun Kota Tangerang dengan begitu Dinas lingkungan
hidup melakukan pembinaan ulang kepada 150 Bank Sampah yang ada
di Kota Tangerang dengan memberikan stimulasi salah satu yang
terpilih sebagai penerima bantuan dana dari Dinas Lingkungan Hidup
ialah Bank Sampah Kampung Darling yang sudah berkontribusi dan
sudah mampu merubah perilaku masyarakat terhadap sampah,dalam
upaya apresiasi Dinas Lingkungan Hidup kepada Bank Sampah
Kampung Darling berhak mendapatkan Dana atau fasilitas yang
diberikan berupa timbangan digital, dan uang tunai senilai 500.000
ribu setiap 3 bulan sekali oleh DLH dalam mendapatkan fasilitas
tersebut dan DLH sebagai Steakholders yang berperan penting dalam
Bank Sampah Kampung Darling tidaklah mudah dikarenakan

78
Kampung Darling harus memenuhi berbagai syarat dan kewajiban nya
yaitu dengan cara melaporkan segala sesuatu yang berkaitan dengan
Bank Sampah nya kepada DLH,dan seberapa banyak Bank Sampah
yang sudah melakukan upaya tersebut”

Dalam keterangannya,juga Informan 5 menjelaskan beberapa

manfaat dari didirikan nya Bank Sampah di Kota Tangerang sebagai

berikut :

Informan 5 wawancara pada (10/08/2022) Kepala Bidang

Kebersihan Lingkungan Hidup dan Bidang pengelolaan Sampah

Yudi Pradana

“manfaat adanya Bank Sampah yang sudah berjalan dari 150


ialah usaha yang cukup dan patut diberikan apresiasi dari
pengelolanya dan juga dari masyarakat yaitu mengurangi timbulan
sampah yang dibuang di TPA Rawa Kucing dengan meberdayakan
peran serta masyarakat untuk mampu mengubah perilaku hidup dan
kebiasaan buruk membuang sampah sembarangan dalam keterangan
nya juga menjelaskan bahwa pemanfaatan dari adanya Bank Sampah
tidak hanya melulu tentang pemilihan lalu dijual kepada penampung,
melainkana Dinas Lingkungan Hidup akan mendorong masyarakat
untuk memanfaatkan sampah untuk mendaur ulang dan akan
melakukan sosialisasi kepada tiap-tiap Bank Sampah yang ada di Kota
Tangerang. uapaya yang akan dilakukan kepada Bank Sampah di Kota
Tangerang akan rencanaan dan dibuat Bank Sampah Induk dengan
terus mencari Stekholders untuk menjabatani usaha pengelolaan Bank
Sampah Di Kota Tangerang”

79
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan dari hasil penelitian yang telah peneliti lakukan bahwa difusi

inovasi pada bank sampah kampung darling di kelurahan sudimara jaya

kecamatan ciledug kota Tangerang, memiliki beberapa tahapan yang dapat

ditempuh yaitu dari proses tahapan yaitu tahapan pengetahuan, tahapan

perusasi,tahap pemastian, dan tahapan impelemetasi.Proses Adopsi inovasi

dan proses penerapan difusi inovasi yang mana dalam hal ini memberikan

dampak positif bagi masyarakatterutama bagi masyarakat kampung darling

dan sudimara jaya yang bsa menjadi contoh untuk kampung-kampung tematik

lainnnya.adapun manfaat yang sangat dirasakan oleh nasabah bank sampah

kampung darling ialah sangat bisa membantu dalam meningkatkan

penghasilan tambahan,serta pengetahuan akan lingkungan hidup dan tentang

pengelolaan sampah yang mana masih terdapat nilai ekonomisnya,sebagai

bentuk pengetahuan,dengan begitu masyarakat kini sudah memiliki koperasi

mandiri dengan adanya difusi inovasi yang dilakukan bank sampah kampung

darling.keberhasilan tersebut tidak lepas dari peran agent perubahan / peran

pemimpin didalam nya yang begitu aktif dalam melakukan sosialisasi keapda

masyarakat khususnya masyarakat sudimara jaya.dengan begitu proses difusi

inovasi akan semakin cepat diterima dan di adopsi oleh masyarakat.sosialisasi

yang dilakukan oleh pemimpin didalam nya menggunakan komunikasi

interpersonal kepada masyarakat yang dilakukan terus menerus.

80
Adapun hasil dari kesimpulan lain nya :

1. Bagaimana kesadaran Masyarakat sebelum dan Sesudah adanya

Kampung Darling.

Berdasarkan uraian diatas yang sudah penulis jabarkan

menyimpulkan bahwa sebelum adanya Kampung Darling di Kelurahan

Sudimara jaya Kecamatan Ciledug Kota Tangerang bahwa Masyarakat

tersebut kurang aktiv dalam bersosialisasi dengan sesama warga setempat

dan juga kurangnya Komunikasi antar warga yang menyebabkan

Masyarakat di Kampung tersebut kurang peduli dan kurangnya

pengetahuan Manfaat dan pentingnya menjaga lingkungan serta arti dari

sebuah Sampah yang mana bisa dimanfaatkan kembali dengan berjalanya

Kampung Darling dari tahun 2019 hingga sampai saat ini Sobirin selaku

ketua kepengurusan di Kampung tersebut dan juga selaku pemimpin bisa

merubah pola fikir masyarakat serta respon Masyarakat menjadi lebih

peduli akan kebersihan da kesehatan lingkungan dengan selalu

melakukan edukasi kepada Masyarakat,giat melakukan sosialisasi dengan

anggota pengrus yang lainnya yang turut terlibat kedalam Kampung

Darling dengan begitu respon Masyarakat pun sangat di sambut dengan

baik walaupun untuk merubah pola pikir Manusia apalagi Masyarakat

yang cukup banyak tidaklah mudah namun usaha untuk mengedukasikan

Masayarakat akan kepedulianya kepada lingkungan sudah berjalan

sebagaimana mestinya dan Masyarakat sudah mulai berfikir dan

membiasakan diri untuk biasakan hidup sehat dengan merubah kebiasaan

81
lama yaitu buanglah Sampah pada tempatnya melainkan Sampahku

adalah tanggung jawabku dan olah Sampah dari rumah menjadi rupiah.

2. Bagaimana Tanggapan Masyarakat Terhadap Program Kampung

Darling.

Antusias masyarakat di Kampung Darling sangat berperan

penting dalam keberlangsungan dan jalannya Kampung Darling. Karena

sebagian dari sukses nya Kampung Darling ialah adanya pemberdayaan

masyarakat terutama untuk meningkatkan kapasitas dengan memperkuat

potensi untuk menjadi berkembang. Dengan begitu respon yang sudah

dijalankan pada awal mula berdirinya Kampung Darling tentu menuai

pro dan kontra dari setiap individu. Masyarakat dengan beberapa respon

yang sudah penulis jabarkan pada BAB II mengenai beberapa tahapan

yang pertama ialah tahap pengetahuan yang mana pada tahap ini

masyarakat sudah mengetahui atau belumnya akan adanya Kampung

Darling dengan menyusun beberapa strategi dalam menjaga keberisihan

lingkungan serta merupakan suatu inovasi baru yang akan dikembangkan

melalui Kampung Darling dengan melakukan pemberdayaan Masyarakat

untuk pemanfaatan serta menutupi kebutuhan dengan begitu selaku ketua

pengurus dikampung Darling tentu harus bisa menjelaskan berbagai

startegi kepada Masayarakat yaitu dengan melakukan edukasi kepada

Masyarakat,melakukan sosialisasi terhadap Masyarakat agar Masyarakat

paham. Dengan begitu respon yang didapat akan memperoleh tingkah

laku dan pertimbangan dengan cara masayarakat menerima dengan baik

82
atau menolaknya,sejauh perkembangan Kampung Darling bekembang

masyarkat sangat erespon dengan baik apalagi melibatkan Bank

Sampah,kelompok ibu-ibu KWT,kelompok remaja Kampung Darling

yang mana tugas nya sudah diatur oleh tiap-tiap individu kelompok serta

turut dirasakan oleh masyarakat ialah mereka sangat amat terbantu

dengan adanya Kampung Darling dengan dikembangkan nya Bank

Sampah menjadi salah satu cara untuk merubah perekonomian keluarga,

memperbaikin pola hidup masyarakat agar peduli terhadap lingkungan

serta mengajarkan anak-anak yang masih kecil untuk membiasakan diri

sejak dini atas kepeduliannya terhadap lingkungan terutama kepada

Sampah.adapun mekanisme untuk pengelolan bank Sampah,dapat dilihat

pada gambar berikut.

3. Apa Saja yang Menjadi Faktor Penghambat dan Pendukung

Pelaksanaan Bank Sampah Kampung Darling.

Seiring berjalannya Kampung Darling, hingga saat ini Bank

Sampah Kampung Darling mengalami suatu kendala dalam pengelolaan

Sampah bekas yakni berupa tutup botol dan juga plastik deterjen, plastik

bekas kopi, plastik tutup aqua kemasan gelas dan berbagai macam jenis

plastik. Dikarenakan beberapa faktor kendala yaitu yang tadinya bekas

sampah pada penjelasan diatas akan dibuatkan kerajinan tangan seperti

membuat tas, dompet, vas bunga dan lainnya. Namun hal itu tidak

terlaksanakan karena mengingat tidak terdapat anggota yang dapat

mengerjakan kerajian tersebut karena mayoritas masyarakat kampung

83
tersebut adalah pekerja kantor yang mana hanya bisa menyematkan

waktu luangnya pada hari minggu saja dan itu pun berkegiatan di

Kampung Darling dengan melakukan kegiatan penimbangan sampah,

melakukan kegiatan berternak ikan lele, dan melakukan kegiatan bertani

seperti menanam kangkung yang mana kegiatan bertani ini dilakukan

oleh ibu-ibu KWT dan masyarakat yang mau bergabung dengan

meluangkan waktunya. Dengan begitu, sampah bekas plastik tersebut

masih difikirkan sampai saat ini agar secepatnya menemukan jalan

keluar.

Dan juga mengingat kembali jasa pengumpul yang dipakai

mengangkut sampah di Bank Sampah Darling juga ada beberapa yang

menampung dan tidak untuk mengangkut sampah jenis plastik tersebut

dengan beberapa faktor. Namun Sobirin dan pengurus lainnya akan tetap

memikirkan kembali perihal sampah plastik tersebut agar bisa

dipergunakan atau dijual. Selain faktor penghambat, adapun faktor

pendukung dari Bank Sampah Darling ini ialah sudah memilik banyak

kerjasama dengan beberapa Steakholder dalam program Bank Sampah

terutama kerjasama kepada Dinas Lingkungan Hidup Kota Tangerang

(DLH) turut serta dalam program Bank sampah Kampung Darling yang

mana dalam hal tersebut Kampung Darling diberikan hadiah berupa

timbangan digital untuk menimbang sampah dengan begitu ini sangat

amat membantu dalam pengerjaan.

84
4. Apa saja yang menjadi hambatan Proses Difusi inovasi Masyarakat

Kampung Darling.

Faktor penghamat yang dijalankan selama membangun sebuah

kampung tematik dan bank sampah selama ini berkaitan dengan

bagaimana cara membangun inovasi yang menarik minat

masyarakat,menggerakan masyarakat dalam upaya ikut berkontribusi dan

menciptakan kampung sesuai dengan visi dan misi dan juga hambatan

dalam melakukan edukasi serta sosialisasi dikarenakan faktor

infrastruktur yang juga kurang memadai dengan begitu selama berjalan

nya bank sampah saat ini masih berlanjut akan tetapi keterbatasan lahan

untuk proses berlansungnya bank sampah sendiri. Akan tetapi dalam

keterbatasan sarana prasaranatersebut bukan berarti kampung darling

tidak berjalan dalam wawancara kepada Informan 1,yaitu Sobirin

mengatakan bahwa untuk saat ini keberlangsungan sebuah proses

kampung dan berjalan nya bank sampah terlebih dahulu yang diutamakan

masalah terkait lahan yang terbatas akan dipikirkan kembali.

selaras dengan imbangnya proses difusi inovasi di kampung

darling maka kedepan nya akan bisa dimudahkan,dalam wawancaranya

juga Sobirin mengatakan bahwa untuk saat ini kepercayaan dan

partisipasi masyarakat terlebih dahulu yang diutamakan untuk

berlangsung nya suatu inovasi di dalam sebuah kampung,dengan begitu

terbukti bahwa masyarakat yang peduli terhadap kampung darling

semakin meningkat jumlah nya yang ingin mendaftarkan diri sebagai

85
anggota nasabah bank sampah.dengan begitu suatu proses difusi inovasi

dalam sebuah kampung tersebut dalam cepat diterima oleh masyarakat

sekitar.manfaat yang diarasakan oleh masyarakat juga ikut dirasakan oleh

seluruh pengurus karena dengan adanya kampung darling yang

membentuk suatu inovasi dalam bank sampah memberikan kontribusi

dalam mensejahterakan hidup masyarakat,sebagai upaya nilai pendapatan

tambahan untuk masyarakat,ikut memandirikan masyarakat dalam ikut

berperan dalam faktor pendukung berlangsungnya sebuah

kampung.dikarenakan peran masyarakat sebagai anggota sistem sosial

yang mendukung adanya inovasi dalam membentuk sebuah kampung dan

yang diungkapkan oleh Rogers bahwa sistem sosial memiliki hubungan

timbal balik yang relatif dalam menjalin suatu hubungan karena memiliki

nilai dan norma yang menjadi aturan perilaku masyarakat,dan selalu

memperlihatkan batas-batas yang memisahkan dan membedakan dari

lingkungan nya.

86
5.2 Saran

Adapun saran yang bisa penulis berikan untuk sementara dari hasil

penelitian yang telah dilakukan adalah:

5.2.1 Saran Akademis

Penulis mengharapkan agar penelitian ini dapat berguna bagi

mahasiswa yang akan melakukan penelitian serupa atau melakukan

penelitian lanjutan dengan topik yang sama. Penulis berharap agar

penelitian ini menjadi pembahasan dengan rasa keingintahuan untuk

penelitian selanjutnya .Dengan cara melakukan wawancara atau

penyebaran kuesioner yang lebih luas yang sama berguna untuk

mendapatkan hasil yang lebih maksimal.

5.2.2 Saran Praktis

Berdasarkan kesimpulan yang telah dikemukakan, berikut ini

beberapa saran yang diberikan kepada Kampung Darling dalam upaya

pengelolaan Bank Sampah adalah :

1) Diharapkan Kampung Darling memberikan banyak motivasi

dan edukasi lebih bayak lagi agar maksud dan tujuan nya

semakin menyebar luas kepada Khalayak khsusunya kepada

masyarakat yang berada di kelurahan sudimara jaya.

2) Diharapkan kedepan nya Kampung Darling memiliki banyak

fasilisator dalam upaya pengelolaan Sampah dengan begitu

proses yang dilakukan akan semakin cepat dan tidak memakan

87
waktu mengingat lagi bahwa Nasabah Bank Sampah Kampung

Darling sudah mulai bergabung dari 5RW yang beranggotakan

100 Nasabah.

3) Diharapkan Nantinya Kampung Darling memiliki lahan yang

lebih luas lagi dalam upaya penanaman tumbuhan yang berada

di lingkungan dikarenakan tumbuhan yang tersedia di

Kampung Darling cukup subur dan bisa dikelola lebih banyak

lagi macam-macam tanaman.

4) Diharapkan nantinya kampung darling akan semakin

berkembang dan memiliki fasilitas yang lebih mendukung

dalam proses pemilihan sampah Anorganik nya.

88
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad.R. (2016). Difusi inovasi dalam meningkatkan partisipasi masyarakat

akan kelestarian lingkungan.

bappeda. (2019). Rencana pembangunan jangka menengah Daerah Kabupaten

Lebak 2014-2019.LEBAK.BAPPEDA.

Burhan Bungin. (2008). Sosiologi Komunikasi. prenada media group.

chitta Amilia, Tubagus furqon sofhani. (2012). No Title. Difusi Inovasi Model

Representasi Masyarakat Dalam Perencanaan Publik Di Kabupaten

Sumedeng, perencanaan wilayah dan kota ASAPKK,ITB.

Creswell, J. W. (2009). Research Design (Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan

Mixed). Pustaka Belajar.

Dilla, S. (2007). Komunikasi pembangunan , suatu pendakatan terpadu,cetakan

pertama,. simbiosa Reka Tama.

Ilmiputri Chitta Amilia, T. F. S. (2012). Difusi Inovasi Model Representasi

Masyarakat dalam Perencanaan Publik di Kabupaten Sumedang.

Perencanaan Wilayah Dan Kota ASAPPK, 1 Nomor 12.

KLH. (2012). Buku Profil Bnak Sampah Tahun 2012. Deputi pengelolaan Sampah

Kementrian Lingkungan hidup.

Kriyantono. (2020). Teknik Praktis Riset Komunikasi: Disertai Contoh Praktis

Riset Media, Public Relations, Advertising, Komunikasi Organisasi,

Komunikasi Pemasaran. Kencana Prenada Media Group.

Kriyantono, R. (2012). Teknik praktis Riset Komunikasi. Kencana Prenada Media

89
Group.

Littlejohn, stephen w. (2011). Teori komunikasi; Theories of human

communication. salemba humanika.

Nasution zulkarimen. (2004). komunikasi pembangunan. In komunikasi

pembangunan (Pt. Raja G).

pendekatan kualitatif dan kuantitatif. (n.d.).

pratama h.w. (2016). difusi inovasi dan adopsi jaminan kesehatan nasional.

purwanto. (2019). pengelolaan sampah berbasis masyarakat sebagai alternatif

meningkatkan ekonomi warga RT004/RW009,Cikarang utara bekasi.

Rakhmat, J. (2009). Metode Penelitian Komunikasi. PT. Remaja Rosdakarya.

rogers,evereet, M. (2003). Diffusions on innovation.

Rogers, E. M. (1995). Diffusion of Innovations (Fourth). Free Press.

Sucahya, M., & surahman, S. (2017). Difusi inovasi program bank sampah

(model difusi inovasi pemberdayaan masyarakat dalam pengelolaan bank

sampah alam lestari kota serang prov.Banten).

sulistyani. (2004). kemitraan dan model model pemberdayaan masyarakat.

teknik praktis riset komunikasi. (2007). kencana.

90
Lampiran

Nama : Anisa Safitri

Nim : 1801030110

Tempat/Tanggal Lahir : Tangerang 08 mei 1999

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Status : Belum Menikah / Lajang

Alamat Rumah : Gang hj, Muhamad RT02/10 Cipondoh

Kota Tangerang

Pendidikan : SDN Karyasari 02 Bogor Lulus tahun 2012

SMP Muhamadiyah Bogor, Lulus Tahun 2015

SMK Teknomedika Bogor , Lulus tahun 2018

91
LAMPIRAN PEDOMAN WAWANCARA

 Profile Informan I

Nama : Sobirin

Umur : 48 tahun

Jabatan : Sebagai Ketua pengurus Kampung Darling dan Bank Sampah

Sobirin biasa di panggil adalah pak Sobirin ini ialah menjabat

sebagai Ketua pengurus Kampung Darling dan Bank Sampah yang sudah

dikelolanya selama 2tahun samapai dengan saat ini, selain menugaskan

diri sebagai pengurus di Kampung Darling aktifitas Sobirin juga bekerja

sebagai Cetak Sablon, bikin undangan, brosur dan lain-lain maka dari itu

Sobirin mengerti akan Teknologi dan cara-cara menyalurkan ide lewat

internet yang menjadikan Kampung Darling eksis dalam mengikuti

perkembangan zaman.

 Informan 2

Nama : Aminah

Umur : 45 tahun

Jabatan : sebagai ketua ibu-ibu KWT

Ibu Aminah yang biasa di sebut dengan panggilan Umi ini ialah

ketua dari anggota ibu-ibu KWT Kampung Darling yang mana tugasnya

ialah mendapampingin para anggota yang akan melaksanakan kegiatan

serta Umi Aminah yang menjadi penyelanggara acara pada ibu-obu

92
Kelompok wanita tani sehari-harinya ibu minah ini bekerja sebagai ibu

rumah tangga di di rumah nya sendiri aktivitas yang ia lakukan banyak nya

hanya menghabiskan waktu dirumah dan kalau ada acara tertentu berkaitan

dengan Kampung Darling Umi Aminah selalu hadir dalam kegiatan

tersebut.

 Informan 3

Nama : Supriyati

Umur : 51 tahun

Jabatan : sebagai Anggota ibu KWT

Ibu Supriyati yang biasa dipanggil yati ini sama dengan ibu

Aminah yang mana kesehariannya jika tidak mengurus Kampung Darling

hanya sebagai ibu rumah tangga, dengan mengikuti sebagai anggota KWT

pada setiap minggunya ibu Supriyati ini merasakan banyak manfaat dan

pembelajaran yang dapat diambil dari diadakan nya Kampung Darling

terutama dalam membantu perekonomian keluarga, dan belajar

membiasakan diri untuk hidup sehat dan bersih dari lingkunga.

 Informan 4

Nama : Yudi Pradana

Umur : 42 tahun

Jabatann : selaku kabid (DLH) Dinas Lingkungan Hidup Tangerang.

93
Yudi pradana merupakan anggota dari Dinas Lingkungan Hidup yang

mana jabatan nya di DLH sebagai ketua bidang kebersihan dan pengelolaan

sampah yang mana dalam hal ini berperan sebagai fasilisator terhadap Kampung

Darling dalam keterangan wawancara nya menjelaskan bahwa Bank Sampah yang

sudah dibangun sejak 2019 sampai dengan saat ini merupakan salah satu Bank

Sampah maju di Kota Tangerang yang ikut berkontribusi dalam upaya

pengurangan jumlah sampah di TPA Rawa Kucing dan ditegaskan oleh Yudi

Pradana semoga Kampung Darling semakin maju dan memberikan motifasi bagi

Kampung Tematik lain nya yang berada di Kota Tangerang.

 Informan 5

Nama : Linda

Umur : 35 tahun

Jabatan : Nasabah Bank Sampah kampung Darling

 Informan 6

Nama : Muslimin ahmad

Umur : 49 tahun

Jabatan : Masyarakat Kampung Darling

94
Lampiran Dokumentasi Penelitian

wawancara kepada seluruh petugas Kampung Darling

wawancara dengan Ketua pengurus sekaligus Rt dan Anggota ibu KWT

95
Wawancara dengan Nasabah dan masyarakat Kampung Darling

Wawancara kepada ibu-ibu KWT Kampung Darling

Surat Keterangan izin wawancara kepada DLH yang sudah dilegaisir oleh DLH

96
Wawancara dengan Kabid DLH yudi pradana

97

Anda mungkin juga menyukai